Anda di halaman 1dari 27

Nama Kelompok

1. Eki Nakia Utami


2. Farras Puti Dzakirah
3. Fatimah

Kelas: SMTS 07 A
REVIEW JURNAL
PONDASI DANGKAL DI ATAS TANAH LUNAK DENGAN
PERKUATAN CERUCUK GALAM BERDASARKAN PERCOBAAN
LAPANGAN
1 Latar Belakang

2 Tinjauan Pustaka

Table of 3 Metode Penelitian

Analisis
Contents
4

5 Kesimpulan

3
1

LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG

Pembangunan konstruksi diatas tanah lunak merupakan suatu permasalahan yang cukup besar di
bidang geoteknik. Hal ini dikarenakan rendahnya daya dukung tanah dan besarnya penurunan
yang terjadi. Di Banjarmasin Kalimantan Selatan lapisan tanah lunak mempunyai ketebalan hingga
25 m dan tanah keras rata-rata terdapat pada kedalaman sekitar 40 m.
Pada umumnya pemilihan pondasi tiang sering digunakan dalam merencanakan berbagai struktur
penting seperti jalan, jembatan, dan sebagainya, padahal apabila lapisan tanah keras atau lapisan
tanah yang mampu mendukung beban tersebut jauh dari permukaan tanah maka penggunaan
pondasi tiang biasa akan memerlukan biaya yang sangat besar.
Minipile kayu atau cerucuk merupakan solusi permasalahan pada perbaikan tanah lunak, karena
relatif murah dan mudah dilaksanakan. Pemberian cerucuk diperkirakan akan meningkatkan daya
dukung tanah dan mengurangi penurunan (settlement) yang terjadi apabila dibebani suatu pondasi
dangkal

5
2

TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Tanah Lunak
Tanah Lunak adalah tanah yang jika tidak dikenali dan diseliidiki secara berhati-hati dapat menyebabkan masalah
ketidakstabilan dan penurunan jangka panjang yang tidak dapat ditolerir, tanah tersebut mempunyai kuat geser
yang rendah dan kompesibilitas yang tinggi. Tanah lunak terbagi menjadi dua, yaitu tanah lempung lunak dan
tanah gambut (Panduan Geoteknik 1 Proses Pembentukkan dan Sifat-Sifat Dasar Tanah Lunak, 2002)

Sifat Tanah Lunak


Tanah lunak merupakan tanah kohesif yang terdiri dari sebagian besar butir-butir kecill. Sifat tanah lunak adalah
kuat geser kecil, kemampatan besar, koefisien permeabilitas yang kecil dan mempunyai daya dukung rendah jika
dibandingkan dengan tanah lempung lainnya.

Permasalahan Tanah Lunak


Salah satu permasalahan utama pada tanah lunak dalam suatu pekerjaan konstruksi adalah penurunan tanah
yang sangat besar. Penurunan yang besar tersebut disebabkan oleh pernurunan konsolidasi pada tanah.

7
TINJAUAN PUSTAKA

Metode Perbaikan Tanah Pada Tanah Lunak


Ada beberapa cara untuk melakukan perbaikan tanah pada tanah lunak:
• Cerucuk
• Perkuatan dengan geotekstik
• Prefabricated Vertival Drain (PVD)
• Perkuatan dengan Stone Mattress
• Perkuatan tanah dengan Pile
• Perbaikan tanah dengan Vacuum Preloading

8
Cerucuk

Cerucuk atau mini-pile adalah suatu tiang yang terbuat dari kayu, bambu atau beton dengan relatif
pendek yang dipasang sebagai grup tiang atau tiang satu-satu secara vertikal atau miring. Ceucuk
terdiri dari dua bagian yaitu cerucuk dan kepala cerucuk ( berfungsi untuk menyatukan kelompok
tiang dalam menerima beban) . 9
Cerucuk

Penggunaan cerucuk sebagai elemen penahan tanah sudah dilakukan di masa lalu, karena cara ini
dapat memberikan solusi yang efisien, antara lain karena cerucuk dapat dengan mudah tanpa
menggangu keseimbangan lereng (Deber dan walays, 1970, Ito dkk, 1981)

Cerucuk digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan tahanan geser tanah. Apabila komponen
tahanan tanah terhadap geser meningkat maka daya dukung tanah juga menjadi meningkat.
Cerucuk dapat berfungsi menahan gaya geser lebih besar dibandingkan tanah.

