Anda di halaman 1dari 9

Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Sept–Des 2009, hlm.

180-187 Volume 16, Nomor 3


ISSN 0854-3844

Analisis Perilaku Investor Institusional dengan


Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP)
CECILIA NATAPURA1*

1
Departemen Ilmu Administrasi Universitas Indonesia

Abstract. The study is to find out the major type of institutional investors who own the biggest fund in the capital
market and to study their behaviors which can affect the market. There are three types of investors: intuitive
investors, emotional investors, and rational investors. To analyze the main factor of decision making, the researcher
used Analytical Hierarchy Process (AHP) and spread questionnaires to several Indonesian fund managers. The
result shows that most institutional investors are rational (55%), 45% are emotional and none of them are intuitive.
The main factor influencing them to make an investment decision is the country’s economic conditions (25.12%),
along with accounting information (liquidity, rentability, solvability, and quality of financial reports).

Keywords: investor behaviours, fund management, analytical hierarchy process

PENDAHULUAN (Jakarta Automated Trading Systems). Bahkan sejak


tahun 2007, telah diluncurkan sistem perdagangan
Bursa Efek Indonesia (BEJ) berawal dengan di- dan pelaporan Transaksi Surat Utang Negara di
bukanya sebuah bursa saham oleh pemerintah Hindia bursa dengan menggunakan sistem yang disebut CTP
Belanda pada 1912 di Batavia. Setelah sempat tutup (Centralized Trading Platform) dan sistem New CTP
bebe-rapa kali karena terjadinya perang, BEJ kembali sebagai penyempurnaannya (Wijaya, 2006).
dibuka pada 1977 di bawah pengawasan Bapepam Berubahnya sistem perdagangan yang semakin
(Manurung, 2005). Pada 30 November 2007, pemerin- terkomputerisasi dan jumlah emiten serta nilai inve-
tah akhirnya memutuskan penggabungan (merger) an- stasi yang semakin meningkat setiap tahunnya, me-
tara Bursa Efek Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya. nunjukkan Bursa Efek Indonesia telah berkembang
Bursa Efek Indonesia tersebut telah mulai aktif berop- menjadi bursa yang sangat kompleks. Namun Bursa
erasi sejak 3 Desember 2007. Merger tersebut akan Efek Indonesia belum menunjukkan tingkat efisiensi
memberikan keuntungan bagi pelaku pasar modal. Se- yang dibutuhkan sebuah pasar modal (Fabozzi, 1992).
lama beroperasi lebih dari 30 tahun, Bursa Efek Indo- Hal ini dapat dilihat dengan masih terdapatnya berbagai
nesia terus menunjukkan peningkatan indeks seperti macam anomali yang terjadi di Bursa Efek Indonesia.
yang diperlihatkan dalam gambar 1. Efisiensi sebuah pasar dapat dibedakan menjadi
Pada awal tahun 2006, indeks dibuka pada 1.171,7. dua: pasar yang efisien secara operasional (efisien
Angka ini terus meningkat hingga di hari pertama tahun secara internal) dan pasar yang efisien dalam pene-
2008 indeks ditutup pada 2.731,507. Bahkan pada tapan harga (efisien secara eksternal). Pasar dapat
11 Desember 2007, IHSG mencapai rekor tertinggi disebut efisien secara operasional jika para investor
sepanjang sejarah, yakni pada level 2.810,962. Nilai dapat memperoleh jasa transaksi yang mencerminkan
kapitalisasi pasar BEI yang mencerminkan total biaya nyata yang berhubungan dengan meningkatkan
aset dari perusahaan-perusahaan yang listing di BEI jasa-jasa tersebut. Sedangkan pasar modal yang efisien
juga pernah mencapai lebih dari Rp 200 triliun pada dalam penetapan harga adalah pasar dimana harga-har-
11 Desember 2007 sebelum ditutup pada angka Rp ga pada segala waktu mencerminkan semua informasi
1.982,7 triliun pada 27 Desember 2007. Angka pada yang tersedia yang sesuai dengan penilaian sekuritas.
penutupan transaksi 2007 tersebut telah menunjukkan Tersedianya informasi terbaru yang akurat dan
peningkatan nilai kapitalisasi pasar lebih dari 57 terpercaya bagi seluruh investor menjadi kebutuhan
persen pada tahun 2007. Nilai transaksi saham tahunan awal untuk pasar modal yang efisien dalam
dari BEI juga meningkat sebesar lebih dari 130 persen, penetapan harga. Sehingga pada akhirnya dapat
yaitu dari Rp 445 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp disimpulkan harga sama dengan faktor dalam
1.043 triliun pada tahun 2007 (BEI, 2008). informasi yang masuk ke dalam pasar
Sistem perdagangan di BEI juga telah terkom-puterisasi (Iyer and Bhaskar, 2002).
sejak digunakannya sistem otomatisasi komputer JATS Namun yang terjadi pada harga pada Bursa
Efek Indonesia adalah harga tidak mencerminkan
*Korespondensi: +628561607710 atau +628159578448; ketersediaan informasi. Berbagai macam pelaku pasar
natapura.cecilia@gmail.com yang tidak memiliki sumber informasi memainkan dan
mengacaukan harga saham.
181 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 3, Sept—Des 2009, hlm. 180-187

