Teknik Dan Peralatan Pemboran: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015
Teknik Dan Peralatan Pemboran: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015
Republik Indonesia
2015
HALAMAN JUDUL
SMK / MAK
Penulis :
Editor Materi :
Editor Bahasa :
Ilustrasi Sampul :
Desain & Ilustrasi Buku :
Hak Cipta @2015, Kementrian Pendidikan & Kebudayaan
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya bahan ajar ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam bahan ajar ini kami membahas tentang “Teknik dan
Peralatan Pemboran”, suatu pengantar yang sangat penting mengenai teknik
pengeboran dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga ahli dunia pengeboran
minyak dan gas.
Dengan dibuatnya bahan ajar ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan menjawab tuntutan yang semakin meningkat terhadap
kualitas penyelenggaraan belajar mengajar. Tidak dapat dipungkiri bahan ajar ini
masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu kami selalu
mengharapkan saran dan masukan demi peningkatan kualitas.
Demikian bahan ajar ini saya buat semoga bermanfaat,
BAB I
SISTEM PEMUTAR
Fungsi utama sistem pemutar adalah untuk memutar rangkaian pipa bor dan
memberikan pemberat diatas pahat saat pemboran. Sistem pemutar ini terdiri dari
empat sub komponen utama :
- Swivel
- Rotating Assembly (Unit Pemutar)
- Drill Stem (Batang Bor)
- Bit (Mata Bor)
Rangkaian pipa bor menghubungkan antara swivel dan mata bor, berfungsi untuk :
Menaikkan-menurunkan mata bor.
Memberikan beban diatas pahat untuk penembusan (penetration).
Meneruskan putaran ke mata bor dan,
Menyalurkan fluida pemboran yang bertekanan ke mata bor.
Mata bor merupakan peralatan yang langsung menyentuh formasi, berfungsi untuk
menghancurkan dan menembus formasi.
A. Swivel
Swivel merupakan alat berbentuk khusus yang digantung pada hook yang
terletak dibawah Travelling Block
Unit pemutar terletak di lantai bor di bawah crown block terdiri dari :
Rotary table
Master bushing
Kelly bushing
Rotary slips
Make up dan break out tong
D. Drill Stem
Drill stem adalah suatu rangkaian pipa-pipa penghubung dari swivel sampai ke
mata bor dan mempunyai fungsi utama untuk :
Menurunkan dan menaikkan mata bor
Memberikan beban pada mata bor untuk penembusan/pemecahan batuan
Meneruskan gaya putar ke mata bor
Menyalurkan lumpur pengeboran bertekanan tinggi ke mata bor
Drill stem bergantung pada swivel stem, bail swivel dan travelling block,
memanjang kebawah melalui lubang meja putar sampai ke dasar lubang sumur,
sebagai sebuah poros pemutar mata bor.
Rotary Swivel
Swivel merupakan alat berbentuk khusus yang digantung pada hook dibawah
travelling block. Swivel berada dipuncak batang bor dan karena konstruksinya,
memungkinkan kelly berikut batang bor berputar bebas selama operasi pengeboran.
Swivel berfungsi untuk :
Memberikan kebebasan kepada rangkaian pipa bor untuk berputar
Sebagai penghubung antara rotary hose dengan kelly sehingga
memungkinkan lumpur bor untuk sirkulasi tanpa mengalami kebocoran.
Menghubungkan drill stem ke sistem pengangkat.
Swivel dikaitkan ke hook dan travelling block melalui swivel bail.
Swivel harus mampu menahan beban berat drill stem selama operasi
pemboran dan ditambah beban tarikan (over pull) bila drill stem terjepit dan
lain-lain.
Memungkinkan rotary system memutar batang bor (drill stem). Body/Housing
swivel tidak berputar tetapi menahan swivel stem yang berhubungan dengan
kelly dan drill stem dibawahnya.
Badan swivel memiliki unit-unit (bearing) yang menahan dan mengatur
gerakan swivel, dihubungkan dengan kelly dan drill stem yang diputar oleh
meja putar 35 – 200 RPM.
Mengalirkan lumpur bor tekanan tinggi ke drill stem tanpa kebocoran. Lumpur
yang bertekanan dari rotary hose, melewati swivel goose neck, wash pipe
asembly dan swivel stem lalu masuk ke kelly dan drill stem dibawahnya.
Swivel dibuat tahan terhadap bahaya kikisan/erosi dari lumpur bor. Tahan
terhadap kebocoran pada tekanan sirkulasi yang mencapai 4500 psi dan debit dapat
mencapai 1000 GPM dengan putaran drill stem mencapai 200 RPM atau lebih dan
juga harus mampu menahan beban lebih dari 500 ton.
