Anda di halaman 1dari 7

44 JIBEKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2017 : 44 - 50

STRATEGI PROMOSI PADA TOSERBA GANDUNG DAN


SOPONGIRO SURABAYA
Ayouvi Poerna Wardhanie
Valentinus Roby Hananto
Norma Ningsih
Dosen Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya

ABSTRACT
Along with the development of technology, retail business in society is becoming increasingly
important. The retail business is initially seen only limited to providers of goods and services only, is
now viewed as a business that is more innovative, dynamic, and competitive. This study is intended
for retail store owners and employees to train the design drawings and writings using Adobe
Photoshop as a tool to increase sales promotion. The results of these community service is the module
manufacturing of Adobe Photoshop, as a guide to make the design drawings, manufacturing of job
description framework of each business owner and employee, and the outcome of training design
drawings using Adobe Photoshop is used in the media campaign such as t-shirts, banners, posters
and billboards.
Key Words : Retail Business, Marketing Strategy, Integrated Marketing Communication.

ABSTRAKSI
Seiring dengan berkembangnya teknologi, keberadaan bisnis ritel atau eceran di tengah-
tengah masyarakat menjadi semakin penting. Bisnis ritel yang semula dipandang hanya sebatas
penyedia barang dan jasa saja, sekarang dipandang sebagai bisnis yang semakin inovatif, dinamis,
dan kompetitif. Penelitian ini ditujukan bagi pemilik toko bisnis ritel beserta karyawannya untuk
melatih mendesain gambar dan tulisan dengan Adobe Photoshop sebagai alat bantu untuk
meningkatkan promosi penjualan. Hasil kegiatan dari pengabdian masyarakat ini adalah pembuatan
modul Adobe Photoshop sebagai panduan dalam membuat desain gambar, pembuatan kerangka job
description dari masing-masing pemilik bisnis dan karyawan, dan hasil pelatihan pembuatan desain
gambar menggunakan Adobe Photoshop tersebut digunakan dalam media promosi seperti kaos,
banner, poster dan papan reklame.
Kata Kunci : Bisnis Retail, Strategi Pemasaran, Komunikasi Pemasaran Terpadu.

PENDAHULUAN untuk mengomunikasikan kepemim-pinan


Kesuksesan finansial sering bergantung teknologinya. Dunia bisnis saat ini menyadari
pada kemampuan pemasaran. Finansial, bahwa jika mereka tidak memperlakukan
operasi, akuntansi dan fungsi bisnis lainnya pihak berkepentingan (stakeholder) dengan
tidak akan berarti jika tidak ada cukup baik, misalnya pelanggan, karyawan,
permintaan akan produk dan jasa sehingga pemasok, distributor mereka mungkin tidak
perusahaan bisa menghasilkan keuntungan. akan pernah menghasilkan laba yang cukup
Konsep pemasaran muncul pada pertengahan bagi perusahaannya (Rayana, 2009).
tahun 1950 dimana pemasaran masih Seiring dengan berkembangnya
memegang filosofi “membuat dan menjual” teknologi, keberadaan bisnis ritel atau eceran
yang berpusat pada produk, tetapi saat ini di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin
bisnis beralih filosofi menjadi “merasakan dan penting. Hal ini terjadi karena adanya
merespon” yang berpusat pada pelanggan. perubahan pola belanja masyarakat yang
Tugas pemasaran saat ini bukanlah mencari semakin selektif dan adanya perbedaan cara
pelanggan yang tepat untuk perusahaan, pandang masyarakat tentang bisnis ritel
melainkan menemukan produk yang tepat (eceran). Mailool dalam (Paramita, 2012)
untuk pelanggan perusahaan. Strategi menjelaskan bahwa perubahan gaya hidup
pemasaran yang bagus dapat gagal masyarakat Indonesia yang didukung oleh
diwujudkan akibat implementasi yang buruk. meluasnya penggunaan kartu kredit
Jika perusahaan memutuskan untuk mendorong kebutuhan ritel modern semakin
mempertahankan kepemimpinan teknologi- meningkat. Perkembangan gaya hidup tersebut
nya, perusahaan itu harus merencanakan sejalan dengan tumbuhnya mal-mal yang
program untuk memperkuat departemen sangat mendukung tumbuhnya ritel modern,
R&Dnya, mengumpulkan intelijen teknologi, sehingga terjadi tren modernisasi pola hidup
mengembangkan produk canggih, melatih konsumen di Indonesia. Bisnis ritel yang
wiraniaga teknik dan mengembangkan iklan semula dipandang hanya sebatas penyedia
45 JIBEKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2017 : 44 - 50