Gambar 1. Kinerja IHSG Januari 2006-Februari 2007


Sumber: Yahoo! Finance, 2008

Joachim Goldberg dan Rudriger von Nitzsch (2001) diingat selalu. Pertama, faktor-faktor yang didasarkan
menggolongkan investor ke dalam: tipe intuitif, tipe kepada nilai (value) dan ukuran (size) dari aset yang
emosional, dan tipe rasional. Penggolongan ketiga menjelaskan sekitar variasi imbal hasil. Kedua,
tipe ini berdasarkan dari penggolongan otak manusia premium nilai dan ukuran aset yang telah diobservasi
yang dilakukan oleh Paul D. MacLean, seorang dalam berbagai periode waktu (Saragih, 2005).
neuropsikologis. Menurutnya, otak manusia terdiri dari Karakteristik sebagian besar investor Indonesia
tiga buah otak yang berfungsi secara independen yaitu akan turut menentukan faktor apa yang berperan pen-
otak reptil (R-complex), sistem Limbic, dan Neocortex. ting dalam proses pengambilan keputusan. Investor
Walaupun memiliki fungsi yang independen, namun rasional akan berusaha menganalisis seluruh informasi
kurangnya koordinasi dari ketiga otak tersebut dapat yang diperolehnya. Sedangkan investor yang masih
menyebabkan banyak masalah, sehingga strukturnya kurang rasional, akan ikut berbisnis atau menyetor
harus dilihat sebagai satu kesatuan yang disebut seba- modal dengan (hanya) berpedoman pada naluri,
gai triune brain oleh MacLean. ikut-ikutan, tidak terbiasa menganalisis detil situasi
MacLean menyimpulkan bahwa ketiga otak ma- dan kondisi sektor usahanya, bahkan percaya pada
nusia menghasilkan mental yang berbeda: insting, aspek mistik dari investasi yang ditawarkan. Hal ini
emosi, dan alasan, yang sering kali tidak berjalan sangat berbahaya bagi kelangsungan investasinya.
beriringan antara satu dan yang lainnya. Berdasarkan Jika keputusan yang diambil hanya berdasarkan per-
ketiga pembagian itu maka investor sebagai seorang timbangan yang tidak rasional, maka keuntungan (atau
manusia dapat digolongkan ke dalam tipe intuitif kerugian) yang didapatkan juga bersifat irasional.
(yang mengambil keputusan berdasarkan insting), Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
tipe emosional (seseorang yang bertindak berdasarkan mengetahui tipe investor institusional Indonesia
emosi), dan tipe rasional (seseorang yang berfokus secara mayoritas dan untuk mengetahui faktor yang
kepada alasan dibalik sesuatu). paling berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan
Perilaku para investor tersebut dilatarbelakangi investor institusional dalam melakukan transaksi keuangan
oleh kebutuhan yang menjadi dasar dari keinginan di Bursa Efek Indonesia. Terdapat empat faktor yang
manusia, tujuan, dan motivasi. Selain itu, kebutuhan mempengaruhi perilaku pembelian yang dilakukan
akan se-suatu juga dapat menjadi dasar dari kesalahan- konsumen, yaitu budaya, sosial, personal, dan
kesalahan manusia yang berakar dari persepsi pribadi, psikologis (Kotler dan Armstong, 2006).
percaya diri, ketergantungan kepada peraturan (rule of Budaya didefinisikan sebagai sekelompok nilai-nilai
thumb), dan emosi. Kesalahan dan bias terdapat dalam dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari
seluruh wilayah pasar modal dan mempengaruhi oleh anggota masyarakat dari keluarga ataupun institusi
investor individual, investor institusional, analis, lainnya. Budaya adalah penyebab utama dari keinginan
strategis, broker, manajer portofolio, pemain option, dan perilaku seseorang. Ketika tumbuh dalam suatu
pemain mata uang, pemain future, eksekutif keuangan, lingkungan, seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar,
dan komentator keuangan di dalam media (Shefrin, persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan
2002). Bagi investor, terdapat dua hal penting untuk institusi penting lainnya. Setiap kelompok memiliki
NATAPURA, ANALISIS PERILAKU INVESTOR INSTITUSIONAL 182

