Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan merupakan mata rantai yang
berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
berakibat pada peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan
konsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah begitu juga dengan
Ibu hamil juga mengalami suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan
stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi
perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar (Ruben, 1967a:
berfungsi. Pada trimester II, ukuran jantung membesar karena ada peningkatan
beban kerja yang disebabkan meningkatnya cardiac output. Jantung juga dapat
bergeser ke kanan dan ke kiri serta berputar karena tekanan uterus meningkat
Sedangkan pada trimester III volume darah semakin meningkat dimana jumlah
serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehinggat terjadi pengenceran
volume darah pada hampir semua organ dalam tubuh, terlihat adanya perubahan
Pada ibu hamil juga terjadi peningkatan aliran darah ke otak, uterus, ginjal,
payudara dan kulit. Peningkatan ini artinya sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan fetus. Volume darah merah dan plasma juga meningkat selama
seperti zat besi, asam folat, dan lainnya pada ibu hamil. Peningkatan kebutuhan ini
cenderung mengakibatkan anemia pada ibu hamil, dimana Hb menurun dan juga
minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan 30-34
peningkatan 8,5%-9% dari berat badan atau terjadi peningkatan 25%-45% diatas
organ-organ ibu dan janin dari efek fostural terhadap tekanan dan aliran darah,
serta melindungi ibu terhadap kehilangan darah pada saat persalinan. Jumlah
darah yang bersirkulasi meningkat antara 30% - 50% selama kehamilan, dengan
rata-rata peningkatan 1,5 liter. Jumlah darah mengalami perubahan pada kira-kira
6 minggu umur kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke-30 sampai
34. Volume plasma meningkat rata-rata 50%, yang dimulai pada minggu ke-6
Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan ibu dan
janinnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah
keadaan social ekonomi keluarga ibu hamil, keadaan kesehatan dan gizi ibu, jarak
Huliana (2001) mengatakan, hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil
adalah makanan yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang,
pembangun diperoleh dari protein hewani dan nabati yang dibutuhkan untuk
dan plasma. Sedangkan sumber pengatur dan pelindung diperoleh dari air,
vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari
zat gizi selama kehamilan dan sesuai dengan kebutuhan pada tiap semesternya
Tabel 1. Contoh Menu Ibu Hamil Sesuai Ukuran Rumah Tangga (URT)
Waktu Jenis Hidangan URT SM I URT SM II URT SM III
Pagi Nasi/bubur 1sd nasi/1 1 ½ sd nasi 1 ½ sd nasi
Tempe/tahu mgkk 1pt sedang 2pt sedang
Susu 1pt sedang 1gls 1gls
1gls
Selingan 1 Krekes 1bh 2bh 2bh
Jus 1gls 1gls 1gls
Siang Nasi putih 1 ½ sd nasi 2 sd nasi 2sd nasi
Ikan/daging 1ptg sedang 1ptg sedang 1ptg sedang
Sayur 1 piring kecil 1 mangkok 1 mangkok
Buah 1pt sedang 1pt sedang
Selingan 2 Es pudding 1gls 1gls 1gls
Snack segar 1bh 1 piring kecil 1 piring kecil
Malam Nasi putih 1sd nasi 1 ½ sendok 1 ½ sd nasi
Ikan/daging 1ptg sedang nasi 1ptg sedang
Sayur/tumisan 1prg kecil 2ptg sedang 1 mangkok
Buah 1bh 1prg kecil 1pt sedang
1pt sedang
Selingan 3 Biskuit 2pt 4pt 4ptg
Susu 1gls 1gls 1gls
2.2.1 Defenisi
yang menahan satu atom besi. Atom besi ini merupakan situs ikatan oksigen.
Porifin yang mengandung besi disebut haem dan globin, globin sebagai istilah
sitoplasma sel darah merah yang merupakan senyawa protein yang terdiri dari
hema dan globin. Hema terdiri dari empat struktur pyrole dengan atom fFe
ditengahnya. Sedangkan globin terdiri dari dua pasang polypeptida (Muraya, dkk,.
2003).
merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh
zat besi yang terdapat dalam Hb membuat darah berwarna merah. Fungsi dari Hb
dengan meningkatnya berat badan dan kesejahteraan janin karena volume plasma
bertambah lebih cepat daripada volume sel darah merah (SDM) sehingga terjadi
pengenceran terutama pada kehamilan multipel. Defisiensi zat besi lebih lazim
dkk. 2010).
Jumlah total SDM meningkat kira-kira 33% (450ml) pada wanita hamil
yang mengkonsumsi zat besi dan 18% (250%) pada ibu yang tidak mengkonsumsi
SDM menjadi penyebab keadaan ini. Rata-rata volume sel, diameter, dan
menurun sepanjang trimester II, sebagai akibat dari peningkatan volume plasma.
konsumtif. Data yang ada menunjukkan bahwa ada proses aktifasi yang terus
menerus dari sistem pembekuan darah di dalam sistem uteroplasenta pada minggu
uteroplasenta, rongga antar vili, dan dinding plasenta (Black burn dan Loper,
praktis yaitu Haemochoma Plus, yaitu dengan cara membersihkan ujung jari yang
akan diambil darahnya dengan larutan desinfektan (alkohol 70%, betadhine, dan
sebagainya), kemudian tusuk dengan lancet ata alat lain, dengan tidak menekan
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb
dalam darahnya kurang dari 11,0 gr%, kondisi dimana berkurangnya sel darah
merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak
(Depkes, 2003).
darahnya kurang dari 12gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan kadar Hb dibawah 11gr% pada trimester I dan III atau kadar Hb
sedang (Hb 5gr/dl-<8gr/dl), dan anemia berat (Hb <5gr/dl) (Tarwoto & Wasnidar,
2007).
besi. Banyak faktor yang mempengaruhi asupan zat besi menjadi tidak adekuat,
yang dapat menyebabkan anemia. Misalnya asupan gizi karena kemiskinan, pola
asuh dari kultur keluarga yang mengutamakan pemenuhan gizi pada kepala
Penyebab utama tampaknya adalah karena konsumsi zat besi yang rendah,
pola makanan yang sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang kurang
beranekaragam. Konsumsi zat besi dari makanan tersebut sering lebih rendah dari
dua pertiga kecukupan konsumsi yang dianjurkan, dan susunan menu makanan
yang dikonsumsi tergolong pada tipe makanan yang rendah absorpsi zat besi
(Rasmaliah, 2004).
angka nasional 65% yang setiap daerah mempunyai variasi yang berbeda.
a. Anemia defisiensi besi, disebabkan oleh fertin serum darah turun, hemosiderin
sumsum tulang turun, parameter sttus besi normal, dan reabsorbsi meningkat.
pada ibu hamil adalah kebutuhan zat besi dan asam folat yang meningkat untuk
memenuhi kebutuhan darah ibu dan janinnya, penyakit tertentu: penyakit ginjal,
jantung, pencernaan, diabetes mellitus, asupan gizi yang kurang, cara mengolah
makanan yang tidak tepat, kebiasaan makan atau pantangan terhadap makanan
tertentu seperti ikan, sayur-sayuran dan buah-buahan, kebiasaan minum kopi, teh
yang bersamaan pada saat makan, kebiasaan minum obat penenang dan alcohol.
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu sering mengeluh cepat lelah,
konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia berat), dan keluhan mual muntah
Rasa cepat lelah disebabkan karena pada penderita anemia zat besi,
pengelolaan (metabolisme) energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena
kurang oksigen. Anemia besi dengan keluhan yang paling jelas yaitu cepat lelah,
rasa mengantuk, malaise dan mempunyai wajah yang pucat (Sukirman, 1999).
Adapun tanda dan gejala menurut Tarwoto dan Wasnidar (2007), yaitu
pucat pada mata, kekuningan pada mata, cepat lelah, sering pusing dan sakit
kepala, sering terjadi keram dan kaki, terjadi sariawan, peradangan gusi,
peradangan pada lidah dan peradangan pada sudut mulut, pemeriksaan Hb kurang
Rochjati (2003), gejala anemia yang dapat dilihat pada ibu hamil adalah
lemas, badan lesu, cepat lelah, mata berkunang_kunang, jantung berdebar, dengan
pemeriksaan pandang, ditemukan pucat pada muka, kelopak mata, lidah dan
telapak tangan, jika diperiksa melalui tes laboratorium didapatkan kadar Hb dalam
icterus, edema perifer, membrane mukosa dan bantalan kuku pucat, takipnea,
Menurut WHO, adapun akibat anemia pada ibu hamil dapat terjadi
gangguan pertumbuhan janin dan rahim, BBLR, IQ rendah, kematian ibu, retensio
menunjukkan bahwa paling sedikit satu diantara dua kematian ibu di Negara
sedang berkembang adalah anemia akibat kurang zat besi. Apabila kadar Hb <8
gr/dl, resiko kematian maternal meningkat sekitar 8 kali lebih tinggi dibandingkan
wanita dengan wanita tidak anemia. Penelitian Saraswati dan Sumarno (2008)
menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kadar Hb <10 g/dl mempunyai resiko 2
kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu hamil
dengan kadar Hb di atas 10gr/dl, dimana ibu hamil yang menderita anemia berat
mempunyai resiko untuk melahirkan bayi 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
menyebabkan padi ibu menjadi penyulit persalinan, resiko syok saat persalinan,
kelainan/cacat pada janin, dan lematangan fungsi organ tubuh janin tidak
sempurna.
