Anda di halaman 1dari 27

TUGAS PEMBIAYAAN KESEHATAN

PERBANDINGAN PEMBIAYAAN NHS DENGAN SISTEM PIMBIAYAAN


INDONESIA
Sistem Kesehatan di Inggris
The National Health Service (NHS) adalah sistem kesehatan yang didanai publik
Inggris. Ini adalah yang terbesar dan sistem kesehatan tertua pembayar-tunggal di dunia.
Hal ini dapat berfungsi karena terutama didanai melalui sistem perpajakan umum, dengan
Cara yang Sama dengan model pendanaan untuk pemadam kebakaran, kepolisian, dan
sekolah dasar. Sistem ini menyediakan layanan kesehatan untuk orang normal secara
hukum penduduk di Inggris, dan juga bagian lain dari Inggris (harus orang dari daerah
luarInggris melakukan perjalanan/perkerjaan di Inggris, misalnya), dengan hampir semua
layanan gratis penggunaan untuk semua orang.
Ide dari NHS yang gratis penggunaan layanan kesehatan terkandung dalam prinsip-
prinsip inti dari NHS yang asli, yang adalah non-negotiable pada akarnya mereka tetapi
dengan `berbagai hal terbuka untuk beberapa interpretasi selama bertahun-tahun. Dalam
prakteknya, "pada pelayanan gratis tersebut" biasanya berarti bahwa siapa pun sah
sepenuhnya terdaftar dengan sistem (yaitu dalam kepemilikan nomor NHS), termasuk
warga Inggris dan imigran legal, dapat mengakses luas penuh kritis dan non-kritis medis
perawatan tanpa pembayaran apapun. Beberapa layanan NHS spesifik lakukan namun
memerlukan kontribusi keuangan dari pasien. Sejak tahun 1948, pasien telah dikenakan
untuk beberapa layanan seperti tes mata, perawatan gigi, resep, dan aspek perawatan jangka
panjang. Namun, biaya ini seringkali lebih rendah daripada layanan setara yang disediakan
oleh penyedia layanan kesehatan swasta.
NHS telah lebih jauh menyetujui sebuah konstitusi resmi yang mengatur hak-hak
hukum dan tanggung jawab dari NHS, staf, dan pengguna layanan dan membuat tambahan
janji tidak mengikat mengenai berbagai aspek pokok operasinya.
Peraturan utama saat ini adalah Undang-Undang Layanan Kesehatan Nasional 2006,
tetapi kontroversial Kesehatan dan Perawatan Sosial Act 2012, yang ketentuan termasuk
memberikan dokter umum yang dipimpin kelompok bertanggung jawab untuk komisi
layanan NHS paling lokal, akan mulai berlaku pada bulan April 2013. Undang-undang ini
juga telah menjadi terkait dengan persepsi penyediaan swasta peningkatan pelayanan NHS.
Pada kenyataannya, penyediaan layanan NHS oleh perusahaan swasta yang lama
mendahului undang-undang ini, tetapi ada kekhawatiran bahwa peran baru dari regulator
kesehatan ('Memantau') dapat menyebabkan peningkatan penggunaan persaingan sektor
swasta. NHS Trust yang menanggapi "Nicholson challenge” yang melibatkan membuat £
20.000.000.000 penghematan di layanan pada tahun 2015.
NHS menyediakan mayoritas kesehatan di Inggris, termasuk perawatan primer,
rawat inap, kesehatan jangka panjang, oftalmologi, dan kedokteran gigi. Nasional Undang-
Undang Layanan Kesehatan 1946 mulai berlaku pada tanggal 5 Juli 1948. Perawatan
kesehatan swasta terus sejajar dengan NHS, dibayar sebagian oleh asuransi swasta:
digunakan oleh sekitar 8% dari populasi, umumnya sebagai tambahan untuk layanan NHS.
Pada dekade pertama abad ke-21, sektor swasta mulai semakin digunakan oleh NHS untuk
meningkatkan kapasitas. Menurut BMA, sebagian besar masyarakat menentang langkah ini.
NHS sebagian besar didanai dari pajak umum (termasuk sebagian dari pembayaran
Asuransi Nasional) Departemen Pemerintah Inggris bertanggung jawab untuk NHS adalah
Departemen Kesehatan, dipimpin oleh Sekretaris Negara untuk Kesehatan. Sebagian besar
pengeluaran dari Departemen Kesehatan (£ 98.700.000.000 pada 2008-9) dihabiskan dalam
NHS.
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem kesehatan nasional adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pengelolaan Kesehatan dalam SKN


 Berjenjang di Pusat dan Daerah
 Memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional dibidang kesehatan

Tujuan SKN
 Menjadi acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan yang
dimulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi;
(Pasal 5)
 Terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik
Pemerintah, Pemerintah daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, dan
usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga
terwujudnya daerajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pelaksanaan SKN
 Oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat ;
 Secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap
perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan nasional;
 Berdasarkan standar persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Pasal 4)

