94201-Muh - Mukhtar .DJ PDF
94201-Muh - Mukhtar .DJ PDF
SKRIPSI
Oleh:
Muhammad Mukhtar Dj
NIM: 103034027858
JURUSAN TAFSIR-HADIS
JAKARTA
2010 M/ 1431 H
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya milik Allah, Tuhan penyeru segenap alam.
Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat-sahabat, tabi’in dan atbait tabi’in serta
tingginya kepada guru, sahabat, saudara yang telah membantu selesainya skripsi
ini, yaitu:
1. Bapak Eva Nugraha, MA. Selaku dosen pembimbing yang selalu memberi
larut malam agar lebih baik dalam menyelesaikan skripsi. Terima kasih,
3. Bapak Ketua Jurusan TH, yaitu bapak Dr. Bustamin, MSi, dan sekretaris
Mukhtar, MA. Dan Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA. Penulis ucapkan
terima kasih atas saran dan masukan dalam sidang munaqasyah. Kepada
ii
5. Kepada keluarga besar H. Muhammad Fatah dan Hj. Cucu Sobariah yang
selalu mendukung baik materi mau pun non materi. Penulis ucapakan
hatur nuhun atas dukungannya selama ini, tidak lupa pula terhadap Hj.
6. Kepada keluarga besar Hj. Rahmah Atmanagara, penulis mohon maaf atas
7. Ayahanda dan ibunda tercinta atas hembus doa dan belai kasih sayang
yang tiada tara; atas peluk cium dan kasih mesra yang tiada terbalas; atas
keringat dan air mata yang menetes; atas jasa-jasa yang tak tereja. Karena
keduanya ada dalam limpah dan kegemilangan rahmat dan kasih sayang
Allah di sorga. Tak lupa pula kepada uak Eti dan A Deni yang selalu
jatuh.
iii
Agus, Ais, Elmo, Iqbal, Hilmi dan Roy, Riungan Mahasiswa Sukabumi
dan Abah. Tak lupa pula kepada Robi Tober yang pandai memijit dikala
penulis terasa pegal, Ozi yang telah pulang kampung, Fathur, Zul Fadli,
Zakaria (Kojek), Marfuddin, Pupud, Yusef Garut, Rudin yang tak absen
dengan mereka.
11. Muhammad Ghazali (Boy), hatur nuhun atas editannya, dan Abah yang
12. Imas Maesarah, S.Pd.I. Selalu memberi semangat dan do’a agar cepat
Akhir kata, penulis haturkan kepada guru-guru dan sahabat yang tak
skripsi ini. Tak kuasa penulis untuk membalas jasa-jasa mereka. Hanya do’a dan
rahmat Tuhan, dan kegemilangan hidayah Tuhan di mana pun berada. Amin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB 1:PENDAHUALUAN
C. Kajian Pustaka...................................................................................... 11
QUR’AN .............................................................................................. 38
v
1. Keimanan dan Ketakwaaan...................................................... 42
A. KESIMPULAN ................................................................................... 59
B. REKOMENDASI................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
bacaan (kitâb maqrû’) untuk disampaikan kepada umat manusia dan menciptakan
alam raya sebagai kitab pengamatan dan penelitian (kitab manzur) yang
kitab ini merupakan sumber kebenaran agama dan ilmu sekaligus. Kedua-duanya
ilmu yang membahas tentang kekuasaan Allah di alam raya ini. Sains bukan
dimaksudkan untuk sains itu sendiri, melainkan merupakan kebutuhan hidup dan
akal yang meliputi petunjuk keimanan dalam dimensi-dimensi baru. Sains akan
melihat fenomena alam sebagai ayat yang berbicara mengenai kekuasaan serta
keesaan Allah.
kata-kata yang sering terdengar saat ini. Di koran, televisi bahkan sampai aksi
atmosfer, laut, dan daratan bumi. Pada saat ini, bumi menghadapi pemanasan yang
1
Ahmad Fuad Fasha, Dimensi Sains al-Qur’an: Menggali Ilmu Pengetahuan Dari al-
Qur’an, (Solo: Tiga Serangkai, 2006), h. 31
1
2
aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar
fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Bahan tersebut melepaskan
karbondioksida, dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke
atmosfer. 2
longsor, gempa bumi, angin kencang, gelombang pasang, cuaca buruk, perlu
alam semesta. Menurut al Gore, makin dalam saya mencari penyebab krisis
lingkungan hidup global, saya makin yakin bahwa hal tersebut adalah manifestasi
mengindikasikan, antara tahun 1970 hingga 2004, telah terjadi kenaikan suhu rata-
rata tahunan antara 0,2 derajat celcius hingga 1 derajat celcius. Kenaikan suhu
rata-rata global sebesar 1,5 derajat celcius hingga 2,5 derajat celcius, di samping
hingga 30 persen spesies tanaman dan hewan. Suhu yang panas juga
Diperkirakan stok pangan akan mengalami penurunan dan hal ini akan
meningkatkan risiko bencana kelaparan. Dampak lain adalah air laut akan naik,
2
Al Gore, Bumi dalam Keseimbangan Ekologi dan Semangat Manusia. Penerjemah Hira
Jhamtani, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994), h. xxx-xxxi.
3
Al Gore, Bumi dalam Keseimbangan.., h. xli
3
dan banjir akan terjadi di mana-mana. 4 Di samping itu kekuatan badai serta topan
Pemanasan global merupakan salah satu ayat dari beberapa ayat kauniyah
yang harus dibaca dan tafsirkan. Untuk itu perlu mengkajinya secara universal
antara ayat-ayat kauniyah sebagai kitab pengamatan dan penelitian (kitab manzur)
dengan ayat-ayat Qur’aniyah sebagai kitab bacaan (kitab maqru). Lantas adakah
sebagai salah satu bentuk kerusakan alam, ada beberapa indikasi yang menuju ke
arah situ. Salah satu term yang menunjukan kerusakan alam adalah kata fasad
(yang berarti rusak). Hal ini seperti yang terungkap dalam surat ar-Ruum ayat 41.
⌧
☺
⌧
Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasâd itu.
Ini dapat berarti daratan dan lautan menjadi arena kerusakan, dapat juga berarti
serta kekurangan manfaat. Laut telah tercemar, sehingga ikan mati dan hasil laut
4
Rahmawati Husein, Islam dan Perubahan Iklim, artikel diakses pada 5 Desember 2009
dari http://www.muhammadiyah.or.id/.
4
Makna al-fasad pada ayat di atas bersifat ‘am (umum). Ini berarti bahwa
segala kerusakan bumi baik di darat maupun di laut dalam berbagi bentuknya
Berdasarkan ayat ini, maka global warming merupakan salah satu bentuk al-fasad
al-ardhi wa al-bahri dimana titik berat dari pernyataan tersebut adalah kata fasad.
Dan manusia adalah faktor dominan atas terjadinya pemanasan global (bimâ
keseimbangan, baik sedikit maupun banyak. Kata ini digunakan untuk menunjuk
apa saja, baik jasmani, jiwa, maupun hal-hal lain. Ia juga diartikan sebagai
5
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Volume 11, cet. 1, h. 77.
6
Kata ( )ﻇﻬﺮzhahara pada mulanya berarti terjadinya sesuatu di permukaan bumi, baik
sedikit maupun banyak. Sehingga, karena dia di permukaan, maka menjadi nampak dan terang
serta diketahul dengan jelas. Lawannya adalah ( )ﺑﻄﻦbathana yang berarti tejadinya sesuatu diperut
bumi, sehingga tidak nampak. Kata zhahara pada ayat di atas dalam arti banyak dan tersebar.
Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…, h . 76
5
membicarakan tentang aneka kerusakan dan dalam konteks uraian tentang al-
fasâd, antara lain: (QS. al-Baqarah [2]: 205). Dalam QS. a1-Mâ’idah [5]: 32,
QS. al-A’râf [71]: 85, menilai pengurangan takaran, timbangan dan hak-hak
manusia adalah fasâd. Dan masih banyak yang lain. Misalnva QS. al-Imrân [3]:
63, al-Anfâl [81: 73, Hud [11]: 116, an-Nisâ [27]: 34, Ghâfir [40]: 26, al-Fajr
dirangkai dengan kata ishlâh yang berarti perbaikan. Di dalam surat al-A’râf ayat
56, dengan memperhatikan kata fasâd dan kata ishlâh, Allah menjelaskan tentang
☺
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (al-A’raf: 56)
Dengan metode yang sama, memperhatikan kata fasâd dan kata ishlâh di
dalam surat al-Syura ayat 150 -152 Allah swt memerintahkan atau mewajibkan
untuk bertakwa dan taat kepada-Nya serta tidak boleh mentaati perintah orang-
7
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…, h. 77.
6
Thahir Ibn ‘Asyur berpendapat bahwa kata yushlihûn pada ayat di atas
untuk mengisyaratkan bahwa mereka sama sekali tidak melakukan sesuatu kecuali
perusakan. Ayat ini menurutnya bagaikan berkata: “Mereka itu tidak melakukan
Menurut Quraish Shihab, hal itu akan jelas setelah memperhatikan dua
macam penggunaan kata yang berakar sama dengan kata yushlihûn yang
digunakan ayat ini. Jika Anda menemukan sesuatu yang baik, yang memenuhi
ketika itu Anda melakukan shalah. Sedang bila Anda menemukannya dalam
bermanfaat sebagaimana semula, maka Anda melakukan apa yang dinamai ishlâh.
lalu Anda memberi nilai tambah kepadanya sehingga manfaatnya lebih besar dari
Begitu pula di dalam surat al-Baqarah ayat 11, Allah SWT mengecam
sikap orang orang munafik yang mengklaim atau mengaku dirinya sebagai
8
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…, Volume 10, cet. 1, h. 115.
9
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…,, h. 115.
7
adanya eksploitasi alam secara berlebihan dan tanpa aturan dan pertimbangan
yang matang. Hal ini sesuai dengan aturan Islam yang menyatakan bahwa alam
ayat 19,
dan mengelola sumber daya alam, Dalam surat Huud ayat 61 Allah berfirman:
☺
“Dia telah menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan kamu
pemakmurnya”. (QS. Hûd: 61).
8
dengan beragam kekayaan sumber daya alam yang ada tanpa melakukan
eksploitasi atau perusakan. Manusia harus selalu diingatkan dan disadarkan bahwa
ketetapan dan hukum Tuhan, baik yang tersurat dalam al-Quran maupun yang ada
verbal dan visual. Sebagai contoh, ketika melihat keindahan alam semesta dan
dalam al-Qur’an,
global merupakan salah satu bentuk fasad (kerusakan) yang dapat menggangu
keseimbangan ekologi akibat ulah manusia (bimâ kasabat aydî al-nâs) yang tidak
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin tentu harus dapat menjawab
langsung dengan prilaku manusia dan kualitas hidupnya, termasuk gaya hidup dan
peradabanya. 10
menyelamatkan bumi, karena ajaran Islam terhadap fitrah bumi itu sendiri.
Qur’an. 11
fitrah yang telah dirumuskan Allah dalam wahyunya. Karena itulah al-Qur’an
merupakan rahmat yang besar yang dapat dijadikan prinsip untuk menaggulangi
bahaya pemanasan global, karena fitrah al-Qur’an adalah untuk mengatur tatanan
hidup di bumi.
Pemanasan global telah memberikan dampak yang serius bagi alam dan
pemanasan global tidaklah cukup hanya dengan sains dan teknologi semata.
10
Fachruddin M Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2005), hlm. 1.
11
Fachruddin M Mangunjaya, Konservasi Alam…, h. .18
10
Global”.
Sedikit sekali kajian serius yang melihat masalah global warming dari perspektif
ceramah- ceramah agama. Kalaupun ada, pembahasan dan sikap terhadap global
warming bersifat retorika normatif, menghakimi, dan tidak jarang yang bernada
dihindari atau diubah oleh manusia. Sebagaimana bencana alam yang terjadi
bertubi-tubi, global warming merupakan ujian, hukuman, dan kutukan Tuhan atas
dosa-dosa manusia.
kehadiranya di muka bumi. Sebagai way of life al-Qur’an sangat signifikan bagi
bahwa pemanasan global telah memberikan dampak yang serius bagi alam dan
11
bahaya pemanasan global tidaklah cukup hanya dengan sains dan teknologi
semata. Namun perlu pendekatan lain yang lebih fundamental dan mengakar.
Oleh karenanya, pembahasan kajian ini hanya akan terfokus pada solusi
fundamental mengenai pemanasan global yang digali dari sumber pokok ajaran
Kajian Kepustakaan
dalam al-Qur’an. Tetapi ada beberapa karya ilmiah yang memiliki keterkaitan,
yaitu seperti skripsi yang ditulis oleh RM. Portas Ali Anwar, “Kerusakan Bumi
ayat 41”, dalam skripsi ini dijelaskan mengenai beberapa jenis kerusakan yang
terjadi baik di darat maupun di laut yang didasarkan atas penafsiran para ulama
Karya lainya adalah skripsi yang ditulis oleh Ade Saeful Uyun dengan
dalam skripsi ini yaitu mengenai beberapa kritik teori lingkungan hidup atas buku
penulis bahas yaitu sama-sama berbicara masalah lingkungan hidup, tetapi dari
beberapa karya tersebut tidak ada satu pun yang menyinggung mengenai masalah
Global”. Selain dikarenakan tema ini belum ada yang membahasnya, tema
pemanasan global juga merupakan tema aktual yang sedang ramai dibicarakan.
C. Metodologi Penelitian
dengan cara mempelajari dan mengkaji buku-buku yang erat kaitanya dengan
Karena ayat pemanasan global dalam al-Qur’an tidak ada, maka penulis
menggunakan kata fasad yang berarti kerusakan lingkungan, seperti (Q.S. al-
Rum: 41, Q.S. al-A’râf: 56, Q.S. al-Syurâ: 150-153) sebagai metode dalam
maupun sekunder. Adapun rujukan primer dalam skripsi ini yaitu al-Qur’an dan
seperti, Dimensi Sains al-Qur’an karya Ahmad Fuad Fasha, konservasi alam
Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi ini akan dibagi dalam
pemanasan global.
2. Manfaat Penelitian:
tergugah dan sadar untuk memberikan perhatian ‘lebih’ kepada bumi sebagai alam
kerap kali menyapa mereka. Diantara bencana itu misalnya; tsunami, gempa bumi,
banjir, hujan asam, puting beliung, dan berbagi macam bencana lainya.
bersifat global dan mendunia. Tentu saja akumulasi kesadaran ini tidak terjadi
12
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta
kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan
medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari,
sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga
ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer,
Termosfer, dan Eksosfer.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai
10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi
terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku
setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair
setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk
83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.
Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi
kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental
Drift) yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan
titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau
terdalam adalah Danau Titicaca, dan laut terbesar adalah Laut Kaspia. Lihat di
http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi
15
16
oleh bencana yang bersifat global pula. Bencana global tersebut adalah terjadinya
perubahan iklim (climate change) yang disebabkan oleh pemanasan global (global
warming). 13
yang prosesnya disebut sebagai efek rumah kaca 15 . Jika dianalogikan, efek rumah
kaca itu ibarat mobil yang diparkir di tempat yang langsung terkena sinar matahari
13
Ada dua dekade penting yang dapat dipandang sebagai penanda awal tumbuhnya
kesadaran manusia tentang keselamatan planet Bumi dan kelestarian lingkungan hidup. Pertama,
dekade 1970, yang mencatat dua momentum bersejarah, yakni 22 April 1970 mengawali
peringatan "Hari Bumi", yang diselenggarakan di Amerika Serikat atas inisiatif senator Gaylord
Nelson; dan Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup di Stockholm, hari pertamanya pada 5
Juni 1972, yang kemudian diperingati sebagai "Hari Lingkungan Hidup".
Kedua, dekade 1980, yang merekam munculnya suatu kesadaran yang diiringi oleh
keprihatinan dan kekhawatiran yang mendalam akan kelangsungan lingkungan hidup dan masa
depan umat manusia. David C. Korten (1993) pernah menyebutkan, "Tahun 1980-an menyadarkan
orang akan kenyataan adanya ancaman lingkungan hidup yang lebih mendasar, yang membuktikan
bahwa masyarakat manusia senang membuat sebagian besar dunianya menjadi tidak layak huni.
Krisis lingkungan hidup bukan lagi merupakan suatu kemungkinan masa depan. Sebaliknya, krisis
ini sudah menjadi realitas masa kini."
Apa yang dikatakan Korten tersebut kian menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan
hidup pada tahun-tahun selanjutnya tidak berkurang. Dekade 1990 hingga berakhirnya abad ke-20
dan sampai sekarang di awal abad ke-21, yang baru berjalan delapan tahun, ternyata kesadaran
tersebut tidak bisa menghentikan atau menahan laju kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam
(natural disaster) sekarang ini bukan lagi merupakan fenomena lokal atau regional, tapi telah
menjadi fenomena global seperti petaka global warming.
14
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi
dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita
dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan
termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu
thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur (to measure). Mengacu pada SI,
satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur. Pada
skala Celsius, 0°C adalah titik dimana air membeku dan 100°C adalah titik didih air pada tekanan
1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering digunakan di dunia. Skala Celsius juga sama
dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 untuk
lebih tepatnya). Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air
membeku adalah 32°F dan titik didih air adalah 212°F. Sebagai satuan baku, Kelvin tidak
memerlukan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu
20° K. Suhu paling terdingin di bumi pernah dicatat di Stasiun Vostok, Antarktika pada 21 Juli
1983 dengan suhu -89,2°C. lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu.
15
Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan
sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit
beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel
ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua h
berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/efek rumah
kaca.
17
(semua jendelanya tetutup). Sinar matahari akan menembus kaca mobil, dan di
dalam mobil sinar itu berubah menjadi panas. Panas tersebut tidak dapat keluar
Dalam keadaan normal gas rumah kaca dibutuhkan. Sebab tanpa adanya
gas rumah kaca, suhu rata-rata bumi hanyalah -180C, terlalu dingin bagi
kehidupan makhluk hidup. Dengan adanya gas rumah kaca, suhu rata-rata bumi
sekarang adalah, baik kadar maupun jenisnya, gas rumah kaca (selanjutnya ditulis
meningkat 1,5 sampai dengan 4,50C pada akhir abad yang akan datang. 17
Gas yang paling dominan dalam meningkatkan efek rumah kaca adalah
karbon dioksida (CO2). Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca
adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida
(NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan kholro-fluoro
radiasi gelombang-panjang atau radiasi balik yang dipancarkan bumi yang bersifat
panas sehingga suhu atmosfer bumi makin meningkat. Bumi yang diliputi gas-gas
16
Ulfah Utami, Konservasi Sumber Daya Alam: Perspektif Islam dan Sains, Malang:
UIN Malang Press, 2008), h.140-141
17
John Firor, Perubahan Atmosfer: Sebuah Tantangan Global, Terj. Yuliani Lipoto, (
Bandung: Rosda Jaya Putra, 1995), H. IX-X.
18
Rukaesih Ahmad, Kimia Lingkungan, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2004), h. 3.
18
tersebut bagaikan di dalam rumah kaca yang selalu lebih panas dibanding suhu
udara di luarnya. Oleh karena itu, gas-gas tersebut dinamakan gas rumah kaca
(GRK) dan pengaruh yang ditimbulkannya dikenal dengan nama efek rumah kaca
dekat muka bumi dan meningkatkan suhu permukaan bumi. Meningkatnya suhu
gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan
dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi,
masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan
19
Rukaesih Ahmad, Kimia Lingkungan…, h. 3..
20
A. Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000),
Cet. 2, h. 254
21
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau "Panel Antarpemerintah
Tentang Perubahan Iklim" adalah suatu panel ilmiah yang terdiri dari para ilmuwan dari seluruh
dunia. IPCC didirikan pada tahun 1988 oleh dua organisasi PBB, World Meteorological
Organization (WMO) dan United Nations Environment Programme (UNEP) untuk mengevaluasi
resiko perubahan iklim akibat aktifitas manusia, dengan meneliti semua aspek berdasarkan pada
literatur teknis/ilmiah yang telah dikaji dan dipublikasikan. Panel ini terbuka untuk semua anggota
WMO dan UNEP.
Laporan-laporan dari IPCC sering dikutip dalam setiap perdebatan yang berhubungan
dengan perubahan iklim. Badan-badan nasional dan internasional yang terkait dengan perubahan
iklim menganggap panel iklim PBB ini sebagai layak dipercaya. Pada 12 Oktober 2007, IPCC
diumumkan sebagai pemenang anugerah Penghargaan Perdamaian Nobel bersama dengan Al Gore
"untuk usaha mereka dalam membangun dan menyebar luaskan pengetahuan mengenai perubahan
iklim yang disebabkan manusia serta dalam merintis langkah-langkah yang diperlukan untuk
melawan perubahan tersebut.".
19
yang ada di dunia ini yang menjadi ekosistem manusia dan makhluk lainnya, baik
yang biotik maupun abiotik. Penyebutan bencana alam sebagai fenomena global
itu juga tak hanya menunjukkan adanya koneksitas dan perambatan bencana alam,
misalnya dengan pemicu dan penyebabnya ada di suatu daerah atau negara
tertentu, tapi juga dampak dan magnitude-nya bisa menimpa wilayah dan belahan
dunia lain. 23
salah satu GRK penting yaitu CO2 di atmosfer baru 290 ppmv (part per million by
volume), saat ini (l50 tahun kemudian) telah mencapai sekitar 350 ppmv. Jika pola
22
Pemansan Global, artikel diakses pada 5 Februari 2010 di
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
23
Keniscayaan Pertobatan Ekologis, artikel diakses pada 5 Februari 2010 dari
http://www.korantempo.com/korantempo/2008/06/05/Opini/krn,20080605,74.id.ht
24
Rumah Kaca, Perubahan Iklim, dan Pemanasan Global, diakses pada 17 Januari
2010 dari http://www.iatpi.org/isi.php?item=artikel&rec=7
20
konsumsi, gaya hidup, dan pertumbuhan penduduk tidak berubah, 100 tahun yang
akan datang konsentrasi CO2 diperkirakan akan meningkat menjadi 580 pprmv
atau dua kali lipat dari zaman pra-industri. Akibatnya, dalam kurun waktu 100
tahun yang akan datang suhu rata-rata bumi akan meningkat hingga 4,5 °C dengan
dampak terhadap berbagai sektor kehidupan manusia yang luar biasa besarnya.
