Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran utama aplikasi sistem informasi dalam bisnis adalah untuk memberikan dukungan efektif
atas strategi perusahaan agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif. Peran strategis sistem
informasi melibatkan penggunaan teknologi informasi adalah untuk mengembangkan berbagai
produk, layanan dan kemampuan yang dapat memberikan keunggulan yang besar bagi
perusahaan atas tekana kompetitif dalam pasar global. Hal ini menciptakan sistem informasi
strategis yang mendukung atau membentuk posisi kompetitif dan strategi dari perusahaan
bisnis. Dengan kata lain, perpaduan sistem informasi dengan teknologi informasi dapat
membantu organisasi dalam hal :
1. Memperoleh keunggulan kompetitif
2. Mengurangi kelemahan kompetitif
3. Memenuhi tujuan strategis perusahaan

Perusahaan dapat bertahan hidup dan berhasil dalam jangka panjang hanya jika perusahaan
tersebut berhasil mengembangkan strategi untuk menghadapai tekanan kompetitif yang
membentuk struktur persaingan dalam dunia usaha.

Dalam model klasik Michael Porter mengenai strategi kompetitif, Bisnis apapu yang ingin
bertahan hidup dan berhasil harus mengembangkan dan mengimplementasikan berbagai
strategi untuk secara efektif mengatasi :

1. Persaingan dari para pesaing dalam industrinya.


2. Ancaman pemain baru dalam industry dan pasarnya.
3. Ancaman yang dihadapi karena adanya produk pengganti yang dapat mengambil pangsa
pasar.
4. Daya tawar pelanggan.
5. Daya tawar pemasok.
Dalam menerapkan strategi bisnis yang kompetitif, perlunya penerapan sistem informasi bagi
perusahaan. Karena sistem informasi memiliki peran strategis antara lain :

- Hasil potensial dari penggunaan strategi sistem informasi meningkatkan efisiensi


operasional.
- Memperkenalkan inovasi bisnis.
- Membangun sumber informasi strategis.
- Meningkatka produktivitas dan menurunkan biaya operasi produksi atau jasa baru.
- Meningkatkan kualitas dan fitur produk serta jasa.
- Meningkatkan proses operasional dan lingkungan kerja yang efektif dan efisien.
B. Perumusan Masalah

Tantangan yang dihadapi PT. PLN Indonesia untuk memberikan layanan jasa secara cepat dan
tepat dalam setiap kegiatan bisnis baik yang bersifat operasional maupun internal (penjadwalan
dan pengelolaan database), dalam memberikan kepuasan bagi para pelanggan / pengguna jasa,
mendorong PT. PLN Indonesia untuk menerapkan strategi sistem informasi dalam upaya
mengakomodasikan kebutuhan perusahaan untuk dapat beroperasi secara efektif dan efisien.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk lebih memahami Pengertian Sistem Informasi dan manfaatnya
bagi perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif dalam dunia usaha.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2010) pengertian sistem secara sederhana adalah kumpulan komponen
yang saling berhubungan dengan batas definisi yang jelas, bekerja bersama untuk mencapai
tujuan umum. Sistem Informasi adalah kombinasi terorganisir dari manusia, hardware,
software, jaringan komunikasi, sumber data dan prosedur yang menyimpan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

2. Komponen Sistem Informasi

Model sistem informasi menggambarkan kerangka konseptual tentang komponen utama


dan aktivitas sistem informasi. Sebuah sistem informasi bergantung pada sumber daya
manusia (pengguna akhir dan spesialis), hardware (mesin dan media), software (program
dan prosedur), data (data dan basis pengetahuan), dan jaringan (media komunikasi dan
dukungan jaringan) untuk melakukan aktivitas input, processing, output, storage, dan
control yang mentransformasi sumber daya data kedalam produk informasi . Model sistem
informasi membantu mengikat antara komponen utama dan aktivitas dari semua jenis
sistem informasi. Hal ini menjadi sebuah kerangka kerja yang menekankan pada empat
konsep utama, yaitu :