budaya, dan pengaruh budaya kepada perilaku menghilangkan keinginan-keinginannya. Namun,


pembelian berbeda dalam setiap negara. Sub budaya keinginan ini tidak pernah hilang atau tekontrol
adalah sekelompok orang dengan sistem nilai bersama sepenuhnya. Keinginan muncul dalam mimpi, ketika
yang berdasarkan situasi dan pengalaman hidup seseorang salah bicara, atau dalam perilaku neurotic
bersama. Subbudaya termasuk kebangsaan, agama, dan obsessive (Feldman, 2004).
suku, dan wilayah tempat tinggal. Hampir setiap Teori Maslow mengatakan seseorang berusaha
masyarakat memiliki struktur kelas sos-ial tertentu. memenuhi kebutuhannya yang paling penting terlebih
Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor dahulu. Setelah kebutuhan itu terpenuhi, kebutuhan
seperti pendapatan, namun diukur sebagai kombinasi dari itu akan berhenti menjadi motivator dan seseorang
pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya. akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan selanjut-
Pada beberapa sistem sosial, anggota dari kelas sosial nya. Maslow membentuk hirarki kebutuhan manusia
yang berbeda, terikat pada aturan tertentu dan tidak dapat dimana kebutuhan yang paling mendasar adalah psy-
mengubah posisi sosial seseorang. chological needs, diikuti berturut-turut dengan safety
Faktor sosial perilaku konsumen juga dipengaruhi needs, social needs, esteem needs, dan yang terakhir
oleh faktor sosial seperti kelompoknya, keluarganya, adalah self-actualization needs.
peran sosial, dan status konsumen tersebut. Terdapat Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih,
dua jenis kelompok yang dapat mempengaruhi pe- mengorganisir, dan menginterpretasikan informasi un-
rilaku konsumen yaitu, membership groups dan refer- tuk membentuk sesuatu yang berarti. Cara seseorang
ence groups. Membership groups memiliki pengaruh bertindak dipengaruhi oleh persepsinya yang berbeda-
langsung dan merupakan kelompok dimana seseorang beda mengenai situasi tertentu. Setiap orang mem-
menjadi anggotanya. Sedangkan reference groups bentuk persepsi secara berbeda-beda. Persepsi yang
di-gunakan sebagai perbandingan atau referensi da- berbeda, walaupun berasal dari stimulus yang sama,
lam membentuk perilaku seseorang. Dalam reference dikarenakan tiga proses persepsi: selective attention,
groups, biasanya terdapat seseorang yang karena selective distortion, dan selective retention.
kemampuan khusus, keahlian, pengetahuan, atau ka- Selective attention merupakan kecenderungan
rakteristik lain yang dimilikinya memberikan pengaruh dimana seseorang akan melewatkan sebagian besar
kepada orang lain. Orang ini disebut sebagai opinion stimulus yang dihadapkan. Selective distortion meru-
leader. pakan kecenderungan seseorang untuk mengartikan
Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh informasi dengan cara tertentu yang akan mendukung
yang kuat pada perilaku pembelian. Setiap anggota sesuatu yang dipercayai sebelumnya. Orang akan
keluarga seperti ayah, ibu, dan anak-anak, memiliki mempertahankan informasi yang mendukung keperca-
peran dan pengaruh yang berbeda dalam pembelian yaan dan perilakunya.
barang atau jasa tertentu. Posisi seseorang dalam se- Pembelajaran mendeskripsikan perubahan dalam
tiap kelompok dapat dibedakan berdasarkan peran dan perilaku seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman.
status sosialnya. Peran merupakan kegiatan yang ma- Teori pembelajaran mengatakan bahwa sebagian besar
syarakat harapkan orang-orang di sekitar lakukan. Se- perilaku manusia diperoleh melalui belajar. Melalui
tiap peran membawa status yang mencerminkan peng- tindakan dan pembelajaran, seseorang memperoleh ke-
hargaan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat. percayaan dan perilaku. Hal ini kemudian mempenga-
Orang cenderung memilih produk yang sesuai dengan ru-hi perilaku pembelian. Kepercayaan adalah pemikiran
peran dan statusnya. deskriptif mengenai sesuatu yang dimiliki oleh seseo-rang
Selain itu, faktor personal juga merupakan faktor yang berdasarkan pengalaman, opini, pengetahuan, dan
yang penting. Keputusan pembelian juga dipengaruhi tidak melibatkan emosi. Sedangkan perilaku adalah
oleh karakteristik personal seperti usia, pekerjaan, kon- evaluasi, perasaan, kecenderungan seseorang terhadap
disi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian dan konsep sesuatu. Perilaku menempatkan seseorang pada kerangka
diri. Perbedaan dalam faktor-faktor pribadi, membawa berpikir untuk mendekatkan diri dan menyukai sesuatu,
hasil yang berbeda dalam keputusan pembelian yang atau menjauhkan diri dan tidak menyukai sesuatu.
dilakukan seseorang. Joachim Goldberg dan Rudiger von Nitzsch (2001)
Yang terakhir adalah faktor psikologis. Terdapat mengelompokan investor pada pasar modal ke dalam
empat faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku tiga kategori sebagai berikut.
pembelian seseorang yaitu motivasi, persepsi, pem- Pertama, tipe intuitif (bertindak berdasarkan perasaan)
belajaran, dan beliefs and attitudes. Motivasi adalah melakukan tindakan berdasarkan rutinitas dan pola
kebutuhan yang memaksa seseorang untuk mencari kegiatan yang dilakukan. Rutinitas yang dilakukan
kepuasan. Terdapat dua teori motivasi yang terkenal, teori bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. Dalam
Sigmund Freud dan teori Abraham Maslow. Teori Freud ”program” yang dibuat, investor tipe ini tidak me-
mengatakan bahwa orang tidak menyadari dorongan ngenal istilah rugi. Tipe intuitif memiliki intuisi
psikologis yang dapat membentuk perilaku. Freud terhadap transaksi dan situasi yang menguntungkan,
melihat bahwa seseorang tumbuh besar dan berusaha serta mengambil tindakan berdasarkan intuisi. Investor
183 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 3, Sept—Des 2009, hlm. 180-187