Bail
Bail adalah bagian atas dari swivel yang berbentuk huruf V dengan ujung setengah
lingkaran yang dikaitkan pada hook dibawah travelling block. Bail dibuat dari baja
tempa (forged steel) demikian juga bail pin-nya. Bail pin menghubungkan bail
dengan body (housing) swivel dimana pin masuk kedua lubang pada body, sehingga
Gooseneck
Gooseneck adalah pipa melengkung hampir setengah lingkaran terletak dibagian
atas swivel dimana rotary hose disambung. Sudut yang terbentuk dari goose neck
center line dan vertical line harus 15 0 . Ukuran dari sambungan swivel goose neck
dapat 2”, 2.5”, 3”, 3.5” atau 4 inch.
Pelumasan dapat dilakukan dengan minyak pelumas dan grease. Untuk minyak
pelumas yang disarankan pabrik:
• Ambient temp +30ºF sampai +155ºF AGMA#6EP atau SAE 140
• Ambient temp 0ºF sampai +125ºF AGMA#4EP atau SAE 90
• Ambient temp -20ºF sampai +80ºF NO#1EP atau SAE 80/75.
Note :
AGMA = American Gear Manufacture Association.
SAE = Society of Automotive Engineers.
SA 225 12 ½ LB 400 10
SA 300 15 ½ LB 500 15
SA 425 19 ½ LB 650 19 ½
Minyak pelumas di dalam rotary swivel harus bersih dari lumpur dan pasir. Karena
bila ada material tersebut dalam minyak pelumas akan dapat menyebabkan
rusaknya bearing setelah 8 jam operasi.
Bonet
Bonet terbuat dari baja tuang yang melindungi wash pipe assembly.
Housing adalah bagian swivel berbentuk mangkuk terbuat dari baja tuang (cast steel)
yang menjadi rumah dari unit bagian-bagian rotary stem assembly. Body ini
sekaligus sebagai tempat pelumas dan harus berkekuatan besar untuk menahan
beban driil stem.
Bearing pada swivel terdapat 3 buah yaitu upper bearing, main bearing dan lower
bearing.
Main bearing berfungsi untuk menahan beban ke bawah hampir seluruhnya ( 99
%) atau tapered roller bearing dan bearing itu terletak diantara upper dan lower race.
Upper dan lower bearing mempunyai tugas untuk menaikkan beban kesamping,
sehingga swivel stem dapat bergerak lurus ditengah-tengah.
Apabila upper bearing (upthrust bearing) dan main bearing terlalu banyak clearance
(kerenggangan) akan menyebabkan swivel stem kocak dan antara bearing dan race
dari main bearing akan kocak naik turun, yang akan menyebabkan terjadinya luka-
luka kecil pada roller dan race. Selain dari pada itu gejala lain yang akan
menyebabkan luka pada roller dan race adalah penggantian wash pipe dan packing
berlebihan (frekwensi penggantian tidak normal). Salah satu jalan terbaik untuk
mengatasi itu dilakukan pengecekan clearance tersebut dengan alat sistem magnetis
dan jarum penunjuk. Pengecekan ini disarankan dilakukan setiap enam bulan sekali.
Pemilihan
Terdapat beberapa data spesifikasi dari swivel yang perlu diketahui dan dipahami
untuk dapat melakukan pemilihan dan pengoperasian dengan benar antara lain :
- Dead Load Rating atau Maximum Static Load Rating atau disebut juga
Working Load Strength rating.
Dead Load rating atau Maximum Static Load Rating atau disebut juga Working
Load Strength Rating adalah merupakan kapasitas beban maksimum yang
diijinkan pada saat drill stem tidak diputar.
Besarnya Dead Load rating ini ditentukan oleh kapasitas main bearing dari
swivel untuk keadaan tidak berputar. Apabila beban yang diberikan pada
swivel ini umumnya menjadi kode angka yang ditulis sebagai model/tipe
swivel. Contoh dari national P 400, Oil Well PC 300, Continental Emsco LB
500. Angka tersebut menunjukkan Dead Load rating Swivel dalam tons.
Meskipun ada sebagian kecil pabrik swivel yang tidak membuat kode model
demikian misalnya swivel dari Gray.
- Bearing API Rating at 100 RPM
Bearing API Rating adalah menunjukkan kapasitas swivel maksimum yang
diizinkan saat drill stem diputar 100 putaran permenit. Semakin tinggi putaran
drill stem kapasitas maksimum yang diizinkan harus diturunkan, demikian
juga sebaliknya jika putaran drill stem lebih rendah maka kapasitas ini perlu
diperhatikan selama operasi dengan memutar drill stem agar memperoleh
masa pakai yang panjang dari swivel.
- Length over all – bail up right
Length Overall – bail up right menunjukkan panjang dari bagian dalam bail
sampai ke ujung coupling dari swivel sub. Ukuran ini diperlukan untuk
memperhitungkan panjang keseluruhan dari block assembly dan untuk
memperhitungkan panjang gerak kelly apabila tinggi dari menara terbatas
sekali.
Pengoperasian
- Untuk swivel baru catatlah secara permanent pada buku pemeliharaan data-
data dari name plate yang menempel pada swivel housing, yang meliputi
serial number dan lain-lain.