Pelaksanaan SKN (2)


 Ditekankan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat, profesionalisme
sumber daya manusia kesehatan, serta upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. (Pasal 6 (1))

Pelaksanaan SKN (3)


harus memperhatikan :
a. Cakupan pelayanan kesehatan berkualitas, adil, dan merata;
b. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat;
c. Kebijakan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan dan melindungi kesehatan
masyarakat;
d. Kepemimpinan dan profesionalisme dalam pembangunan kesehatan;
e. Inovasi atau terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi yang etis dan terbukti
bermanfaat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas, termasuk
penguatan system rujukan. (Pasal 6 (3))

Unsur-Unsur
a. Upaya kesehatan;
- Promotif sampai dengan Rehabilitatif
b. Fasilitas pelayanan kesehatan;
- Primer, sekunder, tersier
c. Sumber daya upaya kesehatan;
- SDM, Faskes, pembiayaan, sarana-prasana, farmasi-alkes, manajemen, informasi,
regulasi
d. Pembinaan dan pemngawasan upaya kesehatan;
- Standarisasi, sertifikasi, lisensi, akreditasi, dan penegakan hukum

SUBSISTEM PEMBIAYAAN SKN


 Publik good menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan untuk pelayanan
kesehatan perorangan pembiayaan bersifat privat, kecuali pembiayaan untuk
masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi tanggung jawab pemerintah.
 Diharapkan akan mencapai Universal Healt Coverage sesuai dengan UU NO 40 / 2004
tentang SISN dan UU No 24 / 2011 tentang BJPS
 Dana digali dari sumber Pemerintah, Pemerintah Daerah, dari masyarakat, maupun
swasta serta sumber lainnya
 Sumber daya dari subsistem pembiayaan kesehatan, meliputi : sumber daya manusia
pengelola, sarana, standar, regulasi, dan kelembagaan
 Prosedur/mekanisme pengelolaan
PERBANDINGAN SISTEM KESEHATAN LUAR NEGERI dan SISTEM
KESEHATAN NASIONAL

Pendanaan NHS didanai melalui sistem perpajakan umum, dengan cara yang sama
dengan model pendanaan untuk pemadam kebakaran, kepolisian, dan sekolah dasar. Sistem
ini menyediakan layanan kesehatan untuk orang normal secara hukum penduduk di Inggris,
dan juga bagian lain dari Inggris (harus orang dari daerah luarInggris melakukan
perjalanan/perkerjaan di Inggris, misalnya), dengan hampir semua layanan gratis
penggunaan untuk semua orang. Sedangkan, Pendanaan SKN menjadi tanggung jawab
pemerintah, sedangkan untuk pelayanan kesehatan perorangan pembiayaan bersifat privat,
kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi tanggung jawab
pemerintah. Dana digali dari sumber Pemerintah, Pemerintah Daerah, dari masyarakat,
maupun swasta serta sumber lainnya. Sumber daya dari subsistem pembiayaan kesehatan,
meliputi : sumber daya manusia pengelola, sarana, standar, regulasi, dan kelembagaan.
Jadi, dapat kita simpulkan, National Health Service (NHS) memberikan pelayanan
kesehatan secara gratis kepada rakyat inggris terutama bagi masyarakat yang terkena
kanker atau penyakit mematikan lainnya. Sedangkan SKN hanya memberikan pelayanan
kesehatan secara gratis kepada rakyat-rakyat miskin / kurang mampu tidak untuk semua
masyarakat Indonesia1.
Diutarakan di atas bahwa National Health Service (selanjutnya disebut NHS)
memberikan layanan secara gratis. Semua jenis layanan kesehatan adalah cuma-cuma, dan
tenaga dokter dan medis-pun dibiayai oleh negara. Di setiap dukuh (county) atau di setiap
kotapraja (municipalities) pasti ada layanan oleh tenaga medis umum (atau yang disebut
General Practitioners) dan dengan fasilitas umum (Primary care). Mungkin ini bisa
diumpamakan dengan puskesmas, tetapi dengan jumlah yang lebih banyak, dan tidak harus
berupa klinik. Namun demikian, sejak awal pendirian NHS, lumayan sulit untuk menjaga
keseimbangan pembiayaan kesehatan di Inggris. Selain karena ‘penyakit juga berkembang’,
tingkat konsumsi masyarakat pasti akan terus naik dengan adanya layanan yang tersedia
(Hukum Gossen?). Salah satu arsitek penting Negara-Kesejahteraan Inggris, Aneurin
Bevan, berujar bahwa konsumsi kesehatan adalah faktor yang membuat keseimbangan
keuangan negara goyah.
Jadi, yang dilakukan Inggris adalah dengan mengembangkan model asuransi dan
pemajuan ekonomi (karena biaya kesehatan adalah hasil dari revenue negara).
Pengembangan ini sampai sekarang cukup berhasil.
Yang tidak gratis adalah bahwa pemerintah harus membiayai biaya riset,
pembiayaan untuk penyakit-penyakit khusus, kecelakaan kerja khusus, dan layanan untuk