Tabel 1. Tabel Perbandingan Investor Intuitif, Emosional, dan Rasional

Investasi Intuisi Investor Emosional Investor Rasional


Tipe Kelompok Investor harian, investor jangka Investor jangka menengah, penasehat Analis, investor jangka panjang
pendek keuangan, fund manager, asset
manager
Jangka Waktu Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang
Tujuan Utama Hasil yang cepat Freedom of dissonance Kontrol
Kecenderungan Heuristic, control illusion, terpaku Selective observation Menghindari rasa takut, selective
pada harga pembelian observation

Sumber: Goldberg. Joachim dan Rudiger von Nitzch, 2001


Inggris: John Wiley & Sons Ltd. 2001

tipe intuitif tidak menganalisa sebuah situasi secara Investor tipe emosional tidak terbiasa untuk meng-
cermat walaupun memiliki waktu yang memadai. ambil keputusan secara individual, melainkan lebih
Hal ini dirasa tidak diperlukan karena investor ini memilih untuk bertukar pendapat dengan orang lain
dapat mengambil keputusan yang lebih baik dengan sebelum mengambil keputusan dan bergabung den-
intuisinya. Investor intuitif biasanya melakukan per- gan orang yang memiliki pemikiran yang sama. Hal
dagangan dalam jangka waktu pendek, bahkan hari-an, ini berarti investor emosional dapat mengekspresikan
sehingga keputusan cenderung diambil secara cepat, pendapat yang dimiliki tanpa menanggung seluruh aki-
melakukan investasi secara cepat, dan menghasilkan bat dan kewajiban yang ditimbulkan. Jika keputusan
keuntungan secepat mungkin. Investor harian tidak yang diambil dalam kelompok pada akhirnya ternyata
memiliki waktu untuk menganalisa informasi yang salah, maka kesalahan tersebut akan dibagi berdasar-
diterima, walaupun informasi tersebut tersedia dalam kan jumlah anggota kelompok tersebut. Dalam pasar
jumlah yang banyak. Walaupun tidak menganalisa keuangan investor tipe ini dapat ditemukan dimana
informasi secara cermat, investor harian merespon terdapat kelompok-kelompok dan keputusan diambil
setiap informasi dan perkembangan yang diterima secara berkelompok. Kelompok yang dimaksud dapat
sekecil apapun bentuknya. Informasi yang mudah juga berupa hubungan antara konsultan dan kliennya,
dan cepat diperoleh akan mempengaruhi komitmen kelompok investasi, atau kelompok informal antara
dan keputusan investor. Bahkan investor harian yang sesama investor.
memiliki tipe intuitif cenderung memilih informasi- Kelemahan dari investor tipe emosional adalah
informasi kecil karena tidak ingin menghabiskan lambatnya proses pengambilan keputusan. Hal ini
banyak waktu untuk melakukan evaluasi secara men- sering terjadi apabila kelompok yang terbentuk
dalam. Hal ini mengakibatkan investor tipe ini akan terlalu besar sehingga dibutuhkan waktu yang lama
mudah terpengaruh oleh semua jenis informasi, baik untuk dapat mencapai kata sepakat. Jika kelompok
yang logis maupun tidak, fakta maupun mitos. tersebut jarang melakukan diskusi atau pertemuan,
Investor tipe intuitif terbiasa untuk selalu memerik- maka ke-mungkinan yang terjadi adalah ketertinggalan
sa harga-harga dari saham, mata uang, dan future dari informasi atau perubahan-perubahan yang terjadi
yang diperdagangkan. Hal ini membuatnya menjadi dal-am pasar yang berfluktuasi. Investor tipe emosional
pecandu sejak kondisi pasar dapat diakses kapan pun berusaha untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
dan dimana pun. Investor intuitif selalu bergantung banyaknya melalui sumber-sumber yang dimiliki. Na-
pada pola perilakunya. Pola tersebut akan terganggu mun investor tipe ini lebih memilih informasi yang
jika pasar tiba-tiba berubah di luar harapan. cenderung mendukung tindakan atau opini yang telah
Kedua,tipeemosional,JonElstermengklasifikasikan dimiliki dan akan mengabaikan informasi yang yang tidak
emosi menjadi tiga kategori: emosi sosial meliputi menyenangkan. Kecenderungan lainnya adalah investor
kemarahan, kebencian, perasaan bersalah, malu, dan emosional akan mengabaikan transaksi yang memiliki
kagum; emosi yang timbul dari ketidakpastian masa risiko yang tidak dapat diperhitungkan dan cenderung
depan se-perti harapan dan ketakutan; dan emosi yang akan lebih memilih saham lokal dibandingkan saham
timbul dari kejadian yang seharusnya (atau tidak) asing. Investor ini juga membutuhkan waktu yang
timbul seperti penyesalan, terkejut, dan kekecewaan. lama untuk menyadari kerugian yang terjadi akibat
Pelaku pasar yang bersifat emosional akan menghadapi pertumbuhan pasar ke arah yang merugikan. Investor
masalah yang berhubungan dengan jenis emosi yang ini memiliki kecenderungan untuk diam dan hanya
kedua dan ketiga. Investor ini akan mencoba untuk memperhatikan kerugian yang terjadi sampai benar-
melindungi egonya dan akan berusaha untuk dapat benar kalah.
menjadi disukai. Investor tipe ini akan berusaha Ketiga, tipe rasional. Tipe ini selalu berusaha untuk
mengeluarkan perasaan positif dan menekan perasaaan menyadari bahaya secara cepat dan rutin. Ketakutan
negatif yang dimilikinya. terbesarnya adalah jika ia tidak cukup mengetahui untuk
NATAPURA, ANALISIS PERILAKU INVESTOR INSTITUSIONAL 184

