Abstrak
Generator sinkron (alternator) merupakan mesin listrik yang merubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Jika generator sinkron dibebani maka akan memberikan sifat yang berbeda sesuai dengan jenis beban yang
dipikulnya. Sehingga dalam pembebanan ini akan menentukan nilai faktor daya pada generator tersebut. Faktor
daya mempunyai pengertian sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien mesin yang dimiliki dalam
menyalurkan daya yang bisa dimanfaatkan. Oleh sebab itu, dengan diaturnya arus eksitasi pada generator yang
bekerja paralel maka akan mengatur daya reaktif yang dibutuhkan pada generator tersebut sehingga dapat
menentukan perubahan faktor daya pada masing-masing generator. Dalam penelitian ini dilakukan pengaturan
arus eksitasi pada masing-masing generator sehingga didapat bahwa pada beban R-L bila arus eksitasi pada
generator pertama dikurangi dan yang lain diperbesar maka memiliki daya reaktif -0,002 A dengan faktor daya
0,998 leading sedangkan generator kedua memiliki daya reaktif 0,173 A dengan faktor daya 0,64 lagging.
Kemudian pada saat arus eksitasi diatur pada salah satu generator maka akan memiliki batas pengaturan agar
tidak terjadi lepas sinkron yakni memiliki batas pengurangan sebesar 0,10 A dan penambahan 0,30 A.
Kata kunci : Generator sinkron yang bekerja paralel, faktor daya dan arus eksitasi.
kondisi 2.
E2'
Jika generator dengan arus eksitasi
diperbesar (over excited), berarti mencatu arus
V
tertinggal ke sistem (lagging), yang berarti
generator menarik arus mendahului dari sistem
atau istilahnya mengirim daya reaktif ke sistem.
Demikian pula jika arus eksitasi dikurangi (under
θ1 I = 2I1 = 2I2
excited) maka generator dinyatakan mencatu arus
θ
mendahului sistem (leading) atau dinyatakan
θ2
menarik arus tertinggal dari sistem atau
I2' -Isy +Isy
istilahnya menarik daya reaktif dari sistem. Hal I1'
θ I1 = 12
tersebut dapat dilihat pada diagram rumah (house θ2
diagram) daya reaktif pada Gambar 3 dan θ1
Gambar 4. Isy
Vt
Gambar 5 Diagram fasor akibat efek
If dinaikkan
pengubahan penguatan [5]
EA1 EA2 EA3
Pada Gambar 5 dapat dilihat jika dua
Lead
alternator bekerja secara paralel, Jika arus
A1
Vφ jXsIa
eksitasi G1 meningkat sehingga ggl induksi yang
A2
E1 meningkat menjadi E1' yang akan mencoba
Lag A3
Qgen Q3 Q2 Q1 Qsysm
untuk meningkatkan tegangan terminal V. Tapi
tegangan terminal V dapat dijaga konstan dengan
Gambar 3 Diagram rumah jika arus eksitasi mengurangi arus eksitasi G2. Peningkatan E1 dan
dinaikkan [7] E2 penurunan disesuaikan sedemikian rupa
Vt bahwa E sin θ tetap konstan. Perbedaan antara E'1
dan E'2 menimbulkan arus sirkulasi ISY. Arus ini
harus ditambahkan ke I1 dan dikurangi dari I2
If diturunkan
EA1 EA2 yang akan memberikan arus jangkar baru I'1 dan
I'2.
Lead A2 jXsIa
A1 3. Metodologi Penelitian
Vφ
Lag
Pada tahap ini, metode yang dilakukan
Qgen
Q1 Q2 Qsysm ialah metode pengukuran. Dimana metode
pengukuran dilakukan di Laboratorium P4TK
Gambar 4 Diagram rumah jika arus eksitasi (Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik
diturunkan [7] dan Tenaga Kependidikan) Medan. Metode ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pengaturan arus eksitasi terhadap perubahan
faktor daya pada generator sinkron yang bekerja 1. Percobaan dengan menggunakan beban
paralel dengan menggunakan beban tertentu. resistif induktif (R-L)
a) Beban R = 220 Ω / 250 W
Untuk mengetahui pengaruhnya, maka b) Beban L = 0,4 H / 1,2 A
dilakukan terlebih dahulu paralel generator
dengan dihubungkan pada beban tertentu, 2. Percobaan dengan menggunakan beban
kemudian diatur arus eksitasi masing-masing resistif kapasitif (R-C)
generator dimana arus eksitasi generator pertama a) Beban R = 220 Ω / 250 W dan 680 Ω /
dinaikkan dan generator kedua diturunkan, begitu 100 W
juga sebaliknya. Sehingga akan diketahui b) Beban C = 3µF / 460 V
pengaruh pengaturan arus eksitasi pada generator
sinkron yang bekerja paralel terhadap perubahan Rangkaian paralel generator dapat dilihat
faktor daya pada masing-masing generator. pada Gambar 6.
Langkah-langkah penelitian yang
A PF
dilkukan sebagai berikut: REGULATOR
RST
F1 F2
V
0,16 A 1511 rpm 0,52 A 55 V 0,155 Lead Dari Tabel 3 bahwa pada arus eksitasi
pada masing-masing generator sama,
0,18 A 1505 rpm 0,47 A 70 V 0,155 Lead menyatakan keadaan awal penyinkronan.
0,26 A 1486 rpm 0,29 A 133 V 0,155 Lead A A Lead lag A 19,18 j
pada generator yang bekerja paralel dengan 0,24 0,16 0,79 0,93 0,115 A 0,056 A 0,078 – 144V
menggunakan beban R-L diperoleh data yang A A lag lag 6,22 j
terdapat pada Tabel 3.
0,26 0,14 0,78 0,94 0,123 A 0,048 A 0,099 – 143V Tabel 5 Data hasil percobaan pengaturan arus
A A lag lag 6,82 j eksitasi pada salah satu generator paralel dengan
menggunakan beban R-L
N1 N2 IF1 IF2 IG1 IG2 Cosθ1 Cosθ2 VBUS
Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 4,
maka dapat dilihat pengaruh perubahan arus 1525 1480 0,10 0,20 0,02A 0,414A 0,90 0,78 110V
eksitasi terhadap faktor daya dan daya reaktif rpm rpm A A Lead Lag
dengan faktor daya lagging dengan memiliki rpm rpm A A Laed Lag
Cos θ VS IF1
rpm rpm A A Lag Lag
0.998 Lead
1 0.93 Lag 0.94 Lag
0.91 Lag 0.89 Lag
Perubahan Faktor Daya (Cos θ)
0.86 Lag 1496 1500 0,22 0,20 0,215A 0,172A 0,83 0,91 150V
0.9 0.98 Lag
0.8 0.86 Lag 0.85 Lag
rpm rpm A A Lag Lag
0.7 0.81 Lag 0.79 Lag 0.78 Lag
0.6 0.72 Lag
0.64Lag 1493 1500 0,24 0,20 0,254A 0,163A 0,80 0,97 156V
0.5
0.4 rpm rpm A A Lag Lag
0.3
0.2
1489 1500 0,26 0,20 0,312A 0,10A 0,74 0,89 162V
0.1
0 rpm rpm A A Lag Lead
Gambar 7 Kurva perbadingan Cosθ VS IF beban 1480 1535 0,30 0,20 0,412A 0,022A 0,60 0,75 189V
6. Referensi