1
http://muhdaudyeah.blogspot.co.id/, Di unduh tanggal 7 November 2015, pukul 14.35 WIB
mereka yang memang mampu membayar lebih. Layanan ini tidak gratis karena pemerintah
harus ‘membeli’ dari swasta, atau membuka supaya warga ‘membeli’ layanan yang lebih
(middle to premium service), dan biaya riset adalah suatu kerjasama dengan perusahaan
swasta. Selain itu, untuk merespon naiknya terus tingkat konsumsi masyarakat atas layanan
kesehatan, pemerintah mempromosikan ‘hidup sehat’ (:aspek pencegahan terhadap
penyakit).

model dan persebaran layanan

Jika kemudian NHS dibandingkan dengan paduan klinik swasta-puskesmas-rumah sakit


pemerintah-rumah sakit swasta,ada kemiripan dengan itu. Bedanya terletak bahwa layanan
kesehatan Inggris semuanya diorganisasi oleh negara, dengan pola pembiayaan seperti
diterangkan seperti di atas. Beda antara swasta dan pemerintah tidaklah mencolok, karena
pemerintah dan swasta terlibat dalam keseluruhan layanan, dengan pengaturan dari
pemerintah.

Bagan dibawah ini adalah pola dasar pengorganisasian layanan kesehatan (varian banyak
dan terus berkembang dari tahun ke tahun)
1. di tingkat nasional, Departemen Kesehatan adalah organiser utama dari NHS. NHS
adalah penyedia layanan, sedangkan Departemen Kesehatan adalah regulator utama.

2. di tingkat regional, ada semacam organiser utama (semacam chief executive officer di
perusahaan swasta/profit). Tingkat regional Inggris ini terdiri atas England, Scotland,
Wales, dan Northern Ireland. DI Indonesia mungkin dapat dibandingkan dengan
propinsi.

3. District/lokal, layanan langsung di tingkat kotapraja (municipality) dan dukuh (county).

sumbangan NHS dalam pengelolaan Negara-Kesejahteraan


NHS mempunyai sumbangan penting dalam pengelolaan negara-kesejahteraan Inggris,
termasuk dalam mendukung pengembangan ekonomi. Beberapa sumbangan itu antara lain:

1. NHS memberikan layanan kesehatan bagi tenaga kerja, baik yang bekerja untuk industri
manufaktur. ataupun industri keuangan, baik industri skala besar maupun skala kecil.
Dengan kata lain, semua lini dunia usaha telah didukung produktivitasnya oleh NHS.

2. NHS mengurangi biaya kesehatan warga negara karena NHS menyediakan layanan
konsultasi dan informasi, baik melalui perangkat audio maupun fasilitas kantor.
Informasi yang didapat dapat menunjang tujuan pencegahan.

3. NHS turut menyumbangkan peran perawatan terhadap kelompok usia tua.

4. NHS melakukan riset khusus layanan khusus, terutama untuk jenis penyakit yang
memang amat mahal pembiayaannya seperti misalnya penyakit jantung koroner.

5. model pembiayaan yang lebih menekankan front-service dimana layanan di tingkat


masyarakat yang lebih diberi anggaran dan kewenangan yang cukup sehingga
mengurangi “pola rujukan” yang seringkali menambah waktu tunggu.

6. klinik yang berhasil dapat terus berkembang, dan diberi keleluasaan juga untuk
menambah tenaga kerja mereka, yang itu berarti juga membuka lapangan kerja.

Demikian beberapa gambaran dasar mengenai NHS yang merupakan bagian penting
dari model negara-kesejahteraan Inggris. Kembali ke pembukaan di atas, ASEAN sekarang
ini belum mempunyai rencana yang jelas untuk memperbaiki layanan publik. Sudah ada
rencana bersama, tetapi baru dalam kerangka perdagangan. Jika pengandaian Inggris
dipakai, atau juga pengandaian Uni-Eropa dipakai, memperbaiki layanan kesehatan (dan
jaminan sosial) berarti juga mendorong pertumbuhan ekonomi. Contoh di tingkat regional
seperti Malaysia dan Singapura telah memberikan gambaran jelas bagaimana strategi ini
terbukti2.

Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia

Sistem pembiayaan kesehatan Indonesia secara umum terbagi dalam 2 sistem yaitu:
1. Fee for Service (Out of Pocket)
Sistem ini secara singkat diartikan sebagai sistem pembayaran berdasarkan layanan,
dimana pencari layanan kesehatan berobat lalu membayar kepada pemberi pelayanan
kesehatan (PPK). PPK (dokter atau rumah sakit) mendapatkan pendapatan berdasarkan atas
pelayanan yang diberikan, semakin banyak yang dilayani, semakin banyak pula pendapatan
yang diterima.
Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih bergantung pada sistem
pembiayaan kesehatan secara Fee for Service ini. Dari laporan World Health Organization
di tahun 2006 sebagian besar (70%) masyarakat Indonesia masih bergantung pada sistem,
Fee for Service dan hanya 8,4% yang dapat mengikuti sistem Health Insurance (WHO,
2009). Kelemahan sistem Fee for Service adalah terbukanya peluang bagi pihak pemberi
pelayanan kesehatan (PPK) untuk memanfaatkan hubungan Agency Relationship , dimana
PPK mendapat imbalan berupa uang jasa medik untuk pelayanan yang diberikannya kepada
pasien yang besar-kecilnya ditentukan dari negosiasi. Semakin banyak jumlah pasien yang
ditangani, semakin besar pula imbalan yang akan didapat dari jasa medik yang ditagihkan
ke pasien. Dengan demikian, secara tidak langsung PPK didorong untuk meningkatkan
volume pelayanannya pada pasien untuk mendapatkan imbalan jasa yang lebih banyak.

2. Health Insurance
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga
atau pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health insurance ini
dapat berupa system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG system). Sistem
2
http://fpbn3.blogspot.co.id/2008/02/national-health-service-model-negara.html, diunduh tanggal 7 Nov
2015, pukul 15.00 WIB
kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana PPK
menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan yang telah ditentukkan
per periode waktu. Pembayaran bagi PPK dengan system kapitasi adalah pembayaran yang
dilakukan oleh suatu lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan dengan
pembayaran di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit
cost) tertentu. Salah satu lembaga di Indonesia adalah Badan Penyelenggara JPKM
(Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat). Masyarakat yang telah menajdi peserta
akan membayar iuran dimuka untuk memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan
berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung tombak yang memenuhi
kebutuhan utama kesehatan dengan mutu terjaga dan biaya terjangkau.
Sistem kedua yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak berbeda jauh dengan
system kapitasi di atas. Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis
penyakit yang dialami pasien. PPK telah mendapat dana dalam penanganan pasien dengan
diagnosis tertentu dengan jumlah dana yang berbeda pula tiap diagnosis penyakit. Jumlah
dana yang diberikan ini, jika dapat dioptimalkan penggunaannya demi kesehatan pasien,
sisa dana akan menjadi pemasukan bagi PPK.
Kelemahan dari system Health Insurance adalah dapat terjadinya underutilization
dimana dapat terjadi penurunan kualitas dan fasilitas yang diberikan kepada pasien untuk
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, jika peserta tidak banyak bergabung
dalam system ini, maka resiko kerugian tidak dapat terhindarkan. Namun dibalik
kelemahan, terdapat kelebihan system ini berupa PPK mendapat jaminan adanya pasien
(captive market), mendapat kepastian dana di tiap awal periode waktu tertentu, PPK taat
prosedur sehingga mengurangi terjadinya multidrug dan multidiagnose. Dan system ini
akan membuat PPK lebih kea rah preventif dan promotif kesehatan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, pembiayaan kesehatan dengan sistem
kapitasi dinilai lebih efektif dan efisien menurunkan angka kesakitan dibandingkan sistem
pembayaran berdasarkan layanan (Fee for Service) yang selama ini berlaku. Namun,
mengapa hal ini belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh Indonesia? Tentu saja masih ada
hambatan dan tantangan, salah satunya adalah sistem kapitasi yang belum dapat
memberikan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali seperti yang
disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Sampai saat ini, perusahaan asuransi masih banyak memilah peserta asuransi dimana
peserta dengan resiko penyakit tinggi dan atau kemampuan bayar rendah tidaklah menjadi
target anggota asuransi. Untuk mencapai terjadinya pemerataan, dapat dilakukan universal
coverage yang bersifat wajib dimana penduduk yang mempunyai resiko kesehatan rendah
akan membantu mereka yang beresiko tinggi dan penduduk yang mempunyai kemampuan
membayar lebih akan membantu mereka yang lemah dalam pembayaran. Hal inilah yang
masih menjadi pekerjaan rumah bagi sistem kesehatan Indonesia.
Memang harus kita akui, bahwa tidak ada sistem kesehatan terutama dalam
pembiayaan pelayanan kesehatan yang sempurna, setiap sistem yang ada pasti memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun sistem pembayaran pelayanan
kesehatan ini harus bergerak dengan pengawasan dan aturan dalam suatu sistem kesehatan
yang komprehensif, yang dapat mengurangi dampak buruk bagi pemberi dan pencari
pelayanan kesehatan sehingga dapat terwujud sistem yang lebih efektif dan efisien bagi
pelayanan kesehatan di Indonesia3.