air, penyebaran hama dan penyakit tanaman, dan manusia adalah di antara
dampak sosial ekonomi yang dapat ditimbulkan. Tidak semua negara industri
penyebab masalah ini siap rnengatasinya karena upaya mitigasi yang menangani
perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas
fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
25
Daniel Murdianto, Konvensi Perubahan Iklim, (Jakarta: Kompas, 2003), h. 1-2
26
John Firor, Perubahan Atmosfer…, h. X
21
gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi
panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-
ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas
terperangkap di bawahnya. 27
hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih
panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C
menjadi akibatnya. 28
(bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya, yang tidak dapat diperbarui).
27
John Firor, Perubahan Atmosfer…, h. 12-13.
Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan
sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit
beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel
ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua h
berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/efek rumah
kaca.
28
John Firor, Perubahan Atmosfer…, h. IX-X.
22
Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, China, dan lain-lain. Ini diakibatkan oleh pola
konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara yang 10 kali lipat lebih
tidak besar, ikut juga berkontribusi dengan skenario pembangunan yang mengacu
tentunya, meski tak setinggi negara utara. Industri penghasil karbon terbesar di
dan yang terutama berbahan baku fosil). Selain kerusakan hutan Indonesia yang
tahun ini tercatat pada rekor dunia ”Guinnes Record Of Book” sebagai negara
Sebuah lembaga panel internasional yang beranggotakan lebih dari 100 negara di
seluruh dunia. Sebuah lembaga dibawah PBB, tetapi kuasanya melebihi PBB.
sedangkan di Asia lebih tinggi, yaitu 10. selanjutnya adalah ketersediaan air di
negeri-negeri tropis berkurang 10-30 persen dan melelehnya Gleser (gunung es) di
Himalaya dan Kutub Selatan. Secara general yang juga dirasakan oleh seluruh
dunia saat ini adalah makin panjangnya musim panas dan makin pendeknya
musim hujan, selain itu makin maraknya badai dan banjir di kota-kota besar (el
Nino) di seluruh dunia. Serta meningkatnya cuaca secara ekstrem, yang tentunya
sangat dirasakan di negara-negara tropis. Jika ini kita kaitkan dengan wilayah
Indonesia tentu sangat terasa, begitu juga dengan kota-kota yang dulunya dikenal
29
Pemanasan Global, Tragedi Peradaban Modern, artikel diakses pada 2 Januari
2010dari http://www.walhi.or.id/kampanye/energi/iklim/070605_pmnsnglobl_hrlingk2007/
23
menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri.
kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya dapat dibalikkan secara perlahan-
yang juga bersumber dari alam ini kemudian dieksploitasi secara tak terkendali
dan energi. 32
30
Pemanasan Global…, http://www.walhi.or.id
31
Al-Gore, Bumi dalam Keseimbangan: Ekologi dan Semangat Manusia, (terj. Hira
Jhamtani, (Jakarta: Yayasan Obor, 1994), h. xxxi
32
Terbukti kontributor terbesar global warming adalah negara-negara modern, yaitu
24
suatu pertanyaan penting yang dilontarkan oleh Jhon Firor, “berapa besar
cepat ini? 33 merupakan dilema bahwa dampak pemanasan global tidak bisa
dipandang seperti hujan yang berdampak secara langsung dan kasat mata pada
permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan
manusia.
sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut
negara-negara yang menguasai teknologi dan industri diantaranya Amerika (36,1%), Rusia
(17,4%), Jepang (8,%), Jerman (7,4%), Inggris (4,2%), Kanada (3,3%), Italia (3,1%), Polandia
(3%), Prancis (2,7%), dan Australia (2,1%). Amerika dan Eropa dengan populasi penduduk 21,4%
dunia, menghabiskan 59,1% bahan bakar dunia. Lihat di Sistem Islam Solusi Fundamental Global
Warming, http://syariahpublications.com/index.php
33
John Firor, Perubahan Atmosfer…, h. 74
34
A.Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan…, h. 254-255
25
daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah
Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari
tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai
muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara
kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah
evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat
baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah
dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida
Everglades. 35
bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas
mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di
bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim
menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya
tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin
akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya
masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian
Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan
air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan
mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan
Kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1,5 derajat celcius hingga 2,5
seperti Asia dan Afrika. Diperkirakan stok pangan akan mengalami penurunan
dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia.
Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau
daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi,
bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan
37
Dadel Murdiyarso, Sepuluh Tahun Perjalanan…, h. 20-21
38
Global Warming (Efek Rumah Kaca) VS Optimalisasi Fungsi Masjid, artikel diakses
pada 6 maret 2010 di http://www.islamemansipatoris.com/artikel.php?id=172
27
pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara
keseimbangan daur hidup dan rangkai makanan. Hal ini juga akan mengganggu
pola penularan vector borne diseases, dikarenakan serangga akan semakin aktif
pada suhu yang lebih hangat. Peyakit lain yang teridentifikasi adalah lyme, yang
disebabkan oleh semacam bakteri di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Gejalanya
berupa sakit kepala, kejang, dan nyeri sendi. Penyakit itu berpindah melalui
gigitan sejenis kutu rusa yang yang telah terinfeksi lyme. Bakteri yang sama juga
benyek ditemukan pada tikus. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuk
semakin berkembang biak terutama di Afrika dan Asia. Dua penyakit serius akibat
39
Untuk mengetahui punahnya flora dan fauna yang terjadi kita bisa lihat di Ela
Laelasari Minsarwati, Antisipasi Dampak Pemanasan Global Terhadap Kesehatan Masyarakat di
Indonesia. Dalam Medika Islamika: Jurnal Kedokteran, Kesehatan dan Keislaman,Vol. 5, No. I,
Mei 2008. Diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehtan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
40
Pemanasan Global dan Dampaknya Bagi Kesehatan, artikel diakses pada 6 maret
2010 di http://www.jawaban.com/news/health/detail.php?id_news=07082116
28
gigitan nyamuk, yaitu malaria dan demam berdarah dengue, sangat sensitif
yang bisa dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim yang disebabkan oleh
pemanasan global tersebut. Namun tentunya akan lebih efektif jika warga bumi
oleh naiknya kadar gas karbondioksida (CO2), yang kemudian membentuk GRK
(gas rumah kaca). Peningkatan CO2 ini disebabkan oleh banyaknya penggunaan
kebutuhan lainya. Maka untuk mengatasi krisis pemanasan global salah satunya
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia terus meningkat dari tahun ke
tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini
tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang
ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-
41
Ela Laelasari Minsarwati, Antisipasi Dampak Pemanasan Global Terhadap
Kesehatan Masyarakat di Indonesia. H. 57.