barang dan jasa saja, sekarang dipandang masih mengandalkan strategi Low Cost
sebagai bisnis yang semakin inovatif, dinamis, Leadership dan promosi mouth to mouth
dan kompetitif. Saat ini, membanjirnya usaha dengan lingkungan sekitar.
minimarket modern seperti Alfamart dan Kendala dalam hal promosi yang
Indomart tentu akan mengancam bisnis masih sederhana serta kurangnya pengetahuan
pemilik ritel tradisional. Seperti yang kita tentang analisa penjualan tersebut membuat
ketahui bahwa persaingan usaha adalah performa Toserba Gandung dan Toserba
sebuah realita dan memang hal yang tidak Sopongiro belum maksimal. Oleh sebab itu,
dapat terelakkan dalam menjalankan usaha, dalam pengabdian masyarakat ini pengusul
dan salah satu hal yang harus dilakukan dan mencoba melakukan terobosan baru yaitu
menjadi perhatian terpenting adalah peningkatkan ketrampilan / skill pengusaha
mempersiapkan strategi yang lebih baik dalam dalam memanfaatkan media promosi misalnya
mengatasi hal tersebut. Dengan semakin banner, brosur dan media sosial. Selain itu
maraknya minimarket dan supermarket di pengusul juga memberikan pelatihan dalam
Indonesia, khususnya di Surabaya salah satu membuat desain promosi dengan bantuan
toserba yang terkena dampak dari persaingan Adobe Photoshop dan pelatihan pemanfaatan
sengit tersebut adalah Toserba Gandung dan media promosi sebagai pendukung keputusan
Sopongiro. promosi penjualan
Toserba Gandung menjual berbagai
macam produk kebutuhan mulai dari rumah TINJAUAN PUSTAKA
tangga, sembako, alat tulis, listrik hingga Bisnis Retail (Eceran)
mainan anak-anak. Meskipun tergolong Berbagai definisi dan pengertian
tradisional tetapi Toserba Gandung dapat bisnis ritel atau perdagangan eceran telah
dikatakan cukup modern karena telah dibuat oleh para ahli manajemen dan bisnis.
menggunakan CCTV di dalam tokonya, serta (Shofiah, 2000) menyatakan: ”Retaling atau
memiliki aplikasi penjualan untuk sistem perdagangan eceran merupakan
memudahkan pemilik mengecek persedian tahapan terakhir dalam proses penyaluran
barang, mengenai barang mana yang laku barang yang membentuk bisnis dan orang-
terjual dan tidak, jumlah barang keluar dan orang yang terlibat dalam suatu pergerakkan
lain-lain. Jumlah tenaga kerja di Toserba fisik maupun transfer kepemilikan antara
Gandung sebanyak empat orang, dimana satu barang dan jasa dari produsen ke pelanggan”.
orang sebagai kasir dan tiga orang mobile (Kotler & Armstrong, Dasar-Dasar
untuk melayani pelanggan, menata dan Pemasaran, 1998) menyatakan perdagangan
mengisi barang-barang di rak dan melakukan eceran (retailing) meliputi semua aktivitas
order ke supplier. Strategi penjualan yang yang dilakukan untuk menjual barang atau
digunakan oleh Toserba Gandung masih jasa langsung kepada konsumen akhir bagi
terbilang tradisional dibandingkan dengan penggunaan pribadi dan bukan untuk bisnis.
minimarket seperti Indomart atau Alfamart, Seorang pebisnis atau pedagang
mereka masih mengandalkan strategi Low eceran harus memiliki kepekaan terhadap
Cost Leadership dan promosi mouth to mouth kebutuhan dan keinginan dari konsumen.
dengan lingkungan sekitar. Seringkali diperlukan perubahan kebijakan
Hampir sama dengan Toserba Gandum, dan strategi dari pihak pedagang untuk
Toserba Sopongiro juga menjual berbagai mengantisipasi perkembangan dan perubahan
macam produk kebutuhan mulai dari rumah keinginan atau kebutuhan konsumen.
tangga, alat tulis, mainan anak-anak, gas elpiji Informasi dari pemerintah, buku-buku dan
hingga saat ini memperluas usahanya dengan laporan bisnis lainnya diperlukan dalam
membuka jasa laundry. Toserba Sopongiro mengembangkan bisnis eceran. Konsep yang
belum dilengkapi dengan teknologi CCTV mendukung sukesnya usaha seseorang dalam
serta belum memiliki aplikasi penjualan untuk bisnis eceran yaitu menerapkan enam prinsip,
memudahkan pemilik mengecek persedian menjual barang yang tepat (the right item),
barang, sehingga proses pengecekan masih dengan tempat yang tepat (in the right place),
dilakukan secara manual. Jumlah tenaga kerja pada waktu yang tepat (at the right time),
di Toserba Sopongiro sebanyak dua orang jumlah yang tepat (in the right quantity) dan
yang sekaligus merupakan pemilik toko harga yang sesuai (at the right price) dan
tersebut, dimana satu orang sebagai kasir dan pelayanan yang memuaskan (with the right
satu orang bergerak untuk melayani service) (Medyawati & dkk, 2000). Bisnis ritel
pelanggan, menata dan mengisi barang-barang terbagi dalam berbagai jenis yang sangat
di rak dan melakukan order ke supplier. beragam berdasarkan klasifikasi menurut
Strategi penjualan yang digunakan oleh bentuk, ukuran, dan tingkat modernitasnya.
Toserba Sopongiro masih tradisional, dimana Berdasarkan tingkat modernitas, bisnis ritel
Ayouvi Poerna, Valentinus, Norma: Strategi Promosi Pada Toserba Gandung .......................46

dapat diklasifikasikan dalam ritel tradisional pemasaran bertingkat/ jaringan (multi-


dan ritel modern. Klasifikasi tersebut level (network) marketing); pemasaran
umumnya dipersempit pengertiannya hanya langsung (direct marketing), termasuk di
pada in-store retailing yaitu bisnis ritel yang dalamnya pemasaran lewat telepon
menggunakan toko untuk menjual barang (telemarketing), pemasaran tanggapan
dagangannya. Termasuk regulasi pemerintah langsung lewat televisi (program home
mengenai bisnis ritel cenderung menggunakan shopping dan infomercials), dan belanja
pendekatan tersebut. Perpres No 112 Tahun elektronik: penjualan otomatis
2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar (automatic vending): dan jasa pembelian
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko (buying service).
Modern, memberikan batasan pasar tradisional 3. Organisasi Eceran (Retail Organi-
dan toko modern dalam pasal 1 sebagai zations), jenis-jenisnya adalah: jaringan
berikut: toko korporat (corporate chain stores);
a. Pasar Tradisional adalah pasar yang jaringan sukarela (voluntary chain);
dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, koperasi pengecer (retailer cooperative);
Pemerintah Daerah, Swasta, Badan koperasi konsumen (consumer coopera-
Usaha Milik Negara dan Badan Usaha tive); organisasi waralaba (franchise
Milik Daerah termasuk kerjasama organization); dan konglomerat
dengan swasta dengan tempat usaha perdagangan (merchandising conglome-
berupa toko, kios, los dan tenda yang rate).
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,
menengah, swadaya masyarakat atau Persaingan Bisnis Ritel
koperasi dengan usaha skala kecil, modal Persaingan bisnis ritel berada dalam
kecil dan dengan proses jual beli barang lingkup lingkungan industri dan individual.
dagangan melalui tawar menawar. Keragaman jenis bisnis ritel juga membawa
b. Toko Modern adalah toko dengan sistem implikasi adanya persaingan pada jenis ritel
pelayanan mandiri, menjual berbagai yang sama dan pada sesama bisnis ritel dari
jenis barang secara eceran yang kelas yang berbeda. Bahkan, pembahasan
berbentuk Minimarket, Supermarket, persaingan bisnis ritel menjadi lebih menarik
Department Store, Hypermarket ataupun dengan memasukkan persaingan antar
grosir yang berbentuk Perkulakan. supplier. Persaingan antar supplier meskipun
Pakar pemasaran dunia (Kotler P. , bukan merupakan salah satu jenis bisnis ritel,
1997) memberikan gambaran lebih utuh namun dalam lingkungan industri bisnis ritel,
dengan membagi perdagangan eceran menjadi supplier memiliki relevansi kuat untuk
pengecer toko (store retailing), penjualan memberi corak dinamika persaingan bisnis
eceran tanpa toko (nonstore retailing), dan ritel (Utomo, 2010). (Tambunan & dkk, 2004)
berbagai organisasi eceran (retail dalam penelitian mengenai persaingan bisnis
organizations). ritel di Jakarta, menyatakan bahwa persaingan
1. Pengecer Toko (Store Retailing), jenis- dalam industri retail yang ada di Jakarta dapat
jenisnya adalah: toko khusus (specialty dilihat dari berbagai segi, yaitu persaingan
stores); toko serba ada (deparment antara retail modern dan tradisional,
stores); pasar swalayan (supermarkets); persaingan antar sesama retail modern,
toko kelontong (convenient stores); toko persaingan antar sesama retail tradisional, dan
diskon (discount stores); pengecer persaingan antar supplier.
potongan harga (off-price retailers) Menurut pakar retail Koestarjono
terdiri dari toko pabrik (factory outlets), Prodjolalito dalam (Tambunan & dkk, 2004),
pengecer potongan harga independen permasalahan utama antara retail modern
(independent offprice retailers), dan klub (minimarket, supermarket dan hypermarket)
gudang (warehouse clubs)/ klub grosir dan retail tradisional, terutama di kota-kota
(wholesale clubs); toko super besar seperti Jakarta adalah lokasi, di mana
(superstores) terdiri dari toko kombinasi retail modern dengan kekuatan modalnya yang
(combination store) dan pasar hiper luar biasa berkembang begitu pesat yang
(hypermarket); dan ruang pamer katalog lokasinya berdekatan dengan lokasi retail
(catalog showrooms). tradisional yang sudah lebih dulu berada di
2. Penjualan Eceran Tanpa Toko (Nonstore lokasi tersebut. Regulasi mengenai pengaturan
Retailing), jenis-jenisnya adalah: lokasi bagi retail modern sudah dibuat baik
penjualan langsung (direct selling), melalui peraturan dari pemerintah pusat
terdiri dari penjualan satu-satu (one-to- maupun pemerintah daerah. Jarak minimum
one selling), penjualan satu kebanyak/ antara retail modern dengan retail tradisional
pesta (one-to-many (party) selling), biasanya sudah ditentukan untuk memberi
47 JIBEKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2017 : 44 - 50

kesempatan bagi pasar-pasar tradisional untuk suatu unsur yang digunakan untuk
tetap bisa mendapatkan pembeli dari memberitahukan dan membujuk pasar tentang
masyarakat sekitar pasar tersebut. Namun produk atau jasa yang baru pada perusahaan
kenyataannya masih banyak ditemukan ritel melalui iklan, penjualan pribadi, promosi
modern yang didirikan berdekatan atau penjualan, maupun publikasi. (Kotler &
bahkan bersebelahan dengan ritel tradisional. Armstrong, Marketing management (14th ed.),
Persaingan antara ritel modern dan ritel 2012) mendefinisikan bauran promosi
tradisional semakin tidak seimbang dengan (promotion mix) sebagai perpaduan spesifik
adanya jam buka ritel modern (terutama alat-alat promosi yang digunakan perusahaan
minimarket) yang panjang, bahkan hingga 24 untuk mengkomunikasikan value ke customer
jam penuh. Kelebihan lain ritel modern adalah secara persuasif dan membangun customer
kondisi yang nyaman, kebersihan yang relationships.
terjaga, berkesan elit, pelayanan bagus, dan Menurut (Hedynata & Radianto,
barang-barang yang dijual murah, lengkap, 2016) Bauran promosi (promotional mix)
dan berkualitas. terdiri dari 8 model dirangkum dari buku
Dalam hal persaingan antara sesama Kotler dan Keller (2012:498-501); Kotler dan
retail tradisional, penelitian diatas Armstrong (2012:408), yaitu:
menyebutkan bahwa berbeda dengan retailer 1. Iklan/ Advertising merupakan semua
modern yang dalam menentukan lokasinya bentuk terbayar dari persentasi
selalu mempertimbangkan banyaknya nonpersonal dan promosi ide, barang
konsumen, accessibility dan feasibility, bagi atau jasa melalui sponsor yang jelas
retail tradisional, lokasi tidaklah melalui media cetak (koran dan majalah),
mempengaruhi omzet penjualan perharinya. media penyiaran (radio dan televisi),
Masing-masing pedagang tradisional sudah media jaringan (telepon, kabel, satelite,
mempunyai pelanggan sendiri. Tidak adanya wireless), dan media elektronik (rekaman
kesepakatan harga di antara para pedagang, suara, rekaman video, CD-ROM,
menimbulkan persaingan di antara mereka halaman website), dan media pameran
sehingga mereka berusaha dengan caranya (billboard, papan petunjuk, dan poster).
sendiri untuk menggaet pelanggan. 2. Promosi Penjualan/Sales Promotion,
Selanjutnya, penelitian diatas memasukkan merupakan berbagai insentif jangka
persaingan antar supplier, baik yang dilakukan pendek untuk mendorong percobaan atau
oleh produsen langsung maupun oleh agen, pembelian produk atau jasa termasuk
dalam kajian persaingan bisnis ritel. promosi konsumen (seperti sampel,
Persaingan yang terjadi antar supplier adalah kupon, dan premi), promosi perdagangan
persaingan dalam memberikan keuntungan (iklan dan tunjangan), dan bisnis dan
bagi ritel. Namun, ternyata persaingan tersebut promosi tenaga penjualan (kontes untuk
hanya ditemukan dalam kaitannya dengan ritel reputasi penjualan).
modern. Salah satu penyebabnya adalah 3. Acara dan Pengalaman/ Even and
karena lemahnya posisi tawar (bargaining Experiences merupakan kegiatan dan
position) para supplier terhadap pengusaha program yang disponsori perusahaan
ritel modern. Ritel modern biasanya yang dirancang untuk menciptakan
menerapkan aturan yang ketat atas interaksi harian atau merek khusus-
kemungkinan suatu produk bisa diterima, terkait interaksi dengan konsumen,
sementara banyak supplier yang ingin termasuk seni olahraga, hiburan, dan
memasok produknya ke ritel modern. Ritel menyebabkan acara atau kegiatan
modern juga biasa menekan harga dari menjadi kurang formal.
supplier agar harga jualnya nanti bisa dibuat 4. Hubungan Masyarakat dan Publisitas/
sesuai keinginan retailer. Supplier yang bisa Public Relations and Publicity
memenuhi keinginan retailer dan menyisihkan merupakan berbagai program yang
supplier-supplier yang lain yang akhirnya bisa diarahkan secara internal kepada
memasok produknya ke ritel modern. karyawan dari perusahaan atau
konsumen luar, perusahaan lain,
Strategi Promosi pemerintah, dan media untuk
Strategi promosi menurut (Lamb, mempromosikan , membangun hubungan
2009), “Strategi promosi adalah rencana untuk antar perusahaan dengan publik ,
penggunaan yang optimal dari elemen-elemen melindungi dan membangun citra
promosi: periklanan, hubungan masyarakat, perusahaan atau produk komunikasi
penjualan pribadi, dan promosi penjualan”. individu yang positif.
Menurut (Kotler & Armstrong, Marketing 5. Penjualan Personal/ Personal Selling,
management (14th ed.), 2012), Promosi adalah merupakan interaksi tatap muka yang
Ayouvi Poerna, Valentinus, Norma: Strategi Promosi Pada Toserba Gandung .......................48