1 Definisi Pembiayaan Kesehatan

Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi
kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah besarnya dana
yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dari
batasan ini segera terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut yakni :

1) Penyedia Pelayanan Kesehatan

3
Sumber:WorldHealthOrganization2009
http://siskes-dan-manj bencana.blogspot.co.id/2011/02/sistem-pembiayaan-kesehatan-
indonesia.html, di unduh tanggal 7 Nov 2015, pukul 15.45 WIB
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan (health
provider) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan
upaya kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak bahwa kesehatan dari sudut
penyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan atau pun pihak swasta, yakni
pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan.

2) Pemakai Jasa Pelayanan

Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan (health
consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa
pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya kesehatan di sini menjadi
persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam batas-batas tertentu, pemerintah juga
turut mempersoalkannya, yakni dalam rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa pengertian
biaya kesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan kesehatan (health provider)
dengan pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer). Bagi penyedia pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan
untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan
untuk dapat memanfaatkan upaya kesehatan. Sesuai dengan terdapatnya perbedaan
pengertian yang seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa besarnya dana yang dihitung
sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara pemakai jasa pelayanan dengan penyedia
pelayanan kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia pelayanan lebih menunjuk padaa
seluruh biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya operasional (operational cost)
yang harus disediakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan besarnnya
dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk pada jumlah uang yang harus
dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat memanfaatka suatu upaya kesehatan.
Secara umum disebutkan apabila total dana yang dikeluarkan oleh seluruh pemakai
jasa pelayanan, dan arena itu merupakan pemasukan bagi penyedia pelayan kesehatan
(income) adalah lebih besar daripada yang dikeluarkan oleh penyedia pelayanan kesehatan
(expenses), maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut mengalami keuntungan
(profit). Tetapi apabila sebaliknya, maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut
mengalami kerugian (loss).

Perhitungan total biaya kesehatan satu negara sangat tergantung dari besarnya dana
yang dikeluarkan oleh kedua belah pihakk tersebut. Hanya saja, karena pada umumnya
pihak penyedia pelayanan kesehatan terutama yang diselenggrakan oleh ihak swasta tidak
ingin mengalami kerugian, dan karena itu setiap pengeluaran telah diperhitungkan terhadap
jasa pelayanan yang akan diselenggarakan, maka perhitungan total biaya kesehatan
akhirnya lebih banyak didasarkan pada jumlah dana yang dikeluarkan oleh para pemakai
jasa pelayanan kesehatan saja.

Di samping itu, karena di setiap negara selalu ditemukan peranan pemerintah, maka
dalam memperhitungkan jumlah dana yang beredar di sektor pemerintah. Tetapi karena
pada upaya kesehatan pemerintah selalu ditemukan adanya subsidi, maka cara perhitungan
yang dipergunakan tidaklah sama. Total biaya kesehatan dari sektor pemerintah tidak
dihitung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa, dan karena itu
merupakan pendapatan (income) pemerintah, melainkan dari besarnya dana yang
dikeluarkan oleh pemerintah (expenses) untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Dari uraian ini menjadi jelaslah untuk dapat menghitung besarnya total biaya kesehatan
yang berlaku di suatu negara, ada dua pedoman yang dipakai. Pertama, besarnya dana yang
dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan untuk sektor swasta. Kedua, besarnya dana
yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan kesehatan untuk sektor pemerintah.
Total biaya kesehatan adalah hasil dari penjumlahan dari kedua pengeluaran tersebut.

2.2 Sumber Biaya Kesehatan


Telah kita ketahui bersama bahwa sumber pembiayaan untuk penyediaan fasilitas-
fasilitas kesehatan melibatkan dua pihak utama yaitu pemerintah (public) dan swasta
(private). Kini masih diperdebatkan apakah kesehatan itu sebenarnya barang public atau
private mengingat bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan yang dipegang oleh pihak swasta
(private) cenderung bersifat komersil. Di sebagian besar wilayah Indonesia, sektor swasta
mendominasi penyediaan fasilitas kesehatan, lebih dari setengah rumah sakit yang tersedia
merupakan rumah sakit swasta, dan sekitar 30-50 persen segala bentuk pelayanan kesehatan
diberikan oleh pihak swasta (satu dekade yang lalu hanya sekitar 10 persen). Hal ini
tentunya akan menjadi kendala terutama bagi masyarakat golongan menengah ke bawah.
Tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan jika menggunakan fasilitas-fasilitas
kesehatan swasta tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi sebagian besar masyarakat
Indonesia yang tergolong menengah ke bawah.

Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara lain. Secara umum
sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Bersumber dari anggaran pemerintah

Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya ditanggung
oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah sehingga
sangat jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatan disediakan oleh pihak swasta. Untuk
negara yang kondisi keuangannya belum baik, sistem ini sulit dilaksanakan karena
memerlukan dana yang sangat besar. Contohnya dana dari pemerintah pusat dan provinsi.