29
ecology pernah menyatakan bahwa krisis lingkungan yang terjadi dewasa ini
hanya bisa diatasi dengan merubah secara fundamental dan radikal cara pandang
dan perilaku manusia terhadap alam lingkungannya. Tindakan praktis dan teknis
merupakan solusi yang tepat. Yang dibutuhkan adalah perubahan perilaku dan
gaya hidup yang bukan hanya orang perorang, akan tetapi harus menjadi semacam
adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi.
karbon dalam kayunya. Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara
sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi
juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur
minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu
Salah satu amandement dari kesepakatan internasional itu adalah protocol Kyoto.
untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca
lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah
atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan
global.
negara dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro, Juni 1992. Setelah setiap negara
tingkat emisi gas rumah kaca 5,2 persen di bawah tingkat tahun 1990. Untuk ini
Hingga tahun 2004 GEF mengeluarkan 1,8 miliar dollar AS, di antaranya China
menerima 438 juta dollar AS dan Indonesia 30 juta dollar AS. Menurut Oxfam,
setahun. Dari semua negara industri, AS dan Australia yang tidak ikut Protokol
Kyoto karena tidak mau terikat secara hukum pada sasaran pembatasan emisi CO2
31
sehingga kira-kira 40 persen emisi negara industri tidak masuk Protokol Kyoto. 44
dikecualikan dari perjanjian ini akan menghasilkan separuh dari emisi gas rumah
kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat kuat.
produksinya tergantung pada bahan bakar fosil. Para penentang ini mengklaim
bahwa biaya ekonomi yang diperlukan untuk melaksanakan Protokol Kyoto dapat
menjapai 300 milyar dollar AS, terutama disebabkan oleh biaya energi.
hanya sebesar 88 milyar dollar AS dan dapat lebih kurang lagi serta dikembalikan
44
Emil Salim, Jalan Bali Setelah Protokol Kyoto, artikel diakses pada 11 Februari 2010
dari r.id/tropika/tropika.php?catid
45
Ela Laelasari Minsarwati, Antisipasi Dampak Pemanasan Global Terhadap
Kesehatan Masyarakat di Indonesia. h. 61.
BAB III
tidak ada atau belum penulis temukan. Tetapi jika diteliti lebih lanjut. Pemanasan
global merupakan salah satu dari sekian banyak banyak kerusakan alam. Hal ini
telah dijelaskan dalam Bab II bahwa faktor utama pemanansan global disebabkan
meningkatnya kadar emisi CO2 dan berkurangnya absorber CO2. Adapun sektor
utama penghasil CO2 yaitu oleh pembangkitan energi, transportasi, dan industri.
maka ada beberapa ayat yang bisa dijadikan rujukan. Kalau merujuk kepada al-
kerusakan lingkungan adalah term fasâd. Term fasâd dengan seluruh kata
jadiannya di dalam al-Qur’an terulang sebanyak 50 kali. Fasâd berarti ﺧﺮوج اﻟﺸﻰء
menunjuk apa saja, baik jasmani, jiwa, maupun hal-hal lain. Ia juga diartikan
sebagai antonim dari kata ( )اﻟﺼﻼحash-shalâh yang berarti manfaat atau berguna. 2
Secara umum, keduanya terkait dengan sesuatu yang manfaat dan tidak manfaat.
Artinya, apa saja yang tidak membawa manfaat baik secara individu maupun
1
Al-Asfahani, al-Mufradât fi al-Gharîb al-Qur’an, (Beirut: Dârul Ma’rifah, tth), jilid 1, h.
207.
2
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), Volume 11, cet. 1, h. 77.
32
33
menyimpang, Paling tidak term fasâd di sini memiliki tiga pengertian yaitu:
☺
“dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-A’râf /7:56).
3
Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an, Pelestarian Lingkungan Hidup: Tafsir al-Qur’an
Tematik, (Jakarta: Lajnah pentashihan al-Qur’an, 2009), vol. 4, h. 272.
44
Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an, Pelestarian Lingkungan Hidup …, h. 272-276
5
Al-Muqâtil dan Abu ‘Aliyah mengartikan fasâd dalam ayat ini sebagai perbuatan
ma’siat. Menurut al-sidy yaitu kema’siatan dan kufur, sedangkan menurut Mujahid, fasâd artinya
meninggalkan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan Ali bin bin Abi Thib
mengartikanya sebagai bentuk nifaq. Lihat Ibn al-Faraj Jamâluddîn ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin
Muhammad al-Jauzy, Zâd al-Masîr fi‘Ilmi al-Tafsîr, (Beirut: Dârul Fikri, 1987), Vol. 1, H. 8-9.
34
bermanfaat dalam bentuk apa pun, baik menyangkut perilaku, seperti merusak,
kemusyrikan, kekufuran dan segala bentuk kemaksiatan. Akan tetapi term islah 6
di sini, sebagai poros yang belawanan dari fasâd, menurut ulama menyangkut
persoalan akidah bukan fisik. Artinya Allah telah memperbaiki bumi ini dengan
ini, terjadinya kerusakan mental akan menjadi sebab terjadinya kerusakan fisik.
2. Ketidakteraturan/berantakan.
☺ ⌧
⌧
☺
Term fasâd di sini berarti tidak teratur. Artinya, jika di alam raya terdapat
Tuhan selain Allah, niscaya tidak akan teratur. Padahal perjalanan matahari,
6
Jika Anda menemukan sesuatu yang baik, yang memenuhi nilai-nilainya, lalu Anda
memeliharanya sehingga nilai-nilai itu langgeng, maka ketika itu Anda melakukan shah. Sedang
bila Anda menemukannya dalam keadaan rusak lalu Anda memperbaikinya sehingga ia menjadi
baik dan bermanfaat sebagaimana semula, maka Anda melakukan apa yang dinamai ishlâh.
Selanjutnya jika Anda menemukan sesuatu yang telah memenuhi nilai-nilainya, lalu Anda
memberi nilai tambah kepadanya sehingga manfaatnya lebih besar dari sebelumnya, maka ini pun
dinamai ishláh. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…,Vol 10, cet. 1, h. 115.
7
Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an… , h. 274.
35
⌧ ☺
⌧ ⌧
“Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri,
niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia Jadi
hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat”. (QS. al-Naml /27:34).
Kata ifsad di sini berarti merusak apa saja yang ada, baik benda maupun
4. Kerusakan lingkungan
⌧
☺
⌧
Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasâd itu.
Ini dapat berarti daratan dan lautan menjadi arena kerusakan, dapat juga berarti
bahwa darat dan laut sendiri telah mengalami keruksakan, ketidak seimbangan
serta kekurangan manfaat. Laut telah tercemar, sehingga ikan mati dan hasil laut
8
Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an… , h. 274.
36
Makna al-fasâd pada ayat di atas bersifat ‘am (umum). Ini berarti bahwa
segala kerusakan bumi baik di darat maupun di laut dalam berbagi bentuknya
Berdasarkan ayat ini, maka global warming merupakan salah satu bentuk al-fasâd
Term halaka dan seluruh kata jadiannya dalam aal-Qur’an ada 68 kali. Dengan
mengacu kepada penjelasan al-Asfahani, term halaka bisa dibagi dalam empat
kategori, yaitu: 10
d. Berarti kebinasaan dan kehancuran kolektif (makna seperti ini yang paling
banyak).
9
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…,Vol. 11, cet. 1, h. 77.
10
Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an, Pelestarian Lingkungan Hidup…,h. 275-176.