dilakukan oleh tenaga penjualan pertama berupa pengenalan anggota tim


perusahaan dengan satu atau lebih beserta diskusi singkat tentang profil toko,
pembeli prospektif untuk tujuan perkembangan toko saat ini dan kendala apa
melakukan pertemuan penjualan, saja yang dihadapi. Pertemuan kedua sampai
presentasi pribadi, menjawab pertanyaan, kelima akan dilakukan pemberian materi
pengadaan pesanan, membuat penjualan, berupa penggunaan Adobe Photoshop serta
dan hubungan pelanggan. materi pemanfaatan media promosi yang
6. Pemasaran Langsung/ Direct Marketing sedang tren saat ini. Pelaksanaan pelatihan
merupakan penggunaan surat, telepon, telah disepakati oleh pihak toko mitra yaitu
facsimile, e-mail, atau internet untuk pada bulan Oktober sampai dengan
berkomunikasi atau berhubungan secara November. Dalam kesepakatan tersebut,
langsung dengan meminta respon atau pemilik toko juga menginginkan adanya
tanggapan dan melakukan dialog dari tambahan materi tentang job description yang
pelanggan dan prospek tertentu. ada di dalam struktur toko retail, seperti tugas
7. Pemasaran Interaktif/ Interactive Online dan tanggung jawab kepala toko, kasir,
Marketing adalah kegiatan dan program pramuniaga, logistik dan lainnya. Hal ini
online yang dirancang untuk melibatkan dilakukakan mengingat para karyawan masih
pelanggan atau prospek dan secara sangat awam dan kesulitan dalam memahami
langsung atau tidak langsung tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.
meningkatkan kesadaran memperbaiki
citra, atau menciptakan penjualan produk REALISASI PELAKSANAAN
dan jasa. Kegiatan pelatihan desain gambar
8. Pemasaran dari mulut ke mulut/ Word of menggunakan Adobe Photoshop ini telah
Mouth Marketing, merupakan dilaksanakan pada tanggal 30 September – 4
komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik November 2016, dengan perincian jadwal dan
antar masyarakat yang berhubungan materi sebagai berikut:
dengan keunggulan atau pengalaman Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan
membeli atau menggunakan produk atau Desain Gambar Adobe Photoshop di
jasa. Toserba Sopongiro dan Gandung Surabaya
Tujuan utama promosi adalah
memberi informasi, menarik perhatian dan
untuk selanjutnya memberi pengaruh terhadap
meningkatnya penjualan. Suatu kegiatan
promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat
mempengaruhi konsumen mengenai dimana
dan bagaimana konsumen membelanjakan
pendapatannya. Promosi berusaha agar
demand tidak elastis (Buchari, 2008).

METODE PELAKSANAAN
Metode Pendekatan yang Ditawarkan
Dalam rangka mencapai tujuan
pengembangan usaha dengan objek Toserba Sasaran Pelaksanaan
Gandung dan Sopongiro Surabaya, maka Peserta pelatihan adalah pemilik toko
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut : dan karyawan dari masing-masing mitra yang
1. Mengadakan pelatihan desain gambar berjumlah 4 orang. Adapun rincian dari
dengan bantuan aplikasi Adobe Photoshop, peserta pelatihan akan dijelaskan pada tabel
misalnya pembuatan poster, banner, brosur dibawah ini.
dan lainnya. Tabel 2. Peserta Pelatihan Desain Gambar
2. Melakukan diskusi atau sharing tentang Adobe Photoshop
peningkatan brand awareness toko mitra
dengan memanfaatkan media promosi,
seperti pemasangan papan reklame yang
berisikan informasi penting tentang produk
atau kegiatan toserba serta bagaimana cara
dalam membuat job description yang baik
untuk sumber daya manusia dalam toserba
tersebut.
Pelatihan dilakukan selama kurang LOKASI DAN WAKTU KEGIATAN
lebih 5 kali pertemuan dimana pertemuan
49 JIBEKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2017 : 44 - 50

