Anda di halaman 1dari 6

PENATALAKSANAAN PENUTUPAN DIASTEMA SENTRAL SETELAH PENCABUTAN GIGI MESIODENS

Rina Sutjiati
Bagian Ortodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Jember Indonesia

Abstract
The treatment of mesiodens for children has to be done completely and continuously.
Management of the treatment of mesiodens teeth can be done by extraction or without extraction .
Diastema central can be closed earlier by using orthodontic appliance after extracting mesiodens
teeth for children.

Key Words : mesiodens, diasteme sentral, orthodontic appliance.

Korespondensi ( correspondence ) : Rina Sutjiati, Bagian Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Jember, Jl. Kalimantan No 37 Kampus Tegal Boto, Jeber 68121, Indonesia.

Gigi supernumerari atau gigi lebih dengan lengkung rahang. Bisa terletak di
merupakan kondisi yang biasa ditemukan anterior ataupun di posterior, bahkan bisa
oleh dokter gigi. Kondisi ini pada umumnya mengenai seluruh12. Seringkali diastema ini
ditemukan pada pemeriksaan radiografi, menyebabkan gangguan estetik bagi
biasanya sebagai penyebab impaksi gigi sebagian orang, terutama diastema yang
insisif sentral atau gigi lebih yang erupsi terdapat di anterior. Oleh karena bagi
secara spontan. 5 Gigi supernumerari dapat sebagian orang diastema sentral ini
terjadi pada beberapa regio di dalam merupakan suatu gangguan estetik
lengkung gigi dengan kecenderungan kuat terhadap penampilannya, maka banyak
di maksila.14 Penelitian-penelitian yang orang yang mencari dan meminta
menunjukkan bahwa etiologi dari gigi pertolongan dari dokter gigi untuk
supernumerari belum diketahui secara pasti, mengkoreksi kelainan tersebut. Dengan telah
tetapi hiperaktivitas dari dental lamina, dikoreksinya kelainan tersebut, mereka
dikotomi dari benih gigi dan faktor herediter, berharap akan lebih menambah baik
penting dipertimbangkan.9 penampilannya dan akan meningkatkan
Frekuensi terjadinya gigi rasa percaya dirinya.10
supernumerari yaitu 0,2 – 3,5 %, dan lebih Banyak cara dilakukan untuk
sering ditemukan pada gigi permanen menghilangkan diastema sentral ini, dalam
daripada gigi sulung. Frekuensi terjadi gigi banyak kasus dengan hanya perawatan
supernumerari pada periode gigi sulung ortodonti sudah dapat menyelesaikan
adalah 0,06 - 0,8 %. Gigi supernumerari pada masalah, tetapi pada beberapa kasus perlu
periode gigi sulung biasanya berupa perawatan tambahan baik dari segi
mesiodens atau gigi supplemental insisif konservasi, prostodonti ataupun dari bagian
lateral. Mesiodens adalah gigi supernumerari bedah mulut. Pada kondisi normal, biasanya
yang berlokasi di maksila anterior dan diastema dapat menutup dengan sendirinya
berdekatan dengan sutura mid-line. seirimg dengan erupsi gigi insisif lateral dan
Sedangkan apabila gigi supernumerari kaninus. Tetapi diastema yang terjadi karena
memiliki morfologi yang hampir menyerupai pencabutan mesiodens perlu dirawat
gigi normal disebut supplemental.15 dengan pemakaian alat ortodonsi yang
Masalah yang disebabkan gigi berfungsi untuk menutup celah di antara gigi.
supernumerari anterior lebih serius daripada 4

