Anda di halaman 1dari 5

1

KAJIAN KEKUATAN KEJUT BIOKOMPOSIT SERAT SERABUT KELAPA


SEBAGAI BAHAN YANG RAMAH LINGKUNGAN

Nawanji Prasetyo, Ari kristanto, Wibowo dan Wijoyo

Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Surakarta


Jl. Raya Palur Km. 5 Surakarta 57772
Email : ajie_arning@yahoo.com

Abstract

The purpose of this study was to investigate the effect of the weight fraction of coir fiber at 5 %, 15 %,
25 %, 35 % and 45 % of the strength of oil-polyester biocomposites shock. Examining cross-section of
the test results in order to provide an analysis of the reasons for recommending the feasibility of coir
fiber as a natural fiber composite materials that are environmentally friendly. The study was conducted
with fiber coconut fiber, matrix type Unsaturated Polyester 157 BQTN, hardener metyl etyl ketone
peroxide ( MEKPO ), alkali solution ( NaOH ), ethanol ( C2H5OH ) and H2O. The main equipment used
in this study is a tool Charpy impact. From the test results showed that : Effect of treatment of coir fiber
volume by immersion for 2 h at 35 % alkali solution is able to improve the strength of shock loads. The
best specimens are those that contain fiber volume by 45 %, ie the shock force of 0.085 J/mm2. Based
on the shock test the coir fiber is used as a viable alternative to composite reinforcing materials that are
environmentally friendly.

Keywords: Composites, coir fiber, Alkali

1. PENDAHULUAN kerajinan rumah tangga dan belum diolah


Perkembangan penggunaan bahan menjadi produk teknologi. Limbah serat buah
komposit berbahan alam (Natural Composite/ kelapa sangat potensial digunakan sebagai
Naco) dalam bidang industri otomotif saat ini penguat bahan baru pada komposit. Salah satu
mengalami perkembangan yang sangat pesat jenis serat alam yang berpotensi untuk
dan berusaha menggeser keberadaan bahan digunakan sebagai penguat bahan komposit
sintetis yang sudah biasa dipergunakan sebagai adalah serat serabut kelapa. rekayasa antara lain
penguat pada bahan komposit seperti E-Glass, menghasilkan bahan baru komposit alam yang
Kevlar-49, Carbon/ Graphite, Silicone Carbide, ramah lingkungan dan mendukung gagasan
Aluminium Oxide, dan Boron. Sebagai contoh, pemanfaatan serat sabut kelapa menjadi produk
PT. Toyota di Jepang telah memanfaatkan yang memiliki nilai ekonomi dan teknologi
bahan komposit berpenguat serat kenaf sebagai tinggi.
komponen panel interior mobil. Selain itu, Untuk mencapai tujuan tersebut maka
produsen mobil Daimler-Bens telah perlu dilakukan adanya penelitian tentang
memanfaatkan serat abaca sebagai penguat pemanfaatan limbah serat sabut kelapa sebagai
bahan komposit untuk dashboard. Penggunaan bahan pembuat helm pengendara kendaraan
bahan serat alam ini lebih disukai karena roda dua. Helm untuk pengendara kendaraan
disamping biayanya relatif lebih murah juga roda dua merupakan salah satu pelengkap
bersifat ramah lingkungan. dalam keamanan berkendara. Oleh sebab itu
Tanaman kelapa merupakan tanaman setiap pengendara kendaraan roda dua
yang banyak dijumpai di seluruh pelosok diwajibkan untuk memakai sebuah helm
Nusantara, sehingga hasil alam berupa kelapa di sebagai pelindung kepala. Mengingat fungsi
Indonesia sangat melimpah. Sampai saat ini dari helm tersebut maka bahan dari helm harus
pemanfaatan limbah berupa sabut kelapa masih dapat melindungi kepala dari benturan apabila
terbatas pada industri-industri mebel dan
2