Gambar 2. Grafik Perbadingan Tipe Investor Intuitif, Rasional, dan Emosional


Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007

dapat menghindari bahaya yang ada. Pengambilan yang dapat mendukung pemikirannya. Hal yang tidak
keputusan yang salah juga termasuk dalam ketakutan disukai adalah jika tiba-tiba harus merasa takut (jika
ini. Oleh karena itu, investor rasional seringkali me- kekurangan kontrol) atau panik (ketika kehilangan
nunda pengambilan keputusan atau berusaha untuk seluruh kontrol). Dalam pasar modal, investor tipe
tidak membuat keputusan sama sekali. Tujuan utama rasional cenderung terlalu menahan diri terhadap pasar.
dari investor ini adalah untuk mengurangi ketakutan Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan
dari ketidakpastian, sehingga dibutuhkan penjelasan yang menguntungkan yang mungkin dapat ditemukan
yang rasional untuk semuanya. Baginya, pengetahuan melalui analisis mendalam yang dilakukan hanya
adalah kekuatan, karena itulah investor rasional tidak karena menghindari risiko.
akan berhenti sebelum menemukan penjelasan yang
memadai. METODE PENELITIAN
Investor tipe ini memiliki kesulitan untuk mele-
paskan sesuatu yang telah lama dimiliki. Baginya Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantita-
melepaskan berarti kehilangan kendali, dan investor tif karena peneliti menggunakan metode pengumpulan
rasional ingin semuanya dapat dikendalikan. Investor data survei dengan kuesioner yang ditujukan kepada
rasional akan berusaha mengendalikan faktor-faktor investor institusional. Penelitian ini digolongkan se-
yang dapat mempengaruhi perilaku pelaku pasar di bagai penelitian deskriptif karena penelitian ini beru-
masa depan yaitu informasi dan peramalan. Hal ini saha untuk menggambarkan perilaku investor insti-
dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak tusional di Indonesia ketika melakukan transaksi di
mungkin. Investor tipe ini sering kali ditemukan di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga
antara para analis. Para rasional tidak bergabung degan akan memperlihatkan faktor apa yang paling mempen-
investor tipe intuisi dan emosional, dan cenderung garuhi perilaku investor tersebut. Untuk memperoleh
berusaha mengamati pasar dari jarak yang dianggap data primer, metode yang dilakukan adalah dengan
aman. metode pengumpulan data survei. Dalam penelitian
Investor tipe rasional akan membangun, menguji, ini, yang menjadi populasinya adalah seluruh investor
dan mengoptimalkan sistem perdagangannya sendiri institusi Indonesia yang melakukan investasi di Bur-
sebelum mengaplikasikannya dalam transaksi pribadi. sa Efek Indonesia, dan yang menjadi sampel adalah
Selain itu, investor rasional sering menanamkan fund manager yang menjadi pengambil keputusan
modalnya dalam jangka panjang. Tujuan perdagangan- dalam perusahan-perusahaan yang termasuk ke dalam
nya bukanlah keuntungan yang cepat, melainkan kerangka sampel di bawah ini. Teknik pengambilan
peningkatan investasi yang tetap, dalam kurun waktu sampel yang dilakukan adalah teknik pengambilan
yang lama, tahunan bahkan puluhan tahun. Investor ini sampel nonprobabilita secara purposive. Untuk mem-
bersedia untuk meng-ambil risiko jika ia mengetahui peroleh data sekunder, metode yang dilakukan adalah
bahwa investasi tersebut tidak memberikan keuntungan melalui studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara
dalam jangka pendek, namun aman untuk jangka mengumpulkan literatur atau buku yang berhubungan
panjang. Jika tujuannya tidak dapat dicapai dengan dengan perilaku investor, serta dokumen-dokumen
tingkat risiko tertentu (atau bahkan tanpa risiko), maka lainya. Data ini digunakan untuk mendukung landasan
setidaknya risiko tersebut harus dapat dikendalikan. teori yang selanjutnya akan digunakan untuk melaku-
Investor tipe rasional berusaha untuk selalu berada kan interpretasi hasil penelitian.
dalam posisi yang aman dan terkendali. Namun, tetap Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
bersedia menanggung risiko yang lebih besar hanya menentukan tingkat signifikansi faktor-faktor yang
jika hal tersebut dapat meningkatkan performanya. mempengaruhi pengambilan keputusan investor adalah
Investor ini berusaha untuk selalu memiliki informasi metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Metode
185 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 3, Sept—Des 2009, hlm. 180-187