2. Bersumber dari anggaran masyarakat

Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar
masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun
pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-alat berteknologi tinggi
disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau penggunaannya oleh pihak pemakai jasa
layanan kesehatan tersebut. Contohnya CSR atau Corporate Social Reponsibility) dan
pengeluaran rumah tangga baik yang dibayarkan tunai atau melalui sistem asuransi.

3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri

Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit-penyakit


tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya oleh organisasi
sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana dari luar negeri untuk
penanganan HIV dan virus H5N1 yang diberikan oleh WHO kepada negara-negara
berkembang (termasuk Indonesia).

4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat

Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat mengakomodasi
kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan kesehatan sebelumnya.
Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung sebagian oleh pemerintah dengan
menyediakan layanan kesehatan bersubsidi. Sistem ini juga menuntut peran serta
masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya
tambahan. Dengan ikut sertanya masyarakat menyelenggarakan pelayanan kesehatan, maka
ditemukan pelayanan kesehatan swasta. Selanjutnya dengan diikutsertakannya masyarakat
membiayai pemanfaatan pelayanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan tidaklah cuma-
cuma. Masyarakat diharuskan membayar pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya.
Sekalipun pada saat ini makin banyak saja negara yang mengikutsertakan masyarakat
dalam pembiayaan kesehatan, namun tidak ditemukan satu negara pun yang pemerintah
sepenuhnya tidak ikut serta. Pada negara yang peranan swastanya sangat dominan pun
peranan pemerintah tetap ditemukan. Paling tidak dalam membiayai upaya kesehatan
masyarakat, dan ataupun membiayai pelayanan kedokteran yang menyangkut kepentingan
masyarakat yang kurang mampu.

2.3 Macam Biaya Kesehatan


Biaya kesehatan banyak macamnya karena semuanya tergantung dari jenis dan
kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau dimanfaatkan. Hanya
saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kesehatan, maka biaya kesehatan tersebut
secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni :

1. Biaya pelayanan kedokteran

Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan utamanya untuk
mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.

2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat

Biaya yang dimaksudkan di sini adalah biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yakni yang tujuan utamanya
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit. Sama
halnya dengan biaya kesehatan secara keseluruhan, maka masing-masing biaya kesehatan
ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yakni dari sudut penyelenggara kesehatan (health
provider) dan dari sudut pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer).

2.4 Syarat Pokok dan Fungsi Pembiayaan Kesehatan

Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat pokok yakni :

1) Jumlah

Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam jumlah yang cukup. Yang
dimaksud cukup adalah dapat membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan
yang dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin memanfaatkannya.

2) Penyebaran
Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang
tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.

3) Pemanfaatan

Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak
mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah,
yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.

Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka perlu dilakukan beberapa
hal, yakni :

1) Peningkatan Efektifitas

Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah penyebaran atau alokasi penggunaan


sumber dana. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka alokasi tersebut lebih
diutamakan pada upaya kesehatan yang menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya
mengutamakan upaya pencegahan, bukan pengobatan penyakit.

2) Peningkatan Efisiensi

Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai mekanisme pengawasan


dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan efisiensi antara lain:
a. Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah menghindari pemborosan.
Pada dasarnya ada dua macam standar minimal yang sering dipergunakan yakni:
1) standar minimal sarana, misalnya standar minimal rumah sakit dan standar
minimal laboratorium.
2) standar minimal tindakan, misalnya tata cara pengobatan dan perawatan
penderita, dan daftar obat-obat esensial.
Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan saja pemborosan dapat
dihindari dan dengan demikian akan ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga
sekaligus dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam menilai mutu pelayanan.
b. Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi
ialah memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan
kesehatan. Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan yakni:
1) Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara bersama-sama membeli
peralatan kedokteran yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan pembelian
dan pemakaian bersama ini dapat dihematkan dana yang tersedia serta dapat
pula dihindari penggunaan peralatan yang rendah. Dengan demikian efisiensi
juga akan meningkat.
2) Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan, yakni adanya hubungan
kerjasama timbal balik antara satu sarana kesehatan dengan sarana kesehatan
lainnya.

Fungsi pembiayaan kesehatan antara lain :


a. Penggalian dana
1) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber dana
untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah,
melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman serta berbagai
sumber lainnya. Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat adalah
swasta serta masyarakat. Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan
prinsip public-private patnership yang didukung dengan pemberian insentif,
misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang disumbangkan. Sumber
dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna
membiayai upaya kesehatan masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat
atau dilakukan secara pasif yakni menambahkan aspek kesehatan dalam
rencana pengeluaran dari dana yang sudah terkumpul di masyarakat,
contohnya dana sosial keagamaan.
2) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal dari
masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat
rentan dan keluarga miskin, sumber dananya berasal dari pemerintah melalui
mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.

b. Pengalokasian dana
1) Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari
pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja baik pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5%
dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap
tahunnya.
2) Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk
UKM dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan
kemampuan. Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam
program jaminan pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.
c. Pembelanjaan
1) Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private patnership
digunakan untuk membiayai UKM.
2) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana Sosial
Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.
3) Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan
kesehatan keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan wajib.

