Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN

1. Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel – sel dalam kulit (
sel-sel epidermis , melanosit ). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau tumor ganas, dapat
terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan (Arif Muttaqin, 2010)

2. Tumor Kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel epidermis, dan
melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam epidermis
atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price Sylvia, 2006)

Fisiologi

Kulit mengandung berbagai ujung sensorik, termasuk ujung saraf yang tidak bermielin (selaput).

Fungsi kulit pada manusia antara lain :

a. Fungsi proteksi : menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik.

b. Fungsi absorbsi : kulit yang sehat tidak mudah menyerap air dan larut, tetapi cairan yang mudah
menguap akan lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak.

c. Fungsi ekskresi : kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa metabolisme) berupa
Na, Cl, ureum, asam urat, dan amonia.

d. Fungsi persepsi : kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis untuk
merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis, rangsangan dingin oleh terjadi di dermis.

e. Fungsi pengaturan suhu tubuh : kulit berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi otot dengan
pembuluh darah kulit.

f. Fungsi pembentukan pigmen : terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf.
Melanosit membentuk warna kulit.

g. Fungsi keratinasi : keratonosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi sel tanduk yang berumur
± 14-21 hari. Selain itu juga memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanisme fisiologis.

h. Fungsi pembentukan Vit.D : pembentukan Vit.D berlangsung dengan mengubah dihidroksida


kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.
KLASIFIKASI TUMOR KULIT

1. Tumor Jinak (Benigna)

a. Kista. Kista pada kulit merupakan rongga berdinding epitel yang berisikan bahan cair atau padat.

1) Kista epidermis (epidermoid) sering terjadi dan dapat dideskripsikan sebagai tumor yang menonjol,
kenyal serta tumbuh lambat dan paling sering ditemukan di daerah wajah, leher, dada bagian atas serta
punggung .

2) Kista pilaris
(kista trichlemmal), yang mula-
mula dinamakan kista sebasea,
paling sering ditemukan pada
kulit kepala. Kista ini
ditampanya berasal dari folikel
rambut bagian tengah dan dari sel-sel selubang luar rambut.

b. Keratosis seborea. Tumor ini


merupakan lesi benigna yang
menyerupai veruka dengan berbagai
ukuran dan warna, yang bervariasi dari
warna coklat cerah hingga hitam. Kista
seboreika biasanya terdapat pada muka,
bahu, dada serta punggung, dan merupakan tumor kulit yang paling sering terlihat pada orang-orang
usia baya dan lansia. Kista tersebut mungkin secara kosmetik tidak dapat di toleransi oleh pasien, dan
keratosis yang berwarna hitam dapat di diagnosa secara keliru sebagai melanoma maligna. Terapinya
adalah pengangkatan jaringan tumor dengan cara eksisi, elektrokauter dan kuretase, atau dengan
menggunakan karbon dioksida atau nitrogen cair.
c. Keratosis aktinika merupakan lesi kulit pramalignan yang tumbuh pada daerah tubuh yang terkena
sinar matahari terus-menerus. Keratosis ini tampak
sebagai bercak-bercak yang kasar, bersisik dengan
eritema dibaliknya. Lesi ini secara berangsur-angsur
dapat berubah bentuk menjadi karsinoma sel
skuamosa kulit.

d. Veruka (kutil, wart).Veruka


merupakan tumor kulit yang sering
ditemukan dan disebabkan oleh
infeksi virus human papilloma yang
tergolong kedalam kelompok virus
DNA. Semua kelompok usia dapat
terkena, kendati keadaan ini paling sering ditemukan diantara usia 12 dan 16 thn. Ada banyak tipe
veruka. Biasanya veruka merupakan kelainan yang asimtomatik, kecuali kalau terjadi pada daerah yang
menahan beban tubuh seperti telapak kaki. Veruka dapat diterapi dengan sinar laser yang diarahakan
secara local, nitrogen air, plester asam salisilat, elektrokauter atau dengan larutan canthridin.

