Anda di halaman 1dari 9

STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR

SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP


PERUBAHAN FAKTOR DAYA
Basofi, Ir.Syamsul Amien, M.S
Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail : bas_off@yahoo.com sarana_uc@yahoo.com

Abstrak
Generator sinkron (alternator) merupakan mesin listrik yang merubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Jika generator sinkron dibebani maka akan memberikan sifat yang berbeda sesuai dengan jenis beban yang
dipikulnya. Sehingga dalam pembebanan ini akan menentukan nilai faktor daya pada generator tersebut. Faktor
daya mempunyai pengertian sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien mesin yang dimiliki dalam
menyalurkan daya yang bisa dimanfaatkan. Oleh sebab itu, dengan diaturnya arus eksitasi pada generator yang
bekerja paralel maka akan mengatur daya reaktif yang dibutuhkan pada generator tersebut sehingga dapat
menentukan perubahan faktor daya pada masing-masing generator. Dalam penelitian ini dilakukan pengaturan
arus eksitasi pada masing-masing generator sehingga didapat bahwa pada beban R-L bila arus eksitasi pada
generator pertama dikurangi dan yang lain diperbesar maka memiliki daya reaktif -0,002 A dengan faktor daya
0,998 leading sedangkan generator kedua memiliki daya reaktif 0,173 A dengan faktor daya 0,64 lagging.
Kemudian pada saat arus eksitasi diatur pada salah satu generator maka akan memiliki batas pengaturan agar
tidak terjadi lepas sinkron yakni memiliki batas pengurangan sebesar 0,10 A dan penambahan 0,30 A.

Kata kunci : Generator sinkron yang bekerja paralel, faktor daya dan arus eksitasi.

1. Pendahuluan mengatur arus eksitasi pada masing-masing


Generator Sinkron atau disebut juga alternator yang di paralelkan. Dimana arus
alternator merupakan mesin listrik yang eksitasi ini merupakan pemberian arus listrik
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik pada kutub magnetik pada generator. Dengan
melalui proses induksi elektomagnetik. mengatur besar kecilnya arus listrik tersebut kita
Dikatakan generator sinkron karena jumlah dapat mengatur besar tegangan output generator
putaran rotornya sama dengan jumlah putaran atau dapat juga mengatur besar daya reaktif yang
medan magnet pada stator. Generator tiga fasa diinginkan pada generator yang sedang paralel
diharapkan dapat bekerja stabil pada tegangan dengan sistem jaringan besar (Infinite bus) [2].
dan frekuensi yang dihasilkan sehingga dapat Maka dalam penelitian ini dibahas tentang
mensuplai tenaga listrik. Ketidakstabilan pada pengaruh arus eksitasi tersebut pada generator
generator sinkron ini sangat berpengaruh sinkron yang bekerja paralel terhadap perubahan
terhadap beban yang di pikul generator sinkron faktor daya.
tersebut. 2. Pengaruh Arus Eksitasi pada
Untuk melayani beban listrik yang Generator Sinkron yang Bekerja
berkembang dan pada saat terjadi beban Paralel Terhadap Perubahan Faktor
maksimum, maka biasanya dilakukan Daya
pengoperasian alternator secara paralel [1]. Bila suatu generator bekerja dan mendapatkan
Sebab jika hanya menggunakan satu alternator pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya,
saja, alternator tersebut harus mempunyai maka dapat mengakibatkan generator tersebut
kapasitas terpasang yang mampu melayani tidak dapat bekerja atau bahkan akan mengalami
beban-beban maksimum. Hal ini tentu kerusakan. Sehingga dalam hal ini dapat diatasi
mengurangi efisiensi pada alternator tersebut. dengan menjalankan generator lain yang
Dalam sistem memparalelkan alternator ini, kemudian dioperasikan secara paralel dengan
dapat digunakan untuk mengatur perubahan
faktor daya generator tersebut dengan syarat
generator utama yang telah bekerja sebelumnya nilai putaran (n) tetap, maka akan mengakibatkan
pada satu jaringan listrik yang sama. kenaikan nilai dari fluks magnetik (φ) seiring
dengan perubahan arus eksitasi. sehingga
Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam mengubah daya reaktif yang dibutuhkan namun
melakukan penyinkronan alternator ini ialah : besar daya aktifnya tidak akan berubah sehingga
akan merubah nilai faktor daya. Dalam hal ini
1. Tegangan kedua alternator harus sama. dapat diperjelas pada rumus berikut:
2. Frekuensi kedua alternator harus sama. E  Cn (5)
3. Mempunyai urutan dan sudut fasa yang sama. Jika generator G1 dan G2 bekerja paralel
Dua alternator identik terhubung secara maka masing-masing alternator akan memasok
paralel seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. beban setengah dari daya aktif dan setengah dari
daya reaktif. Masing-masing alternator memasok
I1 I
I2
arus sebesar I, sehingga arus beban yang di pasok
sebesar 2I.
Isy
LOAD Z
Bila arus eksitasi G1 dinaikkan maka
Z1 Z2 V
besarnya E1 akan lebih dari besaran awalnya
sehingga Ē1 > Ē2. Hal ini akan menyebabkan
E1 E2
resultan tegangan Ēr = Ē1 - Ē2 yang akan terlihat
di sirkuit lokal dan mengakibatkan mengalirnya
arus sirkulasi.
Gambar 1 Rangkaian ekuivalen generator
E1  E 2
paralel yang berbeban [6] Is  (6)
Z1  Z 2
I B  I1  I 2 (1)
Arus Is ini akan mempengaruhi arus
beban pada G1 dan G2 secara vektoris.
E1  E 2 Berikut ini adalah gambar segitiga daya
V  (2)
akibat perubahan arus eksitasi pada alternator
2 yang bekerja secara paralel dapat dilihat pada
Apabila generator dihubungkan dengan Gambar 2.
sistem jaringan yang kapasitasnnya besar
(infinite bus), maka dengan mengatur putaran (n) G1