1.5 Masalah Pokok Pembiayaan Kesehatan dan Upaya Penyelesaiannya

Jika diperhatikan syarat pokok pembiayaan kesehatan sebagaimana dikemukakan di


atas, segera terlihat bahwa untuk memenuhinya tidaklah semudah yang diperkirakan.
Sebagai akibat makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan juga
karena telah dipergunakarmya berbagai peralatan canggih, menyebabkan pelayanan
kesehatan semakin bertambah komplek. Kesemuanya ini disatu pihak memang
mendatangkan banyak keuntungan yakni makin meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, namun di pihak lain temyata juga mendatangkan banyak masalah. Adapun
berbagai masalah tersebut jika ditinjau dari sudut pembiayaan kesehatan secara sederhana
dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Kurangnya dana yang tersedia

Di banyak negara terutama di negara yang sedang berkembang, dana yang disediakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah memadai. Rendahnya alokasi anggaran ini
kait berkait dengan masih kurangnya kesadaran pengambil keputusan akan pentingnya arti
kesehatan. Kebanyakan dari pengambilan keputusan menganggap pelayanan kesehatan
tidak bersifat produktif melainkan bersifat konsumtif dan karena itu kurang diprioritaskan.
Kita dapat mengambil contoh di Indonesia misalnya, jumlah dana yang disediakan hanya
berkisar antara 2 – 3% dari total anggaran belanja dalam setahun.

2) Penyebaran dana yang tidak sesuai

Masalah lain yang dihadapi ialah penyebaran dana yang tidak sesuai, karena kebanyakan
justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika ditinjau dari penyebaran penduduk,
terutama di negara yang sedang berkembang, kebanyakan penduduk bertempat tinggal di
daerah pedesaan.

3) Pemanfaatan dana yang tidak tepat

Pemanfaatan dana yang tidak tepat juga merupakan salah satu masalah yang dihadapi
dalam pembiayaan kesehatan ini. Adalah mengejutkan bahwa di banyak negara tenyata
biaya pelayanan kedokterannya jauh lebih tinggi dari pada pelayanan kesehatan
masyarakat. Padahal semua pihak telah mengetahui bahwa pelayanan kedokteran
dipandang kurang efektif dari pada pelayanan kesehatan masyarakat.

4) Pengelolaan dana yang belum sempurna


Seandainya dana yang tersedia amat terbatas, penyebaran dan pemanfaatannya belum
begitu sempuma, namun jika apa yang dimiliki tersebut dapat dikelola dengan baik, dalam
batas-batas tertentu tujuan dari pelayanan kesehatan masih dapat dicapai. Sayangnya
kehendak yang seperti ini sulit diwujudkan. Penyebab utamanya ialah karena
pengelolaannya memang belum sempurna, yang kait berkait tidak hanya dengan
pengetahuan dan keterampilan yang masih terbatas, tetapi juga ada kaitannya dengan sikap
mental para pengelola.

5) Biaya kesehatan yang makin meningkat

Masalah lain yang dihadapi oleh pembiayaan kesehatan ialah makin meningkatnya biaya
pelayanan kesehatan itu sendiri. Banyak penyebab yang berperanan di sini, beberapa yang
terpenting adalah (Cambridge Research Institute, 1976; Sorkin, 1975 dan Feldstein,
1988):

a. Tingkat inflasi. Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh


tingkat inflasi yang terjadi di masyarakat. Apabila terjadi kenaikan harga di
masyarakat, maka secara otomatis biaya investasi dan biaya operasional
pelayanan kesehatan masyarakat akan meningkat.

b. Tingkat permintaan. Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh


tingkat permintaan yang ditemukan di masyarakat. Untuk bidang kesehatan
peningkatan permintaan tersebut dipengaruhi setidak-tidaknya oleh dua faktor.
Pertama, karena meningkatnya kuantitas penduduk yang memerlukan pelayanan
kesehatan, yang karena jumlah orangnya lebih banyak menyebabkan biaya yang
harus disediakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan akan lebih
banyak pula. Kedua, karena meningkatnya kualitas penduduk, yang karena
pendidikan dan penghasilannya lebih baik, membutuhkan pelayanan kesehatan
yang lebih baik pula. Kedua keadaan yang seperti ini, tentu akan besar penga
ruhnya pada peningkatan biaya kesehatan.
c. Kemajuan ilmu dan teknologi. Meningkatnya biaya kesehatan sangat
dipengaruhi oleh pemanfaatan berbagai ilmu dan teknologi, yang untuk
pelayanan kesehatan ditandai dengan makin banyaknya dipergunakan berbagai
peralatan modern dan canggih.

