Anda di halaman 1dari 24

STROKE NON HEMORAGIK

A. Definisi
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan
CVA ( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul
secara mendadak ( dalam beberapa detik) atau secara cepat ( dalam
beberapa jam ) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang
terganggu.

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak


yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini
adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.
Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United
State. Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada
usia antara 75 – 85 tahun.

B. Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
2. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )
3. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)

C. Faktor resiko pada stroke


1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,
fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6. Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan
kadar estrogen tinggi)
8. Penyalahgunaan obat ( kokain)
9. Konsumsi alkohol

D. Manifestasi klinis
Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi
yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala
itu muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-
gejala itu antara lain bersifat:

a. Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan
hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient
ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama,
memperberat atau malah menetap.

b. Sementara,namun lebih dari 24 jam


Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut reversible ischemic
neurologic defisit (RIND)

c. Gejala makin lama makin berat (progresif)


Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat yang
disebut progressing stroke atau stroke inevolution

d. Sudah menetap/permanen
E. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
2. Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arteri
3. Pungsi Lumbal
1. menunjukan adanya tekanan normal
2. tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan
adanya perdarahan
4. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
6. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
7. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

G. Penatalaksanaan
1. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral .
2. Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi.

H. KOMPLIKASI
1. Hipoksia Serebral
2. Penurunan darah serebral
3. Luasnya area cedera
I. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret

akibat kelemahan reflek batuk

2. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi
/aspirasi
3. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,

takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran

mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut

b. Pengkajian Sekunder
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
- kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralysis.
- mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
- Perubahan tingkat kesadaran
- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) ,
kelemahan umum.
- gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
- Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal
jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
- Hipertensi arterial
- Disritmia, perubahan EKG
- Pulsasi : kemungkinan bervariasi
- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal

3. Integritas ego
Data Subyektif:
- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan
- kesulitan berekspresi diri

4. Eliminasi
Data Subyektif:
- Inkontinensia, anuria
- distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara
usus( ileus paralitik )

5. Makan/ minum
Data Subyektif:
- Nafsu makan hilang
- Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
- Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
- Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
- Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
- Obesitas ( factor resiko )

6. Sensori neural
Data Subyektif:
- Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
- nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub
arachnoid.
- Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti
lumpuh/mati
- Penglihatan berkurang
- Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan
pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )
- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
- Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan
tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi
kognitif
- Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis
stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon
dalam ( kontralateral )
- Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
- Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata
komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli
taktil
- Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
- Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi
ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data obyektif:
- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial

8. Respirasi
Data Subyektif:
- Perokok ( factor resiko )

9.Keamanan
Data obyektif:
- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek,
hilang kewasadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah
dikenali
- Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu
tubuh
- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan,
berkurang kesadaran diri
10. Interaksi social
Data obyektif:
- Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
(Doenges E, Marilynn,2000 hal 292)
J. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d terputusnya aliran darah : penyakit
oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral
Dibuktikan oleh :
- Perubahan tingkat kesadaran , kehilangan memori
- Perubahan respon sensorik / motorik, kegelisahan
- Deficit sensori , bahasa, intelektual dan emosional
- Perubahan tanda tanda vital

Tujuan Pasien / criteria evaluasi ;


- Terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran, kognisi dan fungsi
sensori / motor
- Menampakan stabilisasi tanda vital dan tidak ada PTIK
- Peran pasien menampakan tidak adanya kemunduran / kekambuhan
Intervensi :
Independen
- Tentukan factor factor yang berhubungan dengan situasi individu/
penyebab koma / penurunan perfusi serebral dan potensial PTIK
- Monitor dan catat status neurologist secara teratur
- Monitor tanda tanda vital
- Evaluasi pupil (ukuran bentuk kesamaan dan reaksi terhadap cahaya )
- Bantu untuk mengubah pandangan , misalnay pandangan kabur,
perubahan lapang pandang / persepsi lapang pandang
- Bantu meningkatakan fungsi, termasuk bicara jika pasien mengalami
gangguan fungsi
- Kepala dielevasikan perlahan lahan pada posisi netral .
- Pertahankan tirah baring , sediakan lingkungan yang tenang , atur
kunjungan sesuai indikasi
Kolaborasi
- berikan suplemen oksigen sesuai indikasi
- berikan medikasi sesuai indikasi :
- Antifibrolitik, misal aminocaproic acid ( amicar )
- Antihipertensi
- Vasodilator perifer, missal cyclandelate, isoxsuprine.
- Manitol