dan arus eksitasi (If) maka tidak akan θ1


S

mempengaruhi frekuensi sitem jaringan tersebut. P1

Pada kondisi tersebut pengaturan putaran adalah Q Beban G2

hanya mengatur pembebanan daya aktif θ2

sedangkan pengaturan arus eksitasi hanya P2

mengatur aliran daya reaktif atau faktor daya a) Kondisi 1


generator tersebut.
Untuk menyuplai beban yang ada pada
G1
kedua generator yang bekerja paralel, maka Q1
θ1 S
jumlah daya aktif dan reaktif yang disuplai P1
G2
generator tersebut harus sama dengan daya aktif
dan reaktif yang ada pada beban. Q Beban
Q2

Adapun rumus daya aktif dan reaktif θ2

yang harus disuplai oleh kedua generator adalah P Beban P2

PLoad  PG1  PG 2 (3)


b) Kondisi 2

QLoad  QG1  QG 2 (4) Gambar 2 Segitiga daya alternator yang


Jika alternator beroperasi secara paralel, terhubung pararel akibat efek
dimana dengan diaturnya arus eksitasi sedangkan pengubahan penguatan [2]
Pada kondisi 1, beban yang di pikul G1 Pengaruh perubahan eksitasi pada kinerja
dan G2 sama besarnya, sehingga beban daya aktif alternator dapat dijelaskan dengan bantuan
dan daya reaktif di bagi rata memberikan segitiga diagram fasor yang ditunjukkan pada Gambar 5.
daya aktif yang sama tetapi jika penguatan G1
ESinθ
dinaikkan, dan arus penguatan G2 turunkan maka E1'
akan merubah pembagian daya reaktif pada
masing-masing alternator sehingga berpengaruh
terhadap faktor daya pada masing-masing jl1Xs
jl1Xs=jl2Xs
E1 = E2
alternator. Namun perubahan pemuatan KW dua
alternator diabaikan. Hal ini dapat di lihat pada jl2Xs