d. Perubahan pola penyakit. Meningkatnya biaya kesehatan sangat dipengaruhi


oleh terjadinya perubahan pola penyakit dimasyarakat. Jika dahulu banyak
ditemukan berbagai penyakit yang bersifat akut, maka pada saat ini telah banyak
ditemukan berbaga penyakit yang bersifat kronis. Dibandingkan dengan
berbagai penyakit akut, perawatan berbagai penyakit kronis ini temyata lebih
lama. Akibatnya biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dan penyembuhan
penyakit akan lebih banyak pula. Apabila penyakit yang seperti ini banyak
ditemukan, tidak mengherankan jika kemudian biaya kesehatan akan meningkat
dengan pesat.

e. Perubahan pola pelayanan kesehatan. Meningkatnya biaya kesehatan


sangat dipengaruhi oleh perubahan pola pelayanan kesehatan. Pada saat ini
sebagai akibat dari perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi menyebabkan
pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak (fragmented health services) dan
satu sama lain tidak berhubungan. Akibatnya, tidak mengherankan jika
kemudian sering dilakukan pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang yang
pada akhirya akan membebani pasien. Lebih dari pada itu sebagai akibat makin
banyak dipergunakanya para spesialis dan subspesialis menyebabkan hari
perawatan juga akan meningkat. Penelitian yang dilakukan Olell Feklstein
(1971) menyebutkan jika Rumah Sakit lebih banyak mempergunakan dokter
umum, maka Rumah Sakit tersebut akan berhasil menghemat tidak kurang dari
US$ 39.000 per tahun per dokter umum, dibandingkan jika Rumah Sakit
tersebut mempergunakan dokter spesialis dan atau subspesialis.
Untuk mengatasi berbagai masalah sebagaimana dikemukakan, telah dilakukan
berbagai upaya penyelesaian yang memungkinkan. Berbagai upaya yang dimaksud secara
sederhana dapat dibedakan atas beberapa macam yakni :

1) Upaya meningkatkan jumlah dana

a. Terhadap pemerintah, meningkatkan alokasi biaya kesehatan dalam anggaran


pendapatan dan belanja negara.
b. Terhadap badan-badan lain di luar pemerintah, menghimpun dana dari sumber
masyarakat serta bantuan luar negri.

2) Upaya memperbaiki penyebaran, pemanfaatan dan pengelolaan dana

a. Penyempurnaan sistem pelayanan, misalnya lebih mengutamakan pelayanan


kesehatan masyarakat dan atau melaksanakan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu.

b. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola.

3) Upaya mengendalikan biaya kesehatan

a. Memperlakukan peraturan sertifikasi kebutuhan, dimana penambahan sarana atau


fasilitas kesehatan hanya dapat dibenarkan jika dibuktikan dengan adanya
kebutuhan masyarakat. Dengan diberlalukannya peraturan ini maka dapat
dihindari berdiri atau dibelinya berbagai sarana kesehatan secara berlebihan
b. Memperlakukan peraturan studi kelayakan, dimana penambahan sarana dan
fasilitas yang baru hanya dibenarkan apabila dapat dibuktikan bahwa sarana dan
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dapat menyelenggarakan kegiatannya
dengan tarif pelayanan yang bersifat sosial.
c. Memperlakukan peraturan pengembangan yang terencana, dimana penambahan
sarana dan fasilitas kesehatan hanya dapat dibenarkan apabila sesuai dengan
rencana pengembangan yang sebelumnya telah disetujui pemerintah
d. Menetapkan standar baku pelayanan, diman pelayanan kesehatan hanya
dibenarkan untuk diselenggarakan jika tidak menyimpang dari standar baku yang
telah ditetapkan.
e. Menyelenggarakan program menjaga mutu.
f. Menyelenggarakan peraturan tarif pelayanan.
g. Asuransi kesehatan.
Kelebihan dan kekurangan NHS
sistem di Inggris adalah pelayanan yang merata, efisien, terpadu antara pelayanan
primer dan spesialistik, dan tiap orang bisa memilih dokter keluarga yang cocok.
Pemerintah Inggris cukup berhasil mengendalikan biaya kesehatan. Akan tetapi,
dana tidak cukup sehingga untuk mendapatkan pelayanan spesialistik, orang harus
antre lama.
Daftar Pustaka

Ali Imran, La Ode.2013.Ekonomi Kesehatan.Kendari.

Depkes.2013.Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan. http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=85&Itemid=120.20 Mei 2013.

Helda.2011.Pembiayaan-Kesehatan. http://heldaupik.blogspot.com/2011/11/pembiayaan-
kesehatan.html?m=1.20 Mei 2013.

Suhadi.2012.Pembiayaan-Kesehatan. http://kebunhadi.blogspot.com/2012/11/pembiayaan-
kesehatan.html?m=1.20 Mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai