Diajukan sebagai salah satu syarat melaksanakan penelitian dengan pendekatan studi kasus
OLEH :
ARISTA WAHIDA FITRIANI
NIM : 1502096
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
pada Program Studi D III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten
Oleh :
ARISTA WAHIDA FITRIANI
NIM : 1502096
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
NIM 1502096
Maret 2018
Pembimbing I Pembimbing II
ii
4
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
ARISTA WAHIDA FITRIANI
NIM 1502096
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dan diterima dihadapan
Dewan Penguji sebagai salah persyaratan pengambilan kasus pada Maret-April
Mengetahui
Kaprodi DIII Keperawatan
KATA PENGANTAR
iii
5
Selama proses penulisan karya tulis ilmiah ini penulis mendapatkan banyak
tambahan pengetahuan dan kontribusi berharga dari berbagai pihak. Oleh sebab
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
iv
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Persetujuan Pembimbing..................................................................... ii
Lembar Pengesahan.......................................................................................... iii
6
Kata Pengantar.................................................................................................. iv
Daftar Isi........................................................................................................... v
Daftar Gambar.................................................................................................. vii
Daftar Tabel...................................................................................................... viii
Daftar Lampiran................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah................................................................................. 5
D. Tujuan................................................................................................... 5
E. Manfaat ................................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi.................................................................................................. 8
B. Etiologi.................................................................................................. 9
C. Manifestasi klinis.................................................................................. 11
D. Patofisiologi.......................................................................................... 13
E. pathway................................................................................................. 15
F. Pemeriksaan diagnostic......................................................................... 16
G. Penatalaksanaan.................................................................................... 16
H. Komplikasi, prognosis dan pencegahan................................................ 17
I. Konsep asuhan keperawatan................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Studi Kasus ....................................................................... 26
B. Definisi Operasional............................................................................. 26
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 27
D. Subyek Penelitian.................................................................................. 27
E. Pengumpulan Data................................................................................ 27
F. Uji Keabsahan Data.............................................................................. 28
G. Analisis Data......................................................................................... 28
H. Etik Penelitian ...................................................................................... 30
v
Daftar Pustaka
Lampiran
Splenomegali
Gangguan eliminasi vi
Leziplak
Resiko Resiko
Perdarahan
volume peyer
Erosivolume
masif
cairan cairan
Konstipasi/diare
Penurunan/peningkatan
Nyeri
Penurunan
akut peristaltic
Peningkatan
morbilitas
usus asam
ususlambung
7
DAFTAR GAMBAR
vii
8
DAFTAR TABEL
viii
9
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Thypoid fever pada anak merupakan penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan. Mortalitas atau kematian demam tifoid pada anak lebih rendah
terutama dijumpai pada anak besar dengan gejala klinis berat. Thypoid
fever pada anak terbanyak terjadi pada umur 5 tahun atau lebih dan
makanan dan air yang tercemar oleh tinja atau urine penderita thypoid
fever dan mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa) thypoid fever.
Penderita yang sembuh dari thypoid fever akan tetap menyimpan bakteri
memiliki ciri-ciri basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar dan
1
2
infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan, basil diserap oleh usus
berkembang biak dalam hati dan limpa sehingga organ-organ tersebut akan
khas berlangsung selama 3 minggu, sifat febris remitten dan suhu tidak
pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Minggu
kedua pasien terus berada dalam keadaan demam. Minggu ketiga suhu
tubuh berangsur turun dan normal. Gejala yang kedua yaitu gangguan
kemungkinan tercemar salmonella typhi dapat hidup baik sekali pada suhu
3
tubuh manusia maupun suhu tubuh yang sedikit rendah, serta mati pada
daerah urban dibeberapa negara Asia pada anak usia 5-15 tahun
194 per 100.000 anak di Asia Selatan pada usia 5-15 tahun sebesar 400-
500 per 100.000 penduduk, di Asia Tenggara 100-200 per 100.000 per
penduduk, dan di Asia Timur Laut kurang dari 100 kasus per 100.000
individu yang menderita tifoid lebih dari 2 minggu dan tidak mendapat
dengan rasio 10 kali lebih tinggi pada anak usia lebih tua (4%)
dibandingkan anak usia ≤4 tahun (0,4%). Pada kasus yang tidak mendapat
sekitar 17 juta kematian terjadi tiap tahun akibat penyakit thypoid ini.