Program pengabdian pada sangat minim. Hal ini diakibatkan oleh


masyarakat ini dilaksanakan di Toserba keterbatasan tim pelatih dan mitra toko dalam
Sopongiro dan Toserba Gandung Surabaya. mengatur jadwal pelatihan, dikarenakan
Kegiatan dilaksanakan mulai tanggal 30 kesibukan masing-masing orang. Oleh sebab
September – 4 November 2016. Pelatihan itu ukuran keberhasilan dari pelatihan desain
dilakukan selama lima kali pertemuan dengan gambar dan tulisan menggunakan Adobe
waktu kurang lebih satu setengah jam setiap Photoshop ini hanya sampai pada tahap
pertemuan. pengenalan dasar-dasar Adobe Photoshop dan
pembuatan desain promosi bagi mitra toko.
PEMBAHASAN
Hasil yang telah dicapai dalam EVALUASI
pelaksanaan pengabdian masyarakat di dua Kemauan yang keras dari peserta
mitra, yaitu Toserba Gandung dan Toserba pelatihan merupakan indikator awal
Sopongiro Surabaya adalah pembuatan modul keberhasilan pelatihan desain gambar dan
desain gambar Adobe Photoshop, yang sudah tulisan menggunakan Adobe Photoshop.
dilengkapi dengan tutorial per tahapan dengan Indikator lain yang sangat menggembirakan
terstruktur sehingga dapat dipahami dengan adalah peserta yang belum pernah
mudah oleh para pemilik bisnis toko retail menggunakan laptop sebelumnya, setelah
maupun karyawannya. Disamping itu, kami pelatihan menunjukkan kemampuan untuk
juga telah mempersiapkan hasil gambar dari mengoperasikan laptop dan bahkan mampu
penggunaan Adobe Photoshop yang telah membuat desain gambar dan tulisan
kami kerjakan sendiri sebagai contoh nyata, menggunakan Adobe Photoshop. Namun
bahwa dengan mempelajari tools ini akan demikian dalam pelatihan ini belum semua
menambah ilmu, kreatifitas dan skill pemilik peserta menguasai secara optimal,
sekaligus karyawan toko dalam meningkatkan dikarenakan oleh faktor usia dan jarang
promosi penjualan toko mereka. berlatih menggunakan Adobe Photoshop. Oleh
sebab itu para peserta menginginkan agar
FAKTOR PENDUKUNG diadakan pelatihan-pelatihan lanjutan.
Faktor yang ikut mendukung
terlaksananya pelatihan ini adalah adanya KESIMPULAN DAN SARAN
dukungan program dan dana dari Institut Pada pelatihan ini telah dilakukan
Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya yang beberapa persiapan yaitu, modul pelatihan
terwadahi dalam program Pengabdian pada untuk peserta dan trainer. Pelatihan
Masyarakat. Faktor lain yang sangat penting dilaksanakan pada bulan September sampai
adalah respon positif dari mitra Toserba dengan November 2016, hal ini dikarenakan
Gandung dan Toserba Sopongiro Surabaya jadwal pelatihan menyesuaikan kondisi mitra.
yang menyambut baik program ini. Demikian Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama 5
juga antusiasme karyawan dan pemilik dalam kali pertemuan, mulai jam 18.00 sampai
mengikuti pelatihan yang begitu tinggi. Dari dengan jam 19.30 (1,5 jam). Setelah dilakukan
sisi fasilitas, kesediaan pemilik toserba dalam pengamatan, indikator keberhasilan yang telah
menyediakan tempat di toko tersebut sangat dicapai dalam pelatihan ini, adalah:
membantu terlaksanannya pelatihan ini. Hal 1. Peserta
ini besar pengaruhnya bagi keberhasilan memahami materi yang diberikan.
pelatihan. Dari sisi tim pelatih, ketersediaan 2. Peserta mampu
tenaga ahli dari Jurusan Sistem Informasi dan menyelesaikan latihan yang ada di dalam
Manajemen Bisnis merupakan faktor yang modul.
sangat membantu suksesnya kegiatan ini. 3. Peserta
antusias meminta pelatihan lanjutan.
FAKTOR PENGHAMBAT Berdasarkan tanggapan, respon, dan
Tidak ada hambatan besar yang partisipasi dari peserta dapat diambil
mengganggu dalam pelaksanaan pelatihan ini. kesimpulan bahwa peserta merasa puas atas
Hambatan yang ada antara lain tingkat kegiatan yang diselenggarakan dan berharap
kemampuan pemakaian laptop dari karyawan akan adanya pelatihan lanjutan.
dan pemilik toko yang sangat bervariasi. Hal Berdasarkan respon positif peserta
ini dikarenakan karyawan maupun pemilik yang telah dikumpulkan oleh tim, peserta
toserba jarang menggunakan laptop sebagai sangat berharap akan adanya pelatihan
alat dalam pembuatan desain gambar serta lanjutan untuk lebih meningkatkan
belum pernah mendapatkan pengetahuan kemampuan karyawan dalam membuat desain
tentang Adobe Photoshop. Disamping itu, gambar dan tulisan sebagai media promosi
faktor waktu dalam melakukan pelatihan yang dengan memakai bantuan Adobe Photoshop.
Ayouvi Poerna, Valentinus, Norma: Strategi Promosi Pada Toserba Gandung .......................50

