Anda di halaman 1dari 19

METODE PEKERJAAN PENINGKATAN SUMUR PRODUKSI AIR TANAH JARINGAN IRIGASI

AIR BAKU DI WILAYAH SUMEDANG

A. PEKERJAAN RUMAH POMPA


1. Galian Tanah
 Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank pada area tanah
asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat
 Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu pada
bowplank
 Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian dan
kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
 Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian tanah
 Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan dengan menggunakan
tenaga manusia (Man Power)
 Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pas. pondasi kearah
memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan melintang bangunan Ex. Galian ditempatkan
sementara disisi lubang galian dan kemudian diangkut keluar proyek dengan menggunakan
dump truck.

2. Timbunan Tanah
Timbunan harus dilakukan dengan lapisan yang kira-kira horizontal dengan lebar penuh dari
bagian timbunan tersebut sampai dengan batas kemiringan sisi yang diperlukan. Tanah
timbunan tidak, boleh diperlebar dengan cara menabur. Melapis dan meratakan tanah timbunan
harus dilakukan dengan membuat masing-masing lapisan horizontal dengan ketebalan kira-kira
15 cm dan dibasahi air yang memadai. Semua gumpalan tanah liat harus dicacah sampai halus
dengan alat yang tajam kernudian bahan tersebut dipadatkan dengan alat penumbuk tangan
atau cara lain yang disetujui. Pemerataan tanah yang ditumbuk harus homogen dan tidak
mengandung kepingan-kepingan batu, gumpalangumpalan tanah atau tanah lain yang
berongga-rongga. Timbunan tanah yang menurut sifatnya memerlukan pemadatan sempurna
maka cara pemadatannya harus menggunakan peralatan mesin pemadat dengan seperti vibrator
stemper, baby roller, atau peralatan lainnya yang disetujui Direksi. Sebelum mengerjakan
pemadatan dengan alat maka kelembaban tanah tersebut harus dijaga sedemikian rupa untuk
menjamin berat jenis tanah timbunan yang cukup tinggi. Miring talud tanah timbunan setelah
dikepras harus dipadatkan dengan alat penumbuk mekanis atau alat-alat lain yang disetujui
Direksi.
Perhitungan biaya tanah timbunan tipe A dan Tipe B harus dihitung dengan harga satuan
Volume Pekerjaan. Satuan harga untuk Tipe A harus termasuk biaya pemindahan tanah,
penimbunan, peralatan, pemecah gumpalan, pemadatan biasa dan pekerjaan-pekerjaan lain.
Satuan harga untuk Tipe B seperti tipe A tetapi termasuk juga semua biaya untuk penyediaan
tanah timbunan dari tempat tanah sewa, pengangkutan dan lain-lain. Biaya pemadatan tanah
yang menggunakan peralatan mesin dihitung tersendiri dalam satuan harga per meter kubik
timbunan tanah.
3. Pasangan batu kali 1 Pc : 4 Ps
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa tahap, yaitu yang
pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses persiapan ini, pelaksana melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
 Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang, selang air,
dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan dilapangan
adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut:
Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu kali.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap selanjutnya
adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan
sebagai berikut :
 Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai
rencana.
 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
 Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang merata
mengisi rongga-rongga antar batu kali.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah reak/patah dan
berongga besar.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
 Demikian metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali yang terdiri dari beberapa tahap
yaitu tahap persiapan, tahap pengukuran dan tahap pelaksanaan pekerjaan fisik dilapangan.
Alat yang dikerahkan :
 Theodolith
 Waterpass
 Meteran/Benang
Material yang dikerahkan :
 Batu Kali
 Semen PC
 Pasir Pasang
 Air
 Material Lainnya

Pemasangan Pengecoran/pengha
Persiapan Bekisting mparan beton
Selesai

Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja
Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Alat Pelindung Diri” (APD)
terdiri dari : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
 Memasang papan rambu-rambu peringatan K3, cara pemakaian alat K3, garis
pengaman dan memasang rambu-rambu petunjuk arah

4. Pasangan beton bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr


Bahan beton harus dicampur dalam mesin pencampur yaitu Concrete Mixer atau Portable
Mixer dengan waktu paling sedikit 15 menit setelah adukan matang lalu disimpan di kotak
adukan. Yang terbuat dari kayu harus terdiri atas papan-papan yang disambung dengan rapat
untuk mencegah air beton tidak bocor keluar dari adukan yang masih basah.