Gambar 3. Perbandingan antar Sub Faktor


Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007

ini dikembangkan oleh Thomas Saaty pada tahun untuk dapat memiliki seluruh informasi yang ada,
1970-an (Kusumadhianto, 1998). AHP merupakan baik yang telah dipublikasikan maupun yang belum
sistem pembuat keputusan dengan menggunakan mo- dan masih menjadi inside information dari suatu
del matematis. AHP membantu dalam menentukan emiten. Investor akan berusaha untuk menggali inside
prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan information tersebut dengan cara berkunjung langsung
analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing ke emiten, melihat operasionalnya, dan berbincang
kriteria. dengan manajemennya.
Namun, investor masih menunjukkan sedikit peri-
HASIL DAN PEMBAHASAN laku emosional. Terdapat berbagai macam teori
yang menunjukkan irasionalitas dari seorang investor.
A. Tipe Investor Institusional Salah satunya adalah teori hearding. Para pelaku pa-
Seluruh kuesioner telah diisi oleh responden yang sar menggunakan seluruh informasi fundamental yang
memiliki kriteria khusus, yaitu memiliki pengalaman tersedia untuk membentuk ekspektasi rasional mengenai
lebih dari satu tahun dalam bidang investasi. Selain itu, harga saham di masa depan. Hal ini berarti seluruh
responden juga cukup memahami mengenai metode kesalahan dalam pembuatan perkiraan di masa depan,
Analytical Hierarchy Process. Kedua hal inilah yang sama sekali tidak terprediksi. Perilaku heard-ing
membuat tingkat inkonsistensi dalam seluruh jawaban seringkali dilakukan investor karena informasi tidak
kuesioner berada dalam batas toleransi, yaitu di ba- begitu saja tersedia bagi investor. Untuk dapat memperoleh
wah 20%. Dari hasil pengolahan seluruh kuesioner, dan mengolah informasi, dibutuhkan waktu dan sumber
sebanyak 55% menunjukkan perilaku investor rasio- daya lainnya. Sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan
nal, 45% investor emosional, dan 0% investor intuitif akan informasinya, investor berusaha mencari informasi
(gambar 2). yang dapat tersedia secara instan, salah satunya melalui
Investor berusaha untuk selalu memiliki informasi informasi dari investor lain atau pelaku pasar lain yang
terbaru dan akan berusaha mengendalikan faktor- telah berbentuk suatu rekomendasi atau keputusan
faktor yang yang dapat mempengaruhi perilaku pelaku investasi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
pasar di masa depan. Terdapat kebutuhan yang besar informasi yang matang dan valid, atau setidaknya dapat
akan analisis, peramalan, dan informasi sebelum me- dipercaya dalam waktu yang singkat, sehingga investor
ngambil suatu keputusan investasi. Investor berusaha dapat mengambil keputusan investasi dengan cepat.
NATAPURA, ANALISIS PERILAKU INVESTOR INSTITUSIONAL 186