a. Manusia, Hardware, Software, data, network yang merupakan 5 sumber daya utama
dari sistem informasi.
b. Sumber daya manusia termasuk pengguna dan spesialis, sumber daya hardware
terdiri dari mesin dan media, sumber daya software terdiri dari program dan
prosedur, sumber daya data terdiri dari data dan basis pengetahuan, dan sumber
daya network terdiri dari media komunikasi dan jaringan.
c. Sumber daya data ditransformasi melalui aktivitas proses informasi kedalam
berbagai produk informasi bagi pengguna akhir.
d. Proses informasi yang terdiri dari kegiatan sistem dasar yaitu input, processing,
output, storage, dan control.
3. Sumber Daya Sistem Informasi
Sebuah sistem informasi terdiri dari 5 jenis sumber daya utama, yaitu :
a. Sumber Daya Manusia
 Pengguna Akhir (Pengguna atau Klien)
Pengguna adalah orang yang menggunakan produk sistem informasi atau
informasi. Mereka dapat menjadi pelanggan, sales, insinyur, pramuniaga,
akuntan, atau manajer dan ditemukan pada semua level organisasi. Pada
kenyataannya, sebagian besar dari kita adalah pengguna akhir sistem
informasi. Banyak dari pengguna akhir di bisnis adalah knowledge workers
yang merupakan orang yang menghabiskan banyak waktu mereka
mengkomunikasikan dan mengkolaborasikan ditim atau kelompok kerja
untuk menciptakan, menggunakan, dna mendistribusikan informasi.
 Spesialis Sistem Informasi

Spesialis adalah orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem


informasi. Mereka adalah sistem analis, pengembang software, operator
sistem, teknikal, dan manajerial lainnya. Singkatnya sistem informasi
berdasarkan permintaan pengguna akhir lalu pengembang software
menciptakan program computer berdasarkan spesifikasi sistem analis, dan
operator sistem membantu memonitor dan mengoperasikan sistem
komputer dan jaringan yang besar.

b. Sumber Daya Hardware

Konsep sumber daya hardware termasuk semua peralatan fisik dan material yang
digunakan dalam proses informasi. Secara khusus, tidak hanya mesin dan komputer
serta peralatan lainnya, tetapi juga semua media data berupa objek berwujud yang
dicatat dari lembar kertas ke disket optic atau magnetic. Contoh Hardware
komputer berdasarkan sistem informasi adalah :