kondisi 2.
E2'
Jika generator dengan arus eksitasi
diperbesar (over excited), berarti mencatu arus
V
tertinggal ke sistem (lagging), yang berarti
generator menarik arus mendahului dari sistem
atau istilahnya mengirim daya reaktif ke sistem.
Demikian pula jika arus eksitasi dikurangi (under
θ1 I = 2I1 = 2I2
excited) maka generator dinyatakan mencatu arus
θ
mendahului sistem (leading) atau dinyatakan
θ2
menarik arus tertinggal dari sistem atau
I2' -Isy +Isy
istilahnya menarik daya reaktif dari sistem. Hal I1'
θ I1 = 12
tersebut dapat dilihat pada diagram rumah (house θ2
diagram) daya reaktif pada Gambar 3 dan θ1
Gambar 4. Isy

Vt
Gambar 5 Diagram fasor akibat efek
If dinaikkan
pengubahan penguatan [5]
EA1 EA2 EA3
Pada Gambar 5 dapat dilihat jika dua
Lead
alternator bekerja secara paralel, Jika arus
A1
Vφ jXsIa
eksitasi G1 meningkat sehingga ggl induksi yang
A2
E1 meningkat menjadi E1' yang akan mencoba
Lag A3
Qgen Q3 Q2 Q1 Qsysm
untuk meningkatkan tegangan terminal V. Tapi
tegangan terminal V dapat dijaga konstan dengan
Gambar 3 Diagram rumah jika arus eksitasi mengurangi arus eksitasi G2. Peningkatan E1 dan
dinaikkan [7] E2 penurunan disesuaikan sedemikian rupa
Vt bahwa E sin θ tetap konstan. Perbedaan antara E'1
dan E'2 menimbulkan arus sirkulasi ISY. Arus ini
harus ditambahkan ke I1 dan dikurangi dari I2
If diturunkan
EA1 EA2 yang akan memberikan arus jangkar baru I'1 dan
I'2.
Lead A2 jXsIa

A1 3. Metodologi Penelitian

Lag
Pada tahap ini, metode yang dilakukan
Qgen
Q1 Q2 Qsysm ialah metode pengukuran. Dimana metode
pengukuran dilakukan di Laboratorium P4TK
Gambar 4 Diagram rumah jika arus eksitasi (Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik
diturunkan [7] dan Tenaga Kependidikan) Medan. Metode ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pengaturan arus eksitasi terhadap perubahan
faktor daya pada generator sinkron yang bekerja 1. Percobaan dengan menggunakan beban
paralel dengan menggunakan beban tertentu. resistif induktif (R-L)
a) Beban R = 220 Ω / 250 W
Untuk mengetahui pengaruhnya, maka b) Beban L = 0,4 H / 1,2 A
dilakukan terlebih dahulu paralel generator
dengan dihubungkan pada beban tertentu, 2. Percobaan dengan menggunakan beban
kemudian diatur arus eksitasi masing-masing resistif kapasitif (R-C)
generator dimana arus eksitasi generator pertama a) Beban R = 220 Ω / 250 W dan 680 Ω /
dinaikkan dan generator kedua diturunkan, begitu 100 W
juga sebaliknya. Sehingga akan diketahui b) Beban C = 3µF / 460 V
pengaruh pengaturan arus eksitasi pada generator
sinkron yang bekerja paralel terhadap perubahan Rangkaian paralel generator dapat dilihat
faktor daya pada masing-masing generator. pada Gambar 6.
Langkah-langkah penelitian yang
A PF
dilkukan sebagai berikut: REGULATOR
RST

