Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika
Dosen pembimbing: Depi Setialesmana, S.Pd., M.Pd.

oleh:

Santi Maryani 142151176

Kelas VI-F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017
ANALISIS SKRIPSI

Judul
Judul skripsi yang dianalisis yaitu:
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK
PESERTA DIDIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) DENGAN DISCOVERY LEARNING (DL)
(Penelitian Terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 11 Tasikmalaya)
Pada judul tersebut sudah memenuhi kriteria judul yang baik, yaitu telah memuat
masalah yang akan diteliti, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, populasi
penelitian, dan metode penelitian.

Latar Belakang Masalah


Dalam skripsi tersebut, penyusunan latar belakang masalahnya disusun secara
deduktif (dari umum ke khusus). Dimulai dengan membahas sistem pendidikan
dikatakan berkualitas itu apabila proses belajar-mengajar berlangsung secara
menarik dan menantang. Kemudian membahas bahwa matematika itu merupakan
ratunya ilmu, dan membahas bahwa salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
peserta didik adalah kemampuan pemecahan masalah. Dikemukakan pula fakta-
fakta mengenai kurang optimalnya kemampuan pemecahan masalah matematika.
Fakta umum dari masalah tersebut yaitu dari hasil penelitian Melia, Mella (2011)
yang menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah
matematik dikelas yang menggunakan model pembelajaran langsung dengan nilai
27,07 yang masih kurang dari nilai ideal yaitu 30,00. Sedangkan fakta khususnya
yaitu dari situasi dan kondisi di tempat penelitian itu sendiri, yang menyebutkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik di SMP Negeri 11
Tasikmalaya masih tergolong rendah. Dalam latar belakang masalah tersebut
dibahas pula mengenai model Problem Based Learning (PBL) dan Discovery
Learning (DL).
Bila mengacu pada pedoman penulisan skripsi, terdapat kekurangan dalam latar
belakang masalah ini, yaitu penulis langsung menyimpulkan judul yang akan
digunakan dalam penelitian tanpa mengemukakan alasan atau argumentasi
pentingnya penelitian, alasan perlakuan yang dipilih, serta tidak adanya pembatasan
masalah.

Rumusan Masalah
Terdapat 3 rumusan masalah dalam skripsi tersebut, yaitu:
1. Manakah kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik yang
lebih baik antara yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL)
dengan Discovery Learning (DL)?
2. Bagaimanakah kepercayaan diri peserta didik pada penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
3. Bagaimanakah kepercayaan diri peserta didik pada penggunaan model
pembelajaran Discovery Learning (DL)?
Ketiga rumusan masalah tersebut sudah menunjukkan hubungan yang rasional dan
fungsional terkait dengan masalah yang terdapat dalam latar belakang.

Definisi Operasional
Dalam definisi operasional, sudah dijelaskan mengenai variabel-variabel penelitian
dengan mengemukakan definisi dari masing-masing variabel penelitian tersebut,
yaitu model Problem Based Learning (PBL), model Discovery Learning (DL),
kemampuan pemecahan masalah matematik, dan percaya diri.

Tujuan Penelitian
Terdapat 3 tujuan penelitian dalam skripsi tersebut, yaitu untuk mengetahui:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik yang lebih baik
antara yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL)
dibandingkan dengan Discovery Learning (DL)
2. Kepercayaan diri peserta didik pada penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
3. Kepercayaan diri peserta didik pada penggunaan model pembelajaran
Discovery Learning (DL)
Tujuan penelitian tersebut sudah mengacu pada masalah yang akan diselesaikan
dan sudah mengacu pada rumusan masalah.

Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dalam skripsi tersebut yaitu:
1. Bagi peneliti dengan terujinya pembelajaran matematika menggunakan

model Problem Based Learning (PBL) dan DiscoveryLearning (DL), akan

memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran

matematika.

2. Sebagai masukan bagi para pendidik bahwa dalam pemberian materi tidak

hanya menggunakan satu model pembelajaran saja, tetapi harus lebih

bervariatif agar peserta didik senang dalam belajar matematika.

3. Bagi pihak sekolah, dapat dijadikan masukan untuk menentukan kebijakan,

khususnya bagi pengembangan kurikulum dalam rangka meningkatkan

kualitas pembelajaran matematika dalam pembelajaran sehari-hari.

4. Bagi peserta didik, dapat menjadikan pengalaman baru untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematik.

Dalam kegunaan penelitian di atas, sudah dipaparkan kegunaan untuk khalayak

banyak dari hasil penelitian yang dilakukan, diantaranya untuk peneliti, para

pendidik, pihak sekolah, dan peserta didik.