 Sistem Komputer
 Perangkat Komputer
c. Sumber Daya Software
Sumber Daya Software termasuk semua kelompok instruksi pengolahan informasi.
Konsep umum perangkat lunak tidak hanya mencakup instruksi pengoperasian yang
disebut program, yang secara langsung mengontrol Hardware Komputer, tetapi juga
instruksi pengolahan informasi yang disebut prosedur. Berikut contoh Sumber Daya
Software :
 Software Sistem, seperti program sistem operasi yang mengontrol dan
mendukung operasi sistem komputer. Microsoft Windows adalah
contoh dari sistem operasi komputer yang terkenal.
 Software Aplikasi, merupakan program yang langsung memproses
penggunaan computer oleh pengguna akhir. Contohnya, analisis sales,
upah, dan program pengolahan kata.
 Prosedur, merupakan instruksi operasi bagi orang yang akan
menggunakan sebuah sistem informasi.
d. Sumber Daya Data
Pengertian Data lebih daripasa raw material pada sistem informasi. Konsep sumber
daya data diperluas oleh manajer dan para professional sistem informasi. Mereka
menyadari bahwa data merupakan sumber daya organisasi yang berharga. Konsep
data sebagai sumber daya organisasi dihasilkan dalam berbagai perubahan di
organisasi modern. Sebelumnya data diambil dari hasil transaksi umum, namun saat
ini data disimpan, diproses, dan dianalisis menggunakan aplikasi software canggih
yang mengaitkan hubungan kompleks antara penjualan, pelanggan, competitor, dan
pasar.
Data bisa berbagai bentuk, termasuk data alfa numerik yang terdiri dari angka, kata,
dan karakter lainnya yang menjelaskan transaksi bisnis dan peristiwa lainnya; data
teks yang terdiri dari kalimat dan paragraph dan ditulis dalam komunikasi tertulis;
data gambar seperti grafik, fotografi, dan gambar video, data audio, termasuk suara
manusia dan suara lainnya.
Sumber daya data pada sistem informasi biasanya diorganisir, disimpan, dan diakses
oleh berbagai teknologi manajemen sumber daya data kedalam :
 Database yang menyimpan pengolahan dan pengorganisasian data.
 Basis pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai
bentuk seperti fakta, aturan, dan contoh kasus mengenai praktik bisnis
yang sukses.
e. Sumber Daya Jaringan
Teknologi komunikasi dan jaringan seperti internet, intranet, dan extranet
merupakan hal yang penting terhadap kesuksesan bisnis dan perdagangan
komersial dari seluruh jenis organisasi dan komputer organisasi berdasarkan sistem
informasi. Jaringan telekomunikasi terdiri dari computer, prosesor komunikasi, dan
alat lainnya yang dihubungkan oleh media komunikasi dan dikontrol oleh software
komunikasi. Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa teknologi komunikasi
dan jaringan merupakan komponen sumber daya yang mendasar dari semua sistem
informasi. Sumber daya jaringan termasuk :
 Media Komunikasi. Contohnya kabel fiber optic, microwave, selular,
teknologi wireless satellite.
 Infrastruktur Jaringan. Kategori umum ini menekankan bahwa banyak
hardware, software, dan teknologi data dibutuhkan mendukung operasi
dan penggunaan jaringan komunikasi. Contoh prosesor komunikasi
adalah modem dan prosesor internetwork, dan software control
komunikasi, seperti sistem operasi jaringan dan paket browsing internet.
4. Aktivitas Sistem Informasi

Terdapat 5 aktivitas dasar pengolahan informasi dalam sistem informasi, yaitu :

a. Sumber Daya Input Data (Input)


