Anda di halaman 1dari 9

1

MODUL VII.
TATA LETAK PABRIK DAN PEMINDAHAN BAHAN

Pengertian dan Definisi Pabrik/Industri


Pabrik [plant atau factory] adalah tempat di mana factor-faktor produksi seperti
manusia, mesin, alat, material, energi, uang [modal/capital], informasi dan sumber
daya alam [tanah, air, mineral, dan lain-lain] dikelola bersama-sama dalam suatu
system produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secara efektif, efisien
dan aman.

Klasifikasi Industri
1. Industri Penghasil Bahan Baku [extractive/primary industry]
Industri dengan aktivitas produksi mengolah sumber daya alam guna
menghasilkan bahan baku maupun bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan
oleh industri penghasil produk atau jasa.
Contoh : industri perminyakan, industri pengolahan bijih besi, dan lain-lain.

2. Industri Manufaktur [The Manufacturing Industries]


Industri yang memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam
bentuk/model produk, baik yang masih berupa produk setengah jadi [semi
finished good] ataupun produk jadi [finished goods product]. Di sini akan terjadi
transformasi proses – baik secara fisik maupun kimiawi – terhadap input
material dan akan memberi nilai tambah terhadap material tersebut.

Contoh : industri permesinan, industri mobil, dan lain-lain.

3. Industri Penyalur [Distribution Industries]


Industri yang berfungsi untuk melaksanakan pelayanan jasa industri baik untuk
bahan baku maupun finished goods product. Di sini bahan baku ataupun bahan
setengah jadi akan didistribusikan dari produsen yang lain dan dari produsen ke

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dede Rukmayadi


PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
2

konsumen. Operasi kegiatan akan meliputi aktivitas pembelian dan penjualan,


penyimpanan, sorting, grading, packaging dan moving goods [transportasi].

4. Industri Pelayanan/ Jasa [Service Industries]


Industri yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan
menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung memberikan
pelayanan/jsa kepada konsumen.
Contoh : Bank, jasa angkutan, asuransi, rumah sakit, hotel, dan lain-lain.

Ruang Lingkup Perencanaan Fasilitas Produksi


1. Penentuan Lokasi Fasilitas [Facilities Location]
Penetapan lokasi di mana fasilitas-fasilitas produksi harus ditempatkan.
2. Perancangan Fasilitas [Facilities Design]
Meliputi :
a. Perancangan struktur bangunan [structural design]
b. Perncangan tata letak fasilitas produksi [Facilities Lay – Out Design]
c. Perancangan Sistem Pemindahan Material [Material Handling System
Design]

Beberapa Pertimbangan Penentuan Lokasi


Pada umumnya ada beberapa kondisi yang akhirnya dapat membawa ke persoalan
penentuan lokasi pabrik, yaitu:
1. Perluasan pabrik [expansion]
2. Pemecahan pabrik ke dalam sentral-sentral unit kerja [decentralization]
3. Faktor-faktor ekonomis [perubahan pasar, penyediaan tenaga kerja, dan
lain-lain].

Suatu industri pada hakekatnya akan memperluas system usahanya bilamana :


1. Fasilitas – fasilitas produksi sudah dirasakan jauh ketinggalan
2. Kebutuhan pasar [market demand] tumbuh dan berkembang di luar
jangkauan kapasitas produksi yang ada.
3. Service yang tidak mencukupi dan memuaskan konsumen.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dede Rukmayadi


PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
3

Dasar-Dasar Perencanaan Lokasi


Ada dua langkah utama yang seharusnya diambil dalam proses penentuan
lokasi suatu pabrik, yaitu pemilihan daerah atau teritorial secara umum dan
pemilihan berdasarkan size dari jumlah penduduk (community) dan lahan secara
luas. Berdasarkan telaah literatur Yamit (1996), Wignyosoebroto (1994), dan Assauri
(1993) terdapat beberapa kondisi umum seperti tersebut di bawah ini yang akan
ikut mengambil peranan di dalam proses penentuan lokasi pabrik, yaitu :
1. Lokasi di kota besar (city location)
a. Diperlukan tenaga kerja terampil dalam jumlah yang besar
b. Proses produksi sangat tergantung pada fasilitas-fasilitas yang umumnya
hanya terdapat di kota besar seperti listrik, gas dan lain-lain
c. Kontak dengan suplier dekat dan cepat
d. Sarana transportasi dan komunikasi mudah didapatkan
e. Banyak persoalan tenaga kerja
f. Ekspansi sulit dilakukan dan harga tanah mahal
2. Lokasi di pinggir kota (suburban location)
a. Semi -skilled atau female labor mudah diperoleh
b. Menghindari pajak yang berat seperti halnya kalau lokasi terletak di kota
besar
c. Tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik
d. Rencana ekspansi pabrik akan mudah dilakukan
e. Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak
timbul
3. Lokasi jauh di luar kota (country location)
a. Lahan yang luas sangat diperlukan baik untuk keadaan sekarang maupun
rencana ekspansi yang akan datang
b. Pajak terendah lebih dikehendaki
c. Tenaga kerja tidak terampil dalam jumlah besar lebih dikehendaki
d. Standar upah minimum relatif lebih rendah
e. Tenaga kerja lebih mudah didapatkan
f. Baik untuk proses manufakturing produk-produk yang berbahaya

Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Menentukan Lokasi


Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi di mana
fasilitas produksi dari sebuah pabrik seharusnya didirikan. Menurut Lockyer et al.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dede Rukmayadi


PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
4

(1990) faktor – faktor yang mempengaruhi perencanaan atau pemilihan lokasi


adalah :
1. Dekat dengan pasar
2. Integrasi dengan organisasi
3. Tersedia tenaga kerja dan tenaga ahli
4. Tersedia fasilitas
5. Tersedia transportasi
6. Tersedia masukan
7. Tersedia jasa – jasa
8. Kecocokan tanah dan iklim
9. Peraturan – peraturan regional
10. Ruangan untuk perluasan
11. Persyaratan keamanan
12. Biaya tempat
Senada dengan pendapat Lockyer et al., Assauri (1993) mengemukakan
terdapat dua faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, yaitu :
1. Faktor Utama meliputi : letak dari pasar, letak dari sumber bahan mentah,
terdapatnya fasilitas pengangkutan, supply dari buruh dan tenaga kerja yang
tersedia, dan terdapatnya pembangkit tenaga listrik (power station).
2. Faktor Sekunder meliputi : rencana masa depan, biaya dari tanah dan gedung,
kemungkinan perluasan, terdapatnya fasilitas service, terdapatnya fasilitas
pembelanjaan, persediaan air, tinggi rendahnya pajak dan Undang – Undang
Perburuhan, masyarakat di daerah itu (sikap, besar, dan keamanan), iklim,
tanah, perumahan yang ada dan fasilitas – fasilitas lainnya.
Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya faktor
– faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi dapat dikelompokkan menjadi faktor -
faktor yang berkaitan dengan input dan output produksi, faktor - faktor yang
berkaitan dengan proses produksi dan faktor - faktor yang berkaitan dengan kondisi
lingkungan luar.

Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi dan Pola Aliran Pemindahan Bahan
Pemilihan dan penempatan alternative lay out merupakan langkah yang kritis dalam
proses perencanaan fasilitas produksi, karena di sini layout yang dipilih akan
menentukan hubungan fisik dari aktivitas-aktivitas produksi yang berlangsung.
Dalam hal ini, juga harus diperhatikan mengenai sistem pemindahan bahan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dede Rukmayadi


PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
5

[material handling]. Proses pemindahan bahan merupakan satu hal yang yang
penting karena aktivitas ini akan menentukan hubungan atau keterkaitan antara
satu fasilitas dengan fasilitas produksi yang lain atau satu departemen dengan
departemen yang lain.

Tata Letak Berdasarkan Aliran Produksi [Production Line Product atau


Product Lay Out]
Metoda pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang diperlukan ke
dalam satu departemen secara khusus.
Jika suatu pabrik secara khusus memproduksi suatu macam produk atau kelompok
produk dalam jumlah/volume yang besar dan waktu produksi yang lama, maka
segala fasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa
sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dalam hal ini,
mesin dan fasilitas produksi lainnya akan diatur menurut prinsip “machine after
machine”.
Beberapa pertimbangan berikut ini menjadi dasar utama dalam penempatan tata
letak pabrik berdasarkan aliran produksinya, yaitu:
1. Hanya ada satu atau beberapa standar produk yang dibuat
2. Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk jangka waktu relative lama.
3. Adanya kemungkinan untuk mempelajari studi gerak dan waktu guna
menentukan laju produksi per satuan waktu.
4. Adanya keseimbangan lintasan [line balancing] yang baik antara operator dan
peralatan produksi. Setiap mesin diharapkan menghasilkan jumlah produk yang
sama per satuan waktu yang sama.
5. Memerlukan aktivitas inspeksi yang sedikit selama proses produksi
berlangsung.
6. Satu mesin hanya digunakan untuk melaksanakan satu macam operasi kerja
dari jenis komponen yang serupa .
7. Aktivitas pemindahan bahan dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya
dilaksanakan secara mekanis, umumnya dengan menggunakan conveyor.
8. Mesin-mesin yang berat dan memerlukan perawatan khsusus jarang sekali
dipergunakan dalam hal ini. Mesin produksi biasanya dipilih tipe special purpose
dan tidak memerlukan skill operator.