37
sebagai berikut;
“Untuk term fasâd, jika berbentuk masdar dan berdiri sendiri, maka
menunjukkan kerusakan yang bersifat hissi/fisik, seperti banjir, pencemaran
udara, dan lain-lain; dan jika berupa kata kerja fi’il atau bentuk masdar namun
sebelumnya ada kalimat fi’il, maka yang terbanyak adalah menunjukkan arti
kerusakan yang bersifat non fisik/ma’nawi, seperti kafir, syirik, munafilk, dan
sejenisnya.
Dengan demikian, bisa dipahami hahwa kerusakan yang bersifat fisik
pada hakikatnya merupakan akibat dari kerusakan non-flsik atau mental.
Argumentasinya, bahwa ayat-ayat yang bisa diidentifikasi sebagai yang
menunjukan makna kerusakan lingkungan juga tidak secara spesifik dinyatakan
sebagai akibat langsung dan perilaku manusia, seperti illegal logging,
pencemaran udara, dan lain sebagainya. Dengan demikian, kita bisa melihat
adanya korelasi positif antara kerusakan lingkungan dengan rusaknya sikap
mental atau keyakinan yang menyimpang.
Perilaku menyimpang, merusak, dan tidak bermanfaat sebenarnva
menjadi cerminan rusaknya mental seseorang. Makanya, Allah mendedikasikan
untuk senantiasa menjaga bumi ini jika perilaku penduduknya menceminkan
seorang mushlih sebagai antonim dari fasâd, yaitu senantiasa berusaha untuk
mengembangkan kebajikan yang bersifat sosial. Dengan kata lain, memiliki
dampak secara nyata dalam kehidupan kemanusiaan dan lingkungan hidup secara
umum”. 11
pemicu terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim secara tidak langsung
dimana titik berat dari pernyataan tersebut adalah kata fasâd. 12 term fasâd
11
Lajnah Pentashihan Mushap al-Qur’an, Pelestarian Lingkungan Hidup…,h. 277-278.
12
Kata ( )ﻇﻬﺮzhahara pada mulanya berarti terjadinya sesuatu di permukaan bumi, baik
sedikit maupun banyak. Sehingga, karena dia di permukaan, maka menjadi nampak dan terang
serta diketahul dengan jelas. Lawannya adalah ( )ﺑﻄﻦbathana yang berarti tejadinya sesuatu diperut
38
tampaknya term yang mendekati atau bisa dijadikan dasar untuk mengurai
kebesaran dan kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta,
karena alam semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah. Manusia dilarang
Menciptakan alam.
langsung dengan prilaku manusia dan kualitas hidupnya, termasuk gaya hidup dan
peradabanya. 13
menyelamatkan bumi, karena ajaran Islam terhadap fitrah bumi itu sendiri.
bumi, sehingga tidak nampak. Kata zhahara pada ayat di atas dalam arti banyak dan tersebar.
Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…, Vol. V, h. 76
13
Fachruddin M Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2005), h. 1.
39
Qur’an. 14
fitrah yang telah dirumuskan Allah dalam wahyu-Nya. Karena itulah al-Qur’an
merupakan rahmat yang besar yang dapat dijadikan prinsip untuk menaggulangi
bahaya pemanasan global, karena fitrah al-Qur’an adalah untuk mengatur tatanan
hidup di bumi.
Pemanasan global telah memberikan dampak yang serius bagi alam dan
pemanasan global tidaklah cukup hanya dengan sains dan teknologi semata.
meningkatnya kadar emisi CO2 dan berkurangnya absorber CO2. Adapun sektor
utama penghasil CO2 yaitu oleh pembangkitan energi, transportasi, dan industri.
Maka secara teknis pemanasan global dapat diatasi dengan mengurangi emisi CO2
dan meningkatkan absorber CO2. Adapun untuk mengurangi CO2 secara teknis
berbasis fosil dengan sumber energi baru/terbarukan, penangkapan co2 pada emisi
gas buang industri dan alat transportasi dan lain sebagainya. Sedangkan untuk
kembali (absorber alami), memperkecil polusi yang merusak vegetasi darat dan
laut, dan membuat absorber CO2 buatan. Namun demikian, sebab-sebab dan
14
Fachruddin M Mangunjaya, Konservasi Alam …, h. 8.
40
solusi pemanasan global tersebut bukanlah sebab dan solusi yang bersifat
fundamental.
meningkatnya kadar CO2 dan berkurangnya absorber CO2 yaitu akibat dari
aktivitas manusia. Dari sini kiranya akan lebih memahami bahwa pemanasan
global merupakan salah satu bentuk fasâd fi al-ardhi (kerusakanbumi) yang dapat
menggangu keseimbangan ekosistem akibat ulah manusia (bimâ kasabat aydî al-
nâs). Hal ini seperti yang ditunjukan oleh Allah SWT dalam firmanya,
⌧
☺
⌧
ekologi global yang terjadi dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral secara
global. Oleh karena itu, perlu etika dan moralitas untuk mengatasinya. Tidak bisa
disangkal bahwa berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi sekarang ini, baik
pada lingkup global maupun lingkup nasional, sebagian besar bersumber dari
atmosfer, air, tanah, dan seterusnya bersumber pada perilaku manusia yang tidak
Menurut Anne Naess, krisis llngkungan dewasa ini hanya dapat diatasi
dengan melakukan perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam
secara fundamental dan radikal. Yang dibutuhkan adalah, sebuah pola hidup atau
gaya hidup baru yang tidak hanya menyangkut orang per orang, tetapi juga
hidup yang menuntun manusia untuk berinteraksi secara baru dalam alam
semesta. 16
perilaku yang keliru terhadap alam dan semua bencana lingkungan hidup yang
terjadi. Oleh karena itu, pembenahannya harus pula menyangkut pembenahan cara
pandang dan perilaku manusia dalam berinteraksi baik dengan alam maupun
kembali hubungan manusia dengan alam semesta. Menurut al Gore, makin dalam
saya mencari penyebab krisis lingkungan hidup global, saya makin yakin bahwa
15
Kerap, A.Sonny, Etika Lingkungan, (Jakarta:Kompas, 2006), h. xiii
16
Kerap, A.Sonny, Etika Lingkungan…, h. xiv
17
Kerap, A.Sonny, Etika Lingkungan…, h. xv
42
hal tersebut adalah manifestasi bagian luar dari sebuah krisis tersembunyi yang
bersifat spiritual. 18
yang ditawarkan al-Qur’an untuk mengatasi pemanasan global yaitu iman dan
berkelanjutan.