- Lepaskan drain plug untuk membuang endapan-endapan dari housing dan
ganti dengan minyak pelumas dengan type dan grade yang benar dan volume
yang cukup. Untuk pemakaian swivel baru yang akan dipakai, atau untuk
swivel yang telah lama sekali tidak dipakai.
- Lepaskan temporary shipping plug dan pasang breather.
- Cek benar apakah oil seal telah dilumasi dengan grease dengan memompa
grease melalui grease fittingnya.
- Selama swivel dipergunakan disambung dengan drill stem, operasikan
dengan batas jangan sampai melebihi dead rating dari swivel saat ia tidak
berputar dan jangan melebihi bearing API rating untuk swivel yang dipakai
operasi memutar drill stem 100 rpm dan ingat untuk putaran yang lebih tinggi
maksimum beban yang diizinkan harus diturunkan lebih rendah dari bearing
API rating.
- Berikan perawatan swivel seperti pada sub bab perawatan.
Perawatan
Berikut ini akan dibahas cara pemeliharaan/perawatan dan perbaikan secara garis
besar dan detail.
Pada setiap drilling rig yang beroperasi disarankan harus tersedia satu set wash pipe
packing assembly dalam keadaan baik, serta siap untuk dipasang. Sehingga apabila
diperlukan untuk melakukan penggantian pada swivel yang dipakai beroperasi maka
wash pipe assembly dilepas dari swivel dan dapat langsung dilakukan pemasangan
dengan wash pipe packing assembly yang telah disiapkan.
Selain daripada hal tersebut diatas, pada setiap rig juga harus selalu tersedia
komponen spare part dari wash pipe packing assembly. Sehingga dengan demikian,
wash pipe packing assembly yang aus dapat dilakukan perbaikan dan penggantian,
untuk persiapan penggantian berikutnya bila ada kebocoran.
Setting Bearing
Master bushing (bantalan utama) adalah alat yang dapat dilepas dan diganti dengan
ukuran yang sesuai dengan lubang pada meja pemutar dan kebutuhan operasi. Alat
ini menjadi tempat kedudukan salah satu dari dua alat-alat perlengkapan pemutar
yaitu kelly bushing atau rotary slip.
Apabila slips pemutar dimasukkan kedalam bantalan utama, akan dapat dipakai
untuk menggantung batang bor pada saat penambahan atau pengurangan bagian-
bagian dari batang bor. Dapat menahan karena memiliki gigi-gigi yang tajam dan
bentuk yang tirus (dies). Rotary slips disisipkan kedalam bantalan utama sekeliling
batang bor sehingga batang bor tergantung bebas didalam sumur bor.
Permukaan atas rotary table relatif datar sedikit lebih tinggi dari lantai bor,
bersih dan mempunyai permukaan yang tidak licin untuk bekerja bagi rotary helper.
Selain dari pada itu memiliki perlengkapan pelumasan seperti grease fitting, oil
dipstick (tongkat pengukur minyak), fill plug (tutup lubang pengisian), dan oil reservoir
drain plug (sumbat bak penampungan minyak pelumas) dan locking control (kunci
pengendali). Kerangka (base) dari rotary table terbuat dari baja tuang atau baja
tempa sebagai kerangka.
Pada rotary table terdapat lubang-lubang atau bagian untuk tempat kait bila rotary
table harus di angkat.
Sistem transmisi dari drawwork ke Rotary table umumnya dengan sistem rantai dan
sprocket, dengan rantai single strand atau rantai double strand.
Selain dari pada itu ada pula yang memakai transmisi universal joint (gardan),
meskipun cara ini tidak banyak dipakai.
1.5 PELUMASAN
Pelumasan pada rotary table yang diperlukan ada dua macam, yaitu dengan
minyak pelumas dan grease.
Pelumasan dengan minyak pelumas ini dilakukan dengan sistem bak rendam
(oil batch). Pada rotary table modern saat ini ia memiliki bak rendam dua buah, untuk
pelumasan bearing utama dan pinion bearing atau untuk keduanya dengan satu
reservoir bak rendam. Selain itu ada juga sistem pelumasan kombinasi rotary table
dengan satu bak rendam untuk main bearing dan pinion bearing dilumasi dengan
grease.
Untuk pelumasan ini, minyak pelumas harus dijaga senantiasa bersih dari
kotoran dan lumpur agar bearing-bearing tersebut tidak rusak, sehingga oil seal
harus dijaga dalam kondisi baik dan bila perlu segera diganti bila ada gejala
kebocoran.
Untuk bagian-bagian dari rotary table yang memerlukan pelumasan dengan grease,
diperlukan saluran dan grease fitting yang menghubungkan sampai ke titik yang
dilumasi atau ruang khusus (catridge) untuk pinion shaft.