Data mengenai transaksi bisnis dan transaksi lainnya harus diambil dan disiapkan
untuk diproses dengan kegiatan dasar entri data merekam dan mengedit. Pengguna
akhir biasanya merekam data tentang transaksi pada beberapa jenis medium fisik,
seperti paper, atau memasukkan secara langsung kedalam sistem komputer. Hal ini
biasanya termasuk berbagai kegiatan mengedit untuk memastikan bahwa data yang
telah dicatat benar. Saat ada dimasukkan harus ditransfer kedalam machine
readable media, seperti disket atau taoe hingga saat pemrosesan.
b. Pemrosesan Data kedalam Informasi (Processing)
Data biasanya dimanipulasi dengan kegiatan kalkulasi, perbandingan, pengurutan,
klasifikasi, dan penjumlahan. Kegiatan mengorganisasi, menganalisis, dan
memanipulasi data lalu mengkonversi data kedalam informasi oleh pengguna akhir.
Kualitas data disimpan dalam sistem informasi dan harus dijaga dengan proses
koreksi dan pembaharuan (updating) secara terus-menerus.
c. Output Produk Informasi (Output)
Informasi dalam berbagi bentuk ditransmisi ke pengguna akhir dan membuat
ketersediaan dalam kegiatan output. Tujuan sistem informasi adalah menghasilkan
produk informasi yang tepat bagi pengguna akhir. Produk informasi yang umum
adalah tampilan video, dokumen kertas, dan balasan audio yang menyediakan
pesan, formulir, laporan, daftar, tampilan grafik, dll.
d. Penyimpanan Data, Model, dan Pengetahuan Sumber Daya (Storage)
Penyimpana adalah sistem komponen utama dari sistem informasi. Penyimpanan
merupakan kegiatan sistem informasi yang mana sumber daya data dan informasi
disimpan dalam sebuah cara pengorganisasian untuk selanjutnya dipergunakan.
Sumber daya data dan informasi yang penting dari sebuah organisasi biasanya
disimpan oleh sistem informasi dalam bentuk berikut :
 Database, yaitu proses penyimpanan dan organisasi data yang
dibutuhkan oleh perusahaan dan pengguna akhir.
 Basis Model, yaitu menyimpan model konseptual, matematik, dan
logika yang menyatakan hubungan bisnis, perhitungan rutin, atau teknik
analisis.
 Basis Pengetahuan, yaitu menyimpan pengetahuan berupa subjek
dalam berbagai bentuk seperti fakta atau peraturan.
e. Kontrol Kinerja Sistem (Control)
Sebuah sistem informasi seharusnya menghasilkan umpan balik mengenai kegiatan
input, processing, output, dan storage. Umpan balik ini harus diawasi dan dievaluasi
untuk menentukan jika sistem memperlihatkan hasil standar. Lalu aktivitas sistem
harus disesuaikan sehingga produk informasinya tepat diproduksi bagi pengguna
akhir.
5. Jenis Sistem Informasi
Sistem informasi dikategorikan ke dalam dua peran utama, yaitu :
a. Sistem Pendukung Operasional (Operations Support Systems)
Sistem informasi selalu dibutuhkan untuk memproses data yang dihasilkan dan
digunakan dalam operasi bisnis. Contohnya sistem pendukung operasional
menghasilkan berbagi produk informasi untuk pengguna internal dan eksternal yang
tidak menekankan prosuk informasi spesifik sehingga dapat digunakan oleh manajer.
Pengolahan lebih lanjut oleh sistem informasi manajemen biasanya dibutuhkan. Peran
sistem pendukung operasional adalah memproses transaksi bisnis, mengontrol proses
industry, mendukung komunikasi dan kolaborasi perusahaan, serta mengupdate
database perusahaan secara efisien. Sistem pendukung operasional terdiri dari :
o Sistem Proses Transaksi (Transaction Processing System) Proses data yang
dihasilkan dari transaksi bisnis, mengupdate database operasional, dan
menghasilkan dokumen bisnis.
Contohnya : proses inventori dan penjualan, sistem accounting.
o Proses Sistem Kontrol (Process Control Systems)
Proses monitor dan kontrol industry. Contohnya :penyulihan minyak bumi,
pembangkit tenaga listrik, sistem produksi baja.
o Sistem Kolaborasi Perusahaan (Enterprise Collaboration Systems)
Tim pendukung, kelompok kerja, dan kolaborasi serta komunikasi perusahaan.
Contohnya : sistem e-mail, chat, dan video conference.
b. Sistem Pendukung Manajemen (Management Support Systems)
Saat aplikasi sistem informasi focus pada penyediaan informasi dan dukungan untuk
keefektifan pembuat keputusan oleh manajer, disebutnya sistem pendukung
manajemen. Secara konsep, beberapa tipe major dari sistem informasi mendukung
berbagai tanggung jawab pembuat keputusan, yaitu :
 Sistem Informasi Manajemen (Management Informations Systems –
MIS) Menyediakan informasi dalam bentuk laporan spesifik dan display
untuk mendukung pembuat keputusan bisnis. Contohnya : analisis
penjualan, performance produksi, dan sistem laporan tren biaya.
 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems – DSS)
Menyediakan dukungan interaktif ad hoc untuk proses pembuat
keputusan manajer dan professional bisnis lainnya. Contohnya :
pelabelan harga produk, estimasi keuntungan, dan sistem analisis resiko.
 Sistem Informasi Eksekutif (Executive Informaton Systems)
Menyediakan informasi kritits dari MIS, DIS, dan sumber daya lainnya
yang disesuaikan terhadap kebutuhan informasi eksekutif. Contohnya :
sistem untuk mempermudah akses analisis performance bisnis, aksi
competitor, dan pengembangan ekonomi untuk mendukung
perencanaan strategis.

