Anda di halaman 1dari 4

Cerpen Cinta dari C_cantik_yati !

4 hari pedekate, 3 hari jadian Cerpen Cinta dari C_cantik_yati


Slow down baby… take it easy just a late it flow…
Lagu itu sepertinya tercipta khusus untukku, entah kenapa aku bisa b
egitu
bodohnya menyatakan “Iya” saat Joe mengutarakan cintanya padaku
. Padahal
kami baru kenalan tiga hari, mungkin karena sosoknya yang begitu m
enarik
perhatian sebagian orang, tapi tidak bagiku. Seorang polisi berpangk
at
colonel. Meski aku tidak punya masa lalu yang suram dengan seoran
g
polisi, namun setiap kali mendengar keluhan-keluhan dari beberapa
sahabatku mengenai tindakan kasar yang mereka alami bersama pa
sangan
mereka yang juga seorang polisi membuatku merasa illfeel setiap kali

bertemu dengan siapa pun yang menggunakan seragam abu-abu ini.


Tapi aku
tak bisa menampik, sosok Joe yang tampan, juga penuh perhatian,
membuatku
merasakan indahnya jatuh cinta. Wajahnya tak lepas dari pesinetron
Dimas
seto, tubuh atletisnya selalu mengingatkanku pada aktor India faforit
ku,
Salman Khan, tapi dibandingkan dengan Salman, tubuh Joe lebih ting
gi
lagi, sekitar 1 meter 75 centi, lebih tinggi 15 centi dari tubuhku.
Tepatnya seminggu yang lalu, Linda, sahabat yang juga punya hubu
ngan
darah denganku memperkenalkan seorang pria padaku. Awal pertem
uan yang
begitu mengesankan, entah kenapa responnya yang biasa-biasa itu j
ustru
menarikku ke dalam lembah yang selama ini tak pernah kutemui. Aku
jatuh
cinta pada pandangan pertama.
Cool. Sedingin es. Dan itu semakin membuatku merasa penasaran p
adanya.
Aku lalai, lupa pada apa yang selama ini menjadi patokanku dalam ja
tuh
cinta.
Tidak boleh terlanjur cinta, takutnya nanti akan menderita.
Aku selalu mencari informasi tentangnya melalui Linda, tentang
kepribadiannya, tentang mantan-mantannya, tentang kesehariannya,
tentang
hobby dan makanan faforitnya, juga tentang jadwal piket kerjanya.
Mestinya aku tak sebodoh ini, mencintai seseorang hingga lupa diri,
sungguh itu bukan diriku, maksudku sejak sebelum aku bertemu den
gannya.
Tiga hari, kedekatanku dengannya mengalami peningkatan, ia meng
utarakan
cintanya padaku. Tentu saja aku senang sekali. Kemudian tanpa ragu
atau
berpikir dua kali lagi, aku pun mengangguk, dan kami pun jadian. Sta
tus
jomblo yang sudah kusandang selama hampir dua tahun kini berubah
, aku
resmi menjadi pacar seorang polisi, kekasih Joe.
Indahnya masa pacaran mulai kurasakan sejak hari pertama, atau te
patnya
empat hari yang lalu. Joe adalah pria yang baik, perhatian dan tak p
ernah
absent untuk menanyakan kabarku. Namun tidak di hari kedua, Joe
kehilangan satu point dariku, perhatian itu hanya berlaku di telepon
saja, karena ketika kuminta ia untuk ketemuan, ia punya banyak ala
san
yang membuatku sedikit kecewa padanya. Tak ada firasat apa-apa,
hanya
kecewa, itu saja.
Minggu pagi, tiga hari yang lalu, saat sebagian kegiatan sedang berhe
nti,
termasuk Joe yang saat itu sedang libur dari kerjanya. Aku menelpon
nya,
memintanya untuk ketemuan.
“Nggak bisa, aku lagi rumah sakit. Orang tua teman lagi sakit, ni lagi

rame-reme menjenguk.” Alasan pertama yang kuterima darinya di pag


i hari,
ketika aku memintanya untuk menemaniku belanja. Aku terima, dan
alasannya
sukup manusiawi selaku seorang sahabat yang care pada kesehatan
orang tua
sahabatnya itu.
“Waduh, gimana ya? Sekarang aku lagi di waduk, terlalu jauh dari r
umah
kamu. kalau pun nanti sampai ke sana acaranya pasti sudah selesai.”

Alasan kedua yang kuterima saat sore hari dan mulai membuatku go
ndok,
meski harus kuakui alasan itu cukup masuk akal. Aku memintanya
menemaniku
ke acara ulang tahun sahabatku yang jarak perjalanan membutuhka
n waktu
satu jam, sialnya saat itu Joe sedang berada di tempat yang lebih ja
uh
lagi, hingga jika diperkirakan waktu yang harus ditempuh kurang leb
ih dua
jam perjalanan. Dan seperti kata Joe, saat kami sudah sampai di tem
pat
pesta justru acaranya sudah selesai.
Nggak masalah, bukan salah Joe jika saat ini sedang berada disana h
ingga
tak bisa menemaniku ke tempat party. So, meski gondok dan sebal,
alasan
kedua itu bisa kuterima dengan akal sehat.
“Mmhh… Gimana ya? Oke deh. Kamu tunggu bentar ya, aku ganti baj
u dulu.”
Jawaban ketiga yang berbeda dari alasan sebelumnya membuatku m
eloncat
kegirangan, meski sempat berpikir sebentar, meski ragu dengan
kata-katanya sendiri, meski sempat berkata, “Mmhh… Gimana ya?”, k
alimat
yang begitu kubenci, tapi akhirnya Joe menyanggupi permintaanku u
ntuk
mengajaknya ke rumah, untuk sekedar ngobrol ringan, toh malam ini
Joe ada
waktu luang.
Dua jam berlalu, orang yang kutunggu-tunggu tak juga menampakka
n batang
hidungnya. Hingga jarum jam menunjukkan angka sembilan, selisih
dua jam
dari waktu yang dijanjikan, Joe pacarku yang kunantikan pun akhirny
a tiba
dengan wajah tanpa dosa. Tersenyum lembut seraya merangkul dan
mencium
keningku.
Bukan itu yang kuminta, cukup dengan berkata “Maaf, aku terlambat
. Nggak
apa-apa kan sayang?” rasanya sudah bisa mengobati luka di hatiku.
Joe
hanya bilang, kalau tadi ada tugas mendadak dari atasannya yang
mengharuskannya untuk segera ke kantor.
Siapapun bakalan gondok, merasa dibohongi ketika janji diucapkan
dengan
lafal yang begitu lancarnya, kemudian diingkari dengan mudahnya.
Tanpa
adanya rasa bersalah, tanpa ada ucapan maaf. Tentu saja aku marah
,
melontarkan ucapan kasar yang membuat satu point-ku berkurang d
imatanya.
***
(Bersambung ke vol.2)

Cerpen Cinta Dari : C_cantik_yati dikirim pada tanggal 14 Feb 2008

Anda mungkin juga menyukai