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d kerusakan batuk,


ketidakmampuan mengatasi lendir
Kriteria hasil:
- Pasien memperlihatkan kepatenan jalan napas
- Ekspansi dada simetris
- Bunyi napas bersih saat auskultasi
- Tidak terdapat tanda distress pernapasan
- GDA dan tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
- Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan sekresi
- Posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas
dan memberikan pengeluaran sekresi yang optimal
- Penghisapan sekresi
- Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas setiap 4 jam
- Berikan oksigenasi sesuai advis
- Pantau BGA dan Hb sesuai indikasi
3.Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat pernapasan
Tujuan :
Pola nafas efektif
Kriteria hasil:
- RR 18-20 x permenit
- Ekspansi dada normal
Intervensi :
1. Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.
2. Auskultasi bunyi nafas.
3. Pantau penurunan bunyi nafas.
4. Pastikan kepatenan O2 binasal
5. Berikan posisi yang nyaman : semi fowler
6. Berikan instruksi untuk latihan nafas dalam
7. Catat kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan
I. Pathway

Istrahat / Tanpa beraktivitas Beraktivitas

Non Haemoragic Haemoragic

Infiltrasi lemak pada Bekuan darah/udara/lemak Hypertensi, tumor otak,


lapisan intima arteri dari organ lain terlepas trauma
serebral

Membentuk plak artero Masuk dan ikut aliran Peningkatan tekanan


schlerosis darah ke otak dalam arteri

Penyempitan lumen arteri Obstruksi arteri cerebral Perubahan degeneratif


- hilang kesadaran tiba- dinding arteri
tiba
- sakit kepala

Aliran darah cerebral Ruptur pembuluh darah


Berkurang arteri

Hyperperfusi Perdarahan intra cerebral


 TIA : - paresis/paralisis/numbness
- Gangguan visual/diplopia
- Aphasia, dysarthria Membentuk massa cairan
- Dizzines/sakit kepala

Penekanan jaringan otak


Infark cerebral - Sakit kepala, letargi
- Mual, muntah
- Kelemahan motorik
DP1. Perubahan perfusi - Deviasi mata
jaringan - Bicara pelo
cerebral
Iskemia cerebral Kerusakan jaringan otak Komplikasi
- Infark, iskmeik
cerebral
- Herniasi otak
- Coma.
Kehilangan fungsi otak

Afeksi &
Motorik Komunikasi Persepsi Eliminasi
Intelektual
- Kerusakan - Aphasia - Emosi labil - Menolak - Inkontinen
mobilitas, - Dysphasia - Frustasi, penyakit/bag - Urgency
fungsi - Dysarthria depresi ian tubuh - Frequency
pernapasan, - Kehilangan yang sakit - Konstipasi
menelan & memori - Penurunan
bicara - Impulsive visual,
- Kelemahan/ - Kemampuan pendengaran
paralisis belajar
menurun

DP3. DP4.
Kerusakan Kerusakan
mobilitas
komunikasi
verbal

DP3. DP : kerusakan
Perubahan integitas kulit
Nutrisi
KASUS

Tn. M umur 60 tahun, dibawa ke RSDS dengan keluhan ketika sedang duduk
bersantai tiba-tiba jatuh. Hemiplegi pada kaki kanan dan tangan kanan, bicara
pelo, klien mengatakan kepala pusing, tengkuk sakit, dan susah menggerakkan
badan nya, klien tampak cemas dengan keadaannya. Saat diperiksa TD:
190/140mmHg, N: 80x/menit, RR: 22x/menit, suhu: 370C, kapilari refil >3 detik,
nilai GCS klien 15 Keluarganya mengatakan klien perokok berat, tidak pernah
olahraga dan suka makan berlemak pada saat kejadian klien tidak mengalami
mual dan muntah.

A. Data Fokus
DS:
- Klien mengatakan kepala pusing
- Klien mengatakan tengkuk terasa sakit
- Menurut keluarga klien perokok berat, tidak pernah olahraga dan
Suka makan berlemak
- Klien mengatakan susah menggerakkan badan nya

DO:
- Hemiplegi pada kaki kanan dan tangan kiri
- Bicara pelo
- Klien tampak cemas
- GCS 15 (E= 4, V=5, M=6)
- Kapilari refill >3 detik
- TD: 190/140 N: 80x/mnt RR: 22x/mnt suhu: 370C
\

Analisa Data

Data Etiologi Masalah


1.Ds: Terganggunya aliran Penurunan perfusi
- Klien mengatakan darah cerebral jaringan cerebral
kepala pusing
- Klien mengatakan
tengkuk terasa sakit

Do :
- Hemiplegi pada kaki
kanan dan tangan
kiri
- Kapilari refill >3
detik
- Bicara pelo
- Klien tampak cemas
- GCS 15 (compos
mentis)
- TD: 190/140 N:
80x/mnt RR:
22x/mnt suhu: 370C
Kelemahan Umum / Gangguan Mobilisasi
2. Ds : paralysis Fisik

- Klien mengatakan susah


menggerakkan badan nya

Do :
- Hemiplegi pada kaki
kanan dan tangan kiri
- Bicara pelo
- Klien tampak cemas

3.
Ds : - Aphasia Gangguan komunikasi
verbal
Do :
- Bicara Pelo
Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan.dengan terputusnya


aliran darah / terganggunya aliran darah cerebral

2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan umum,


paralysis.