⌧ ⌧
☺
⌧
☺
hubungan manusia dengan alam ini. Islam merupakan agama yang memandang
18
Al Gore, Bumi dalam Keseimbangan Ekologi dan Semangat Manusia. Penerjemah
Hira Jhamtani, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994), h. xli
43
seseorang selalu merasa aman dan optimis, dan ini mengantarkanya hidup tenang
dan dapat berkonsentrasi dalam usahanya. Oleh sebab itulah keimanan selalu
wenang tidak ceroboh dan tidak melampaui batas. Ketakwaan penduduk suatu
dan semakin tenang jiwa, maka semakin banyak pula yang diraih dari alam raya
dimensi. Oleh karena itu nilai-nilai agama (ad-diin) yang juga bersifat multi-
lingkungan. Selama perspektif ini tidak dirubah dan tidak memberikan upaya pada
lingkungan hidup. Manusia harus kembali pada akar spiritualnya. Hanya dengan
pendekatan inilah pemanasan global bisa diatasi. Inilah nilai penting untuk
19
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…, Volume V, cet. 1, h. 182
20
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…, Volume V, cet. 1, h. 183
21
Sayyed Mohsen Miri, Prinsip-Prinsip Islam dan Filsafat Mula Sudra sebagai Basis Etis
dan Kosmologis Lingkungan Hidup, dalam M. Mangunwijaya, dkk, ed, Menanam Sebelum
KIamat: Islam, Ekologi, dan Gerakan Lingkungan Hidup, (Jakarta: ICAS, 2009), h. 26
44
ekosistem di planet bumi khususnya, itu merupakan dampak atau ekses dari
pikiran, sikap, dan perbuatan manusia yang berlaku sewenang-wenang dan di luar
batas kewajaran terhadap bumi berikut segenap penghuni dan sumber dayanya
(lihat: Q.s. 30: 41). Dalam konteks ini menurut Ziauddin Sardar bahwa akar krisis
ekologi adalah bersifat aksiomatik, yakni terletak pada kepercayaan dan struktur
nilai yang membentuk hubungan manusia dengan alam, dengan yang lain, dan
melakukan penambangan liar (illegal logging) karena hal demikian adalah prilaku
yang jelas dilarang oleh agama, belum lagi efeknya sangat besar bagi lingkungan,
seperti banjir, longsor dan berkurangnya absorber yang dapat menyerap karbon
dioksida. Orang yang beriman sejatinya tidak akan pernah melakukan tindakan-
Pemanasan global dan bencana alam dalam berbagai jenis dan macamnya
dijadikan sebagai bentuk peringatan agar manusia yang telah berbuat kerusakan
Sang Pencipta berharap manusia mau kembali ke jalan Allah dan menetapi segala
⌧
☺
⌧
22
Sayyed Mohsen Miri, Prinsip-Prinsip Islam…, h. 26.
45
⌧
☺
“Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." (Q.S. al-An’âm
/06:11)
⌧ ⌧
⌧
⌧
☺
⌧
global. Karena dengan keimanan hawa nafsu dapat dikendalikan. Tidak mungkin
2. Sadar Lingkungan.
keterkaitanya antara satu bagian dengan bagian yang lainya, apabila salah satu
bagianya tidak berfungsi dengan baik , maka akan nampak dampak negatifnya
pada bagian yang lain. Apa lagi jika disadari bahwa kehidupan manusia sangat
bergantung pada alam. Jika alam rusak maka manusia akan merasakan akibatnya.
Sadar lingkungan berarti juga sadar akan peran dan fungsi manusia sebagai
dampak serius bagi keseimbangan ekosistem atau lingkungan hidup. Oleh karena
antara manusia dengan makhluk hidup lainya. Oleh karena itu manusialah yang
tahu bersikap yang seharusnya, yang didukung oleh persepsi atau informasi.
23
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…,Volume V, cet. 1, h. 183
24
M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup Dalam Pemahaman Islam, (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1996), h. 28.
47
Ada dua dekade penting yang dapat dipandang sebagai penanda awal
Kedua, dekade 1980, yang merekam munculnya suatu kesadaran yang diiringi
lingkungan hidup dan masa depan umat manusia. David C. Korten (1993) pernah
layak huni. Krisis lingkungan hidup bukan lagi merupakan suatu kemungkinan
masa depan. Sebaliknya, krisis ini sudah menjadi realitas masa kini." Bencana
alam (natural disaster) sekarang ini bukan lagi merupakan fenomena lokal atau
regional, tapi telah menjadi fenomena global seperti petaka global warming. 26
25
Kudwiratri Setiono, dkk, ed, Manusia Kesehatan Dan Lingkungan: Kualitas Hidup
Dalam Perspektif Perubahan Lingkungan Global, (BAndung: P.T. Alumni, 2007), h. 97.
26
Daud Efendi, Manusia, Lingkungan dan Pembangunan: Prospektus Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2008), h. 142-142.
48
Di dalam masalah lingkungan dikenal dua kata kunci yang sangat erat
Ungkapan ekologi berasal dan kata oikos dan logos. Oikos artinya rumah tangga
dan logos yang berarli ilmu. Jadi ekologi dapat diartikan sebagai studi tentang
interaksi antara makhluk hidup dan llngkungannya, termasuk benda mati yang ada
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Keberadaan makhluk hidup tidak bisa
dipisahkan dan makhluk hidup yang lainnya. Interaksi dalam pengerfian saling
yang sangat urgen dalam mengelola lingkungan bahkan juga yang mendatangkan
dan sikap serta pemikiran positif manusia terhadap lingkungan hidup. Kesadaran
erat kaitannya dengan persepsi, emosi dan pemikiran, sehingga dapat dikatakan
27
M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup…, h. 7-8.
49
tidak akan mencapai sasarannya, sebab pengembang lingkungan itu lebih tepat
sebenarnya. 28
(birth control maupun death control) dan sekarang dituntut untuk mengupayakan
berlangsungnya proses pengaturan yang normal dari alam dan lingkungan agar
selalu dalam keseimbangan. Khususnya yang menyangkut lahan (tanah), air dan
udara, karena ketiga unsur tersebut merupakan sumber daya yang sangat penting
bagi manusia.
Manusia berasal dari tanah dan hidup dari dan di atas tanah. Hubungan
antara manusia dan tanah sangat erat. Kelangsungan hidup manusia diantaranya
manusia untuk eksistensinya sebagai tanah yang memiliki fungsi. 29 Allah SWT
berfirman :
⌧
⌧
⌧
28
M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup…, h. 97.
29
Moh. Soerjani, dkk.. Lingkungan : Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam
Pembangunan., (Jakarta: UI-Press, 1987. h. 39.
50
Dengan lahan itu manusia bisa membuat tempat tinggal, bercocok tanam,
Selain lahan atau tanah, yang tak kalah pentingnya adalah air. “Everything
membutuhkan air untuk hidupnya, karena dua pertiga tubuh manusia terdiri dari
☺ ⌧
☯
“Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri
minum kamu dengan air tawar?”. (QS. al-Mursalat: 77/ 27).
cukupan air (tidak kurang dan tidak lebih). Hal itu sebenarnya telah ditunjukkan
oleh alam dalam bentuk siklus hidrologis dari air yang berlangsung terus menerus,
volume air yang dikandungnya tetap, hanya bentuknya yang berubah. Allah SWT
berfirman : “Demi langit yang mengandung hujan (raj’i)” (QS. 86 : 11). Kata
Raj’i berarti “kembali”. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu
berasal dari uap air yang naik dari bumi (baik dari air laut, danau, sungai dan
30
Widi Agus Pratikno, dkk.. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut, (Yogyakarta:.
BPFE, 1997), H. 10-12.
31
Widi Agus Pratikno, dkk.. Perencanaan Fasilitas Pantai …, h. 10-12.
51
atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya. Atau terkenal
Selain kedua sumber daya tersebut di atas, ciptaan Allah SWT yang tidak
kalah penting tetapi sering terlupakan atau disepelekan adalah udara. Padahal
tanpa udara takkan pernah ada kehidupan. Tanpa udara bersih takkan diperoleh
kehidupan sehat. Setiap hari rata-rata manusia menarik napas 26.000 kali berkisar
terutama karena sampai kini manusia masih bisa memperolehnya tanpa harus
mengeluarkan biaya.
memanfaatkan hasil bumi secara tidak berlebihan. Jika kesadaran lingkungan ini
tertanam pada seluruh lapisan masyarakat. Maka kerusakan alam dengan segala
hanya untuk memenuhi kebutuhan bagi generasi saat ini sementara hak-hak
32
Widi Agus Pratikno, dkk.. Perencanaan Fasilitas Pantai …, h. 10-12.