Cerucuk memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan turap dalam mengatasi overall stability.
Alasanya berdasarkan pada kemampuan cerucuk yang dapat menghambat tanah pada bidang
longsornya.

10
Kelebihan Cerucuk

Pemakaian cerucuk sebagai usaha untuk meningkatkan daya dukung secara sederhana memiliki beberapa keunggulan antaralain:

• Biaya yang telatif murah

• Bahan mudah didapat

• Pelaksanaan nya sederhana

• Mudah dikontrol serta waktu pelaksanaan yang singka

Meningkatan daya dukung tanah:

• Peningkatan daya dukung tanah sebesar 60% oleh cerucuk miring

• Peningkatan daya dukung tanah tanah 37% oleh cerucuk tegak

• Peningkatan daya dukung tanah sebesar 33% bila dipakai kombinasi tegak dan miring

( Soebianto Tjandrawibawa )

11
PEMASANGAN CERUCUK
Alat dan Bahan 1

2 Penentuan Lokasi

Penyiapan Tanah 3

4 Pemasangan Cerucuk

Pemasanan Kepala
5
Cerucuk

12
PEMASANGAN CERUCUK

Pelaksanaan
• Pemancangan cerucuk kayu dapat menggunakan tenaga manusia, alat pancang
cerucuk atau dengan Back Hoe.
• Lantai kerja, dengan muka air cukup tinggi, maka lokasi pemasangan cerucuk
dapat diurug terlebih dahulu dengan material setempat. Bila menggunakan alat
pancang cerucuk harus diberi landasan dari balok atau papan kayu

13
Alat dan Bahan
Uraian Persyaratan Bahan:
Diameter Minimum 8 cm, maksimum 15 cm 1. Lantai Kerja ( berupa bahan setempat
Panjang Minimum 3,5, maksimum 6 in yaitu tanah lempung, tanah organik, pasir
kuarsa dengan cara PLTB (Penyiapan
Kelurusan Cukup lurus, tidak belok dan bercabang Lahan Tanpa Bakar)
Kekuatan Minimum kelas kuat II I PKKI 1973
Tegangan Minimum Was kuat III untuk mutu A PKKI 1973 2. Kepala Tiang
• Papan Kayu
• Tiang kayu dengan dimensi dan kekuatan
Peralatan : 6. Alat pengankut tanah yang sama dengan cerucuk
1. Gergaji kayu 7. Alat pancang cerucuk • Paku panjang minimal 1,5 diameter kayu
2. Kapak 8. Alas pemukul tiang yang akan dipaku
3. Palu 5 kg 9. Perancah atau platform • Tanah yang telah distabilitasi sehingga
4. Linggis dari susunan kayu berfungsi untuk menyatukan kelompok tiang
dalam menerima beban dan penyeragaman
5. Cangkul 10.Backhoe
penurunan
11.Mesin las • Kawat untuk mengikat tiang-tiang satu
sama lain
• Pelat besi penutup tian 14
Penetuan Lokasi dan Penyiapan Tanah

Penentuan Lokasi Penyiapan Tanah


1. Pasang Patok-Patok ukur untuk menentukan lebar 1. Bersihkan tanah dasar yang dapat
dan panjang pondasi menggangu pelaksanaan
2. Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk
2. Ratakan lahan dengan cara Penyiapan lahan
yang dipancang dan diberi tanda dengan
Tanpa Bakar (PLTB)
menggunakan patok-patok
3. Bila muka air mencapai permukaan tanah,
maka timbun tanah dasar sehingga muka
tanah timbunan di atas muka air