Thypoid fever di Asia menempati urutan tertinggi pada kasus ini, dan
Penularan penyakit ini hampir selalu melalui makanan dan minuman yang
tahun) sebesar 1,9% dan paling rendah pada bayi sebesar 0,8%. Prevalensi
penyakit tifoid.
Alasan saya mengambil kasus thypoid fever karena kasus ini masih
banyak dan orang tua yang masih belum bisa membedakan antara demam
setiap tempatnya. Dan alasan saya mengambil kasus ini di Rumah Sakit
5
Ibu dan Anak karena rumah sakit tersebut lebih spesifik untuk anak dari
dengan hipertermi ?
D. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan adalah menggali/mempelajari asuhan keperawatan pada
dengan hipertermi.
b. Menggali diagnose keperawatan pada pasien anak thypoid fever
dengan hipertermi.
c. Menggali perencanaan keperawatan pada pasien anak thypoid
dengan hipertermi.
E. Manfaat
1. Teoritis
Diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan ilmu
dengan hipertermi.
6
2. Praktis
a. Manfaat bagi institusi pendidikan
Hasil karya ilmiah diharapkan dapat meningkatkan mutu
c. Bagi perawat
Membantu menambah reverensi dalam melakukan asuhan
dengan benar.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Typhoid fever merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus
dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada
infesi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala
demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran (Suriyadi
& Yiliani 2010). Thypoid fever adalah penyakit infeksi sistemik bersifat
akut yang disebabkan oleh Salmonella Typhi. Penyakit ini ditandai dengan
multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe
8
usus dan peyer’s patch dan dapat menualar pada orang lain melalui
demam lebih dari 7 hari dan gangguan pada saluran cerna. Thypoid Fever
dikenal dengan nama tipes atau thypus oleh masyarakat. Penyakit ini
2016).
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi siskemik bersifat akut
yang disebabkan oleh salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas
dalam sel fagosit monoklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan
B. Etiologi
9
thella typhosa yang merupakan kumam gram negatif, motil dan tidak
menghasilkan spora. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh
manusia maupun suhu yang lebih rendah, seta dapat mati pada suhu tubuh
antigen yaitu :
a. Antigen O = ohne hauch = antigen somatik (tidak menyebar)
b. Antigen H = hauch (menyebar), terdapat pada flagela dan bersifat
termolabil
c. Antigen V1 = kapsul = merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman
saluran kuman dengan infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan, basil
diserap oleh usus melalui pembuluh limfe lalu masuk dalam peredaran
darah sampai di organ-organ lain, terutama hati dan limpa. Basil yang
(Ridha, 2014).
akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi, sedangkan
bersih, personal hygiene dan dekat dengan rumah pemotongan hewan yang
masih kurang bagus karena masih banyak lalat yang dijumpai dan banyak
C. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada anak, periode inkubasi tifoid fever antara 5-40
hari dengan rata-rata antara 10-14 hari. Gejala klinis tifoid fever sangat
khusus sampai dengan berat sehingga harus dirawat. Variasi gejala ini
serta lama sakit dirumahnya. Pasien demam tifoid selalu menderita demam
pada awal penyakit dan pemakaian antibiotic belum seperti pada saat ini,
insidius, kemudian naik secara bertahap tiap harinya dan mencapai titik
11
tertinggi pada akhir minggu pertama, setelah itu demam akan bertambah
tinggi dan pada minggu ke empat, demam turun perlahan secara lisis,
lunak makan demam akan menetap. Demam akan lebih tinggi pada waktu
sore dan malam hari dibandingkan dengan pagi harinya. Demam tifoid
yang sudah tinggi, pada kasus demam tifoid dapat disertai gejala sistem
syaraf pusat, seperti kesadaran berkabut atau delirium atau obtundasi, atau
saat demam tinggi akan tampak toksik/sakit berat. Thypoid juga dijumpai
dan kemudian disusul episode diare, pada sebagian pasien lidah tampak
kotor dengan putih di tengah sedang tepi dan ujungnya kemerahan. Rose
5mm, sering kali dijumpai pada daerah abdomen, toraks, ekstremitas dan
punggung pada orang kulit putih, tidak pernah dilaporkan ditemukan pada
anak Indonesia. Ruam ini muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan 2-3 hari.