kehamilan dengan anemia berat, yaitu Hb kurang dari 6% adalah kematian janin
ahirnya pemulihan zat besi. Kadua tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian
senyawa zat besi sederhana per oral, fero sulfat, fumarat, atau glukonat yang
memberikan dosis harian sekitar 200mg zat besi elemental. Transfusi sel darah
merah atau darah lengkap jarang diindikasikan sebagai terapi anemia defisiensi
zat besi juga terdapat hipovolemia akibat kehilangan darah atau harus dilakukan
volume).
Fe, dengan bantuan WHO, tetapi preparat tersebut berbau besi dan tampak
karatan, sehingga ditolak masyarakat. Angka anemia pada kehamilan cukup tinggi
sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masin-
masing. Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan
tergolong kekurangan gizi. Pada kasus anemia berat dapat diberikan Fe secara
penanggulangan anemia adalah peningkatan sel darah merah ibu dengan total
jumlah keburutuhan 900 mgr Fe yaitu 500 mgr Fe untuk peningkatan sel darah
merah pada ibu, 300 mgr Fe untuk kebutuhan plasenta, dan untuk penambangan
penaggulangan anemia zat besi melalui pemberian suplementasi langsung zat besi
berupa tablet besi pada ibu hamil(60 mg elementasi besi, 0,25 mg asam folat).
Diberikan setiap hari sejak kehamilan trimester I dan diharapkan ibu hamil
diberikan kepada balita yang mengalami kurang gizi. Dilakukan bersama kegiatan
(Wirahadikusuma, 1999):
pangan hewani (daging, ikan, hati dan telur), makanan nabati (sayuran hijau,
singkat.
3. Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan
Menurut Tarwoto dan Wasnidar (2007), cara mencegah anemia pada ibu
hamildengan makan makanan yang banyak mengandung zat besi, asam folat,
konsumsi vitamin C yang lebih banyak, hindari atau kurangi minum teh dan kopi,
minum suplemen zat besi 90 tablet selama kehamilan, hindari aktifitas yang
berat, istirahat yang cukup, ukur tekanan darah, periksa Hb pada tempat
pelayanan kesehatan.
melaui panca indera manusia, yakni indera pendengaran, penciuman, perasa dan
peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh malalui mata dan telinga
(Notoadmodjo, 2010).
orang lain. Pengetahuan dan kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk
Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat satu materi yang telah dipelajari
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau hukum-hukum rumus metode transit dalam konteks atau situasi lain.
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Sedangkan sintesis
2010).
2.5.1 Umur
pola dan harapan baru. Semakin banyak umur seseorang maka makin banyak pula
2.5.2 Paritas
Paritas adalah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita usia
subur yang pernah kawin pada tahun tertentu. Semakin tua umur seorang wanita
maka tingkat kesuburan wanita pun berkurang sehingga hanya sedikit dari mereka
yang melahirkan. Orang tua yang belum pernah memiliki anak dianggap belum
3. Multipara yaitu seorang manita yang melahirkan lebih dari dua kali
4. Grande multipara yaitu seorang wanita yang melahirkan lebih dari lima
kali
2.5.3 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu
dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
kemampuan dan perilaku melalui pekerjaan sehingga dalam pendidikan itu perlu
2007).
informasi dengan mendengar dan melihat sesuatu baik secara langsung maupun
2.5.5 Pekerjaan
adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang lain. Setiap orang harus
dapat bergaul dengan orang lain. Setiap orang harus dapat bergaul dengan teman
sejawat ataupun dengan atasannya, sehingga orang yang hubungan sosialnya luas
maka akan lebih tinggi pengetahuannya dibanding dengan orang yang kurang