Beton tidak boleh dicor sebelum semua kotak cetakan, susunan baja tulangan dan persiapan-
persiapan di tempat disetujui oleh Direksi. Beton tidak boleh dicor di bawah air, kecuali ada
persetujuan dari Direksi. Beton harus dikerjakan dengan mudah dan dicor di cetakan yang telah
ditentukan tanpa pemindahan ulang atau penundaan dalam jangka waktu satu jam setelah
pekerjaan pencampuran selesai. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan di waktu hujan lebat
dan lama sehingga mungkin dapat memisahkan bahanbahan beton. Penyedia Jasa harus
memberitahu tanggal pengecoran kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan.

5. Timbunan tanah (halaman) dipadatkan


a. Bersama direksi melakukan pemeriksaan terhadap titk-titik timbunan.
b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanah digaruk sampai kedalaman yang lebih besar
dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari
tanah yang digaruk selalu dijaga secara baik.
c. Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan material sebelum
dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau dalam
dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapian didapat kepadatan
yang sama diseluruh bidang rencana dan pemadatan menggunankan alat pemadat/stamper.
d. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.
e. Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya
pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
f. Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan pekerjaan.
g. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan.

6. Pasangan beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr


 Semua bagian-bagian konstruksi beton bertulang yang langsung diatas dan di bawah tanah
harus duduk diatas lantai kerja, yang merupakan lapisan setebal 5 cm atau sesuai gambar
dari adukan beton dengan campuran 1 pc : 3ps : 5 kr.
 Pengadukan dari campuran untuk lantai kerja tersebut harus menggunakan mesin pengaduk
beton.
 Pembuatan bekisting secara umum harus memenuhi syarat-syarat pada SKSNI 1989
mengenai Konstruksi Beton.
 Syarat tambahan untuk pembuatan bekisting :
a. Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting harus dikontrol, yaitu supaya beton
mengeras tidak melendut ke bawah atau ke samping.
b. Dudukan dari penunjang harus diperiksa, apakah sudah cukup padat/stabil
untuk menahan beban-beban tambahan waktu cor beton dilakukan.
c. Pelepasan bagian atau seluruhnya dari bekisting dan penunjang-penunjangnya
harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.

7. Pasangan bata merah 1 Pc : 4 Ps


 Pertama dilakukan persiapan dengan cara membersihkan area yang akan dipasang dinding
bata merah, menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang dibutuhkan.
 Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat tanda posisi kolom
praktis, ring balok, dan lubang kusen.
 Bata merah direndam dulu (sampai gelembung udaranya hilang) sebelum dipakai untuk
mengurangi penyerapan air.
 Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang telah dipasang
pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis sampai setinggi 1 m dengan
menggunakan adukan 1 pc : 5ps untuk pasangan dinding biasa dan 1pc : 3ps untuk
pasangan dinding trasram (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan
yang ditetapkan).
 Pada pelaksanaannya, adukan semen pasir tersebut diaplikasikan secara merata ke
permukaan bata merah.
 Kemudian bata merah disusun di atas adukan mortar tersebut sambil terus diperiksa
kerataan pasangannya. Kemudian bata merah dipukul perlahan sampai mencapai elevasi
yang diinginkan.
 Setelah tinggi pasangan bata merah mencapai 1 m kemudian dilanjutkan dengan cor beton
kolom praktis.
 Periksa kelurusan serta vertikal pasangan bata merah, apabila sudah benar dan sesuai
dengan yang diinginkan maka lanjutkan pemasangan sampai dengan tinggi maksimum 1
m, kemudian periksa lagi kelurusan dan vertikalnya, setelah itu dilanjutkan cor kolom
praktis dan dilanjutkan pemasangan bata merah sampai elevasi yang ditentukan dan cor
kolom praktis sampai elevasi sesuai gambar

8. Plesteran Trasram 1 Pc : 2 Ps
 Bahan – bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton
 Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan terlebih
dahulu dari bekas-bekas kotoran spesi kemudian disiram air sampai jenuh.
 Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada jarak ± 2,50 m
dengan ketebalan 1,5 cm.
 Pekerjaan plesteran campuran 1 pc : 3 ps dipasang pada bangunan yang kedap air.
 Pekerjaan plesteran 1 pc : 2 ps dipasang pada permukaan tembok yang akan diaci dan
permukaan lain yang tidak kedap air.
 Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran kering, minimal
telah berumur 24 jam.
 Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu cepat yang
mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air serta melindungi dari sinar
matahari langsung.
 Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.

9. Plesteran 1 Pc : 3 Ps
 Bahan – bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton
 Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan terlebih
dahulu dari bekas-bekas kotoran spesi kemudian disiram air sampai jenuh.
 Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada jarak ± 2,50 m
dengan ketebalan 1,5 cm.
 Pekerjaan plesteran campuran 1 pc : 3 ps dipasang pada bangunan yang kedap air.
 Pekerjaan plesteran 1 pc : 2 ps dipasang pada permukaan tembok yang akan diaci dan
permukaan lain yang tidak kedap air.
 Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran kering, minimal
telah berumur 24 jam.
 Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu cepat yang
mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air serta melindungi dari sinar
matahari langsung.
 Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.

10. Pasang kusen Besi


Semua besi dan kayu yang akan dicat harus dihaluskan dan dibersihkan dengan alat mekanis
atau alat-alat lain yang disetujui oleh Direksi. Sebelum memulai pekerjaan mengecat Penyedia
Jasa harus meminta supaya Direksi memeriksa kebersihan besi dan kayu yang akan dicat.
Setelah pengecetan dasar, pengecetan luar dilakukan 2 kali yaitu lapisan pertama dan lapisan
terakhir.

11. Pasang daun pintu Plattiser


Semua besi dan kayu yang akan dicat harus dihaluskan dan dibersihkan dengan alat mekanis
atau alat-alat lain yang disetujui oleh Direksi. Sebelum memulai pekerjaan mengecat Penyedia
Jasa harus meminta supaya Direksi memeriksa kebersihan besi dan kayu yang akan dicat.
Setelah pengecetan dasar, pengecetan luar dilakukan 2 kali yaitu lapisan pertama dan lapisan
terakhir.

12. Pengecatan tembok


Semua besi dan kayu yang akan dicat harus dihaluskan dan dibersihkan dengan alat mekanis
atau alat-alat lain yang disetujui oleh Direksi. Sebelum memulai pekerjaan mengecat Penyedia
Jasa harus meminta supaya Direksi memeriksa kebersihan besi dan kayu yang akan dicat.
Setelah pengecetan dasar, pengecetan luar dilakukan 2 kali yaitu lapisan pertama dan lapisan
terakhir.

13. Pengecatan Besi


Semua besi dan kayu yang akan dicat harus dihaluskan dan dibersihkan dengan alat mekanis
atau alat-alat lain yang disetujui oleh Direksi. Sebelum memulai pekerjaan mengecat Penyedia
Jasa harus meminta supaya Direksi memeriksa kebersihan besi dan kayu yang akan dicat.
Setelah pengecetan dasar, pengecetan luar dilakukan 2 kali yaitu lapisan pertama dan lapisan
terakhir.

14. Pasang Papan Nama Rumah Pompa dari Platiser tebal Plat 5 mm
B. PEKERJAAN JARINGAN TRANSMISI PERPIPAAN
1. Galian tanah manual
 Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank pada area tanah
asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat
 Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu pada
bowplank
 Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian dan
kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
 Menyiapkan bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian tanah
 Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton yang dilakukan dengan menggunakan
tenaga manusia (Man Power)
 Galian pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pas. pondasi kearah
memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan melintang bangunan Ex. Galian ditempatkan
sementara disisi lubang galian dan kemudian diangkut keluar proyek dengan menggunakan
dump truck.

2. Timbunan tanah kembali


Timbunan harus dilakukan dengan lapisan yang kira-kira horizontal dengan lebar penuh dari
bagian timbunan tersebut sampai dengan batas kemiringan sisi yang diperlukan. Tanah
timbunan tidak, boleh diperlebar dengan cara menabur. Melapis dan meratakan tanah timbunan
harus dilakukan dengan membuat masing-masing lapisan horizontal dengan ketebalan kira-kira
15 cm dan dibasahi air yang memadai. Semua gumpalan tanah liat harus dicacah sampai halus
dengan alat yang tajam kernudian bahan tersebut dipadatkan dengan alat penumbuk tangan
atau cara lain yang disetujui. Pemerataan tanah yang ditumbuk harus homogen dan tidak
mengandung kepingan-kepingan batu, gumpalangumpalan tanah atau tanah lain yang
berongga-rongga. Timbunan tanah yang menurut sifatnya memerlukan pemadatan sempurna
maka cara pemadatannya harus menggunakan peralatan mesin pemadat dengan seperti vibrator
stemper, baby roller, atau peralatan lainnya yang disetujui Direksi. Sebelum mengerjakan
pemadatan dengan alat maka kelembaban tanah tersebut harus dijaga sedemikian rupa untuk
menjamin berat jenis tanah timbunan yang cukup tinggi. Miring talud tanah timbunan setelah
dikepras harus dipadatkan dengan alat penumbuk mekanis atau alat-alat lain yang disetujui
Direksi.
Perhitungan biaya tanah timbunan tipe A dan Tipe B harus dihitung dengan harga satuan
Volume Pekerjaan. Satuan harga untuk Tipe A harus termasuk biaya pemindahan tanah,
penimbunan, peralatan, pemecah gumpalan, pemadatan biasa dan pekerjaan-pekerjaan lain.
Satuan harga untuk Tipe B seperti tipe A tetapi termasuk juga semua biaya untuk penyediaan
tanah timbunan dari tempat tanah sewa, pengangkutan dan lain-lain. Biaya pemadatan tanah
yang menggunakan peralatan mesin dihitung tersendiri dalam satuan harga per meter kubik
timbunan tanah.