yang disebabkan gigi lebih posterior. Gigi Berdasarkan uraian latar belakang
supernumerari dapat menyebabkan erupsi di atas, penulis ingin membahas mengenai
ektopik gigi sekitarnya dan menyebabkan manajemen penutupan diastema sentral
maloklusi11. Pencabutan mesiodens pada pasca pencabutan gigi mesiodens pada gigi
periode gigi sulung sangat dianjurkan untuk anak. Tujuan penulisan makalah ini adalah
menghindari komplikasi lebih lanjut. Biasanya untuk memberikan informasi mengenai
gigi mesiodens yang dicabut akan manajemen penutupan diastema sentral
menyebabkan diastema. Maxillary midline pasca pencabutan gigi mesiodens pada gigi
diastema (MMD) relatif sering terjadi pada anak.Manfaat penulisan makalah ini adalah
maloklusi gigi dengan ciri khasmya terdapat untuk memberikan informasi ilmiah kepada
jarak di antara insisif sentralis maksila yang praktisi kesehatan dan mahasiswa
memberikan konsekuensi fungsional dan kedokteran gigi mengenai manajemen
estetis. 13 penutupan diastema sentral pasca
Diastema adalah suatu ruang yang pencabutan gigi mesiodens pada gigi anak
terdapat diantara dua buah gigi yang sreta untuk memberikan pertimbangan dan
berdekatan. Diastema ini merupakan suatu informasi bagi dokter gigi dalam menangani
ketidaksesuaian antara lengkung gigi pasien dengan perawatan penutupan
Penatalaksanaan Penutupan...(Rina S.)
 

diastema sentral pasca pencabutan gigi blanch test. Diangnosa akhir dari frenulum
mesiodens pada gigi anak. yang abnormal ditentukan berdasarkan
gambaran radiografi. Bila frenulum
perlekatannnya sampai ke palatum, jaringan
TINJAUAN PUSTAKA ikat frenulum berjalan melintang. Gambaran
Diastema Sentral tulang septum diantara gigi insisif berbentuk
Diastema adalah suatu ruang yang V. Dengan gambaran radiografi, meskipun
terdapat diantara dua buah gigi yang blanch test negatif dapat diketahui bahwa
berdekatan. Diastema ini merupakan suatu tedapat perlekatan frenulum yang
ketidaksesuaian antara lengkung gigi abnormal.10,2
dengan lengkung rahang.12 Diastema sentral Gigi sepernumerari pada garis median
rahang atas, merupakan suatu maloklusi (Mesiodens)
yang sering muncul dengan ciri khas yaitu Diagnosa pasti dari gigi supernumeri
berupa celah yang terdapat diantara insisif pada garis median yang disebut juga
sentral rahang atas. 10 mesiodens ditentukan berdasarkan dari
Etiologi gambaran radiografis, foto panoramic atau
Banyak faktor sebagai penyebab oklusal, terkecuali apabila gigi supernumerer
terjadinya suatu diastema sentral. tersebut telah erupsi kedalam rongga mulut.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah Lebih sering terjadi pada gigi rahang atas
dilakukan bahwa prevalensi terjadinya dibandingkan dengan gigi rahang bawah,
diastema sentral berkisar antara 1,6% - 25,4% dan lebih sering terjadi pada laki-laki
pada orang dewasa dan lebih sering lagi daripada perempuan. 10,12,2
pada anank-anak, mendekati 98% pada usia Kehilangan gigi insisif lateral secara
6 tahun, 49% pada usia 11 tahun dan 7% kongenital
pada usia 11-18 tahun. Lebih sering terdapat Kehilangan gigi secara kongenital
pada laki-laki dibandingkan dengan ialah suatu keadaan dimana benih gigi yang
perempuan. Berdasarkan pada ras lebih tidak berkembang untuk mengalami dan
banyak pada orang kulit hitam dibandingkan keluar ke dalam rongga mulut. Berdasarkan
dengan kulit putih, asia dan hispanik. 10,12,3 penelitian bahwa 4% dari seluruh populasi
Diastema sentral yang terjadi pada mengalami kehilangan gigi secara
rahang atas bisa disebabkan oleh : (1) kongenital. Gigi insisif lateral rahang atas
ukuran gigi insisif lateral kecil, (2) rotasi dari berada pada urutan kedua. Diagnosa
gigi insisif, (3) perlekatan frenulum yang ditentukan berdasarkan gambaran
abnormal, (4) gigi sepernumerari di median radiografis Diastema pada saat
line, (5) kehilangan gigi insisif lateral secara pertumbuhan normal.10,12,2
congenital, (6) diastema pada saat Diastema pada saat pertumbuhan normal
pertumbuhan normal, dan (7) penutupan Pada saat insisif sentral permanen
median line yang tidak sempurna. rahang atas erupsi biasanya selalu terdapat
Diagnosis ruangan diantaranya. Ruangan ini biasanya
Suatu celah yang terdapat diantara berkisar antara 2 mm (berkisar antara usia 6–
gigi insisif sentral rahang atas disebut dengan 10 tahun) dan akan berkurang pada saat
istilah diastema sentral. Karena banyak sekali erupsi gigi insisif lateral pemanen dan
faktor penyebab terjadinya diastema sentral, menutup dengan sendirinya pada saat
maka disini yang akan diuraikan mengenai erupsi gigi kaninus permanen. Periode ini
penentuan diagnosa dari faktor merupakan periode yang tidak estetik dan
penyebabnya. Suatu diastema sentral dapat disebut dengan istilah ugly duckling stage.10,12
didiagnosis berdasarkan pemeriksaan klinis Penutupan garis median yang tidak
dan radiografis. sempurna
Ukuran gigi insisif lateral kecil Terjadinya kegagalan dalam
Diangnosa bisa secara langsung, penutupan garis median karena adanya
karena biasanya ukuran dan bentuk yang kegagalan pada saat pertumbuhan dan
lebih kecil dan runcing peg lateral, atau bisa perkembangan, dimana terdapat sisa dari
juga dibandingkan dengan ukuran rata-rata jaringan efitelial yang membatasi kedua
dari gigi insisif lateral yang normal, sehingga tulang palatum. Berdasarkan pemeriksaan
dapat disimpulkan bahwa gigi insisif lateral histologis terdapat jaringan ikat dan jaringan
tersebut abnormal.10 efitelial diantara tulang palatum. Diagnosa
Rotasi dari gigi insisif ditentukan berdasarkan gambaran
Pada beberapa kasus satu atau radiografi, dimana septum tulang diantara
lebih gigi insisif mengalami rotasi dengan gigi insisif sentral rahang atas berbentuk W.10
berbagai derajat, rotasi yang Perawatan
mengakibatkan diastema sentral ialah rotasi Diastema yang terjadi sebagai
yang mencapai perputaran sampai 90 akibat dari gigi insisif lateral yang abnormal
derajat dari posisi normalnya terhadap ukurannya peg lateral, penutupan dilakukan
lengkung gigi. 2 dengan menggeserkan gigi insisif sentral ke
Perlekatan frenulum yang abnormal garis median dengan mempergunakan alat
Diagnosa ditegakkan berdasarkan ortodonti cekat yaitu breket atau alat
observasi dan atau dengan cara ortodonti lepasan mempergunakan pegas
pemeriksaan secara langsung yang disebut koil. Bila ruangan telah tertutup lalu