Keuntungan-keuntungan tata letak berdasarkan aliran produksi:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dede Rukmayadi


PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
6

1. Aliran pemindahan material berlangsung lancer, sederhana, logis, dan biaya


material handling rendah karena di sini aktivitas pemindahan bahan menurut
jarak yang terpendek.
2. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relative singkat.
3. Work in process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah diseimbangkan.
4. Adanya insentif bagi kelompok karyawan akan dapat memberikan motivasi guna
meningkatkan produktivitas kerjanya.
5. Tiap unit produksi atau stasiun kerja memerlukan luas area yang minimal.
6. Pengendalian proses produksi mudah dilaksanakan.

Kelemahan-kelemahan tata letak berdasarkan aliran produksi:


1. Adanya kerusakan salah satu mesin [machine break down] akan dapat
menghentikan aliran proses produksi secara total. Di sini tidak memungkinkan
untuk memindahkan beban ke mesin lain [sejenis] karena akan mengganggu
aliran untuk membuat produk lain tersebut.
2. Tidak adanya fleksibilitas untuk membuat produk yang berbeda. Perubahan
rancangan produk akan menyebabkan lay-out menjdai tidak efektif lagi dipakai.
3. Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan bagi aliran produksi.
4. Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin baik dari segi
jumlah maupun akibat spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.

Contoh aplikasi tata letak pabrik berdasarkan aliran produksi antara lain:
1. Proses manufacturing atau perakitan mobil
2. Peralatan elektronik [TV, Radio] dan lain-lain.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dede Rukmayadi


PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
7

Gudang Bahan Baku [Material]

Proses Perakitan [Assembly]

Gudang Produk Jadi


Mesin Mesin Mesin Mesin
Bubut Drill Gerinda Drill

Mesin Mesin Mesin


Press Pelengkung Drill

Mesin Mesin
Perata Drill

Mesin Mesin Mesin


Bubut Perata Drill

Gambar 1. Product Lay Out

Tata Letak Berdasarkan Lokasi Material Tetap [Fixed Material Location Product
Lay Out atau Fixed Position Layout]
Keuntungan-keuntungan tata letak berdasarkan tipe ini:
1. Karena yng bergerak pindah adalah fasilitas-fasilitas produksi, maka
perpindahan material bias dikurangi.
2. Bilamana pendekatan kelompok kerja diguanakan dalam kegiatan produksi,
maka kontinyuitas operasi dan tanggung jawab kerja bias tercapai dengan
sebaik-baiknya.
3. Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja [job enrichment] dengan
mudah bias diberikan, demikian pula untuk meningkatkan kebanggaan dan
kualitas kerja bias dilaksanakan karena di sini dimungkinkan untuk
menyelesaikan pekerjaan secara penuh [do the wole job].

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dede Rukmayadi


PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
8

4. Fleksibilitas kerja sangat tinggi, karena fasilitas-fasilitas produksi dapat


diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan dalam
rancangan produk, berbagai macam variasi produk yang harus dibuat
[product mix] atau volume produksi.

Kelemahan-kelemahan tata letak berdasarkan tipe ini:


1. Adanya peningkatan frekwensi pemindahan fasilitas produksi atau operator
pada saat operasi kerja berlangsung.
2. Memerlukan operator dengan skill yang tinggi di samping aktivitas supervise
yang lebih umum dan intensif.
3. Adanya duplikasi peralatan kerja yang akhirnya menyebabkan space area
dan tempat untuk barang setengah jadi [work in process].
4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khususnya dalam
penjadwalan produksi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dede Rukmayadi


PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI
9

Gudang Bahan Baku [Material,


Komponen, Spare Parts, dll]

Gudang Produk Jadi


Mesin Mesin Mesin
Las Gerinda Keling

Mesin
Gergaji/ Fasilitas
Mesin
Potong Pengecatan
Gerinda

Gambar 2. Fixed Position Lay Out

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dede Rukmayadi


PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Anda mungkin juga menyukai