Keterangan:

b= lebar pondasi

+ Patok tanda penempatan cerucuk (dilihat dari atas)

• Tanda penempatan cerucuk (dilihat dari samping)


15
16
3

METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini cerucuk yang digunakan dengan panjang yang relatif pendek (1
m, 1,5 m dan 2 m). Model pondasi dangkal yang digunakan adalah pondasi plat bujur
sangkar sehingga diambil ukuran 1 m2 dan tebal plat 7 cm. Pengambilan panjang
cerucuk ini didasarkan dengan tujuan penelitian sebagai pondasi dangkal, dimana
lebar pondasi (B) berbanding kedalaman pondasi (D) harus < 4. Dengan lebar plat
pondasi (B) = 1,0 m dan kedalaman pondasi diambil sebagai panjang tiang/cerucuk
1,0 m, 1,5 m dan 2,0 m sehingga perbandingan yang didapatkan masih < 4.

18
METODE PENELITIAN
Penelitian dibuat dalam 2 tahap

Tahap 1 Tahap 2
Tahap pertama dilaksanakan untuk Tahapan kedua dilakukan dengan
mendapatkan daya dukung ultimit memberikan beban tetap dengan
pondasi dangkal yang diberikan persentasi beban terhadap daya dukung
perkuatan cerucuk dan penambahan luas ultimit pada Tahap I . Pada Tahapan
area yang diberi cerucuk dibawah kedua ini diharapkan akan didapatkan
pondasi dangkal. Dimana diharapkan perilaku penurunan pada pondasi
akan didapatkan korelasi antara jumlah dangkal dengan perkuatan
tiang yang digunakan, panjang tiang cerucuk/minipile.
tertanam serta luas area yang diberi
cerucuk.

19
Mulai

METODE
Studi Literatur

PENELITIAN Preliminary Design


(Menentukan Panjang Cerucuk, Ukuran Plat
Pondasi, Tebal Plat Pondasi)

Tidak

𝐵
< 4?
𝐷

Ya

Menghitung Daya
Dukung Ultimit

Menentukan Korelasi Jumlah Tiang,


Panjang Tiang, Luas Area

Uji Pembebanan Statis

Tidak
Output
Besar Penurunan

𝑆𝐹 > 2,5 ?

Ya

Selesai 20
4

ANALISIS
ANALISIS (TAHAP 1)
2. Hubungan antara penurunan pondasi panjang cerucuk
1. Hubungan antara penurunan pondasi panjang cerucuk
tertanam sama , jarak antar cerucuk berbeda dan luas area
tertanam berbeda, jarak antar cerucuk sama dan luas cerucuk sama.
area cerucuk sama
Percobaan lapangan pada tiga sampel yang memiliki jarak antar
Dari hasil percobaan lapangan pada 3 sampel yang memiliki cerucuk berbeda dimana pengaturan jarak antar tiang berdasarkan
kedalaman/panjang cerucuk tertanam berbeda yaitu : 1,0 m, 1,5 lebar pondasi dangkal yaitu ¼ B, 1/3 B dan ½ B.
m dan 2,0 m. Semakin pendek tiang yang tertanam semakin Dari hasil penelitian didapatkan semakin pendek/dekat jarak antar
besar penurunan yang terjadi, semakin panjang tiang yang cerucuk semakin kecil penurunan yang terjadi, semakin jauh jarak
tertanam semakin kecil penurunan yang terjadi. Sehingga untuk antar cerucuk semakin besar penurunan yang terjadi. Jarak antar
mengurangi penurunan pondasi sebaiknya diambil pondasi tiang juga mempengaruhi jumlah tiang perkuatan pondasi, dimana
dengan panjang tiang yang lebih panjang. pada sampel dengan jarak 25 cm jumlah tiang 81 batang, 37,5 cm
jumlah tiang 36 batang dan pada jarak 50 cm jumlah tiang 25 batang.
Sehingga juga dapat disimpulkan semakin banyak tiang tertanam di
bawah area pondasi semakin besar daya dukung ultimit tiang.