Bronchitis banyak dijumpai pada demam tifoid hingga buku ajar lama
D. Patofisiologi
Patofisiologi pada demam tifoid yaitu kuman salmonella thypi yang
system (RES) terutama hati dan limpa. Kuman difagosit oleh sel sel fagosit
RES dan kuman yang tidak difagosit akan berkembang biak. masa
terjadinya gejala gejala dari demam tifoid. Penelitian lebih lanjut ternyata
yang merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leokosit pada
bergedenerasi yang dikenal sebagai sel tifoid. Bila sel-sel ini beragregasi,
terbentuklah nodul. Nodul ini sering didapatkan dalam usus halus, jaringan
terinfeksi.
Kelainan utama terjadi di ileum terminale dan plak peyer yang
Sifat ulkus berbentuk bulat lonjong sejajar dengan sumbu panjang usus
tersebut tidak didapatkan pada kasus demam tifoid yang menyerang bayi
E. PATHWAY
Kuman salmonella Lolos dari asam Malaise, perasaan tidak
typhi yang masuk ke lambung enak badan, nyeri
saluran gastrointestinal
abdodmen
Bakteri masuk usus
halus halus
Komplikasi intestinal :
Pembuluh limfe Inflamasi perdarahan usus, perforasi
usus
sumsum tulang
3. Baikan empedu: tedapat basil salmonella typhosa pada urin dan tinja.
basil salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan
lama sembuh. Tes widal secara rutin digunakan sebagai alat diagnostik
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit typhoid fever menurut Dewi & Meira (2016)
B dan vitamin C
pemeriksaan radiologis.
3) Peritonitis
Peritonitis pada umumnya mempunyai tanda dan gejala
waktu singkat.
b. Komplikasi diluar usus halus
1) Bronchitis dan bronkopnemonia
Bronkus terjadi pada akhir minggu pertama perjalanan
4) Meningitis
Meningitis disebabkan oleh salmonella typhosa atau
dan ketiga.
18
2. Prognosis
Prognosis pada pasien thypoid fever tergantung ketepatan
meningkat sesuai usia. Karier kronik terjadi pada 1-5% dari seluruh
urin kronis juga dapat terjadi, hal ini jarang dan dijumpai terutama
fever(IDAI, 2015).
terutama saat malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak napsu
BAB III
22
METODE PENELITIAN
terakhir dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial
salmonella typhi. Dan tanda dari penyakit thypoid fever yaitu panas
3. Hipertermi
Hipertermi yaitu peningkatan suhu inti tubuh manusia yang
observasi selama 3 hari. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April
kasus) dengan karakteristik yang sama seperti : usia pada anak tidak
bangsal anak. Studi kasus di lakukan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Aisyiyah Klaten.
E. Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada studi kasus ini adalah :
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data pada pasien demam tifoid dengan
Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
adalah:
1. Pengumpulan data
Data dikumpilkan dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi
yang dilaksanakan pada bulan april. Hasil ditulis dalam bentuk catatan
H. Etik penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
Hidayat (2008). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Informend consent (persetujuan menjadi responden)
Informend consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data hasil
32
DAFTAR PUSTAKA
IDAI. (2015). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Indonesia, I. D. (2015). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI.