Harapan yang lain adalah mempertahankan


kerjasama yang telah dibina oleh tim
pengabdian masyarakat Institut Bisnis dan
Informatika Stikom Surabaya dengan kedua
mitra yaitu Toserba Gandung dan Sopongiro
Surabaya
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buchari. (2008). Manajemen Pemasaran
dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV
Alfabeta.
2. Hedynata, & Radianto. (2016). Strategi
Promosi Dalam Meningkatkan Penjualan
Luscious Chocolate Potato Snack.
PERFORMA: Jurnal Manajemen dan
Start-Up Bisnis, Volume 1, Nomor 1,
April 2016.
3. Kotler, & Armstrong. (1998). Dasar-
Dasar Pemasaran. Edisi V Jilid 2
Prentice Hall, Jakarta.
4. Kotler, & Armstrong. (2012). Marketing
management (14th ed.). New Jersey, US:
Pearson Education, Inc.
5. Kotler, P. (1997). Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Alih bahasa Hendra
Teguh dan Ronny Antonius,
Prenhallindo.
6. Lamb. (2009). Essentials of marketing
(6th ed). Mason, US: South-Western
Cengage Learning.
7. Medyawati, & dkk. (2000). Mini Shop
Management : Merchandising and
Inventory. Universitas Gunadarma,
Depok.
8. Paramita. (2012). Pengaruh Aplikasi
Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan
Pelanggan Toko Modern (Studi Kasus
Pada Carrefour di Depok).
9. Rayana. (2009). Prospek Ritel Modern
Masih Menjanjikan. Diambil Kembali
dari Road To Success (Growth
Innovation Leadership).
10. Shofiah. (2000). Bisnis Eceran
Tradisional di Tengah Bisnis Eceran
Modern. Kebi STIEKERS, 76-81.
11. Tambunan, T., & dkk. (2004). Kajian
Persaingan dalam Industri Retail. Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
12. Utomo, T. J. (2010). Lingkungan Bisnis
dan Persaingan Bisnis Retail. STIE
Pelita Nusantara Semarang.

Anda mungkin juga menyukai