terjadi kecelakaan pada bagian kepala sehingga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
kepala pengendara dapat terselamatkan. kekuatan tarik dan kekuatan bending komposit.
Sementara ini bahan untuk pembuat helm Penelitian tentang sifat mekanis
pengendara kendaraan roda dua adalah dari komposit serat kelapa dengan resin poliester,
bahan sintetis yang hargaya relatif mahal dan Setelah dilakukan pengujian dan foto SEM
tidak ramah lingkungan. Dalam penelitian ini didapatkan fraksi volume serat yang optimal
dicoba dipergunakan serat sabut kelapa sebagai dari komposit serat kelapa yang dapat menahan
penguat pada matrik polyester dalam bentuk perambatan retak.
komposit yang akan dipergunakan sebagai Pada tahun 1994-1999 penelitian yang
pengganti bahan sistetis tersebut. Oleh sebab itu dilakukan oleh Morisco menunjukkan bahwa
perlu adanya suatu penelitian yang simultan spesimen yang dibuat dari bambu yang tanpa
untuk mengetahui karakteristik dari serat sabut buku dengan pembanding dipakai baja tulangan
kelapa sebagai penguat pada sebuah komposit beton dengan tegangan luluh sekitar 2400
sebelum diaplikasikan di beberapa industri agar Kg/cm2. Pengujian memakai mesin Universal
penggunaannya dapat dioptimalkan. Testing Machine merk UNITED dengan
kapasitas tarik 13,6 ton. Mesin uji dilengkapi
dengan computer yang dapat memberi keluaran
berupa diagram tegangan-regangan pada
Gambar 2, berikut :

Gambar 1. Perkebunan kelapa

Komposit serat sabut kelapa menurut


Wambua dkk (2003) bahwa kekuatan tarik dan
modulus meningkat dengan meningkatnya
fraksi volume. Serat sabut kelapa sebagai
penguat polipropilen mempunyai kekuatan Gambar 2. Diagram tegangan-regangan bambu
impak yang lebih tinggi dibanding dengan serat dan baja (Morisco, 1999)
jute dan kenaf sebagai penguat polipropilen,
namun kekuatan tarik dan modulusnya lebih Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa
rendah. Selanjutnya, Monteiro dkk (2008) kekuatan tarik kulit bambu ori cukup tinggi
meninjau kekuatan tarik komposit serat sabut yaitu hampir mencapai 5000 kg/cm2, sedang
kelapa yang berorientasi random/acak yang kuat tarik rata-rata bambu petung juga lebih
rendah, tapi mempunyai kekuatan lentur yang tinggi dari tegangan luluh baja.
lebih tinggi dan potensi digunakan bangunan Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki
non-struktur. pengaruh fraksi berat serat serabut kelapa pada
Lokantara dan Suardana (2007) telah 5%, 15%, 25%, 35% dan 45% terhadap
meneliti tentang analisis arah serat tapis serta kekuatan kejut biokomposit, serta menganalisa
rasio hardener terhadap sifat fisis dan mekanis bentuk penampang patahan hasil pengujian
komposit tapis/epoxy dimana mereka sebagai alasan secara analisis guna
membandingkan perlakuan NaOH dan KMnO4 merekomendasikan kelayakan serabut kelapa
sehingga didapatkan bahwa dengan perlakuan sebagai bahan komposit serat alam yang ramah
KMnO4 2% selama 15 menit dengan arah serat lingkungan.
45o memiliki nilai tertinggi terhadap sifat
mekanis komposit, variasi persentase NaOH 2. METODE
dan KMnO4 pada proses perlakuan serat Bahan dan Alat Penelitian
3

Bahan-bahan yang diperlukan dalam serat yaitu 5%, 15%, 25%, 35% dan 45%.
pembuatan spesimen uji kejut biokomposit Dengan demikian, serat ditimbang dulu
yaitu serat serabut kelapa, matrik Unsaturated sebelum diaduk di air. Berat jenis serat pada
Polyester type 157 BQTN, hardener metyl etyl tahapan di atas digunakan untuk memprediksi
keton peroksida (MEKPO), larutan alkali besarnya fraksi volume serat, sedangkan
(NaOH) dan H2O. Peralatan utama yang density polyester sudah ada spesifikasinya dari
digunakan dalam penelitian ini adalah alat uji PT. Justus Kimia Raya Semarang.
kejut (impak) dan camera. Spesimen komposit dibuat dengan
Teknik Pengolahan Serabut Kelapa metoda kombinasi hand lay up dan press mold
Kulit kelapa diambil serabutnya, lalu dengan fraksi berat 5%, 15%, 25%, 35% dan
dipotong dengan arah membujur, kemudian 45%. Matrik dan hardener yang dipakai adalah
membersihkan serat tersebut, dam polyester yukalac tipe 157 BQTN-EX dan
merendamnya menggunakan aquades selama 3 MEXPO dari PT Justus Kimia Raya Semarang.
hari. Pengambilan serat dari kulit kelapa dengan Cetakan yang digunakan adalah cetakan kaca.
cara dilunakkan dengan dipukul dengan palu. Spesimen dimensi uji kejut izot mengacu pada
Serat kemudian direndam dengan larutan alkali ASTM D-256.
( NaOH 35%), selama 2 jam. Pengangkatan
serat dilakukan dengan menggunakan kawat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
strimin. Kemudian serat dikeringkan secara Pengujian impak
alami pada suhu kamar. Pengujian impak serat dilakukan untuk
mengetahui kekuatan kejut dari serat serabut
Pembuatan Spesimen Uji kelapa dengan perlakuan. Nilai rata-rata dari
Serat yang sudah kering, dibuat menjadi kekuatan serat dan elongasinya dengan
bentuk mat serat serabut kelapa acak. perlakuan perendaman pada larutan alkali
Pembuatan mat dilakukan dengan mengaduk (NaOH) 35% selama 2 jam dan dengan
serat di dalam bak air secara merata hingga menggunakan volume serat 5%, 15%, 25%,
homogen yang dibawahnya sudah diletakkan 35%, 45%. Hasil pengujian impak charpy
strimin. Density mat serat acak tersebut seperti terlihat pada Tabel 1 dan Gambar 3,
dirancang berdasarkan rancangan fransi berat berikut.

Tabel 1. Ketangguhan impak komposit berpenguat serat nenas perlakuan alkali 2 jam
No. Variasi Vf Ketangguhan Impak(J/mm2)
Minimal Maksimal Rata-Rata
1 Vf 5% 0,014 0,042 0,025
2 Vf 15% 0,025 0,054 0,042
3 V f 25% 0,044 0,067 0,055
4 Vf 35% 0,067 0,074 0,070
5 Vf 45% 0,074 0,095 0,085
4

grafik ketangguhan impak komposit


terhadap volume serat

ketangguhan impak (j/mm2)


0.1

0.05

0
5% 15% 25% 35% 45%
vraksi volume serat

Gambar 3. Grafik hubungan ketangguhan elongasi dengan fraksi volume serat

Dari hasil pengujian di atas, dapat J/mm2. sehingga serat serabut kelapa tersebut
diambil kesimpulan bahwa perbedaan vraksi dapat digunakan sebagai bahan komposit cukup
volume serat mempengaruhi ketangguhan dan baik.
keuletan suatu spesimen. Spesimen yang
mengandung serat sebanyak 5% mempunyai Pengamatan Penampang Patahan
ketangguhan impak sebesar 0,025 J/mm2, Pengamatan penampang patahan ini
sedangkan untuk yang 15% mempunyai dilakukan untuk mengetahui perilaku dari
ketangguhan 0,042 J/mm2, 25% mempunyai mekanisme terjadinya patah (gagal) dari serat
ketangguhan 0,055 J/mm2, 35% mempunyai serabut kelapa. Hasil penampang patahan
ketangguhan 0,070 J/mm2, dan 45% akibat pengujian impak dapat dilihat pada
mempunyai ketangguhan 0,085 J/mm2. Gambar 4 di bawah.
Spesimen terkuat yaitu yang mengandung
volume serat sebanyak 45% yaitu sebesar 0,085

Gambar 4. Penampang patahan hasil uji impak komposit serat serabut kelapa

Dari hasil pengamatan dengan foto serat serabut kelapa mengalami patahan yang
mikro pada Gambar 6, menunjukkan bahwa terjadi murni akibat beban kejut yang diberikan
penampang patahan serat serabut kelapa akibat oleh alat. Patahan yang dialami spesimen pada
pengujian kejut menunjukkan adanya kandungan serat sebesar 45% memberikan hasil
penurunan ukuran dimater serat. Penampang yang bagus yaitu 0,085 J/mm2. Hal ini
hasil dari pengamatan patahan pada daerah mengindikasikan bahwa dengan adanya
necking (daerah yang mengalami penurunan volume serat serabut kelapa yang banyak, dapat
ukuran diameter serat) menunjukkan bahwa menambah keuletan dan kekuatan spesimen.
5

sehingga serat serabut kelapa tersebut dapat Symposium on Materials Science:


digunakan sebagai bahan komposit cukup baik. Interface Design of Polymer Matrix
Composites – Mechanics, Chemistry,
4. KESIMPULAN Modelling and Manufacturing, Risø
Dari hasil pengujian dan pembahasan di National Laboratory, Roskilde, Denmark,
atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 2007.
1. Pengaruh perlakuan volume serat serabut Gibson, O. F., 1994. “Principle of Composite
kelapa dengan perendaman selama 2 jam Materials Mechanics”, McGraw-Hill Inc.,
pada larutan alkali 35% mampu New York, USA.
meningkatkan kekuatan beban kejut. Gu H., 2010 “Tensile Behaviours of the Coir
2. Berdasarkan hasil uji kejut, spesimen yang Fibre and Related Compsites after NaOH
terbaik adalah yang mengandung volume treatment”, Materials and Design, doi :
serat sebesar 45%, yaitu sebesar 0,085 10.1016 / j.matdes.2009.01.035, 2009.
J/mm2. H.P.G. Santafé Júnior, 2010, Mechanical
3. Berdasar uji kejut tersebut maka serat Properties of Tensile Tested Coir Fiber
serabut kelapa layak digunakan sebagai Reinforced Polyester Composites. Revista
alternatif bahan penguat komposit dan Materia.
sangat memungkinkan digunakan untuk http://www.naturalfibres2009.org, didownload
bahan panel komposit yang ramah November 2010 .
lingkungan. Lokantara, Putu dan NPG Suardana., 2007,
“Analisis Arah dan Perlakuan Serat Tapis
UCAPAN TERIMA KASIH serta Rasio Epoxy Hardener terhadap Sifat
Ucapan terima kasih penulis sampaikan Fisis dan Mekanis Komposit
kepada DP2M Direktorat Jendral Pendidikan Tapis/Epoxy”,Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
Tinggi, Kementrian Pendidikan Nasional, yang CAKRAM, Vol.1 No.1.
telah mendanai penelitian ini sesuai dengan Monteiro S.N., Terrones L.A.H.. D’Almeida
surat Perjanjian Hibah Progran Kreatifitas J.R.M., 2008, “Mechanical performance of
Mahasiswa nomor coir fiber / polyester composites”, Polymer
171/SP2H/PKM/DIT.LITABNAS/V/2013. Testing, Vol. 27, pp. 591-595.
Morisco. 1999. Rekayasa Bambu, Nafiri Ofset,
5. REFERENSI Yogyakarta
Aart van Vuure., 2008, Natural Fiber Satyanarayana, K.G., 1982, “Structureproperty
Composites Recent Development, studies of fibres from various parts of the
Katholieke Universiteit Leuven. coconut tree”, Journal of Material
Ali, Majid., 2010, Coconut Fibre – A Versatile Science, Chapman and Hall.
Material and its Applications in Shackelford, 1992. “Introduction to Materials
Engineering, National Engineering cience for Engineer”, Third Edition,
Services Pakistan (NESPAK) Islamabad. MacMillan Publishing Company, New
Bakri, 2009, “Micromechanics of Natural York, USA.
Cellulose Fibres Using Raman Surdia, T, Saito Shinroku., 2005, Pengetahuan
Spectroscopy”, Thesis of Master of Bahan Teknik, cetakan 6. Pradya Paramita,
Philosophy, Manchester University –UK, Jakarta.
2009. Tudu, Prakash., 2009, Processing and
Bakri, 2010 “Penentuan sifat mekanis serat Characterizatin of Natural Fiber
sabut kelapa”, Jurnal Mekanikal Vol.1, Reinforced Polymer Composites. Thesis
2010, pp.23-28. Department of Mechanical Engineering
Bakri, Eichhorn S.J, 2010 “Elastic coils: National Institute of Technology
deformation micromechanics of coir and Rourkela, India.
celery fibres”, Cellulose Vol. 17, 2010, pp. Wanmbua P, Ivens J, Verpoest I, 2003 “Natural
1- 1. fibres : can they replace glass in fibre
Gamstedt E. K. and. Almgren, K. M, 2007 reinforced plastic?”, Composites Science
“Natural Fibre Composites – with Special and Technology Vol.63, 2003, pp. 1259-
Emphisis on Effects of the Interface 1264.
Between Cellulosic Fibres and Polymers”,
Proceedings of the 28th Risø International

Anda mungkin juga menyukai