Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-
bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia
dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampahbiodegradable atau setiap limbah
organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas
adalah metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). Namun, hanya bahan organik (padat,
cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk
sistem biogas sederhana. Disamping itu juga sangat mungkin menyatukan saluran
pembuangan dikamar mandi atau WC ke dalam sistem Biogas.
Nilai kalori dari 1 meter kubik (m3) Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan
setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana,
batubara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil. Energi yang terkandung
dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan
metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya
semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Menurut Pambudi (2008)
konversi limbah melalui proses anaerobik digestion dengan menghasilkan biogas
memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1. Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat
termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang
diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.
2. Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga
akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
3. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya di atmosfer akan
meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan
mengurangi gas metana di udara.
4. Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak
bermanfaaat, bahkan bisa mengakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi
anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat
dari limbah.
5. Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan
menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Material ini diperoleh dari sisa
proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat digunakan
sebagai pupuk, berupa pupuk cair dan pupuk padat.
Pada dasarnya limbah cair biogas yang dihasilkan sebagai residu dari kotoran hewan
dapat digunakan sebagai pupuk. Kelebihan dari pupuk organik cair dibandingkan dengan
pupuk organik padat dapat secara cepat mengatasi defisisensi hara, tidak bermasalah
dalam pencucian hara dan mampu menyediakan hara secara cepat.
Dibandingkan dengan pupuk anorganik cair, pupuk organik cair umumnya tidak merusak
tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga
memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah
bisa langsung digunakan oleh tanaman (Hadisuwito, 2007). Kandungan unsur hara dan
air beberapa jenis pupuk kandang dapat dilihat pada Tabel 3.
Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk
organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan,
unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan
oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung,
bawang merah dan padi.
Tabel 1. Jumlah produksi kotoran dan biogas pada berbagai jenis ternak
Tabel 3. Kandungan Unsur Hara dan Air Beberapa Jenis Pupuk Kandang
Jenis Kadar Unsur Hara dan Air (%)
Keteranga
Terna Nitroge Fosfo Kaliu Ai
n
k n r m r
Sapi
- 0,40 0,20 0,10 85 Pupuk
Padat dingin
-Cair 1,00 0,50 1,50 92
Kerbau
- 0,60 0,30 0,34 85 Pupuk
Padat dingin
-Cair 1,00 0,15 1,50 92
Kambing
- 0,60 0,30 0,17 60 Pupuk
Padat panas
-Cair 1,50 0,13 1,80 85
Domba
- 0,75 0,50 0,45 60 Pupuk
Padat panas
-Cair 1,35 0,05 2,10 85
Ayam 1,00 0,80 0,40 55 Pupuk
dingin
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kandungan unsur hara pada pupuk cair lebih tinggi
dibandingkan dengan pupuk padat terutama pada unsur nitrogen dan kalium yang
memang banyak dibutuhkan oleh tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Rahadian, R. 2009. Biogas, Save the People Save the World. www.karawanginfo.com
Setiawan, A.I. 2007. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.
Widodo, T.W., Ana N., A. Asari dan Elita R. 2008. Pemanfaatan Limbah Industri
Pertanian untuk Energi Biogas. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
Serpong, Badan Litbang Pertanian. Banten.