3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan aphasia.

Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi

Keperawatan

1. Perubahan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan factor factor yang


jaringan serebral keperawatan 3x 24 jam Perfusi berhubungan dengan situasi individu/
berhubungan.dengan jaringan serebral memadai penyebab koma / penurunan perfusi
terputusnya aliran Dengan Kriteria Hasil : serebral dan potensial PTIK
darah / terganggunya 2. Monitor dan catat status neurologist
- Terpelihara dan
aliran darah cerebral secara teratur
meningkatnya
3. Monitor tanda tanda vital
tingkat kesadaran,
4. Evaluasi pupil (ukuran bentuk
kognisi dan fungsi
kesamaan dan reaksi terhadap cahaya)
sensori / motor
5. Bantu untuk mengubah pandangan ,
- Menampakan
misalnay pandangan kabur, perubahan
stabilisasi tanda vital
lapang pandang / persepsi lapang
dan tidak ada PTIK
pandang
- Peran pasien
6. Bantu meningkatkan fungsi, termasuk
menampakan tidak
bicara jika pasien mengalami
adanya kemunduran
gangguan fungsi
/ kekambuhan
7. Kepala dielevasikan perlahan lahan
pada posisi netral .
8. Pertahankan tirah baring , sediakan
lingkungan yang tenang , atur
kunjungan sesuai indikasi
9. berikan suplemen oksigen sesuai
indikasi
10. berikan medikasi sesuai indikasi :
a. Antifibrolitik, misal
aminocaproic acid ( amicar )
b. Antihipertensi
c. Vasodilator perifer, missal
cyclandelate, isoxsuprine.
d. Manitol

1. ubah posisi tiap dua jam ( prone, supine,


2. Kerusakan mobilitas
miring )
fisik berhubungan Setelah Dilakukan Tindakan
2. Mulai latihan aktif / pasif rentang gerak
dengan kelemahan Keperawatan 3x24 jam klien
sendi pada semua ekstremitas
umum, paralysis. dapat melakukan mobilitas fisik
3. Topang ekstremitas pada posisi
secara mandiri
fungsional , gunakan foot board pada saat
Dengan Kriteria Hasil :
selama periode paralysisi flaksid.

- Tidak ada kontraktur, foot Pertahankan kepala dalam keadaan netral

drop. 4. Evaluasi penggunaan alat bantu pengatur


posisi
-Adanya peningkatan 5. Bantu meningkatkan keseimbangan
kemampuan fungsi perasaan duduk
atau kompensasi dari bagian 6. Bantu memanipulasi untuk
tubuh mempengaruhi warna kulit edema atau
menormalkan sirkulasi
- Menampakan kemampuan
7. Awasi bagian kulit diatas tonjolan tulang
perilaku / teknik aktivitas 8. konsul kebagian fisioterapi
sebagaimana permulaanya 9. Bantu dalam meberikan stimulasi elektrik
10. Gunakan bed air atau bed khusus sesuai
- Terpeliharanya integritas kulit
indikasi

3. Kerusakan komunikasi Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu menentukan derajat disfungsi

verbal berhubungan keperawatan 3x24 jam 2. Bedakan antara afasia denga disartria

dengan aphasia. diharapkan klien dapat 3. Sediakan bel khusus jika diperlukan

berkomunikasi verbal seperti 4. Sediakan metode komunikasi

semula alternatif
5. Antisipasi dan sediakan kebutuhan
Dengan criteria Hasil :
paien
1. Pasien mampu 6. Bicara langsung kepada pasien
memahami problem dengan perlahan dan jelas
komunikasi 7. Bicara dengan nada normal
2. Menentukan metode 8. Konsul dengan ahli terapi wicara
komunikasi untuk
berekspresi
3. Menggunakan sumber
bantuan dengan tepat
Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Data, Action, Respon SOAP


keperawatan ( DAR ) ( subjektif,objektif,analisa,planning)

1. Perubahan perfusi Data S:


jaringan serebral - Klien mengatakan kepala
Ds:
berhubungan.dengan pusing
- Klien mengatakan kepala
terputusnya aliran - Klien mengatakan tengkuk
pusing
darah / terasa sakit
- Klien mengatakan tengkuk
terganggunya aliran terasa sakit
darah cerebral O:
Do :
- TD: 150/100 N: 100x/mnt
- Hemiplegi pada kaki kanan RR: 23x/mnt suhu: 370C
dan tangan kiri - GCS 15
- Kapilari refill >3 detik - Kapilari refill >3 detik
- Bicara pelo - Klien tampak tenang
- Klien tampak cemas
- GCS 15
- TD: 190/140 N: 80x/mnt A : Masalah Belum Teratasi
RR: 22x/mnt suhu: 370C 1. TTV belum pada batas
normal
Action :