F1 F2
V

a. Metode pengambilan data berupa metode - E2 A2 SM1


pengukuran. 220 V + W
M A V
b. Mempersiapkan semua peralatan untuk dapat -
V
E1 A1 U
dilakukannya memparalelkan generator 0 - 230 +
BEBAN
c. Tahap pengukuran dilakukan dengan arus GENERATOR I SL R C

eksitasi generator pertama dinaikkan dan SS1


A
generator kedua diturunkan, begitu juga Hz
S L1
sebaliknya. L2
d. Hasil dari pengukuran akan didapat
perubahan faktor daya pada masing-masing L3

generator dan pembagian daya reaktif pada A


REGULATOR SS2
masing-masing generator. F1 F2
- SM2
E2 A2
220 V + W
Peralatan-peralatan yang digunakan M V A
dalam penelitian ini adalah: - E1 U
A1
0 - 230 +
1. Motor sebagai generator sinkron 3 fasa 1 kW GENERATOR II
sebanyak 2 buah V
PF BUSBAR
2. Motor DC sebagai penggerak mula sebanyak
2 buah Gambar 6 Rangkaian Paralel Generator
3. Power Supply DC, 0 - 230 V sebanyak 4
buah.
4. Hasil dan Analisis
Percobaan pengaruh arus eksitasi pada
4. Voltmeter AC, 0 – 300 V sebanyak 4 buah.
generator sinkron yang bekerja paralel ini
5. Amperemeter AC, 0 – 10 A sebanyak 3 buah.
dilakukan pada tanggal 26-28 Agustus 2013 di
6. Amperemeter DC, 0 – 10 A sebanyak 2 buah.
Laboratorium P4TK (Pusat Pengembangan
7. Cos φ meter sebanyak 2 buah.
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
8. Lampu sinkronisasi.
Kependidikan) Medan dimana dilakukan
9. Saklar 6 buah
percobaan pengaturan arus eksitasi pada
10. Dekoder (Sebagai beban generator).
generator yang bekerja sendiri dan yang bekerja
11. Kotak sambung secukupnya.
paralel dengan menggunakan beban R-L dan
Untuk dapat melihat bagaimana beban R-C
pengaruh pengaturan arus eksitasi dalam Dalam percobaan pengaturan arus eksitasi
menentukan nilai faktor daya pada generator pada generator yang bekerja sendiri diperoleh
sinkron maka dilakukan beberapa percobaan, data yang terdapat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
yaitu:
Tabel 1 Data perubahan arus eksitasi pada Tabel 3 Pengaturan arus eksitasi generator
generator yang bekerja sendiri dengan beban R-L paralel dengan menggunakan beban R-L
IF N IG V Cosθ
N1 N2 IF1 IF2 IG1 IG2 Cosθ1 Cos2

0,16 A 1513 rpm 0,42 A 92 V 0,86 Lag


1501 1500 0,14 0,26 0,15101 0,230 0,998 0,64 lag
rpm rpm
0,18 A 1506 rpm 0,38 A 110 V 0,86 Lag A A A A Lead

1500 1500 0,16A 0,24 0,155 A 0,210 0,98 0,72 lag


rpm rpm
0,20 A 1500 rpm 0,35 A 118 V 0,86 Lag A A Lag

1502 1500 0,18A 0,22A 0,165 A 0,185 0,91 0,81 lag


0,22 A 1495 rpm 0,32 A 132 V 0,86 Lag rpm rpm
A lag

1500 1500 0,20 0,20 0,175 A 0,175 0,86 0,86 lag


0,24 A 1489 rpm 0,28 A 144 V 0,86 Lag rpm rpm
A A A lag

1502 1500 0,22 0,18 0,180 A 0,170 0,85 0,89 lag


0,26 A 1485 rpm 0,24 A 154 V 0,86 Lag
rpm rpm
A A A lag

1501 1500 0,24 0,16 0,190 A 0,164 0,79 0,93 lag


rpm rpm
Tabel 2 Data perubahan arus eksitasi pada A A A lag
generatoryang bekerja sendiri dengan beban R-C 1501 1500 0,26 0,14 0,195 A 0,160 0,78 0,94 lag
rpm rpm
IF N IG V Cosθ A A A lag

0,16 A 1511 rpm 0,52 A 55 V 0,155 Lead Dari Tabel 3 bahwa pada arus eksitasi
pada masing-masing generator sama,
0,18 A 1505 rpm 0,47 A 70 V 0,155 Lead menyatakan keadaan awal penyinkronan.