Letak dari grease fitting umumnya didekat titik yang memerlukan pelumasan grease,
atau terkumpul satu ditempat didekat lubang pengisian pelumas. Pada sistem
pelumasan bearing pinion shaft dengan grease dilengkapi dengan relief fitting yang
berfungsi untuk membuang kelebihan pelumas. Semua anggota regu
pemboran/bagian pemeliharaan harus tahu persis fungsi dan letak dari relief fitting,
untuk menghindari jangan sampai relief fitting ini diganti dengan grease pin.
b. Jarak dari pusat table opening sampai centerline dari sprocket rantai pertama.
Jarak ini menurut standard API ada 3 macam :
Berjarak 44 inch untuk rotary table yang tidak dapat dimasuki bit 20”.
c. Rated Capacity
Kapasitas yang dimiliki oleh suatu rotary table akan ditinjau dari dua keadaan,
yaitu :
Under Dead Load, yaitu jumlah beban maksimum yang diizinkan ditahan oleh
rotary table saat diam (tidak memutar)
Under rotating load, yaitu jumlah beban maksimum yang diizinkan pada saat
berputar akibat beban torsi yang timbul untuk memutar batang bor (drill stem).
Didalam pemilihan rotary table selain mempertimbangkan ketiga spesifikasi di
atas untuk menyesuaikan ukuran pipa dan alat yang akan dimasukkan selama
pekerjaan operasi membor sumur, dan ukuran dari drawwork beserta posisi sprocket
rantai untuk rotary table, maka perhitungan perkiraan beban yang dialami akan ikut
juga menentukan.
Torsi yang timbul atau power yang diperlukan saat memutar drill stem dapat
dibedakan menjadi dua macam :
1. Bit mechanical Horse Power, yaitu merupakan tenaga atau daya yang
diperlukan untuk memutar bit saja
2. Stem Friction Horse Power, yaitu tenaga yang diperlukan untuk memutar drill
string yang menempel atau bergesekan dengan dinding lubang sumur.
Jumlah kedua tenaga atau daya tersebut diatas disebut Rotary Horse Power (RHP)
Torque = Torsi
Di dalam perencanaan sangat sulit untuk menghitung secara pasti atau tepat,
besarnya tenaga kuda untuk memutar yang diperlukan, karena besarnya daya yang
timbul karena gesekan drill stem dengan dinding sumur sukar ditetapkan.
1. SQUARE DRIVE
Tipe ini mempunyai bukaan bujur sangkar (square opening) atau recess (13
9/16 inch sisi X 4 inch tinggi) untuk tempat duduk square drive kelly bushing.
Ditinjau dari drivernya, kelly bushing ada dua macam yaitu square drive untuk rotary
table dengan square drive master bushing dan pin drive kelly bushing untuk rotary
table dengan pin drive master bushing.
Khusus untuk operasi dilepas pantai dengan rig yang mengapung (floating rig) maka
dipakai kelly bushing pin drive yang memiliki lock assembly. Dengan pin drive yang
Rotary Slips
Rotary slip memiliki konstruksi bagian dalam mempunyai gigi dengan bentuk silinder
dengan ukuran tertentu sesuai dengan ukuran pipa yang akan ditahan.
Dibagian luar slip berbentuk taper dengan kemiringan yang sama dengan kemiringan
master bushig atau kemiringan dari slip bowl. Oleh karena itu slip dapat memakai
secara sejajar dengan pipa dan tanpa menimbulkan luka lekuk di satu tempat
(diujung). Rotary slip duduk di master bushing untuk menahan pipa selama pipa
tersebut digantung dalam proses menambah atau melepas pipa.
Power slip merupakan slip yang dapat dioperasikan/dikontrol oleh driller utuk
mengangkat dan memasukkan slip dengan system tenaga pneumatic. Power slip
memiliki piston yang digerakkan dengan tekanan udara dan pada tangkai piston
dipasangkan slip. Kontrol pengendalian piston biasanya berupa pedal kaki yang
diletakkan didekat driller.
2. Pilih bagian pipa yang halus bersih dari bekas slip sebelumnya.
3. Balut pipa tersebut dengan kertas kedap air (waterproof) dan tahan.
4. Pasang rotary slip disekeliling pipa yang dibalut kertas tersebut, turunkan pipa
dan slip dengan kecepatan normal.
5. Untuk melepas, tahan slip bersama-sama dan angkat pipa. Lepaskan slip hati-
hati bila sudah bebas diatas lubang.
6. Lepas kertas hati-hati.
Dengan sistem ini, kelly bushing dan kelly tidak diperlukan karena drill stem diputar
langsung dengan drilling motor assembly yang digantung di traveling block.
Motor listrik DC ini dilengkapi dengan blower udara untuk system pendingin, yang
digerakkan motor listrik AC. Selain dari pada itu nmotor listrik DC tersebut dilengkapi
air brake (rem udara) yang berguna untuk menghentikan putaran drill stem karena
ada torsi balik.