57
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 8 No. 1 2011 : 56-61

kemudian gigi insisif lateral direkuntruksi Perawatan diastema akibat gigi


dengan penambahan lebar mesiodistalnya supernumerari ialah dengan cara mencabut
mempergunakan komposit resin atau bisa gigi supernumerari tersebut secepat mungkin
juga dengan pembuatan protesa jaket.10,2 sejak saat diketahui, sebelum menimbulkan
Pada diastema akibat gigi yang malposisi atau untuk meminimlisasi bila telah
rotasi, penanganannnya yaitu dengan terjadi malposisi dari gigi lainnya. Bila
mengembalikan gigi tersebut ke posisi yang terdiagnosis secara radiografi, maka harus
benar. Hal ini dapat dilakukan dengan alat dilakukan operasi untuk mengeluarkan gigi
ortodonti lepasan dengan memakai pegas supernumerari tersebut.10,12,2
terbuka (Z-spring) dan atau dengan alat Gigi Mesiodens
cekat. Selain itu dilakukan juga pemutusan Mesiodens adalah suatu kelainan
jaringan periodontal supracrestal untuk hasil jumlah dan bentuk gigi (konus), biasanya
yang lebih baik supaya tidak terjadi relaps. terjadi pada gigi anterior dan terlatak pada
Dapat juga dilakukan dengan over rotasi garis tengah maksila.13
untuk pencegahan relaps.10,2 Etiologi
Pada diastema yang disebabkan Mesiodens bersifat bawaan dan
oleh perlekatan frenulum yang abnormal, tidak ada faktor lingkungan yang ditemukan
maka perawatan dilakukan dengan sebagai penyebab keadaan ini.4
menggerakkan gigi insisif sentral ke median
line sampai mencapai kontak yang benar, Diagnosis
diharapkan dengan kontaknya gigi insisif Mesiodens biasanya berjumlah
sentral tersebut maka jaringan ikat frenulum tunggal atau berpasangan dan kadang-
akan teresobsi oleh tekanan dari gigi insisif kadang terlihat lebih dari dua buah 4.
sentral, tetapi apabila alat ortodonti baik Mesiodens gigi sulung biasanya berbentuk
yang lepasan ataupun yang cekat telah normal atau konus sedangkan mesiodens
dilepas dan terjadi lagi relaps atau terdapat gigi permanent mempunyai variasi dalam
celah kembali. Prosedurnya diulang kembali bentuk, yaitu : konus (kecil berbentuk peg
dan lalu kemudian dilakukan frenektomi shaped) (Gambar 1), tuberkel (pendek,
untuk memotong jaringan ikat frenulumnya. berbentuk tong), supplement (mirip insisid
Jaringan scar (keloid) apabila ada akan lateral) dan odontoma (satu bagian dari
membantu sebagai retensi.10,12,2 kelompok).1,15

Gambar 1. Gigi mesiodens bentuk konus tampak diantara gigi 11 dan 21 pada gambaran radiografi.
Sumber: Russell & Folwarczna, 2003

Mesiodens tuberkel terdapat pada disebabkan mesiodens biasanya terbatas


premaksila tetapi berbeda dengan konus pada ketidakteraturan susunan gigi insisif
baik dalam posisi, waktu perkembangan dan atas yang terlokalisir. Khususnya gigi insisif
efeknya terhadap gigi yang lain. Mesiodens terotasi atau terdapat midline diastema
tuberkel berkembang lebih lambat pada rahang atas.13
dibandingkan konus, pembentukan akarnya Perawatan
terlihat lebih lama setelah insisif sentral Manajemen perawatan gigi
permanent erupsi. Pada umumnya mesiodens dapat berupa pencabutan atau
mesiodens tuberkel muncul pada tanpa pencabutan. Perawatan yang
permukaan palatal dari insisif sentral dilakukan dengan pencabutan gigi
permanent, dapat unilateral maupun mesiodens selanjutnya harus diperbaiki
bilateral.4,15 susunan gigi geliginya dengan
Erupsi yang terlambat, dilaserasi, menggunakan alat ortodonsi. Namun, gigi
crowding dan displacement (malposisi) gigi mesiodens yang tidak erupsi dan tidak
yang bersebelahan, serta diastema yang menimbulkan masalah oklusal dapat
abnormal berhubungan dengan adanya dibiarkan tetap pada posisinya, khususnya
mesiodens. Masalah oklusal yang jika gigi ini terletak tinggi di dalam rahang