1. menentukan factor factor


yang berhubungan dengan
P : Lanjut Intervensi
situasi individu/ penyebab
koma / penurunan perfusi No : 2,3,4,7,8 dan kolaborasi ( dokter )

serebral dan potensial PTIK 1. berikan medikasi sesuai


2. memonitor dan catat status indikasi :
neurologist secara teratur a. Antifibrolitik, misal
3. memonitor tanda tanda vital aminocaproic acid (
4. mengevaluasi pupil (ukuran amicar )
bentuk kesamaan dan reaksi b. Antihipertensi
terhadap cahaya ) c. Vasodilator perifer,
5. membantu untuk mengubah missal cyclandelate,
pandangan , misalnya isoxsuprine.
pandangan kabur, perubahan d. Manitol
lapang pandang / persepsi
lapang pandang
6. membantu meningkatakan
fungsi, termasuk bicara jika
pasien mengalami gangguan
fungsi
7. member posisi kepala
dielevasikan perlahan lahan
pada posisi netral .
8. mempertahankan tirah baring
, menyediakan lingkungan
yang tenang , mengatur
kunjungan sesuai indikasi

Respon :

1. stroke non haemorhagic

2. TD: 150/100 N: 80x/mnt


RR: 22x/mnt suhu: 370C
3. Klien tampak tenang
2 Kerusakan mobilitas
Data :
fisik berhubungan S:
Ds :
dengan kelemahan
- Klien mengatakan susah
umum, paralysis.
- Klien mengatakan susah menggerakkan badan nya
menggerakkan badan nya

Do :
O:

- Hemiplegi pada kaki kanan dan - klien kooperatif


tangan kiri - klien tampak belum dapat
- Bicara pelo duduk dan tidak bisa
- Klien tampak cemas menjaga keseimbangan
- tampak tidak terdapat
Action : tanda-tanda kulit
1. merubah posisi tiap dua jam ( kemerahan pada bagian di
prone, supine, miring ) atas tonjolan tulang
2. memulai latihan aktif / pasif - Hemiplegi pada kaki kanan
rentang gerak sendi pada semua dan tangan kiri
ekstremitas - Bicara pelo
3. menopang ekstremitas pada posis - Klien tampak cemas
fungsional , gunakan foot board
pada saat selama periode
paralysisi flaksid. Pertahankan
kepala dalam keadaan netral A : Masalah BelumTeratasi
4. mengevaluasi penggunaan alat Klien belum dapat melakukan
bantu pengatur posisi mobilitas fisik
5. membantu meningkatkan Secara mandiri
keseimbangan duduk
6. membantu memanipulasi untuk P : Lanjut Intervensi
mempengaruhi warna kulit 1,2,5, 7 dan kolaborasi
edema atau menormalkan 1. konsul kebagian fisioterapi
sirkulasi 2. Bantu dalam memberikan
7. mengawasi bagian kulit diatas stimulasi elektrik
tonjolan tulang 3. Gunakan bed air atau bed khusus
sesuai indikasi
Respon :
1. klien kooperatif
2. klien tampak belum dapat duduk
dan tidak bisa menjaga
keseimbangan
3. tampak tidak terdapat tanda-tanda
kulit kemerahan pada bagian di
atas tonjolan tulang

3. Kerusakan
Data : S: -
komunikasi verbal
berhubungan dengan Ds : O:

aphasia. - Bicara Pelo


Do :
- Problem berbicara,
ketidakmampuan - klien tampak mengangguk saat
berkomunikasi diberi penjelasan tentang cara
- Bicara Pelo menggunakan bel

- klien kooperatif
Action :

1. membantu menentukan - klien tenang


derajat disfungsi A : Masalah Belum Teratasi
2. membedakan antara afasia
dengan disartria Klien belum dapat berkomunikasi
3. menyediakan bel khusus jika verbal dengan baik
diperlukan
4. menyediakan metode
P: Lanjut Intervensi
komunikasi alternatif
5. mengantisipasi dan 1. No. 4,5,6,7 dan kolaborasi (
menyediakan kebutuhan Konsul dengan ahli terapi wicara
pasien )
6. berbicara langsung kepada
pasien dengan perlahan dan
jelas
7. berbicara dengan nada
normal

Respon :

1. bicara klien masih tampak pelo

2. klien tampak mengangguk saat


diberi penjelasan tentang cara
menggunakan bel

3. klien kooperatif

4. klien tenang

Anda mungkin juga menyukai