Rekomendasi dari orang lain juga dapat meminimalkan Berubahnya valuation tersebut dapat menghasilkan
perasaan bersalah yang ditimbulkan ketika seorang keputusan investasi yang berbeda. Jika di masa
investor membuat keputusan yang tidak tepat. depan diperkirakan harga saham suatu emiten akan
memburuk akibat dari kondisi perekonomian yang
B. Faktor Yang Paling Mempengaruhi Proses Pe- tidak mendukung operasional emiten tersebut, maka
ngambilan Keputusan Investasi investor dapat memutuskan untuk menjual atau
Terdapat dua faktor yang pada sebagian besar terus mempertahankan jumlah (hold) saham emiten
kuesioner memiliki tingkat kepentingan tertinggi, yaitu tersebut. Untuk jangka pendek, kondisi perekonomian
informasi akuntansi dan informasi netral, dengan rating juga akan mempengaruhi indeks dan nilai saham. Hal
33% dan 34%. Dilanjutkan dengan faktor rekomendasi ini dikarenakan masih banyak terdapat investor yang
orang lain 14%, kebutuhan keuangan perusahaan tempat melakukan panic buying atau panic selling.
bekerja sebagai fund manager 10%, dan image pribadi Pergerakan dari harga saham emiten dapat menun-
terhadap perusahaan emiten (9%). Selain itu, lima jukkan saat-saat bagi investor untuk mengambil kepu-
subfaktor yang dinilai memiliki pengaruh yang signifikan tusan investasi, baik keputusan untuk buy, sell, atau-
terhadap proses pengambilan keputusan investasi yaitu pun hold. Investor cenderung memilih untuk membeli
kondisi perekonomian negara (12,56%), likuiditas saham-saham yang memiliki nilai di bawah intrinsik
laporan keuangan emiten (10,7%), rentabilitas laporan value-nya. Volatilitas yang tinggi dari indeks saham
keuangan emiten (8,29%), pergerakan harga dan membuat investor sangat berhati-hati dalam men-
volume saham terkini (8,45%), dan kualitas laporan jalankan investasinya. Hal ini dikarenakan perubahan
keuangan emiten (7,79%). harga dan indeks terlalu cepat sehingga investor tidak
Pada sebagian besar kuesioner, kebutuhan akan dapat memprediksi kejadian di masa depan. Pada pagi
informasi akuntansi memiliki tingkat kepentingan hari indeks menunjukkan peningkatan, namun di me-
yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa informasi nit-menit terakhir menjelang penutupan indeks men-
akuntansi dari suatu emiten memberi kontribusi yang dadak turun. Di lain pihak, market yang volatile juga
cukup besar dalam pengambilan keputusan investasi. dapat menciptakan suatu peluang mengambil keuntun-
Investor sangat membutuhkan laporan keuangan gan bagi investor intuitif yang melakukan perdagangan
emiten, bahkan jika laporan yang terbaru belum keluar, dalam jangka pendek. Investor intuitif yang membuat
investor dapat membuat asumsi dari laporan keuangan keputusan investasi setiap saat, dapat memanfaatkan
terdahulu. Laporan keuangan emiten menjadi salah satu pergerakan saham yang terjadi dan memperoleh keun-
fokus utama dari investor karena laporan keuangan tungan darinya.
emiten cenderung mudah diperoleh, terlebih jika telah
dipublikasikan. Selain itu, laporan keuangan yang KESIMPULAN
telah dipublikasikan juga telah diaudit berdasarkan
standarisasi sehingga investor percaya terhadap Sebagian besar investor institusional termasuk ke dalam
kebenaran dari data yang disajikan. tipe investor rasional yang memiliki perilaku: berusaha
Pada sebagian kuesioner, investor menilai bah- untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya, selalu