Tabel 4 Data hasil percobaan pengaturan arus


0,20 A 1500 rpm 0,42 A 90 V 0,155 Lead
eksitasi generator paralel dengan menggunakan
beban R-L
0,22 A 1496 rpm 0,37 A 103 V 0,155 Lead
IF1 IF2 Cosθ1 Cosθ2 KVar1 KVar2 ISY VBUS

0,24 A 1491 rpm 0,34 A 121 V 0,155 Lead


0,14 0,26 0,998 0,64 -0,002 0,173 A -1,31 + 144V

0,26 A 1486 rpm 0,29 A 133 V 0,155 Lead A A Lead lag A 19,18 j

0,16 0,24 0,98 0,72 0,034 A 0,136 A -0,16 + 142V

A A Lag lag 12,13 j


Pada Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dilihat 0,18 0,22 0,91 0,81 0,066 A 0,105 A -0,005 + 143V
bahwa pengaturan arus pada generator yang
A A lag lag 4,24 j
bekerja sendiri dapat mengatur tegangan. Jika
arus eksitasi diperkecil maka tegangan akan 0,20 0,20 0,86 0,86 0,085 A 0,085 A 0 144V

semakin kecil, namun bila diperbesar arus A A lag lag


eksitasi maka tegangan generator akan
0,22 0,18 0,85 0,89 0,097 A 0,074 A 0,026 – 145V
meningkat.
Dalam percobaan pengaturan arus eksitasi A A lag lag 1,58 j

pada generator yang bekerja paralel dengan 0,24 0,16 0,79 0,93 0,115 A 0,056 A 0,078 – 144V
menggunakan beban R-L diperoleh data yang A A lag lag 6,22 j
terdapat pada Tabel 3.
0,26 0,14 0,78 0,94 0,123 A 0,048 A 0,099 – 143V Tabel 5 Data hasil percobaan pengaturan arus
A A lag lag 6,82 j eksitasi pada salah satu generator paralel dengan
menggunakan beban R-L
N1 N2 IF1 IF2 IG1 IG2 Cosθ1 Cosθ2 VBUS
Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 4,
maka dapat dilihat pengaruh perubahan arus 1525 1480 0,10 0,20 0,02A 0,414A 0,90 0,78 110V

eksitasi terhadap faktor daya dan daya reaktif rpm rpm A A Lead Lag

pada masing-masing generator, dimana jika arus


ekisitasi pada generator pertama diperbesar dan 1520 1500 0,12 0,20 0,06A 0,380A 0,95 0,79 128V

rpm rpm A A Lead Lag


generator kedua diperkecil maka faktor daya
pada generator pertama akan menjauhi nilai 1 1515 1500 0,14 0,20 0,112A 0,302A 0,99 0,81 131V

dengan faktor daya lagging dengan memiliki rpm rpm A A Laed Lag

daya reaktif lebih besar dari generator kedua dan


sebaliknya. 1510 1500 0,16 0,20 0,166A 0,253A 0,98 0,83 135V

rpm rpm A A Lag Lag

Dari data hasil yang diperoleh pada


1505 1500 0,18 0,20 0,170A 0,212A 0,92 0,84 140V
Tabel 4, maka dapat diplot dalam bentuk kurva rpm rpm A A Lag Lag
yang dapat dilihat pada Gambar 7.
1500 1500 0,20 0,20 0,175A 0,175A 0,86 0,86 144V

Cos θ VS IF1
rpm rpm A A Lag Lag

0.998 Lead
1 0.93 Lag 0.94 Lag
0.91 Lag 0.89 Lag
Perubahan Faktor Daya (Cos θ)

0.86 Lag 1496 1500 0,22 0,20 0,215A 0,172A 0,83 0,91 150V
0.9 0.98 Lag
0.8 0.86 Lag 0.85 Lag
rpm rpm A A Lag Lag
0.7 0.81 Lag 0.79 Lag 0.78 Lag
0.6 0.72 Lag
0.64Lag 1493 1500 0,24 0,20 0,254A 0,163A 0,80 0,97 156V
0.5
0.4 rpm rpm A A Lag Lag
0.3
0.2
1489 1500 0,26 0,20 0,312A 0,10A 0,74 0,89 162V
0.1
0 rpm rpm A A Lag Lead

0.14 0.16 0.18 0.2 0.22 0.24 0.26


Perubahan Arus Eksitasi (Ampere) Cosθ1 1485 1500 0,28 0,20 0,368A 0,05A 0,69 0,82 169V
Cosθ2
rpm rpm A A Lag Lead

Gambar 7 Kurva perbadingan Cosθ VS IF beban 1480 1535 0,30 0,20 0,412A 0,022A 0,60 0,75 189V

R-C rpm rpm A A Lag Lead

Pada Gambar 7 menunjukkan kurva pada


perubahan arus eksitasi generator pertama
dimana jika arus eksitasi diperbesar maka Cosθ Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa batas
generator pertama akan semakin rendah dan pengaturan arus eksitasi pada salah satu
Cosθ generator kedua akan meningkat begitu generator agar tidak terjadi lepas sinkron ialah
juga sebaliknya. pada saat mencapai nilai pengurangan 0,10 A dan
penambahan 0,30 A.
Kemudian akan diatur arus eksitasi pada
salah satu generator sehingga data diperoleh pada Dalam percobaan pengaturan arus eksitasi
Tabel 5. pada generator yang bekerja paralel dengan
menggunakan beban R-C diperoleh data yang
terdapat pada Tabel 6.
Tabel 6 Pengaturan arus eksitasi generator 0,26 0,14 0,48 0,08 0,061 0,348 0,43 – 112,3

paralel dengan menggunakan beban R-C A A Lead Lead 27,84 j V

N1 N2 IF1 IF2 IG1 IG2 Cosθ1 Cosθ2

1500 1500 0,16 0,24 0,31 0,11 0,11 0,28


rpm rpm
Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 7,
A A A A Lead Lead maka dapat dilihat pengaruh perubahan arus
eksitasi terhadap faktor daya dan daya reaktif
1500 1500 0,18 0,22 0,27 0,15 0,13 0,199 pada masing-masing generator, dimana jika arus
rpm rpm
A A A A Lead Lead ekisitasi pada generator pertama diperbesar dan
generator kedua diperkecil maka faktor daya
1500 1500 0,20 0,20 0,21 0,21 0,155 0,155 pada generator pertama akan mendekati nilai 1
rpm rpm
A A A A Lead Lead
dengan faktor daya leading dengan memiliki
daya reaktif lebih sedikit dari generator kedua
1500 1500 0,22 0,18 0,16 0,26 0,205 0,12
dan sebaliknya.
rpm rpm
A A A A Lead Lead Dari data hasil yang diperoleh pada
Tabel 7, maka dapat diplot dalam bentuk kurva
1500 1500 0,24 0,16 0,12 0,30 0,29 0,10 yang dapat dilihat pada Gambar 8.
rpm rpm
A A A A Lead Lead
Cosθ1
Cos θ VS IF1 Cosθ2
1500 1500 0,26 0,14 0,07 0,47 0,48 0,08 1
Perubahan Faktor Daya (Cosθ )

