Anda di halaman 1dari 3

Judul jurnal 1

DISFUNGSI EREKSI PADA PENDERITA BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA


(BPH) DI RUMAH SAKIT KOTA BANDAR LAMPUNG

Judul jurnal 2

GAMBARAN DISFUNGSI EREKSI PADA PASIEN DENGAN BENIGN PROSTATIC


HYPERPLASIA (BPH) DI KLINIK ADVENT TIKALA MANADO

N POINT JURNAL 1 JURNAL 2


O
1 Latar belakang Fase usia sekolah membutuhkan Benign prostatic hyperplasia
asupan makanan yang bergizi (BPH) termasuk penyakit
untuk menunjang masa yang disebabkan oleh
pertumbuhan dan penuaan. Tanda klinis BPH
perkembangannya. Selain untuk biasanya muncul pada lebih
kebutuhan energi, asupan makanan dari 50% laki-laki yang
yang bergizi juga mempengaruhi berusia 50 tahun ke atas.
perkembangan otak, apabila Hiperplasia prostatik berupa
makanan tidak cukup mengandung pertumbuhan nodul-nodul
zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan fibroadenomatosa majemuk
keadaan ini berlangsung lama, akan dalam prostat; pertumbuhan
menyebabkan perubahan tersebut dimulai dari bagian
metabolisme otak. Pada keadaan periuretral sebagai proliferasi
yang lebih berat dan kronis, yang terbatas dan tumbuh
pertumbuhan badan akan dengan menekan kelenjar
terganggu, badan lebih kecil diikuti normal yang tersisa.3
dengan ukuran otak yang juga Penyebab BPH kemungkinan
kecil. berkaitan dengan penuaan dan
Asupan gizi yang baik berperan disertai dengan perubahan
penting dalam mencapai hormon. Terdapat teori bahwa
pertumbuhan badan yang optimal. estrogen/androgen yang lebih
Pertumbuhan badan yang optimal tinggi akan merangsang
ini mencakup pertumbuhan otak hiperplasia jaringan prostat.4-
yang sangat menentukan 7 Pembesaran prostat
kecerdasan seseorang. Dampak tergantung pada androgen
akhir dari konsumsi gizi yang baik dihydrotestosterone (DHT).
dan seimbang adalah meningkatnya Dalam kelenjar prostat, type II
kualitas sumber daya manusia. 5-alphareductase
memetabolisme testosteron.
DHT bekerja bukan secara
sistemik, namun lokal. DHT
terikat pada reseptor androgen
yang berpotensi menyebabkan
BPH.1 Faktor risiko
terjadinya BPH ialah kadar
hormon testosteron yang
tinggi, usia, ras, riwayat
keluarga, obesitas, pola diet,
aktifitas seksual, kebiasaan
merokok, alcohol, olah raga,
diabetes melitus.
Tujuan Tujuan penelitian ini diketahui
hubungan Benign Prostate
Hyperplasia (BPH) dengan
disfungsi ereksi Di Poli Bedah
RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota
Bandar Lampung tahun 2016.
Metode dan Penelitian ini menggunakan jenis Jenis penelitian ialah survei
pengambilan penelitian kuantitatif dengan deskriptif-observasional
data pendekatan cross sectional, dengan desain potong lintang.
pemilihan sampel dengan teknik
consecutive Sampling.
Instrumen penelitian menggunakan
studi dokumentasi dan angket
kuesioner
Populasi dan Sampling, dengan mengambil Pengambilan sampel
sampel minimal 59 responden. dilakukan dengan teknik
Analisa data dengan menggunakan purposive sampling pada
uji statistik Chi Square, didapatkan seluruh pasien di Klinik
hasil adanya hubungan antara Advent Efrata Tikala Manado.
Benign Prostate Hyperplasia (BPH) Variabel penelitian ialah
dengan disfungsi ereksi di Poli pasien BPH di Klinik Advent
Bedah RSUD dr. A. Dadi Tikala Manado.
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung
tahun 2016, dengan p-value=
0,004.
Hasil Hasil univariat menunjukkan Hasil penelitian mendapatkan
jumlah terbanyak berusia 61-70 berdasarkan lama menderita
tahun sebanyak 23 orang (38,3%), BPH, responden yang
terdiagnosis BPH sebanyak 35 menderita BPH >3 tahun
orang (58,3%) dan yang tidak sebesar 75,0%; 1-2 tahun
terdiagnosis BPH sebanyak 25 sebesar 17,9%; dan
orang (41,7%), mengalami
disfungsi ereksi sebanyak 21 orang
(35%) dan yang tidak disfungsi
ereksi sebanyak 39 orang (65%).
Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan
bahwa responden dengan jumlah
yang terdiagnosis BPH sebanyak
35 orang (58,3%) dan yang tidak
terdiagnosis BPH sebanyak 25
orang (41,7%). Selanjutnya
responden yang mengalami
disfungsi ereksi sebanyak 21 orang
(35%) dan yang tidak disfungsi
ereksi sebanyak 39 orang (65%).
Penelitian ini juga menyimpulkan
bahwa ada hubungan antara benign
prostate hyperplasia dengan
disfungsi ereksi, dimana hasil uji
didapatkan p-value= 0,004.
Berdasarkan penelitian ini maka
dapat disarankan sebagai salah satu
bahan masukan bagi perawat dalam
melakukan proses pengkajian agar
lebih dalam mengkaji status
seksual pasien menggunakan
kuesioner International Index of
Erectile Function serta penanganan
dilakukan penderita BPH yang
mengalami disfungsi ereksi yaitu
senam kegel yang berguna untuk
melatih kekuatan otot dasar pelvis
yang baik dilakukan selama
mengalami disfungsi ereksi. Begitu
pula penderita BPH yang tidak
mengalami disfungsi ereksi
dianjurkan untuk tidak merokok,
karena gaya hidup seperti merokok
merupakan salah satu penyebab
disfungsi ereksi. Penderita BPH
yang tadinya tidak mengalami
disfungsi ereksi sehingga tidak
akan mengalaminya.

Anda mungkin juga menyukai