Askep CA Mamae Kelompok 1
Askep CA Mamae Kelompok 1
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. IdentitasKlien
Nama : Ny. N No. RM : 06-93-83
II. RiwayatKesehatan
1. DiagnosaMedik:
Post MRM dengan Ca Mamae Dextra
2. KeluhanUtama:
Nyeri pada payudara kanan
3. Riwayat penyakitsekarang:
Penyakit yang dialami pasien berawal dari adanya benjolan kecil sekitar 25 tahun yang lalu di
payudara sebelah kanan. Benjolan tersebut menyebabkan pasien merasakan nyeri sehingga
pasien memutuskan untuk berobat di dokter daerah sumbersari selama seminggu sekali dan
mendapatkan suntikan. Keluarga pasien mengatakan bahwa saat periksa benjolan semakin
membesar dan mendapatkan saran untuk dirujuk dan melakukan operasi akan tetapi pasien
menolak karena takut. Benjolan semakin lama semakin membesar sehingga sekitar kurang
lebih lima tahun yang lalu pasien melakukan terapi alternatif. Pada bulan November 2017
benjolan di payudara pasien pecah dan mengeluarkan darah serta nanah sehingga pasien
dilarikan di rumah sakit Muhammadiyah dan masuk ke UGD. Namun, dari pihak rumah sakit
merujuk pasien ke Rumah Sakit DKT. Saat di rawat di DKT pasien disarankan untuk
melakukan kemoterapi terlebih dahulu. Pasien telah melakukan kemoterapi sebanyak 4 kali
yaitu di bulan November, Desember 2017, Januari 2018 dan Februari 2018. Setelah dilakukan
kemoterapi pasien masuk rumah sakit kembali dan diterima di ruang Mawar pada tanggal 9
Maret 2018. Pasien melakukan operasi MRM pada tanggal 10 Maret 2018 pukul 14.30. Saat
dilakukan pengkajian pasien mengatakan bahwa nyeri pada bagian yang dioperasi dengan
skala 5. Pasien juga mengatakan rasa nyerinya seperti ditusuk-tusuk jarum. Tampak pasien
memegang bagian yang dioperasi dan wajahnya pasien tampak meringis. Pasien juga
mengatakan saat dilakukan pengangkatan payudara ini merasa sedikit malu. Pasien juga
mengatakan mual hingga muntah setelah diberikan air minum.
Genogram:
Keterangan :
:Laki-laki
:Perempuan
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
Balance cairan:
Input: cairan infuse 3 flas/24 jam = 1500 ml
Minum 3 sendok makan =3 ml
Obat+PRC = 324 ml
Output: urin 700 ml
IWL: BBx15/24 jam= 59x15/24= 36,8
BL = Input – (output+IWL)
= 1827 – (1700+ 36,8)= 90,2 ml
4. Pola aktivitas & latihan(saat sebelum sakit dan saat dirumah sakit)
Aktivitas sebelum di rumah sakit adalah jalan-jalan pagi
Aktivitas saat di rumah sakit adalah hanya dapat berbaring dan tidur
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
FKEP UNEJ 2018 4
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket:0:tergantungtotal,1:dibantupetugasdanalat,2:dibantupetugas,3:dibantualat, 4:mandiri
Status Oksigenasi :
Pada saat berbaring pasien tidak mengalami sesak nafas
Fungsi kardiovaskuler :
Pada saat berbaring pasien tidak mengalami gangguan fungsi pada kardiovaskuler
Terapi oksigen :
Pada saat berbaring pasien tidak menggunakan terapi oksigen
Interpretasi :
Selama dirumah sakit pasien mendapatkan bantuan secara total pada aktivitasnya
5. Polatidur&istirahat(saatsebelumsakitdansaatdirumahsakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi ± 6 jam ± 8 jam
Gangguan tidur Pasien tidak dapat tidur dengan Pasien dapat tidur dengan
nyenyak nyenyak
Keadaan bangun Tidak merasa lega Pasien tampak lemas
Tidur
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
Interpretasi :
Tidak ada gangguan pada pola tidurnya
Ideal diri :
Pasien ingin setelah dilakukan pengangkatan payudaranya orang lain tidak memandang dirinya
dengan sebelah mata
Harga diri :
Harga diri pasien menurun setelah dilakukan pengangkatan payudara
Peran Diri :
Pasien sudah merasa bangga dan berhasil sebagai orang tua dan saat ini sedang menikmati menjadi
seorang nenek
Identitas Diri :
Pasien mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari sebelum sakit dengan menghidupi
keluarga dengan berwirausaha
Interpretasi :
Terdapat gangguan pada gambaran diri dan harga diri pasien
8. Polaseksualitas&reproduksi
Polaseksualitas
Suami pasien telah meninggal sehingga tidak melakukan kegiatan seksual
Fungsi reproduksi
Pasien memiliki lima orang anak yaitu tiga perempuan dan dua laki-laki. Pasien telah mengalami
menopause
Interpretasi :
Tidak ada gangguan pada pola seksualitas dan reproduksi
Interpretasi :
Tidak ada gangguan pada pola peran dan hubungan
Interpretasi :
Tidak ada masalah
Farmakodinamik:
Ketorolac tromethamine memberikan
efek anti inflamasi dengan
menghambat pelekatan granulosit
pada pembuluh darah yang rusak,
menstabilkan membrane lisosom dan
menghambat migrasi leukosit
polimorfonuklear serta makrofag ke
tempat peradangan
2. Cefotaxim (Antibiotik) Farmakokinetik: 3x1 g IV Indikasi: Sakit perut, mual,
a. Absorpsi yaitu cefotaxime Infeksi nafas bagian muntah, sakit
diberikan melalui injeksi yang bawah, ISK, meningitis kepala, vagina
Kontraindikasi: gatal
nantinya akan diabsopsi Alergi penisilin,
dengan cepat melalui IM penyakit ginjal, hati,
dengan rata-rata konsentrasi kelainan perut, usus,
puncak plasma sekitar 12 dan DM, kelainan ritme
jantung
10 ug/ml . pada injeksi IV
rata-rata konsentrasi puncak
plasmanya yaitu 215 ug/ml
dengan dosis 2 gram. Waktu
paruh plasma cefotaxime
sekitar 1 jam dan untuk
metabolit aktif
descocetylocepotaxime sekitar
1,5 jam
b. Distribusi yaitu cefotaxime
dan desacetycefotoxime
didistribusikan dalam jaringan
dan cairan tubuh. Konsentrasi
terapi dapat ditemui dalam
LSM terutama bila meninges
mengalami peradangan.
Konsentrasi cefotaxime
relative tinggi terdapat pada
empedu dan 20% sisanya
dapat ditemukan di dalam
feses
c. Metabolisme yaitu cefotaxime
masuk dalam metabolisme
hari menjadi
desacetycefotaxime dan
metabolit inaktif
d. Eksresi yaitu eliminasi
cefotaxime terutama melalui
ginjal dan sekitar 40 sampai
60% dosis ditemukan melalui
urin dalam jangka waktu 24
jam. Sisanya 20% yaitu
metabolisme dari desacetyl
dieksresikan.
Farmakodinamik:
Cefotoxime merupakan antibiotic
sefalosporin yang memiliki aktivitas
anti bakteri. Aktivitas bakterisidal
didapat dengan cara menghambat
sintesis dinding sel. Cefotaxime
memiliki stabilitas yang tinggi
terhadap beta-laktamase baik pada
penisilinase dan sefalosporinase yang
menghasilkan bakteri gram positif
dan negative. Cefotaxiem merupakan
penghambat poten terhadap bakteri
gram negative tertentu yang
menghasilkan beta-laktamase.
FKEP UNEJ2018 11
VI. Pemeriksaan Penunjang &Laboratorium
Nilai normal Hasil (Tanggal/Jam)
No Jenis
Nilai Satuan
pemeriksaan
Hb 12,1-15,1 gm/dL 9.9
Leukosit 12-16 gr/dL 3300
PCV 31,8
Trombosit 15.000-400.00 294.000
Eritrosit 4-5 3,63
MCV 80-100 87,7
fL
MCH 27-33 pg/uL
27,3
MCHC 33-36 g/dL 31,1
RDW 15,2
SGOT 3-45 u/L 14,3
SGPT 0-35 u/L 15,5
12-16 gr/dL 19,8
Urea
<1.5 mg/dL 0,85
Creatinin
……………, ….................................
Pengambil Data,
( )
NIM.
1.Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan (pembedahan) ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri pada bagian yang dioperasi, tidak bisa tidur karena nyeri, P :
pembedahan, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk dan panas, R : payudara kanan, S : skala 5, T :
saat bergerak dan batuk, pasien tampak meringis saat bergerak, terdapat luka insisi (post
operasi) pada mammae kanan, pasien tampak memilih posisi yang nyaman untuk
menghindari nyeri.
Tanggal/Jam Perumusan Diagnosa: 9 Maret 2018/ 21.00 p.m
2. Mual berhubungan dengan iritasi lambung akibat efek pengobatan ditandai dengan pasien
mengatakan kurang percaya diri akibat perubahan penampilan tubuhnya dan merasa takut
akan reaksi orang lain terhadap dirinya, pasien tampak menyembunyikan bagian tubuh
yang dioperasi, pasien kehilangan bagian tubuh (mammae kanan), tampak kassa/perban
berada pada payudara kanan.
Tanggal/Jam Perumusan Diagnosa: 9 Maret 2018/ 21.00 p.m
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat post MRM ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri saat bergerak, P : pembedahan MRM, Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk dan panas, R : payudara kanan, S : skala 5, T : saat bergerak dan batuk, pasien
tampak kesulitan saat membolak-balikkan tubuh, pasien tampak terlihat meringis saat
bergerak
Tanggal/Jam Perumusan Diagnosa: 9 Maret 2018/ 21.00 p.m
5.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan persepsi diri akibat proses
pembedahan ditandai dengan pasien mengatakan kurang percaya diri akibat perubahan
penampilan tubuhnya dan merasa takut akan reaksi orang lain terhadap dirinya, pasien
tampak menyembunyikan bagian tubuh yang dioperasi, pasien kehilangan bagian tubuh
(mammae kanan), tampak kassa/perban berada pada payudara kanan.
Tanggal/Jam Perumusan Diagnosa: 9 Maret 2018/ 21.00 p.m