58
Penatalaksanaan Penutupan...(Rina S.)
 

dan terbalik atau jika tindakan pencabutan semua faktor penyebabnya telah diketahui
bisa merusak gigi yang lain. Mesiodens yang secara pasti, baru kemudian dilakukan
tidak erupsi bisa tidak dicabut tetapi harus penutupan diastema sentral dengan
diperhatikan secara berkala.4 menggerakkan gigi insisif sentral rahang atas
Usia yang dianjurkan oleh ke median line baik mempergunakan alat
beberapa peneliti untuk pencabutan atau cekat berupa breket ataupun dengan
tindakan bedah adalah 8-10 tahun setelah mempergunakan alat lepasan berupa pegas
pertumbuhan akar insisif sentral hampir koil. Setelah itu baru dilanjutkan dengan
selesai dengan demikian gangguan yang perawatan lainnya bila memang diperlukan,
mungkin terjadi diharapkan seminimal misalnya bedah, konservasi dan atau
mungkin. Apabila tindakan pembedahan prostodonti.10,2
segera maka dapat mengakibatkan erupsi Manajemen perawatan gigi
gigi insisif terganggu karena gigi mengalami supernumerari dapat berupa pencabutan
rotasi dan terjadi pergeseran midline.8 atau tanpa pencabutan. Kasus gigi
Pencabutan gigi mesiodens pada supernumerari dengan indikasi untuk
periode gigi sulung biasanya tidak dianjurkan dilakukan pencabutan yaitu erupsi insisif
karena mesiodens pada periode ini sering sentral terlambat atau terhalang dan
akan erupsi sendiri dan pembedahan pada terdapat perubahan erupsi atau pergeseran
gigi yang tidak dapat erupsi dapat gigi insisif sentral. Sedangkan kasus gigi
meningkatkan risiko kerusakan supernumerari dengan indikasi tanpa
perkembangan gigi insisif permanen. Namun, pencabutan yaitu erupsi gigi sekitarnya yang
pencabutan pada awal periode gigi baik dan tindakan pencabutan akan
pergantian mengarahkan erupsi yang berakibat buruk pada vitalitas gigi
normal pada gigi insisif sentral permanen sekitarnya. Gigi lebih insisif sulung dapat
setelah pencabutan. Pencabutan gigi dipertahankan bila terdapat ruang yang
mesiodens pada waktu yang tepat pada cukup untuk gigi tersebut dalam lengkung
awal periode gigi pergantian menyebabkan rahang dan gigi tersebut harus diekstraksi
erupsi sendiri sehingga menghasilkan susunan pada saat gigi insisif permanennya siap untuk
gigi yang lebih baik dan meminimalisasi erupsi.6
kebutuhan perawatan ortodonsi. Manajemen perawatan gigi
Pencabutan gigi mesiodens merupakan mesiodens bergantung pada jenis dan posisi
perawatan yang lebih baik pada gigi gigi serta pengaruh yang potensial terjadi
permanen yang tidak akan erupsi secara pada gigi-geligi yang
spontan atau akan menyebabkan berdekatan. Pencabutan mesiodens dapat
keganasan ketika nanti erupsi.15 dilakukan sampai gigi tersebut erupsi hampir
semua mesiodens yang konus dan tidak
DISKUSI terbalik dapat diharapkan erupsi.
Penampakan mesiodens dapat Kebanyakan mesiodens tuberkel dan tipe
mengakibatkan gangguan klinis, terutama konus yang terbalik, serta odontoma harus
pada masa awal geligi pergantian.7 dicabut. Waktu perawatan perlu
Gangguan klinis yang paling sering terjadi dipertimbangkan secara bijak dengan
adalah terbentuknya diastema sentral, erupsi melihat keuntungan dan kerugian
gigi yang abnormal serta gangguan perawatan awal (sebelum usia 6 tahun) dan
perkembnagan oklusi.8 Dalam perawatan perawatan yang ditunda (sebelum usia 8-10
diastema sentral harus diketahui terlebih tahun).4
dahulu faktor penyebab utamanya. Apabila

Gambar 2. (A) Terjadi pergeseran garis median apabila diastema sentral pasca pencabutan
mesiodes tidak segera dilakukan. (B) Gambaran radiografisnya.
Sumber : Russell & Folwarczna, 2003

Pencabutan mesiodens secara dini pada posisi normalnya, akan tetapi terdapat
memberi kesempatan baik pada gigi normal resiko kerusakan gigi di sebelahnya yang
yang sedang berkembang untuk erupsi sedang berkembang selama pembedahan.

59
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 8 No. 1 2011 : 56-61

Penundaan perawatan (Gambar 2) dapat erupsi gigi yang normal. Masing-masing kasus
menyebabkan gigi yang normal bergeser harus dipertimbangkan sendiri tetapi
atau mengalami rotasi dan menyebabkan sebaiknya waktu paling tepat untuk
gigi disebelahnya bergeser pada ruang yang pencabutan gigi mesiodens (Gambar 3)
ada sewaktu erupsi.15 Makin lama mesiodens adalah sewaktu gigi insisif lateral akan mulai
dibiarkan makin berkurang kemampuan erupsi.4

Gambar 3. (A) Kondisi klinis adanya diastema sentral pasca pencabutan mesiodens. (B) Gambaran
radiografis tampak adanya distema dan terdapat kerusakan tulang alveolar.
Sumber: Campbell & Kindelan, 2006.