wa seluruh subfaktor pada gambar 3 memiliki ting- menganalisa informasi yang diperoleh sebelum mengambil
kat kepentingan yang sama. Hal ini dikarenakan keputusan investasi, melakukan investasi dalam jangka
secara umum, seluruh bagian dari laporan keuangan panjang, cenderung sulit untuk mengubah keputusan
merupakan informasi yang penting dan dapat me- yang telah diambil, dan berusaha untuk meminimalkan
nunjukkan kondisi emiten. Namun terdapat beberapa risiko yang dihadapi.
investor yang menganggap bahwa tingkat kepentingan Faktor yang paling mempengaruhi investor in-
ini akan berbeda jika diterapkan pada industri yang stitusional dalam mengambil keputusan investasi adalah
berbeda pula. Beberapa investor lebih mementingkan kondisi perekonomian negara. Dilanjutkan berturut-turut
aspek rentabilitas dalam laporan keuangannya ka- oleh likuiditas laporan keuangan emiten, rentabilitas
rena perusahaan yang rentabel, pada umumnya akan laporan keuangan emiten, pergerakan harga dan volume
dapat beroperasi secara stabil pula. Sebagian besar saham terkini, kualitas laporan keuangan emiten, dan
investor lebih mengutamakan aspek likuiditas dari solvabilitas laporan keuangan emiten. Secara umum,
laporan keuangan emiten. Informasi netral sangat informasi netral dan informasi akuntansi sangat
mempengaruhi investor karena informasi ini dipercaya berpengaruh dalam proses pengambilan kepu-tusan
tidak dipengaruhi pihak manapun seperti emiten, investasi investor institusional.
pemerintah, maupun investor lainnya. Pada bagian sub-
faktor, terdapat informasi akan kondisi perekonomian DAFTAR PUSTAKA
negara yang memiliki tingkat kepentingan tinggi. Hal
Fabozzi, Frank J. 1992. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Em-
ini dikarenakan kondisi perekonomian suatu negara, pat.
dapat mempengaruhi pergerakan saham emiten di Feldman, R.S. 2004. Understanding Psychology. USA:Mc Graw
pasar modal secara short term maupun long term. Hill.
187 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 3, Sept—Des 2009, hlm. 180-187

Goldberg, Joachim dan Rudriger von Nitzsch. 2001. Behavioral Saragih, Ferdinand D. 2005. Menjelaskan Perilaku Imbal Hasil
Finance. Jerman: John Wiley & Sons Inc. Saham dari Perspektif Model Asset Pricing: Suatu Studi
Iyer, S. Balaji dan R. Kumar Bhaskar. 2002. Investor’s Psychology: Literatur bagi Peneliti di Bidang Keuangan dan Investasi.
A Study of Investor Behaviour in The Indian Capital Market. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi,
Finance India. Vol.13, No.3 (September).
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2006. Principles of Marketing, Shefrin, Hers. 2002. Beyond Greed and Fear: Understanding
11 edition. New York: Prentice Hall. Behavioral Finance and the Psychology of Investing. New
Kusumadiantho, Herman J. 1998. Teknik Pengambilan Keputusan York: Oxford University Press.
Berdasarkan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Wijaya, Elysabhet Tri Ayu Murti. 2006. Pengujian Efisiensi Pasar:
Manurung, Adler, Haymans. 2005. Siklus Bursa Saham: Sebuah Analisis Efek Januari di BEJ Periode 1995 Sampai Dengan
Penelitian Empiris di BEJ Januari 1998-2004, Jurnal Ilmu 2006.
Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi. Vol.13, No.1 www.idx.co.id
(Januari).

Anda mungkin juga menyukai