e. Veruka venereal. Veruka yang terjadi didaerah


genital dan perianal ini dikenal sebagai
condyloma acumminata dan ternyata ditularkan
lewati hubungan seks. Jenis veruka ini dapat
diterapi dengan larutan podofilin dalam tingtura
benzoin yang diolesakan pada veruka dan
kemudian dibasuh. Bentuk terapi lainnya
mencakup nitrogen cair, bedah beku, bedah
electron dan kuretase.
f. Angioma (tanda lahir). Tanda lahir merupakan tumor vasikuler benigna yang melibatkan kulit dan
jaringan subkutan. Tumor ini dapat ditemukan sebagai bercak yang datar dan berwarna merah, ungu
(angioma portwine) atau lesi noduler yang menonjol dan berwarna merah terang (angioma strobery).
Angioma yang disebutkan terakhir ini memiliki kecenderungan untuk mengalami involusi yang spontan .
sebaliknya ,angioma portwine biasanya akan bertahan tanpa batas waktu. Sebagian pasien
menggunakan kosmetik penutup (
covermark atau dermablend ) untuk
menyamarkan cacat tersebut . Sinar
laser argon kini digunakan untuk
menghilangkan berbagai angioma
dengan keberhasilan tertentu.

g. Nevus pigmentosus (mola).Mola


merupakan tumor kulit yang sering ditemukan dengan berbagai ukuran dan warna yang berkisar dari
coklat kekuningan hingga hitam. Tumor ini dapat berupa lesi berbentuk macula yang datar atau nodul
atau papula yang menonjol dan kadang-kadang berisi rambut, sebagian besar nevus pigmentosus
merupakan lesi yang tidak berbahaya kendati demikian, pada kasus-kasus yang jarang dijumpai dapat
terjadi perubahan maligna dan pada lokasi nevus tumbuh melanoma. Sebagian pakar merasa bahwa
semua mola congenital harus di angkat karena insidensi perubahan malignanya yang tinggi. Nevus yang
memperlihatkan perubahan warna atau ukuran , atau yang menjadi nevus yang symptomatic (gatal)
atau yang tepinya ireguler harus diangkat untuk menentukan apakah sudah terjadi perubahan malignan.

h. Keloid. Keloid
merupakan
pertumbuhan benigna
jaringan fibrosa yang
berlebihan pada
lokasi sikatrik atau
trauma. Keloid lebih
sering dijumpai
diantara orang-orang berkulit gelap.
Keadaan ini bersifat asimtomatik
kendati dapat menyebabkan
masalah kosmetika dan cacat fisik.
Terapinya yang selalu tidak berhasil
dengan memuaskan terdiri atas
eksisi keloid, penyuntikan
kortikosteroid intralesi dan radiasi.
i. Dermatofibroma.Dermatofibroma merupakan tumor benigna jaringan ikat yang sering dijumpai dan
terutama terjadi pada ekstremitas. Tumor ini berupa papula atau nodul berbentuk kubah yang dapat
berubah warna seperti warna kulit atau berwarna coklat kemerahan. Biopsy eksisional dermatofibroma
merupakan metode terapi yang dianjurkan.. Neurofibromatosis ( penyakit von Recklinghausen
). Neuro fibromatosis merupakan kelainan herediter yang bermanifestasi dalam bentuk bercak-bercak
berpigmen ( macula café-au-lait ), bercak coklat di daerah aksila dan neurofibromatosis kutaneus yang
ukurannya bervariasi. Perubahan pertumbuhan dapat pula terjadi pada system saraf, otot tulang.
Degenerasi malignan neurofibroma dapat dijumpai pada sebagian pasien.

2. Tumor Ganas

a. Karsinoma sel basal (Basalioma)

Karsinoma sel basal adalah kanker kulit yang paling sering ditemukan berasal
dari sel-sel epidermis sepanjang lapisan basal.

1) Etiologi

Penyebab pasti belum diketahui, tetapi ada faktor yang menjadi predisposisi
terjadi basalioma.

a) Spectrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang


memiliki panjang gelombang yang berkisar antara 280 sampai 320 nm.
Spectrum ini terutama bertanggung jawab dalam membakar dan membuat kulit menjadi coklat.

b) Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup didalam kulit untuk
melindungi jaringan dibawahnya sangat terlentang terhadap kerusakan pada sinar matahari. Orang yang
paling beresiko itu adalah yang berkulit cerah, bermata biru, berambut merah yang nenek moyangnya
berdarah celtic, atau dengan warna kulit yang merah muda atau cerah disamping orang yang sudah
lama terkena matahari tanpa terjadi perubahan warna kulit menjadi coklat kekuningan .

c) Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat zat kimia tertentu (senyawa arsen, nitrat, batu
bara, teraspal serta parafin).