52
dengan sempurna. Ia diberi kelengkapan berupa akal pikiran, hati dan perasaan
serta kelengkapan fisik biologis supaya dapat menjalankan fungsi dan tugasnva
sebagai khalifah di muka bumi. 33 Manusia diberi peran besar sebagai khalifah di
sebagai berikut:
☺
⌧
⌧ ☺ ⌧
☺
“ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui." (QS. al-Baqarah: 02/30)
Allah terhadap alam semesta termasuk bumi seisinya antara lain memelihara (al -
33
Daud Efendi, Manusia, Lingkungan dan Pembangunan…, h. 106-107.
53
rabb) dan menebarkan rakhmat ( rahmatan) di alam semesta. Oleh karena itu
kewajiban manusia terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah swt
Tuhan untuk memanfaatkan segala sumberdaya alam secara wajar (sesuai dengan
Islam melarang pemanfaatan alam (sumberdaya alam) yang melampaui batas atau
⌧ ⌧
⌧
⌧
☺ ☺
☺
⌧ ☺
34 34
Daud Efendi, Manusia, Lingkungan dan Pembangunan…, h. 112-121.
54
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak
sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Dan di
antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada
yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-An’am:
06/141-142)
peningkatan kualitas hidup ini adalah tugas yang dibebankan kepada manusia
sebab Allah menciptakan manusia dari bumi (tanah) dan menjadikan manusia
sebagai pemakmurnya. Hal demikian sebagaimana firman Allah pada surat Hud
☺
☯
“Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain
Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)." (QS. Hud: 11/61).
tersebut juga dipahami sebagai antonim dari kata, yang berarti kehancuran. Ada
juga sebagian ulama yang memahaminya sebagai bentuk perintah, sehingga kata
55
mengelola bumi sehingga menjadi tempat dan lahan yang dapat memberikan
ibadah, tanah untuk pertanian. Ayat ini baik secara langsung amupun tidak
bahwa kata اﺳﺘﻌﻤﺮmerupakan kata kerja atau fiil. Dalam kaidah bahasa arab fiil
Dalam wacana lingkungan lingkungan hidup kata istimrar pada ayat di atas
ilmu ekonomi yang terutama dikaitkan dengan persoalan efisiensi dan keadilan
masyarakat. Pengertian dari segi ekonomi ini juga dilatarbelakangi oleh ilmu
35
M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…, Vol. IV, h. 284-285
36
M.Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…, Vol. IV, h. 284-285
56
berkelanjutan persyaratannya tidak hanya pada fisik saja, yaitu tidak terjadinya
adanya pemerataan hasil dan biaya pembangunan yang adil. Upaya untuk
juga antargenerasi. 39
sebutan: “Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Buini karena yang hadir adalah para
37
Kusdwiratri setiono, dkk, ed. Manusia, Kesehatan, dan Lingkungan: Kualitas
lingkungan hidup dalam Perspektif Perubahan Lingkungan global, (Bandung: PT.Alumi, 2007),
Cet. 2, H. 304.
38
Daud Efendi, Manusia, Lingkungan dan Pembangunan…, h. 28
39
Daud Efendi, Manusia, Lingkungan dan Pembangunan…, h. 28
57
lingkungannya juga bersifat dinamis. Apabila hal ini dirumuskan dalam konteks
manusia, modal dan teknologi serta dapat diwariskan pada generasi yang akan
datang. 41
menghasilkan gas efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan
perubahan iklim tidak akan terjadi. Atau setidaknya dapat mengurangi dan dapat
dijadikan solusi dalam menghadapi bahaya perubahan iklim dan global warming.
40
Agenda 21 memberikaii kerangka terperinci untuk melakukan kerjasama pengembangan
strategi pembangun berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan di tingkat global. Walaupun
Prinsip-prinsip ketentnan dalam konvensj mi tidak Inengikat secara hokum sistem hukum
lingkungan internasjonal namun sebagai suatu pernyataan politik (political Colninitments) yang
apabila disajikan momentum yang tepat dapat mendorong dilaksanakannya programprogr mi
melalui Komisi Pembangunan Berkelanjutan Organisasi Internasjonal Lembaga Swadaya
Masyarakat ke dalam program nasional yang lebih efektif, termasuk Indonesia. Lihat Kusdwiratri
Setiono, dkk, ed. Manusia, Kesehatan, dan Lingkungan…, h. 308 dan 317-319.
41
Kusdwiratri Setiono, dkk, ed. Manusia, Kesehatan, dan Lingkungan…, h. 308 dan 317-
319.
58
yang tidak berlebihan karena akan merusak tanah menjadi tidak subur. Begitu
juga dalam pengelolaan barang tambang dan pengelolaan laut terutama ketika
penangkapan ikan banyak menggunakan dinamit atau racun ikan (seperti portas)
air.
⌧
☺
“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh Setiap perempuan, dan
kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. dan segala
sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (QS. Ar-Ra’du: 13/8).
⌧
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-
gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”.
(QS. Al-Hijr: 15/19).
kehidupannya terdiri atas berbagai unsur dan elemen dengan keragaman yang
sangat besar dalam bentuk, proses dan fungsinya. Berbagai unsur dan elemen
⌧
☯ ☺
☯
⌧
☺
☯
“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Makanlah dan gembalakanlah
binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Thaha:
20/53-54).
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
simpulkan sebagai . ada beberapa hal yang penulis dapat simpulkan, diantaranya:
dalam berbagai ayat. Akar krisis ekologi bersifat aksiomatik dan multi dimesi,
yakni terletak pada kepercayaan dan struktur nilai yang membentuk hubungan
manusia dengan alam, dengan yang lain, dan dengan gaya hidup manusia. Islam
terpisahkan dari keimanan seseorang terhadap Tuhan. Dengan kata lain, prilaku
seseorang. Oleh karena itu nilai-nilai agama (ad-diin) yang juga bersifat
penyelamatan lingkungan. Selama perspektif ini tidak dirubah dan kita tidak
memberikan upaya pada dimesi spritual lingkungan, tidak akan banyak harapan
bisa diatasi. Inilah nilai penting untuk kembali kepada keimanan dan ketakwaan.
59
60
rumah kaca.
hawa nafsu, atau cara pandangnya sendiri. Kecenderungan manusia dengan super
B. Rekomendasi
2. Apa yang dilakukan penulis dalam tulisan ini masih sederhana dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, di kemudian hari diharapkan ada tulisan yang
Bucaille, Maurice, Bibel, Qur’an dan Sains Modern, (Jakarta: Bulan Bintang,
1984).
Chapman, dll, ed, Bumi yang Terdesak: Perspektif Ilmu dan Agama Mengenai
Fasha, Ahmad Fuad, Dimensi Sains Al-Qur’an: Menggali Ilmu Pengetahuan Dari
Jauzy, Ibn al-Faraj Jamâluddîn ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad al, Zâd al-
Miri, Sayyed Mohsen, Prinsip-Prinsip Islam dan Filsafat Mula Sudra sebagai
Alumni, 2007).
Showy, Ahmad al-, Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang IPTEK, (Jakarta:
GIP, 1995).
Soerjani, Moh, dkk.. Lingkungan : Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam
2000), Cet. 2.
Gore, Al, Bumi dalam Keseimbangan: Ekologi dan Semangat Manusia, (terj. Hira
Pratikno, Widi Agus, dkk.. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut, (Yogyakarta:.
BPFE, 1997).