3. Pemasangan acc perpipaan


C. PASANG SARANA AIR BAKU
1. Galian Tanah Pondasi Tanki
Galian tanah dengan menggunakan alat berat seperi Excavator PC-100 atau PC-200
(tergantung kebutuhan). Penyedia jasa harus melakukan penggalian ini dengan mengikuti
gambar rencana.
4Cara Pelaksanaan
a. Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang ke luar
areal kerja
b. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus mendapat
persetujuan dari direksi.
h. Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan tersebut harus dibuang
oleh penyedia jasa ke lokasi yang ditentukan oleh direksi.
i. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan, perolehan ijin untuk
pembuangan material dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
j. Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus diusahakan cukup aman dari
longsoran terlebih pada tempat alat berat berpijak.
k. Apabila pekerjaan selesai maka penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi
untuk pemeriksaan.

2. Pasamgan Batu Kali 1 Pc : 4 Ps


Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa tahap, yaitu yang
pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses persiapan ini, pelaksana melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
 Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang, selang air,
dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan dilapangan
adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai berikut:
Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu kali.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap selanjutnya
adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan
sebagai berikut :

 Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.


 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah sesuai
rencana.
 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
 Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan yang merata
mengisi rongga-rongga antar batu kali.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah reak/patah dan
berongga besar.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
 Demikian metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali yang terdiri dari beberapa tahap
yaitu tahap persiapan, tahap pengukuran dan tahap pelaksanaan pekerjaan fisik dilapangan.
Alat yang dikerahkan :
 Theodolith
 Waterpass
 Meteran/Benang
Material yang dikerahkan :
 Batu Kali
 Semen PC
 Pasir Pasang
 Air
 Material Lainnya

Pemasangan Pengecoran/pengha
Persiapan Bekisting mparan beton
Selesai

Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja
Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Alat Pelindung Diri” (APD)
terdiri dari : Helm, Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
 Memasang papan rambu-rambu peringatan K3, cara pemakaian alat K3, garis
pengaman dan memasang rambu-rambu petunjuk arah

3. Plesteran 1 Pc : 3 Ps
 Bahan – bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton
 Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan terlebih
dahulu dari bekas-bekas kotoran spesi kemudian disiram air sampai jenuh.
 Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada jarak ± 2,50 m
dengan ketebalan 1,5 cm.
 Pekerjaan plesteran campuran 1 pc : 3 ps dipasang pada bangunan yang kedap air.
 Pekerjaan plesteran 1 pc : 2 ps dipasang pada permukaan tembok yang akan diaci dan
permukaan lain yang tidak kedap air.
 Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran kering, minimal
telah berumur 24 jam.
 Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu cepat yang
mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air serta melindungi dari sinar
matahari langsung.
 Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.

4. Tanki Air dai Fiber Ukr. 3 m3


5. Stopkran 1/2"
6. Reduser 1" - 1/2"
7. Pipa PVC AW 1/2"
8. Knie PVC dia 1/2 "
9. Keramik
D. PEKERJAAN RESERVOIR
1. Galian Tanah
Galian tanah dengan menggunakan alat berat seperi Excavator PC-100 atau PC-200
(tergantung kebutuhan). Penyedia jasa harus melakukan penggalian ini dengan mengikuti
gambar rencana.
4Cara Pelaksanaan
a. Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus dibuang ke luar
areal kerja
b. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus mendapat
persetujuan dari direksi.
h. Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan tersebut harus dibuang
oleh penyedia jasa ke lokasi yang ditentukan oleh direksi.
i. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk seluruh pengaturan, perolehan ijin untuk
pembuangan material dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
j. Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus diusahakan cukup aman dari
longsoran terlebih pada tempat alat berat berpijak.
k. Apabila pekerjaan selesai maka penyedia jasa harus memberitahukan kepada direksi
untuk pemeriksaan.