d) Xeroderma pigmen tosum: penyakit ini merupakan penyakit resesif autosomal yang menjadi
predisposisi penuaan pada kulit, dimulai dengan perubahan pigmen

e) Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker kulit setelah
20 sehingga 40 tahun kemudian.
2) Patofisiologi

Karsinoma sel basal biasanya dimulai sebagai nodul kecil seperti lilin dengan tepi yang tergulung,
translusen dan mengkilap, pembuluh darah yang mengalami telangiektasia dapat dijumpai. Dengan
tumbuhnya karsinoma akan terjadi ulserasi pada bagian tengahnya dan terdapat pembentukan krusta.
Karsinoma sel basal ditandai oleh invasi dan erosi jaringan yang saling menyatu. Karsinoma ini jarang
bermetastase, tetapi rekurensi sering terjadi. Lesi yang diabaikan dapat menyebabkan kehilangan
hidung, telinga, atau bibir.

3) Manifestasi Klinis

a) Tumor berawal sebagai benjolan licin yang sangat kecil (nodul) dan tumbuh sangat lambat.

b) Pada bagian tengah nodul bisa terbentuk tukak atau keropeng.

c) Kadang kanker tumbuh mendatar dan tampak seperti jaringan

d) Batas pinggir kanker kadang tampak memutih.

e) Kanker bisa mengalami perdarahan dan membentuk keropeng lalu sembuh, sehingga penderita
menduganya sebagai luka dan bukan kanker.

f) Sebetulnya pergantian antara perdarahan dan penyembuhan ini merupakan ciri yang khas untuk
karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa

4) Penatalaksanaan Medis

Kuret dengan alat diseksi lisrtik, scalpel, radiasi, bedah dengan bahan kimia, dan bedah beku. Kanker sel
basah dengan diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan scalpel atau alat diseksi listrik dan
kuret setelah dilakukan biopsi untuk memastika diagnostic. Terapi sinar rontgen boleh diberikan pada
penderita telah berusia 60 sampai 70 thn dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata , daun
telinga , atau bibir .pembedahan dengan bahan kimia baik untuk mengobati kanker besar yang
berinfiltrasi serta sering kambuh , terutama disekitar telinga lipat nasolabial, dan mata .

b. Karsinom
a sel
skuamosa
(Skuamosa)

Karsinoma sel
skuamosa (
SCC ) kulit
adalah bentuk paling umum kedua dari kanker kulit menyumbang 20% dari keganasan kulit. Karsinoma
sel skuamosa merupakan poliferasi malignan yang timbul dari dalam epidermis. Karsinoma sel skuamosa
sering muncul pada kulit yang rusak karena terkena sel matahari dan individu lanjut usia.

1) Etiologi

Penyebab pasti masih belum diketahui dengan jelas, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang terkait
dengan perkembangan karsinoma sel skuanoma, meliputi hal-hal berikut ini :

a) Usia lebih tua dari 50 tahun

b) Jenis kelamin laki-laki

c) Kulit putih terang; rambut pirang atau coklat terang; mata hijau, biru, atau abu-abu

d) Kulit yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar matahari (jenis Fitzpatrick l dan ll)

e) Geografi (lebih dekat ke khatulistiwa).

f) Paparan sinar UV matahari dengan kumulatif tinggi.

g) Paparan karsinogen kimia (misalnya: arsen, tar )

h) Imunosupresi kronis

i) Kondisi bekas luka kronis

2) Patofisiologi

Squamous cell carcinoma ( SCC ) adalah tumor ganas pada keratinosit epidermis. Beberapa kasus
karsinoma sel skuamosa terjadi de novo (tidak adanya lesi precursor), namun beberapa karsinoma
skuamosa berasal dari matahari yang di sebabkan oleh lesi prakanker dikenal sebagai keratosis actinic.
Pasien dengan keratosis actinic multiple memberikan manifestasi peningkatan risiko untuk
mengembangkan karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel skuamosa yang mampu infiltrasi pertumbuhan
local, menyebar ke kelenjar getah bening regional, dan metastasis jauh, paling sering ke paru-paru.

3) Manifestasi Klinis

a) Karsinoma sel skuamosa berawal sebagai daerah kemerahan yang bersisik dengan permukaan
berkeropeng yang tidak kunjung sembuh.

b) Kemudian tumor akan tumbuh menonjol, kadang permukaannya menyerupai kutil.

c) Kadang terlihat seperti sebuah luka terbuka dan tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya.