B. Studi Kasus : PT. PLN Indonesia


Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri.
Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali
dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NVNIGM yang memperluas usahanya dari hanya di
bidang gas ke bidang tenaga lisrtik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-
perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17
Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia
pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada
tanggal 27 Oktober 2945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan
kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan
Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas, yang pada
tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara
(PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan statu Perusahaan Listrik Negara sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN), dan ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha
ketenagalistrikan.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) yang menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang.
C. Sistem Informasi Manajemen dalam PT. PLN (Persero)
Program pengembangan sistem informasi manajemen PLN memprioritaskan implementasi
aplikasi perusahaan dan manajemen pelanggan.

Aktivitas yang telah dilakukan perusahaan hingga akhir 2006 antara lain :
- Enterprise Resource Planning (ERP)
o Operasi sepenuhnya dari sistem ERP dimulai dari 4 projek awal (pilot project) antara
lain : kantor utama, distribusi Bali, distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan PLN P3B.
o Inisiasi implementasi program Go Live Support Extension (GLSE)
- Informastion Technology Master Plan (ITMP)
o Pembuatan aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP), dimana salah satunya
adalah corporate and shared services (CSSC – Corporate Share Service Center).
o Pengaturan dari scenario yang terbesar dari pengembangan sebuah Customer
Infromation System (CIS).
- Information Technology Detail Implementation Plan (ITDP)
Penyelesaian laporan dari awal, yaitu pengisian kuesioner untuk DisCo (Distribusi),
TransCo ( Transmisi), dan GenCo (Generasi), dan kemudian akan dilanjutkan dengan
studi komparatif pada praktek terbaik sebelum kompilasi akhir dari dokumen-dokumen
perencanaan detail IT (IT Details Plan Document).
- Customer Information System (CIS)
Pembentukan tim koordinasi CIS PLN 2006 yang menyusun dan menyiapkan rencana
kebijakan dan aktivitas untuk mengimplementasikan aplikasi CIS PLN 2006.
- E-Procurement
o Modul KHS (Unit Price Agreement) dari aplikasi e-Proc telah beroperasi dalam
beberapa bagian unit PLN.
o Aplikasi SIMAT menggunakan aplikasi data pendukung dari keseimbangan supply
material untuk e-Proc dalam 17 unit.
- I-SMS
o Penyelesaian dari Service Cooperation Agreement untuk I-SMS 8123 untuk periode
tahun 2006 – 2007 antara PT PLN (Persero) dan operator selular sebagai penyedia
konten (Content Provider)
o Penandatanganan Kontrak (Agreement) dari layanan I-SMS out-in Service Pilot
Project Implementation telah diadakan di APJ Surabaya pada unit distribusi PLN Jawa
Timur.
D. ANALISIS

Dari penerapan sistem informasi manajemen dalam PLN seperti yang telah disebutkan diatas,
merupakan penambahan dari sistem informasi manajemen yang sebelumnya telah ada pada
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan tentu saja untuk menunjang operasi PLN dalam
menyediakan listrik bagi masyarakat luas seiring dengan perkembangan teknologi dan tentu saja
permintaan listrik dari pelanggan yang semakin besar sehingga diperlukan sistem informasi
manajemen yang harus bisa menunjang permintaan tersebut.