22
ANALISIS (TAHAP 1)
3. Hubungan antara penurunan pondasi panjang cerucuk tertanam sama , jarak antar cerucuk sama dan luas area
cerucuk berbeda.
Dari hasil percobaan lapangan pada tiga sampel yang memiliki luas area cerucuk berbeda, didapatkan semakin besar
area diluar pondasi yang diberi cerucuk semakin kecil penurunan yang terjadi, dan semakin kecil area yang diberi cerucuk
semakin besar penurunan yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan daya dukung pondasi dapat juga
dengan memberikan perkuatan cerucuk di sekitar pondasi.

23
ANALISIS (TAHAP 2)
Percobaan ini dilakukan dengan cara memberikan beban tetap pada Hasil percobaan pada sampel LT-1-22 ini semakin besar persentasi beban
ultimit yang diterapkan, semakin besar penurunan yang terjadi.
pondasi dangkal kemudian penurunan yang terjadi diamati secara
terus menerus pada jangka waktu yang cukup lama. Pondasi dengan beban 40% qu hingga waktu pengamatan penurunan 120
hari (3 bulan) penurunan yang terjadi < 10 mm, sedangkan untuk beban 60%
Ada 2 sampel panjang cerucuk yaitu sample dengan panjang cerucuk qu dan 100% qu penurunan sebesar 10 mm sudah terjadi < 15 hari. Berarti
untuk mengurangi penurunan sebaiknya pembebanan yang dapat diterapkan
1,0 m dan 2,0 m (Tabel 2). Masing-masing sampel dilakukan 3 (tiga)
harus < 40% qu.
percobaan berdasarkan beban ultimit pondasi (qu) pada penelitian
Percobaan pada tiang tertanam 2,0 m, hasilnya secara umum sama dengan
Tahap I. pondasi dengan tiang 1,0 m yaitu semakin besar beban yang diterapkan
semakin besar penurunan yang terjadi. Dari percobaan dengan variasi
type a = 60% beban ultimit jangka pendek (LT-a)
panjang tiang 1,0 dan 2,0 m didapatkan bahwa untuk mendapatkan
type b = 40% beban ultimit jangka pendek (LT-b) penurunan yang kecil dan diharapkan aman terhadap konstruksi, beban
yang diterapkan harus < 40% beban ultimit atau Safety Factor sebaiknya >
type c = 100% beban ultimit jangka pendek (LT-c). 2,5.

24
5

KESIMPULAN
Kesimpulan
Pada pondasi dengan panjang cerucuk tertanam berbeda, jarak antar tiang sama dan luas area cerucuk sama, didapatkan bahwa
1 semakin pendek panjang tiang yang tertanam semakin besar penurunan yang terjadi, semakin panjang tiang yang tertanam semakin
kecil penurunan yang terjadi.

Pada pondasi dengan panjang cerucuk tertanam sama, jarak antar tiang berbeda dan luas area cerucuk sama, semakin pendek/dekat
2 jarak antar cerucuk semakin besar daya dukung pondasi (penurunan semakin kecil), semakin jauh jarak antar cerucuk semakin kecil
daya dukung pondasi (penurunan semakin besar).

Pada pondasi dengan panjang cerucuk tertanam sama, jarak antar tiang sama dan luas area cerucuk berbeda, semakin luas area yang
3 diberikan cerucuk semakin besar daya dukung pondasi (semakin kecil penurunan yang terjadi), semakin kecil area yang diberi cerucuk
semakin kecil daya dukung pondasi (semakin besar penurunan yang terjadi).

Semakin banyak jumlah cerucuk yang diberikan dibawah pondasi semakin besar daya dukung tiang atau semakin kecil penurunan
4
pondasi dangkal.

5 Pembebanan yang cukup aman pada pondasi sebaiknya < 40% beban ultimit.

Safety Factor yang dapat digunakan untuk pondasi dangkal diatas tanah lunak sebaiknya > 2,5 atau Rasio Beban yang bekerja harus
6
< 40 %. 26
Thank You for
Watching!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai