Anda di halaman 1dari 20

PENYUSUTAN

BARANG MILIK DAERAH


Dasar Dilakukan Penyusutan
• Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Sistem
Akuntansi Pemerintahan
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah
• Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 15 tentang
Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual
• Peraturan Kepala Daerah Mengenai Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah
Komponen Penyusutan Aset
• Nilai Perolehan
• Tahun Perolehan
• Estimasi Masa Manfaat
• Metode Penyusutan
• Nilai Sisa
DEFINISI-DEFINISI TERKAIT
PENYUSUTAN ASET TETAP
• Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang
dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.
• Penyusutan merupakan penyesuaian nilai yang terus menerus sehubungan
dengan penurunan kapasitas suatu aset, baik penurunan kualitas,
kuantitas, maupun nilai.
• Penurunan kapasitas terjadi karena aset digunakan dalam operasional
suatu entitas.
• Penyusutan dilakukan dengan mengalokasikan biaya perolehan suatu aset
menjadi beban penyusutan secara periodik sepanjang masa manfaat aset.
• Tanah, Aset Tetap Lainnya dan Konstruksi Dalam Pengerjaan merupakan
jenis aset tetap yang tidak disusutkan.
• Masa manfaat adalah periode suatu aset tetap yang diharapkan digunakan
untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik atau jumlah
produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk
aktivitas pemerintahan dan atau pelayanan publik.
• Masa Manfaat untuk masing-masing jenis aset tetap ditetapkan dalam
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
• Masa Manfaat Aset Tetap tidak dapat dilakukan perubahan
• Masa Manfaat Aset Tetap dapat mengalami penambahan apabila tejadi :
o Renovasi
o Restorasi
o Overhaul
• Akumulasi sisa masa manfaat dan penambahan masa manfaat sebagai
dampak atas pengembangan nilai aset yang menambah umur ekonomis,
tidak dapat melebihi masa manfaat awal aset tetap.
• Akumulasi Penyusutan disajikan sebagai pengurang aset di neraca.
• Beban penyusutan  identik dengan beban pemakaian aset tetap
• Beban penyusutan  beban LO tidak ada dalam LRA
OBYEK PENYUSUTAN
1. Peralatan dan Mesin
2. Gedung dan Bangunan
3. Jalan, Jaringan dan Irigasi
4. Aset Tetap Lainnya berupa Aset Tetap Renovasi
BUKAN OBYEK PENYUSUTAN
1. Tanah
2. Konstruksi Dalam Pengerjaan
3. Aset tetap lainnya berupa hewan, tanaman, dan buku perpustakaan
4. Aset Tetap yang dinyatakan hilang
5. Aset Tetap yang dalam kondisi Rusak Berat atau Usang yang
diusulkan untuk dihapuskan
METODE PENYUSUTAN
Terdapat tiga jenis metode penyusutan yang dapat dipergunakan
menurut PP No.71/2010, yaitu :
• Garis Lurus (Straight Line Method),
• Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method),
• Unit Produksi (Unit of Production Method).
1. Metode Garis Lurus
Penyusutan per tahun dihitung dengan formula sebagai berikut:
Penyusutan = (Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa)
Estimasi Masa Manfaat
Ilustrasi:
Harga sebuah printer adalah Rp5.000.000,00. Diestimasikan bahwa printer
ini dapat digunakan dengan baik selama 3 tahun dengan kemampuan
mencetak 100.000 lembar kertas. Setelah masa manfaatnya habis, printer
tersebut diharapkan dapat terjual dengan harga Rp500.000 (estimasi nilai
sisa). Jika printer ini disusutkan menggunakan metode garis lurus, maka:
Penyusutan = (Rp5.000.000,00 – Rp500.000) = Rp. 1.500.000/Tahun
3 Tahun
2. Saldo Menurun Ganda
Metode ini menghitung penurunan nilai aset dengan formula:
Penyusutan = 100% x 2 x Harga Perolehan
Estimasi Masa Manfaat
Melanjutkan ilustrasi dari slide sebelumnya, maka besaran Penyusutan
adalah sebagai berikut:
Tahun Ke Persentase Beban Akumulasi Nilai Buku
Penyusutan Penyusutan Penyusutan
0 0 0 5,000,000
1 66,67 3,333,333 3,333,333 1,666,667
2 66,67 1,111,111 4,444,444 555,556
3 66,67 55,556 4,500,000 500,000
3. Metode Unit Produksi
Metode unit produksi menghasilkan perhitungan alokasi jumlah bebanpenyusutan
periodik yang berbeda-beda tergantung jumlah penggunaan aset tetap dalam
produksi. Metode ini menghitung penurunan nilai asetdengan rumus:
Penyusutan = Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa x Produksi tahun ini
Estimasi Manfaat Produksi
Dengan menggunakan ilustrasi yang sama dengan sebelumnya dengan tambahan
informasi bahwa tahun ke-1 mencetak 50.000 lembar, tahun ke-2 30.000 lembar,
dan tahun ke-3 20.000 lembar, maka Penyusutan tahun pertama adalah:

Penyusutan = Rp. 5.000.000,00 – Rp. 500.000,00 x 50.000 lembar


100.000 lembar
= Rp. 2.250.000,00
Amortisasi
• Amortisasi adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tidak
berwujud yang dapat disusutkan selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.
• Nilai amortisasi untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tidak berwujud dalam neraca dan
beban amortisasi dalam laporan operasional.
Ilustrasi Amortisasi
• Dinas Pertanian ABC memiliki hak paten atas pupuk organik yang
dikembangkannya. Nilai perolehan hak paten tersebut adalah
Rp40.000.000,00 untuk masa 40 tahun. Beban amortisasi ditentukan
menggunakan metode garis lurus. Maka:
• Amortisasi = (Rp40.000.000,00) = Rp. 1.000.000/Tahun
40 Tahun
JURNAL
Penyusutan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Debet Beban Penyusutan ... xxx
Kredit Akumulasi Penyusutan ... xxx

Amortisasi dicatat dengan jurnal sebagai berikut:


Debet Beban Amortisasi ... xxx
Kredit Amortisasi... xxx
Penyajian
1. Penyusutan Aset Tetap setiap semester
2. Penyusutan Aset Tetap diakumulasikan setiap semester.
3. Disajikan dalam akun Akumulasi Penyusutan di Neraca.
4. Akumulasi Penyusutan merupakan pengurang pos Aset Tetap dan
pengurang nilai pos Diinvestasikan Dalam Aset Tetap di Neraca.
PENGUNGKAPAN
Penyusutan Aset Tetap diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Barang dan Catatan atas Laporan Keuangan yang sekurang-kurangnya
memuat
a. Nilai penyusutan
b. Metode penyusutan yang digunakan
c. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan , dan
d. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode
REKONSILIASI DATA ASET TETAP
• Dalam Akrual aset tetap akan dicatat dalam LRA sebagai belanja modal dan akan
dicatat dalam siklus akuntansi sebagai penambah aset tetap.
• Dalam akhir periode harus dilakukan rekonsiliasi :
• Aset tetap akhir periode = Aset tetap awal + penambahan
• Penambahan = pembelian (belanja modal) + hibah aset dari pihak lain
• Pengurangan = penjualan aset tetap + aset yang dihibahkan kepada pihak
lain + aset yang dihapuskan.
• Jika terjadi penjualan aset harus dihitung keuntungan atau kerugian
penjualan aset = harga jual aset – (harga perolehan aset yang dijual –
akumulasi depresiasi yang telah diakui).
• Jika aset dihapuskan juga haru dihitung keuntungan / kerugiannya. Jika nilai
aset yang dihapuskan tidak nol maka akan muncul kerugian.
REKONSILIASI PENYUSUTAN
• Kenaikan akumulasi penyusutan = beban penyusutan jika dalam periode
tersebut tidak terdapat penjualan / pelepasa aset.
• Rekonsiliasi data :
• akumulasi penyusutan awal periode
• +/+ beban penyusutan
• -/- akumulasi penyusutan aset yang dijual / dilepaskan
• = akumulasi penyusutan akhir periode
• Beban penyusutan = akumulasi penyusutan akhir periode – akumulai
penyusutan awal periode + akumulasi penyusutan barang yang terjual

Anda mungkin juga menyukai