2. Timbunan Tanah
Timbunan harus dilakukan dengan lapisan yang kira-kira horizontal dengan lebar penuh dari
bagian timbunan tersebut sampai dengan batas kemiringan sisi yang diperlukan. Tanah
timbunan tidak, boleh diperlebar dengan cara menabur. Melapis dan meratakan tanah timbunan
harus dilakukan dengan membuat masing-masing lapisan horizontal dengan ketebalan kira-kira
15 cm dan dibasahi air yang memadai. Semua gumpalan tanah liat harus dicacah sampai halus
dengan alat yang tajam kernudian bahan tersebut dipadatkan dengan alat penumbuk tangan
atau cara lain yang disetujui. Pemerataan tanah yang ditumbuk harus homogen dan tidak
mengandung kepingan-kepingan batu, gumpalangumpalan tanah atau tanah lain yang
berongga-rongga. Timbunan tanah yang menurut sifatnya memerlukan pemadatan sempurna
maka cara pemadatannya harus menggunakan peralatan mesin pemadat dengan seperti vibrator
stemper, baby roller, atau peralatan lainnya yang disetujui Direksi. Sebelum mengerjakan
pemadatan dengan alat maka kelembaban tanah tersebut harus dijaga sedemikian rupa untuk
menjamin berat jenis tanah timbunan yang cukup tinggi. Miring talud tanah timbunan setelah
dikepras harus dipadatkan dengan alat penumbuk mekanis atau alat-alat lain yang disetujui
Direksi.
Perhitungan biaya tanah timbunan tipe A dan Tipe B harus dihitung dengan harga satuan
Volume Pekerjaan. Satuan harga untuk Tipe A harus termasuk biaya pemindahan tanah,
penimbunan, peralatan, pemecah gumpalan, pemadatan biasa dan pekerjaan-pekerjaan lain.
Satuan harga untuk Tipe B seperti tipe A tetapi termasuk juga semua biaya untuk penyediaan
tanah timbunan dari tempat tanah sewa, pengangkutan dan lain-lain. Biaya pemadatan tanah
yang menggunakan peralatan mesin dihitung tersendiri dalam satuan harga per meter kubik

3. Pasangan beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr


 Semua bagian-bagian konstruksi beton bertulang yang langsung diatas dan di bawah tanah
harus duduk diatas lantai kerja, yang merupakan lapisan setebal 5 cm atau sesuai gambar
dari adukan beton dengan campuran 1 pc : 3ps : 5 kr.
 Pengadukan dari campuran untuk lantai kerja tersebut harus menggunakan mesin pengaduk
beton.
 Pembuatan bekisting secara umum harus memenuhi syarat-syarat pada SKSNI 1989
mengenai Konstruksi Beton.
 Syarat tambahan untuk pembuatan bekisting :
a. Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting harus dikontrol, yaitu supaya beton
mengeras tidak melendut ke bawah atau ke samping.
b. Dudukan dari penunjang harus diperiksa, apakah sudah cukup padat/stabil
untuk menahan beban-beban tambahan waktu cor beton dilakukan.
c. Pelepasan bagian atau seluruhnya dari bekisting dan penunjang-penunjangnya
harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.

4. Beton Bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
Bahan beton harus dicampur dalam mesin pencampur yaitu Concrete Mixer atau Portable
Mixer dengan waktu paling sedikit 15 menit setelah adukan matang lalu disimpan di kotak
adukan. Yang terbuat dari kayu harus terdiri atas papan-papan yang disambung dengan rapat
untuk mencegah air beton tidak bocor keluar dari adukan yang masih basah.

Beton tidak boleh dicor sebelum semua kotak cetakan, susunan baja tulangan dan persiapan-
persiapan di tempat disetujui oleh Direksi. Beton tidak boleh dicor di bawah air, kecuali ada
persetujuan dari Direksi. Beton harus dikerjakan dengan mudah dan dicor di cetakan yang telah
ditentukan tanpa pemindahan ulang atau penundaan dalam jangka waktu satu jam setelah
pekerjaan pencampuran selesai. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan di waktu hujan lebat
dan lama sehingga mungkin dapat memisahkan bahanbahan beton. Penyedia Jasa harus
memberitahu tanggal pengecoran kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan.
E. POMPA TYPE SUBMERSIBLE
1. Pompa Submersibel 3 lt/dt (Termasuk After Sales Service)
(Terlampir di Spesifikasi Teknik)
F. PEMASANGAN POMPA DAN MESIN PENGGERAK
1. Pemasangan pompa dan Mesin Penggerak Untuk JIAT 10 Lokasi - di Kabupaten Sumedang
(Terlampir di Spesifikasi Teknik)

Anda mungkin juga menyukai