Pipe handler assembly dilengkapi dengan torque wrench assembly yang berfungsi
sebagai kunci untuk mengikat ataupun melepas sambungan tool joint drill pipe
dengan saver sub dari top drive. Breakout torque yang dapat diberikan sebesar
60.000 lbs ft (81100 Nm). Tekanan hydraulicnya 2000 psi dengan 30 GPM.
Selain dari pada tersebut di aaatas, top drive dilengkapi Kelly cock dan Kelly cock
actuator, yang berfungsi untuk dapat menutup Kelly cock pada posisi traveling block
dimana saja dengan system kendali dari driller panel.
Sehingga dengan peralatan ini apabila terjadi kick saat tripping dapat dengan
langsung menyambungkan saver sub sampai terikat kuat dan dapat menutup Kelly
cock bila diperlukan, dengan posisi block dimana saja dalam menara
Drill stem (Batang Bor) adalah suatu rangkaian pipa-pipa penghubung dari
swivel sampai kemata bor dan mempunyai fungsi utama untuk :
Menurunkan dan menaikkan mata bor
Memberikan beban pada mata bor untuk penembusan/ pemecahan
batuan.
Menyalurkan dan meneruskan gaya putar ke mata bor
Menyalurkan lumpur bor (cairan pemboran) bertekanan tinggi ke mata
bor.
Batang bor berpegangan pada wash pipe dan travelling block dan memanjang
melalui lubang meja putar sampai kedasar lubang sumur, sebagai sebuah poros
pemutar mata bor.
Bentuk dasar dari kelly ada tiga macam, yaitu segi tiga (triangular),
segi empat (square) dan segi enam (hexagonal). Yang umum dipakai
pada saat ini adalah square kelly an hexagonal kelly. Bagian tengah kelly
yang berbentuk segi-segi disebut drive surface section, ini adalah bagian
permukaan yang berkaitan dengan kelly drive bushing untuk dapat diputar
sambil turun atau naik.
Bagian ujung atas dari kelly terdapat top upset (semacam tool joint),
mempunyai ulir kiri, yang berfungsi untuk penyambungan dengan upper
kelly cock dan swivel. Ulir kiri dibagian atas kelly ini dimaksudkan agar
pada saat kelly diputar oleh rotary table kekanan, ulir ini tidak akan
terlepas. Intinya semua peralatan yang penyambungannya dengan ulir
dan bekerja diatas rotary table, semuanya menggunakan ulir kiri.
Bagian ujung bawah dari kelly terdapat bottom upset (semacam tool
joint) mempunyai ulir kanan, yang berfungsi untuk penyambungan dengan
lower kelly cock dan kelly saver sub, untuk disambungkan ke drill pipe.
2.1.2 Spesifikasi Kelly
Untuk memesan sebuah Kelly, perlu menyebutkan spesifikasi yang
lengkap, seperti :
Type Kelly, Square atau Hexagonal
Ukuran Nominal, 2.1/2 inc, 3 inc, 3.1/2 inc, 4.1/4 in, 5.1/4 inc, 6 inc
untuk Square Kelly dan mulai 3 inc sampai 6 inc untuk Hexagonal.
Ukuran Panjang total, 40 ft, 46 ft atau 54 ft.
Upper Connection, Standard 6.5/8 in Reg LH atau Optional 4.1/2 in
Reg LH.
Lower Connection, 2.3/8 in IF RH, 2.7/8 in IF RH, 3.1/2 in IF RH, 4.1/2
in IF RH 5.1/2 in FH RH atau 6.5/8 in FH RH.
Gambar 2.12 Drill Collar Tipe Slip Atau Slip And Elevator Recess
.
Gambar 3.7 Substructure
Kontruksi
Wire rope mempunyai tiga komponen yaitu : core, strand dan wire. Wire rope
dibedakan atau klasifikasikan dari jumlah strand, jumlah wire dalam satu
strand dan pattern (susunan) dan strand.
Dalam regular lay, wire dibuat berlawanan arah strand lay di wire rope. Pada regular
lay kawat-kawat (wire) sejajar dengan poros rope. Pada long lay, wire disusun
dengan arah yang sama dengan strand lay, di rope dan wire akan tampak bersilang
dengan sebuah sudut terhadap poros rope.
Di samping itu terdapat grade wire rope yang lainnya dipakai di perminyakan :
– PS : Plow Steel
Grade of steel akan mempengaruhi kekuatan wire rope atau nominal strength dan
wire rope. Drilling line pada umumnya memakai grade IPS atau EIPS. EIPS grade
dengan klasifikasi dan mempunyai type core sama, ia mempunyai nominal sterngrth
15% lebih tingi dibanding IPS.
Terdapat wire rope dengan jenis galvanized rope yaitu wire rope dimana pada
semua kawat-kawatnya mempunyai lapisan zinc di permukaannya untuk menaikkan
ketahanan terhadap karat.
Core atau inti terletak ditengah wire rope mempunyai fungsi untuk bantalan
mendukung strand-strand dari rope, disamping ini berfungsi untuk menyimpan
pelumas.