Seperti yang kita ketahui, kebutuhan listrik belakangan ini menjadi kebutuhan yang mendasar
dan menjadi semakin besar peranannya bagi kita semua, sehingga dengan perkembangan
teknologi yang tentu saja memerlukan tenaga listrik, PLN sebagai salah satu penyedia tenaga
listrik di Indonesia tentu saja harus bisa melayani pelanggannya dengan baik. Dengan besarnya
jumlah permintaan, tentu saja sistem informasi manajemen yang canggih sangat diperlukan
untuk bisa mengatur semua data yang ada, mulai dari data pengadaan material penunjang
pembangkit tenaga listrik, administrasi, meteran listrik yang akan diberi pada konsumen, hingga
pencatatan dan pembebanan biaya atas pemakaian listrik oleh konsumen.

Dengan pembuatan aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP), yang telah dilakukan pada
kantor utama, distribusi Bali, distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan PLN P3B dan ditujukan
sebagai program implementasi awal dari Go Live Support Extension yang ditujukan untuk
mendukung perubahan sistem informasi manajemen secara luas dalam operasional PLN yang
sebelumnya belum maksimal dalam menerapkan ERP.

Selain telah menerapkan ERP, PLN juga sedang mengembangkan salah satu aplikasi ERP yang
mencakup rencana pembuatan beberapa aplikasi yang termasuk dalam Information Technology
Master Plan (ITMP) (rencana utama teknologi informasi) yang mencakup rencana pembuatan
aplikasi corporate and shared services (CSSC – Corporate Share Services Center) yang
menunjukkan integrasi antar unit PLN di satu wilayah operasi yang akan memudahkan
pertukaran informasi antar unit PLN dalam wilayah operasi tersebut.
Cakupan pengembangan aplikasi menurut ITMP lainnya adalah pengaturan dari scenario yang
terbesar dari pengembangan sebuah Customer Information System (CIS) yang tentu saja akan
memudahkan pengaturan seluruh data pelanggan, dan untuk memudahkan penentuan beban
tarif yang akan ditagih pada pelanggan, sebab dengan cara manual sudah sangat tidak
memungkinkan dengan bertambahnya jumlah pelanggan PLN. Dalam mengimplementasikan CIS
ini, PLN telah membentuk tim untuk merancang kebijakan dan aktivitas untuk
mengimplementasikan aplikasi CIS ini di tahun 2006.

Pengembangan system infomasi lainnya yang diimplementasikan pada tahun 2006 adalah e-
procurement, yaitu pengadaan barang secara on-line. Di sini, para supplier harus mendaftarkan
perusahaannya terlebih dahulu pada PLN, setelah mendaftarkan perusahaan, PLN akan
memberikan ID dan Password bagi perusahaan tersebut. ID dan Password ini digunakan untuk
masuk ke web site pengadaan PLN dan kemudian akan memberikan penawaran pada PLN. PLN
kemudian akan melakukan perbandingan dengan perusahaan lain yang juga telah memberikan
penawaran dengan modul KHS (Unit Price Agreement / persetujuan harga unit). Supplier yang
keluar sebagai pemenang akan diberitahukan melalui e-mail, web site PLN maupun telepon.

Namun demikian, perlu diingat, penawaran tidak bisa diberikan pada PLN setiap saat,
penawaran hanya bisa diberikan ketika PLN mengumumkan akan melakukan pembelanjaan.
Aplikasi yang digunakan adalah aplikasi SIMAT yang menggunakan aplikasi data pendukung dari
keseimbangan supply material untuk e-Proc dalam 17 unit. Hal ini berarti bahwa jika salah satu
jenis stock barang yang saling bergantung telah hampir habis, maka aplikasi ini akan
memberitahukan untuk segera melakukan pengadaan material yang telah hampir habis tersebut.
Sebagai contoh, satu buah tiang listrik harus menampung lima kabel listrik. Jika kabel listrik sisa
4, maka sistem akan segera memberitahukan untuk melakukan pengadaan kabel listrik agar
segera menjadi 5 untuk memenuhi syarat sebuah tiang listrik tersebut.