Kajian Teori
Pada bagian kajian teori dalam skripsi tersebut telah dijelaskan secara jelas dan
terperinci variabel-variabel penelitan yang sebelumnya dipaparkan pada bagian
definisi operasional. Masing-masing dari variabel penelitian tersebut memuat lebih
dari 7 sumber/literatur. Dalam skripsi tersebut, selain variabel yang dipaparkan
dalam definisi operasional, pada bagian kajian teori ini dipaparkan pula mengenai
teori belajar yang mendukung model PBL dan DL serta deskripsi dari materi yang
akan disampaikan pada proses pembelajaran.

Penelitian yang Relevan


Dalam skripsi tersebut sudah dicantumkan 3 hasil penelitian orang lain yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan. Ketiga penelitian tersebut yaitu dilakukan oleh
Asep Fajar Maulana dengan judul “Perbandingan Kemampuan Pemecahan
Matematik Peserta didik antara model Problem Based Learning (PBL) dengan
model Problem Posing learning (PPL) dengan menggunakan pendekatan saintifik”,
kemudian oleh Ogi Wahyudi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis peserta didik SMP melalui Model Problem Based Learning dan
Project Based Learning” dan oleh Siti Surasni Widiarti dengan judul “Efektifitas
pendekatan PBL (Problem Based Learning) dikolaborasikan dengan metode NHT
(Numbered Heads Together) terhadap pemahaman konsep dan kemampuan
pemecahan masalah matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri 2
Bambanglipuro Yogyakarta”.

Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam skripsi tersebut sudah memuat pernyataan-pernyataan yang
dianggap benar. Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan pendapat dari para ahli.
Dalam skripsi tersebut, anggapan dasarnya memaparkan mengenai variabel-
variabel dalam penelitian, yaitu mengenai PBL, DL, kemampuan pemecahan
masalah matematik, dan percaya diri peserta didik.

Hipotesis
Hipotesis dalam skripsi tersebut yaitu mengemukakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematik peserta didik yang menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) lebih baik dari pada yang menggunakan model Discovery
Learning (DL). Hipotesis tersebut merupakan jawaban sementara dari rumusan
masalah yang diajukan. Sehingga hipotesis dalam skripsi tersebut sudah memenuhi
syarat, karena memuat jawaban sementara terhadap rumusan masalah.
Pertanyaan Penelitian
Dalam skripsi tersebut terdapat pertanyaan penelitian, dimana memuat pertanyaan-
pertanyaan yang sesuai dengan rumusan masalah yang nantinya akan dijawab pada
Bab IV. Dalam skripsi tersebut terdapat 2 pertanyaan penelitian, yaitu pertanyaan
mengenai bagaimana kepercayaan diri peserta didik selama penggunaan model
Problem Based Learning (PBL) dan bagaimana kepercayaan diri peserta didik
selama penggunaan model Discovery Learning (DL).

Metode Penelitian
Dalam skripsi tersebut, metode penelitiannya menggunakan metode penelitian
eksperimen. Pada bagian ini sudah bagus, karena terlebih dahulu dipaparkan
definisi metode penelitian menurut para ahli dan diakhir memberikan alasan
mengapa memilih metode penelitian eksperimen.

Variabel Penelitian
Seperti dalam metode penelitian, pada bagian ini juga dipaparkan terlebih dahulu
definisi variabel menurut para ahli. Selanjutnya dijelaskan bahwa terdapat 2
variabel dalam penelitian tersebut, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah model-model pembelajaran yang
digunakan yaitu Model Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning
(DL). Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah
matematik dan percaya diri peserta didik.

Populasi
Pada bagian awal populasi dalam skripsi tersebut sudah dijelaskan definisi populasi
menurut para ahli. Pada bagian tersebut juga sudah disebutkan populasi yang dipilih,
yaitu seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 11 Tasikmalaya. Namun, pada
bagian tersebut tidak dipaparkan alasan mengapa memilih populasi tersebut.

Sampel
Pada bagian ini, sudah dijelaskan mengenai sampel menurut para ahli. Teknik
pengambilan sampelnya pun dijelaskan, yaitu dengan cara random (kelas acak)
dimana sampel yang diambil sebanyak 2 kelas yaitu kelas VII-H dan kelas VII-I.
Alasan pemilihan teknik pengambilan sampelnya pun sudah dipaparkan, yaitu
karena setiap kelas mempunyai karakteristik yang sama sehingga teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah secara random.