Diastema dengan ukuran yang kecil sangat menggangu dari segi estetik dan
(<2 mm) bukan merupakan indikasi untuk diperlukan koreksi lebih cepat maka dapat
dilakukan perawatan ortodonsi. Jarak akan menggunakan alat ortodonsi lepasan yang
menutup secara spontan ketika gigi kaninus dilengkapi dengan claps dan fingerspring
erupsi dan akar serta mahkota insisif berubah untuk menggerakkan gigi secara tipping 13.
posisi. Tetapi bila distema kecil (<2 mm)

Gambar 4. (A) Alat ortodonsi cekat dengan power chin untuk menggerakkan gigi ke arah
diastema. (B) Diastema sentral sudah terkoreksi.
Sumber : Sumber: Campbell & Kindelan, 2006.

Pada distema yang lebar (>2mm), dapat dilakukan sedini mungkin dengan
penggunaan alat ortodonsi cekat (Gambar menggunakan alat ortodonsi pasca
4) sangat penting karena diperlukan pencabutan mesiodens pada gigi anak.
pergerakan gigi secara bodily. Bracket
dengan slot kecil dipasang pada gigi insisif
sentral maksila yang dilengkapi dengan arch
wire 16x22 mm SS. Kekuatan untuk DAFTAR PUSTAKA
menggerakkan gigi insisif sentral secara 1. Andlaw, RJ. Rock, WP. 1992.
bersamaan dapat didukung dengan Perawatan Gigi Anak. Jakarta:
penggunaan power chain atau coil spring.13 Widya Medika.

KESIMPULAN 2. Bishara, SE. 2001. Textbook of


Perawatan mesiodens pada Orthodontics. Philadelphia: W.B.
periode gigi anak harus dilakukan secara Saunders Company.
terpadu dan berkesinambungan.
Manajemen perawatan gigi mesiodens 3. Campbell, A. Kindelan. J. 2006.
dapat berupa pencabutan atau tanpa Maxillary Midline Diastema: a Case
pencabutan. Penutupan diastema sentral Report Involving a Combined

60
Penatalaksanaan Penutupan...(Rina S.)
 

Orthodontic/Maxillofacial Approach. Supernumerary Teeth: Repost of Six


Journal of Orthodontics. 33(1):22-27. Unusual Cases. J Dent Child. 175-9.

4. Foster, TD. 1999. Buku Ajar Ortodonsi. 10. Moyers, RE. 1988. Handbook of
Edisi ke 3. Jakarta: EGC. Orthodontics. 4th ed. Chicago: Year
Book Medical Publisher Inc.
5. Garvey, MT. Barry, HJ. Blake, M. 1999.
Supernumerary Teeth - An Overview 11. Pertiwi, RN. 2008. Masalah Gigi
of Classification, Diagnosis and Supernumerari pada Bidang
Management. J Can Dent Assoc. Kedokteran Gigi Anak. Skripsi.
65:612-616. Medan: USU e-Repository.

6. Herni. 2008. Manajemen Gigi Lebih 12. Proffit, WR. Fields, HW.
pad Perisode Gigi Sulung (Laporan 2000Contemporary Orthodontics. 3rd
Kasus). Available at ed. St Louis, Missouri: Mosby Inc.
http://hprimaywati.multiply.com/jour
nal /item/4/Laporan_ Kasus_ 13. Purnomo, TPH. 2007. Manajemen
Supernumerary_teeth. [23 Juni 2010]. Diastema Pasca Pencabutan
Mesiodoens. Jurnal PDGI. Edisis
7. Huang, WH. Tsai, TP. Su, HL. 1992. Khusus PIN IKGA II. 100-102.
Mesiodens in the Primary Dentition
Starge: A Radiographic Study. J Dent 14. Rajab, LD. Hamdan, MAM. 2002.
Child. 59(3): 186-9. Supernumerary Teeth: Review of the
Literature and a Survey of 152 Cases.
8. Indriyati, R. Sutadi, H., Soenawan, H. Int J Paed Dent. 12(4): 244-9.
2001. Mesiodens Penyebab Malposisi
Gigi Insisif Sentral pada Periode 15. Russell, KA. Folwarczna, MA. 2003.
Geligi Bercampur. JKGUI. 8(2). 4-7. Mesiodens – Diagnosis and
Management of a Common
9. Luciana, O. laura, P. Roberta, B. Supernumerary Tooth. J Can Dent
Maristela, P. Eliana, SB. 2002. Assoc. 69(6):362-366.
Radiographic Diagnosis of

61

Anda mungkin juga menyukai