Sistem informasi lainnya yang baru diterapkan adalah I-SMS 8123 yang akan selesai
diimplementasikan pada tahun 2006-2007 antara PT PLN (Persero) dan operator selular sebagai
penyedia konten (Content Provider) pada unit distribusi PLN Jawa Timur. Layanan ini akan
memberitahukan jumlah pemakaian listrik dalam satu periode, cara dan tempat pembayaran
yang bisa dipilih pelanggan, dan cabang-cabang PLN yang ada dalam wilayah tertentu.
Namun demikian, dari sekian sistem informasi manajemen baru yang telah diimplementasikan
PLN, dapat dikatakan belum memadai untuk melayani masyarakat, sebab keterbatasan sumber
daya manusia yang menjadi kendala utama sulit untuk diatasi. Seperti yang kita ketahui,
ternyata jaringan listrik masih belum bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, masih
ada daerah-daerah tertentu yang belum merasakan listrik terutama untuk wilayah Irian Jaya dan
sekitarnya (wilayah Indonesia bagian Timur), dan jangankan untuk wilayah Irian Jaya dan
sekitarya yang memang sulit untuk dijangkau, daerah pedalaman dari pulau-pulau yang mudah
diraih (Jawa, Sumatera, Kaliamantan dan Sulawesi) saja masih ada yang belum bisa
menggunakan listrik dari PLN.

Selain itu, tidak maksimalnya penerapan sistem informasi manajemen yang direncanakan dan
diimplementasikan PLN dapat terlihat pada penerapan ERP yang hanya pada beberapa unit
tertentu saja, belum pada seluruh unit di Indonesia. Dan integrasi sistem antar unit PLN dalam
satu wilayah belum tentu maksimal, hal ini ditandai bahwa masih ada juga terjadi pencatatan
atas beban listrik pelanggan yang lebih dari satu kali. Hal ini tentu saja merugikan pelanggan.

Penerapan CIS juga masih membutuhkan waktu yang belum jelas sebab dalam tahun 2006 saja
hanya masih dalam tahap perencanaan, hal ini mengindikasikan implementasi masih belum
tentu akan dilakukan kapan sedangkan CIS ini telah sangat dibutuhkan untuk melayani
pelanggan yang semakin banyak, terutama dalam hal pencatatan dan pembebanan biaya,
sehingga bisa dicegah terjadinya pencatatan dan pembebanan biaya yang lebih dari satu kali
pada rekening listrik pelanggan atau bahkan mengklaim bahwa pelanggan belum membayar dan
aliran listrik kepada pelanggan tersebut diputus, namun pada kenyataannya pelanggan tersebut
sebenarnya telah membayar. Selain itu, layanan I-SMS juga hanya terbatas pada daerah Jawa
dan itu juga belum maksimal serta belum dikembangkan hingga seluruh Indonesia.

Dengan semua permasalahan yang harus dihadapi PT PLN tersebut, kini PLN juga memiliki
sebuah masalah baru yang tidak dapat diabaikan dan harus segera di selesaikan, yaitu
banyaknya oknum – oknum yang melakukan kecurangan dengan merubah pencatatan meteran
pelanggan sehingga menghasilkan laporan yang tidak aktual. Kecurangan ini tidak hanya terjadi
pada perusahaan-perusahaan pelanggan PLN dengan penggunaan listrik besar yang berusaha
mengurangi biaya mereka, namun terjadi juga pada beberapa pelanggan dengan penggunaan
listrik kecil seperti rumah-rumah warga.
PLN memang memiliki unit khusus yang ditugaskan untuk mengawasi kecurangan-kecurangan
yang terjadi di lapangan, tetapi karena banyaknya jumlah pelanggan dan terbatasnya petugas
yang melakukan pengecekan menyebabkan proses pengecekan berjalan lambat sehingga
kerugian yang dihasilkan semakin meningkat.
Pengecekan tagihan listrik pelanggan PLN,

Petugas PLN datang kerumah Pelanggan PLN

Petugas mengambil foto nomor meter pada KWH Meter pelanggan

Lalu nomor meter tersebut di input ke dalam sebuah aplikasi

Dan munculan billing tagihan


KESIMPULAN

Sistem informasi manajemen Manajemen dalam PLN seperti yang telah disebutkan, merupakan
penambahan dari sistem informasi manajemen manajemen yang sebelumnya telah ada pada tahun-
tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan tentu saja untuk menunjang operasi PLN dalam menyediakan listrik
bagi masyarakat luas seiring dengan perkembangan teknologi dan tentu saja permintaan listrik dari
pelanggan yang semakin besar sehingga diperlukan sistem informasi manajemen yang harus bisa
menunjang permintaan tersebut. Pembuatan aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP), telah
dilakukan pada kantor utama, distribusi Bali, distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan PLN P3B dan
ditujukan sebagai program implementasi awal dari Go Live Support Extension. PLN juga sedang
mengembangkan salah satu aplikasi ERP yang mencakup rencana pembuatan beberapa aplikasi yang
termasuk dalam Information Technology Master Plan (ITMP) (rencana utama teknologi informasi) yang
mencakup rencana pembuatan aplikasi corporate and shared services (CSSC – Corporate Share Services
Center), Customer Information System (CIS), e-procurement, dan I-SMS 8123. Dari sekian jumlah sistem
informasi manajemen baru yang telah diimplementasikan PLN, dapat dikatakan belum memadai untuk
melayani masyarakat, sebab keterbatasan sumber daya manusia yang menjadi kendala utama sulit
untuk diatasi. Penerapan CIS juga masih membutuhkan waktu yang belum jelas sebab dalam tahun 2006
saja hanya masih dalam tahap perencanaan.

SARAN / HAMBATAN DALAM PENERAPAN

1. PLN seharusnya membuat estimasi waktu dan tahapan yang akan diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu agar bisa lebih jelas dalam melakukan pengendalian.

2. Penerapan sistem informasi manajemen dalam PLN sebaiknya segera dilakukan berhubungan dengan
teknologi yang makin maju ini, masyarakat tentu saja membutuhkan pelayanan yang lebih baik.

3. Dalam menerapkan system informasi, PLN sebaiknya membagi proporsi yang sesuai bagi setiap kantor
pusat wilayah, bukan hanya pada satu wilayah, seperti hanya pada pulau jawa saja, sedangkan untuk
wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Irian belum mendapat bagian penerapan sama sekali. Hal
ini ditujukan agar bisa lebih mudah untuk menerapkan seluruh system ERP pada seluruh cabang, baik
pusat maupun cabang pembantu agar di kemudian hari bisa lebih mudah dalam
menerapkan/menyebarluaskan penerapan system untuk seluruh bagian PLN sebab seperti yang kita
ketahui, lain wilayah, lain budaya, jadi PLN harus bisa memperhatikan sebaik mungkin hal ini dalam
penerimaan system oleh orang-orang yang bekerja di PLN setiap wilayah.
DAFTAR PUSTAKA :

- https://id.scribd.com/doc/12230747/Peran-Sistem-Informasi-Manajemen-Dalam-
Pengambilan-Keputusan-Organisasi
- http://www.academia.edu/8979771/MAKALAH_SISTEM_INFORMASI_MANJEMEN_STU
DI_KASUS_ALDY_KURNIANSYAH
- http://www.pln.co.id/blog/profil-perusahaan/
- O’Brien, JA. 1991. Introduction to Information Systems in Business Management. Sixth
Edition. Irvin Homewood, II. 60430 Boston
- O’Brien, JA. And George Marakas. 2010. Introduction to Information Systems. Fifteenth
Edition. McGraw-Hill International Edition.

Anda mungkin juga menyukai