rpm rpm 0.9


A A A A Lead Lead 0.8
0.7
0.6 0.48 Lead
0.5
0.4 0.28 Lead 0.29 Lead
Dari Tabel 6 bahwa pada arus eksitasi 0.3 0.199 Lead 0.205 Lead
0.155 Lead
pada masing-masing generator sama, 0.2
0.1
menyatakan keadaan awal penyinkronan. 0 0.11 Lead 0.13 Lead
0.155 Lead 0.12 Lead 0.10 Lead
0.08 Lead
0.16 0.18 0.2 0.22 0.24 0.26
Perubahan Arus Eksitasi Pada Generator Pertama (Ampere)
Tabel 7 Data hasil percobaan pengaturan arus
eksitasi generator paralel dengan menggunakan
beban R-L
Gambar 8 Kurva perbadingan Cosθ VS IF beban
IF1 IF2 Cosθ1 Cosθ2 KVar1 KVar2 ISY VBUS R-C

Pada Gambar 8 menunjukkan kurva pada


0,16 0,24 0,11 0,28 0,30 0,11 -0,28 + 112,3
perubahan arus eksitasi generator pertama
A A Lead Lead 21,66 j V
dimana jika arus eksitasi diperbesar maka Cosθ
generator pertama akan semakin meningkat dan
0,18 0,22 0,13 0,199 0,26 0,15 -0,19 + 111 V
Cosθ generator kedua akan semakin rendah
A A Lead Lead 47,76 j begitu juga sebaliknya.
0,20 0,20 0,155 0,155 0,205 0,205 0 112 V
5. Kesimpulan
A A Lead Lead
Adapun kesimpulan yang diperoleh
0,22 0,18 0,205 0,12 0,15 0,26 0,14– 112,2 dalam penelitian ini adalah:
A A Lead Lead 10,41 j V 1. Jika arus eksitasi pada generator sendiri
dirubah maka faktor daya generator tidak
0,24 0,16 0,29 0,10 0,11 0,30 0,26 – 112V akan berubah namun tegangan akan
berubah sedangkan pada generator yang
A A Lead Lead 19,13 j
bekerja paralel jika diatur arus
eksitasinya akan merubah faktor daya [8]EffectofchangeinExcitation_yourelectricalh
generator dan tegangan akan tetap. ome.htm
2. Beban induktif
a) Jika arus eksitasi pada generator
diperbesar maka faktor daya generator
akan mengecil menjauhi nilai 1
dengan faktor daya lagging,
sedangkan jika dikurangi hingga
mencapai batas pengaturan maka
faktor daya generator akan mendekati
nilai 1 dan dapat bersifat leading.
b) Jika arus eksitasi pada generator
diperbesar maka generator tersebut
menyuplai daya reaktif lebih besar
daripada generator yang lain.
c) Bila arus eksitasi dikurangi hingga
batas pengaturan (under excited)
maka generator tersebut bersifat
mengkonsumsi daya reaktif.
3. Beban kapasitif
a) Jika arus eksitasi pada generator
diperbesar maka faktor daya generator
akan semakin meningkat mendekati
nilai 1 dengan faktor daya leading,
sedangkan jika dikurangi hingga
maka faktor daya generator akan
menjauhi nilai 1 dan bersifat leading.
b) Jika arus eksitasi pada generator
diperbesar maka generator tersebut
menyerap daya reaktif lebih sedikit
daripada generator yang lain.

6. Referensi

[1]Wijaya, Mochtar, “Dasar-Dasar Mesin


Listrik”, Penerbit Djambatan, Jakarta,2001.

[2]Theraja, B.L. & Theraja, A.K., “A Text Book


of Electrical Technology”, New Delhi,
S.Chand and Company Ltd., 2001.
[3]Generator_AliefRakhman.htm Di posting
pada 6 Februari 2013 .
[4]Metha, V.K, Metha, Rohit, “Principle of
Electrical Machine”, S. Chand & Company
Ltd., New Dehli 2002
[5]GeneratorSinkron_WawanBlog.htm
[6]ParallelOperationofTwoAlternators_yourel
ectricalhome.htm
[7]Chapman, Stephen J, ”Electric Machinery
Fundamentals”, 4rd Edition, Mc Graw –
Hill Book Company, Australia, 2004.

Anda mungkin juga menyukai