Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI

I. PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai
pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan
mereka kelak. Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman
yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Oleh karena itu tidak sedikit
remaja yang jatuh kedalam perbuatan negative, salah satunya adalah seks bebas atau hubungan
seks yang dilakukan diluar pernikahan.
Banyak sekali alasan mengapa remaja melakukan hubungan seks bebas, mulai dari biar di
bilang gaullah sampai untuk mendapatkan uang. Gara-gara ingin dibilang gaul baik laki-laki
maupun perempuan rela memberikan ”harga dirinya” dengan sia-sia tanpa memperhatikan
dampak yang akan di timbulkan oleh perbuatannya itu. Oleh karena itu hubungan seks bebas
banyak sekali terjadi di kalangan remaja pada umumnya, yang masih labil dalam pergaulan.
Pergaulan bebas antar lawan jenis sendiri mendorong terjadinya hamil pra-nikah, lebih
parah jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya, gadis
yang sudah tidak ‘gadis’ lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan
masyarakat, atau karena suruhan dari teman laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung
mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena sosial remaja
yang makin marak dalam kehidupan manusia dimana praktek aborsi sebagai mediator alternatif
bagi para pezina dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir. Berdasarkan hasil survei
komnas anak di 12 propinsi (4500 remaja sebagai responden) bahwa 93,7% pernah berciuman
hingga petting (bercumbu), 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan, dan 21,2% remaja SMA
pernah aborsi.
Dengan melakukan penyuluhan di Sekolah diharapkan dapat membantu memberikan
informasi dalam hal ini pemahaman mengenai pengertian dari seks bebas dan dampak dari seks
bebas tersebut kepada remaja pada umumnya dan siswa/siswi pada khususnya terhadap
kesehatan reproduksi.

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan para siswa/siswi mampu mengetahui dan
memahami tentang faktor sosial dan dampak terjadinya seks bebas.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, siswa/siswi diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian seks bebas
2. Menjelaskan Faktor Sosial dan Dampak Terjadinya Seks Bebas
3. Menjelaskan Penyebab Terjadinya Seks Bebas
4. Menjelaskan Akibat Seks Bebas
5. Menjelaskan Dampak seks Bebas
6. Menjelaskan Bahaya Seks Bebas
7. Menjelaskan Pencegahan Seks Bebas
8. Menjelaskan Penanggulangan Seks Bebas
9. Menjelaskan Penyakit yang di Sebabkan seks Bebas
10. Menjelaskan Jenis-Jenis Penyebab IMS
11. Menjelaskan Gejala atau Tanda-Tanda IMS
12. Menjelaskan Tanda-Tanda Penyakit Kelamin

III. KEGIATAN
 Penyuluhan mengenai Kespro di Sekolah

IV. METODE
Metode yang digunakan yaitu ceramah, diskusi dan Tanya jawab

V. SUMBER DANA
 Pelaksanaan dibebankan oleh anggaran DIPA BOK Dinas Kesehatan Kabupaten
Halmahera Barat

VI. PENUTUP
Demikian kerangka acuan mengenai kegiatan penyuluhan Kesehatan Reproduksi
yang disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan.

Jailolo, 2016

Mardia Teng, Amd.Keb


NIP. 19850829 200904 2 001
A. Gambaran Materi Penyuluhan
a. Pengertian Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik suka
sama suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko
yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu
terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan
kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang
menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.

b. “faktor Sosial dan Dampak Terjadinya seks Bebes”


1. Mata Rantai Terjadinya Permasalahan Seks.

Anda mungkin juga menyukai