4) Penatalaksanaan Medis

a) Eksisi bedah
Tujuannya adalah untuk mengangkat keseluruhan tumor. Dengan cara ini, jaringan parut yang terbentuk
tidak akan mudah terlihat. Ukuran insisi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor, kendati biasanya
meliputi rasio panjang terhadap lebar yaitu 3:1. Memadainya eksisi dengan pembedahan dipastikan
melalui evaluasi mikroskopik terhadap potongan-potongan specimen.

Apabila tumornya berukuran besar, pembedahan rekontruksi dengan menggunakan skin flup atau graf
kulit mungkin diperlukan. Luka insisi ditutup lapis demi lapis untuk memperbesar efek kosmetika.
Perban tekan dipasang pada luka untuk penyangga. Infeksi jarang di jumpai sesudah tindakan eksisi yang
sederhana jika tindakan aseptic bedah yang benar tetap dipertahankan selama dan sesudah operasi.

b) Terapi radiasi

Terapi radiasi sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah di dekat struktur
yang vital. Terapi ini hanya dikerjakan pada pasien berusia lanjut karena perubahan pada sinar x dapat
terlihat sesudah 5-10 thn kemudian dan perubahan malignan pada sikatrik dapat di timbulkan oleh sinar
x setelah 15-30 thn kemudian.
c) Kemoterapi

Formulasi kemoterapi topical dari 5- fluorouracil (5-FU) digunakan untuk pengobatan atinik keratosis
dan dangkal karsinoma sel basal. Karsinoma sel skuamosa infasif tidak harus ditangani dengan
kemoterapi topical.

c. Melanoma Maligna

Melanoma adalah
keganasan sel yang
menghasilkan pigmen
yang terletak terutama
di kulit, tetapi juga
ditemukan di mata,
telinga, saluran
pencernaan, leptomeninges, serta membrane mukosa oral
dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit,
namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian kanker kulit diseluruh dunia. Deteksi dini
melanoma kulit adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian.

1) Etiologi

Umumnya tidak diketahui tetapi sinar ultra violet paling dicurigai sebagai melanoma maligna. Umumnya
resiko tertinggi dihadapi oleh orang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru, berambut merah atau
pirang dengan bercak-bercak, kecoklatan pada kulitnya.

2) Patofisiologi

Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen pada kulit yang
normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus
tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh
(metastase), dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan
melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah
tumbuh jauh ke dalam kulit, akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan
pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun. Perjalanan
penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan pertahanan oleh sistem
kekebalan tubuh. Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama
bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar.

3) Manifestasi klinis

a) Lesi berwarna seperti lebih terang atau lebih gelap


b) Gatal

c) Perubahan bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal,
pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata

d) Membentuk tukak

e) Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.

Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma maligna merupakan
penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu
diperdalam. Lokalisasi dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan,
kepala/leher, ektremitas atas, kuku. Manifestasi secara spesifik adanya lesi berpigmen baru atau adanya
tahi lalat yang berubah, seperti:

a) perubahan dalam warna

b) perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)

c) timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)

d) terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar

e) perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen

f) berkembangnya lesi satelit

Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat mengevaluasi setiap lesi berpigmen,
yaitu

a) Asimetri

b) Border irregularity

c) Color variegation

d) Diameter yang lebih dari 6 mm


4) Penatalaksanaan Medis

Pendekatan terapeutik untuk melanoma maligna bergantung pada taraf invasi dalamnya lesi. Tindakan
eksisi merupakan terapi yang terpilih bagi lesi yang kecil dan superficial.

a) Bedah Elektro

Bedah elektro merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan menggunakan
energi listrik.

b) Bedah Beku

Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep freezing. Lokasi yang menjalani bedah beku ini
akan melunak secara alami serta mengalami gelatinisasi dan sembuh spontan.

c) Pembedahan Mikrografik Moh

Pembedahan mikrografik merupakan metode pembedahan untuk mengangkat lesi kulit yang malignan;
metode ini paling akurat dan paling menyelamatkan jaringan normal.

Untuk lesi yang lebih dalam membutuhkan eksisi lokal yang luas dan sesudah itu diperlukan graft kulit.
Diseksi kelenjar limfe regional umumnya dilakukan untuk menyingkirkan metastasis.

Anda mungkin juga menyukai