Diameter wire rope diukur dari puncak strand Diameter wire rope diukur dari puncak
strand yang berseberangan atau merupakan diameter
terbesar dan bukan diameter terkecil Ukuran diameter diukur sampai bilangan
terkecil 1/64 inch. Ukuran wire rope umumnya lebih besar sedikit dari ukuran
nominalnya. Ini merupakan kondisi yang normal karena apabila dipakai pada operasi
setelah beberapa saat maka wire rope tersebut akan berukuran sebesar ukuran
nominal. Ukuran wire rope baru tidak boleh lebih kecil dari ukuran nominal, tetapi
boleh lebih besar sedikit dari table di bawah
Contoh :
1” x 5000’ 6 x 19 S PRF RRL IPS IWRC
1” = Diameter Line
5000’ = Length of Line
6 = Number of strands per Line
19 = Number of Wire per Strand
S = Seal Pattern
PRF = Preformed Strands
RRL = Right Regular Lay
IPS = Improved Plow Steel
IWRC = IndependentWire Rope Core
TEKNIK DAN PERALATAN PEMBORAN - 85
Artinya wire rope tersebut berukuran 1”, panjang 5000 ft, dengan 6 strand, 19 wire
setiap strand, dengan susunan strand type seale, pintalan strand preformed, right
regular lay, grade steel improved plow steel dengan core independent wire rope
core.
Pemeliharaan Wire Rope
Untuk memperpanjang umur dari wire ropw maka perlu dilakukan emeliharaan
secara rutin antara lain :
1. Selalu dilumasi bila kering
2. Jangan meletakkan wire rope pada tempat yang berpasir
3. Jangan meletakkan wire rope pada tempat-tempat yang terdapat bahan yang
mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan korosif.
4. Jangan meletakkan wire rope pada tempat yang tajam.
5. Jangan menarik wire rope dalam keadaan terlipat
6. Jangan menggulung wire rope dibawah, akan menyebabkan wire rope melilit
(terpluntir).
PEMBAHASAN
Sentral atau pusat pengendali seluruh operasi pemboran ada pada drawworks. Pada
drawworks terdapat instrument-instrument untuk mengatur seluruh kegiatan
pemboran yang dilaksanakan oleh seorang driller.
Sedikit saja kesalahan yang dilakukan oleh driller pada drawworks akan
mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
Salah satu komponen yang paling pokok pada suatu sistem pengangkatan adalah
menara (derrick). Kedalaman suatu sumur minyak sangat mempengaruhi jenis-jenis
menara yang akan digunakan. Pemilihan menara harus disesuaikan dengan
kedalaman suatu sumur. Parameter ukuran menara yang harus diperhatikan adalah
kapasitas, tinggi, luas lantai bor dan lantai bor. Menurut standard API menara terbuat
dari besi baja. Baja profil yang digunakan sesuai dengan spesifikasi A7 atau A94.
Karakteristik menara bor ditentukan oleh kapasitas yang menyangkut dimensi dan
kekuatannya. Menara harus tahan terhadap pengaruh kecepatan angin. Sebagai
contoh untuk menara API no.18, tinggi 41,45 m (136') harus tahan terhadap
pengaruh angin dengan kecepatan 88,15 km/jam. Untuk menara yang lebih besar
misalnya API no.25, tinggi 57,60 m (189') kecepatan angin maksimum 120 km/jam
bila pipa-pipa bor berada pada menara dan 185 km/jam bila tanpa pipa bor
Dengan savety faktor = 2,0 dan M adalah berat hook dan traveling block dan
accesorisnya, maka :
........
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya besar atau
padat modal, menggunakan teknologi tinggi dan beresiko tinggi. Para personel
yang bekerja pada operasi pengeboran harus mempunyai pengetahuan yang baik
juga tentang keselamatan kerja. Sehingga operasi pengeboran dapat berjalan
lancar, dan kecelakaan kerja dapat dihindari. Isi mata diklat ini lebih dititik
beratkan untuk memberikan pengetahuan dasar peralatan-peralatan dalam sistem
sirkulasi dan bagaimana perawatannya.
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini membahas pengertian peralatan sistem sirkulasi, lumpur
pengeboran, tempat mempersiapkan lumpur pengeboran, peralatan-peralatan
sirkulasi, tempat mengkondisikan lumpur, pompa lumpur dan bongkar pasang
pompa lumpur.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menerapkan pengertian
peralatan sistem sirkulasi, lumpur pengeboran, dan proses sirkulasi selama
operasi pengeboran serta prosedur bongkar pasang pompa lumpur.
2. Indikator Keberhasilan
Peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian peralatan sistem sirkulasi.
b. Menjelaskan lumpur pengeboran.
F. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai hasil pembelajaran peserta diklat perlu mengikuti beberapa
petunjuk antara lain sebagai berikut :
1. Pertama peserta diklat memahami legalisasi satuan acara pembelajaran agar
mengerti materi pokok, sub materi pokok, buku-buku penunjang, kemampuan
dasar, dan indikator hasil belajar.