Lestari, R. P., & Argumi, E. (2017). Profil Klinis Anak Dengan Demam Tifoid di
No. 3.
Lestari, Y., Nirmala, F., & Saktiansyah, L. A. (Vol. 2/NO.6/ Mei 2017). Analisis
Mengist, H. M., & Tihalun, K. (2017). Diagnostic Value Of Widal Test In The
10.4172/2161-0703.1000248.
Papantungan, W., Rombot, D., & H.Akili, r. (Vol. 5 No. 2 2016). Hubungan
Antara Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Kejadian Demam Tifoid.
Seto.
S. R., & Suharsono. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
29
Sana, R., Nasir, N., Sherazi, B. A., & Riaz, M. (2017). Rational Use Of Drugs The
Saputra, R. K., Majid, R., & Bahar, H. (2017). Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan
2/NO.6 ISSN.
Suriadi, & Yuliani, R. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
pustaka pelajar.
30
PERNYATAAN KESEDIAAN
Nama :
Usia :
Alamat :
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Saya telah dijelaskan bahwa data yang diperoleh peneliti untuk keperluan
penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi responden penelitian ini.
Klaten, 2018
Yang menyatakan
( )
31
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN ANAK
Tanggal : ………………………………………………………
Ruanag : ………………………………………………………
I. IDENTITAS
1. Nama :
2. Tgl. Lahir :
3. Usia :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
6. Nama Ayah/Ibu :
7. Pekerjaan Ayah :
8. Pekerjaan Ibu :
9. Agama :
10. Alamat :
tenaga profesional.
32
Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama:
1. Munculnya keluhan
2. Karakteristik
Insiden
2) Kejadian sehari-hari
3) Kejadian periodic
1. Prenatal
b. Tempat ANC
a. Tindakan persalinan
b. Tempat bersalin
c. Obat-obatan
a. Kondisi kesehatan
b. Apgar score
5. Pernah dirawat di RS
b. Schedule, durasi
c. Alasan penggunaan
7. Allergi
waktu imunisasi)
V. RIWAYAT KELUARGA
1. Penyakit yang pernah / sedang diderita oleh keluarga ( baik berhubungan / tidak
berhubungan dengan penyakit yang diderita klien)
1. Diagnosis medis
2. Tindakan operasi
3. Obat-obatan
4. Tindakan keperawatan
5. Hasil laboratorium
6. Data tambahan
35
2. Nutrisi metabolik
tambahan/vitamin
d. Kebiasaan makan
Orang tua ;
3. Pola eliminasi
digunakan )
b. Kebersihan sehari-hai
berpakaian, dll)
Orang tua :
meraih mainan
telepon, dsb
Orang tua :
Anak / bayi :
c. Status mood?
f. Kesiapan / takut?
Orang tua :
a. Struktur keluarga.
Orang tua :
9. Sexualitas
Orang tua :
c. Riwayat reproduksi
Toleransi?
Orang tua :
d. Keyakinan
Orang tua :
fatigue
(jantung, paru-paru)
kelainan
X. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
(Berdasarkan hasil pengkajian melalui DDST untuk 0 – 6 th)
1. Kemandirian dan bergaul
Panduan Praktik Klinik Keperawatan Anak 2016/2017 25
2. Motorik halus
3. Kognitif dan bahasa
4. Motorik kasar
Jika usia > 6 tahun tanyakan tumbuh kembang secara umu sbb :
1. BB lahir, 6 bulan, 1 tahun dan saat ini
2. Pertumbuhan gigi, usia gigi tumbuh, jumlah, masalah dengan
pertumbuhan gigi
3. Usia saat mulai menegakkan kepala, duduk, berjalan, kata-kata
pertama
4. Perkembangan sekolah, lancer, masalah apa?
5. Interaksi dengan peers dan orang dewasa
6. Partisipasi dengan kegiatan organisasi (kesenian, OR, dsb)
XVI. PELAKSANAAN
XVII. EVALUASI