2. Setelah itu peserta diklat membaca buku modul Introduction to Drilling
Operation agar dapat memahami materi modul.
3. Mengikuti kegiatan pembelajaran bersama-sama widyaiswara dalam kelas
disertai dengan tanya jawab untuk memperjelas pendalaman modul.
4. Peserta diklat mengerjakan soal-soal latihan.
5. Hasil nomor 4 sebagai tolak ukur terhadap indikator hasil pembelajaran.
F. Latihan
1. Jelaskan pengertian tentang sistem sirkulasi !
2. Sebutkan tujuan komponen-kompone utama dalam sistem sirkulasi !
C. Rangkuman
1. Lumpur pemboran (drilling mud) atau fluida pemboran (drilling fluid),
merupakan faktor yang sangat penting dalam operasi pemboran sebagai
pengontrol masalah-masalah pengeboran, pembersihan lubang dan media
informasi
2. Jenis-jenis lumpur pengeboran antara lain : water base mud, oil base mud dan
air or gas base mud.
D. Latihan
1. Sebutkan jenis-jenis lumpur pengeboran!
2. Sebutkan fungsi-fungsi dari lumpur pengeboran!
3. Jelaskan mengenai lumpur pengeboran sebagai pengontrol tekanan!
4. Apa yang dimaksud lumpur pengeboran sebagai media logging
5. Jika berat lumpur adalah 9,5 ppg ; dan kedalaman sumur 6500 ft. Berapakah
tekanan hidrostatiknya?
Tempat ini merupakan tempat dimana cairan pengeboran dipersiapkan dan dirawat
atau diganti, tergantung dari keadaan di dalam lubang sumur.
Perubahan – perubahan mungkin diperlukan antara lain untuk :
a. Agar selalu mendapatkan lubang sumur bor yang baik / stabil
Untuk membentuk cairan pengeboran yang memiliki berat jenis yang cukup
b. Untuk membentuk cairan pengeboran yang mampu mentoleransi
kemungkinan kontaminasi dari lubang bor yang sedang ditembus.
c. Untuk mendapat sifat – sifat fluida pengeboran yang baik agar memperoleh
sifat aliran yang baik.
d. Untuk mempersiapkan lumpur agar tidak menimbulkan kerusakan pada
formasi produktif.
Terdapat 4 (empat) macam kerja rutin utama didalam mempersiapkan lumpur
pengeboran yang biasa dilakukan tim pengeboran :
a. Persiapan pertama, untuk membuat kekentalan (viskositas) lumpur.
b. Mengurangi air tapisan.
c. Penambahan bahan – bahan kimia lumpur, untuk membuat perubahan ikatan
– ikatan kimia dalam lumpur pengeboran agar memiliki sifat lumpur yang baik.
A. Mixing hopper
Peralatan ini berbentuk corong yang dipakai untuk menambahkan bahan lumpur
berbentuk tepung ke dalam cairan pengeboran padawaktu perawatan lumpur di
tangki lumpur. Jenis yang banyak dipakai adalah Hopper Jet, yang bekerja
berdasarkan prinsip tekanan ruang hampa
Shaker pit atau tangki pengendap atau settling tank adalah tangki besi yang
terletak di bawah shale shaker dengan dinding – dinding yang miring 45 sehingga
serbuk bor ukuran kecil yang belum terbuang akan mengendap.
D. Kolam Cadangan (Reserve Pit)
Kolam cadangan (reserve pit) adalah suatu kolam di permukaan yang
menampung cutting dari dalam sumur bor, dan kadang–kadang untuk
menampung zat zat pengeboran ekstra yang diperlukan pada suasana yang
darurat. Kolam itu dibagi menjadi dua tempat : shlush pit dan duck nest.
G. Latihan
1. Apakah fungsi dari peralatan-peralatan sirkulasi?
2. Sebutkan urutan-urutan sirkulasi!
3. Sebutkan peralatan-peralatan sirkulasi!
4. Sebutkan pompa–pompa khusus dan alat–alat pengaduk!
5. Mengapa lumpur pengeboran perlu diaduk-aduk?
G. Latihan
1. Apakah fungsi dari tempat mengkondisikan lumpur pemboran (conditioning area)?
2. Apakah fungsi dari shale shaker?
3. Apakah fungsi dari mud gas separator?
4. Apakah perbedaan antara mud gas separator dengan degasser?
5. Dengan alat apakah partikel berukuran kurang dari 50 micron?
Pompa triplex single acting memiliki tiga piston, dengan masing – masing
piston berpasangan dengan satu valve tekan (discharge valve) dan satu valve
hisap (siction valve).
Pompa triplex single acting atau kerja tunggal artinya piston hanya bekerja
satu arah saja yaitu saat gerakan ke depan, sedang untuk gerakan piston ke
belakang hanya akan menghasilkan penghisapan lumpur dari tangki masuk ke
dalam ruang liner pompa.
Gerakan piston pompa ini lebih cepat dibanding dengan pompa duplex, yaitu
antara 1 ½ sampai 2 kali lebih cepat, sehingga sebagai akibatnya diperlukan
pengisian lumpur ke ruang liner dari tangki dengan cepat pula, untuk keperluan
itu pada pompa triplek pada saluran hisapnya senantiasa memerlukan bantuan
aliran lumpur dengan pompa centrifugal sebagai supercharging.
Sebagian contoh untuk clearance 0,040 untuk tekanan 3000 psi akan hanya
mampu bekerja selama 50% dan usia pakai dari piston baru dengan liner baru
(clearance 0,010”). Apabila piston rusak, dan terjadi kebocoran dengan
kecepatan tinggi diantara liner dan piston akan dapat merusak piston flange,
C. Rod Packing
Keluarkan/ambil semua rod packing lama dan adaptor dari stuffing box.
Bersihkan dan lihat bagian dalam stuffing box dan periksa pula semua
bagian-bagian lain.
Check adakah kerusakan atau aus pada stuffing box, bross age dan junk
ring.
Junk ring yang aus harus diganti.
O. Rangkuman
1. Untuk keperluan perawatan pompa lumpur sangat dibutuhkan kemampuan
dalam membongkar dan memasang pompa lumpur.
2. Di operasi pengobaran terdapat 2 jenis pompa lumpur yaitu Duplex (double
acting) dan Triplex (single acting).
3. Kegiatan bongkar pasang pompa lumpur antara lain : membongkar dan
memasang pompa duplex, membongkar dan memasang pompa single acting,
valve dan seat serta power end.
P. Latihan
1. Sebutkan kegiatan apa saja dalam membongkar dan memasang pompa
lumpur!
2. Sebutkan prosedur dalam membongkar dan memasang pompa duplex!
3. Sebutkan prosedur dalam membongkar dan memasang pompa single acting!
4. Sebutkan prosedur dalam membongkar dan memasang valve dan seat!
5. Sebutkan prosedur dalam membongkar dan memasang power end!
A. Kesimpulan
1. Sistem sirkulasi merupakan system yang mengedarkan fluida pemboran yang
telah dipersiapkan di preparation area diedarkan melaui peralatan sirkulasi
menuju lubang pengeboran kemudian kembali ke permukaan dan selanjutnya
dikondisikan seperti semula pada conditioning area.
2. Fluida pengeboran atau lumpur pengeboran (mud) merupakan bagian pokok
dalam system sirkulasi dan sebagai BOP utama.
3. Fluida pengeboran akan diedarkan melaului peralatan-peralatan sirkulasi
seperti pompa lumpur, suction line, discharge line, stand pipe, rotary hose,
return line.
4. Pompa lumpur merupakan jantung pada system sirkulasi yang berperan
penting dalam pensirkulasian fluida.
5. Lumpur yang keluar dari lubang pengeboran akan berubah sifat-sifat fisiknya
karena pengaruh cutting dan gas dari formasi yang dibor, karenanya perlu
dikondisikan kembali pada conditioning area.
6. Perawatan peralatan-peralatan sirkulasi sangat penting terutama pompa
lumpur sehingga diperlukan prosedur yang benar dalam melaksanakannya..
B. Evaluasi
Setelah mengikuti mata diklat ini diharapkan peserta mampu mengerjakan
soal-soal latihan sebagai tolak ukur keberhasilan bagi peserta dikalt dalam
pencapaian indikator keberhasilan. Bentuk evaluasi yang dipakai adalah dengan
tertulis dan pencapaian keberhasilan indikator yang diharapkan lebih besar dari
80%.
C. Tindak lanjut
Untuk melengkapi pengetahuan perlu dipelajari secara menyeluruh tiap
bagian-bagian pokok bahasan pada mata diklat ini melalui diklat lanjutan, referensi
buku, internet dll
A. Mudhofir, “Rotating System”, Diklat Advance Drilling, Pusdiklat Migas, Cepu, 2005
IADC Team, “The Rotary Rig And Its Components”, University Texas Austin, USA,
1976
IADCTeam, “Drilling Manual”, USA, 1955
Kaswir Badu, “Peralatan Pemboran”, Pusdiklat Migas, Cepu, 1997
__________, “Rotating System”, Sclumberger Drillers Hand Book, Scotland, 1997
ADC, “IADC Drilling Manual eleven edition”, Houston, USA, 2000
Lyons William C., “Standard Handbook of Petroleum and Natural Gas Engineering”,
Gulf Publishing Company, Houston, Texas, USA, 1996
Neal J. Adams. “ Drilling Engineering “, A Complete Well Planning Approach,
PennWell Books, Tulsa Oklahoma, 1985.
Schlumberger, “Rig System”, Drilling System Equipment, 2004
OSHA Team, “Drilling Rig and Its Component”, Oil and Gas Well Servicing eTool,
Washington, USA, 2005