Desain Penelitian
Pada bagian ini, sudah dijelaskan definisi desain penelitian menurut para ahli.
Kemudian, dipaparkan pula hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
menentukan desain penelitian. Selanjutnya, dalam skripsi tersebut disebutkan
bahwa desain penelitian yang digunakan berbentuk:
𝐴 𝑋1 O
𝐴 𝑋2 O
dimana:
𝐴 : Pengambilan sampel secara random kelas.
𝑋1 : Perlakuan dengan menggunakan model Problem Based
Learninng (PBL).
𝑋2 : Perlakuan dengan menggunakan model Discovery Learning
(DL).
O : Tes kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik.

Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian dalam skripsi tersebut sudah sesuai dengan pedoman
penulisan skripsi, karena urutan kegiatannya sudah dideskripsikan secara jelas
mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, sampai dengan tahap pelaporan
(tahap pengolahan data dan analisis data).

Teknik Pengumpulan Data


Pada bagian ini, sudah dijelaskan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
dengan melaksanakan tes kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik
dan menyebarkan angket percaya diri, juga sudah dijelaskan alasan pemilihan
teknik tersebut. Alasan pemilihan teknik pengumpulan data dengan melaksanakan
tes kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik ialah untuk
mengetahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam menyelesaikan
permasalahan matematik dengan langkah-langkah pemecahan masalah menurut
Krulik dan Rudnick. Sedangkan alasan memilih teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan angket percaya diri ialah untuk untuk mengetahui sikap percaya diri
peserta didik terhadap penerapan model Problem Based Learning (PBL) dan
Discovery Learning (DL).

Instrumen Penelitian
Pada bagian ini, sudah dijelaskan mengenai definisi instrumen penelitian menurut
para ahli. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu berupa tes
kemampuan pemecahan masalah dan angket percaya diri. Di bagian ini juga
terdapat kisi-kisi soal tes kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik
dan angket percaya diri. Soal tes kemampuan pemecahan masalah matematik
tersebut terdiri dari 5 butir soal, sedangkan angket percaya diri peserta didik terdiri
dari 2, yaitu angket percaya diri peserta didik model PBL dan angket percaya diri
peserta didik model DL yang masing-masing terdiri dari 40 item soal. Pada bagian
ini diuji validitas dan reliabilitasnya. Dalam skripsi tersebut hasil uji validitas soal
tes kemampuan pemecahan masalah matematik menunjukkan bahwa ke-5 butir soal
tersebut valid, yang artinya bahwa butir soal tersebut dapat digunakan untuk tes
kemampun pemecahan masalah matematik. Sedangkan hasil uji reliabilitasnya
menunjukkan bahwa instrumen soal tes kemampuan pemecahan masalah
matematik tersebut dinyatakan reliabel. Sementara itu, hasil uji validitas angket
percaya diri peserta didik model PBL dan DL sama-sama terdapat 8 item soal yang
tidak valid. Sedangkan hasil uji reliabilitasnya, keduanya dinyatakan reliabel.

Teknik Pengolahan Data


Dalam skripsi tersebut terdapat 2 teknik pengolahan data, yaitu penskoran tes
kemampuan pemecahan masalah matematik dan penilaian angket percaya diri. Pada
bagian ini sudah dijelaskan bagaimana teknik dalam mengolah data yaitu dengan
menggunakan pedoman penskoran, baik itu untuk soal tes kemampuan pemecahan
masalah matematik maupun angket percaya diri peserta didik.
Teknik Analisis Data
Pada bagian ini dikemukakan bahwa terdapat tiga langkah yang dilakukan dalam
menganalisis data tes kemampuan pemecahan masalah matematik, yaitu dengan
cara statistik deskriptif, uji prasyarat analisis, dan uji hipotesis. Dalam uji prasyarat
analisis, dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan mencantumkan
rumus yang dipakai lengkap dengan keterangannya. Pada bagian ini juga dijelaskan
teknik analisis data dalam menjawab pertanyaan penelitian.

Waktu Penelitian
Pada bagian ini, waktu penelitian sudah dicantumkan secara jelas, karena dapat
dilihat dari tabel jadwal kegiatan.

Tempat Penelitian
Tempat penelitian pada skripsi tersebut sudah dideskripsikan dengan sangat jelas.
Mencantumkan tempat yang akan dijadikan penelitian, yaitu di kelas VII SMP
Negeri 11 Tasikmalaya lengkap dengan alamatnya yaitu di Jl. Cilendek No 11A,
Kec. Cilendek, kota Tasikmalaya, kurikulum yang digunakan yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)., dan nama kepala sekolahnya yaitu Bapak
Cecep Susilawan, S.Pd.,M.M. dengan dibantu oleh 56 tenaga pengajar dan 12 staff
tata usaha.

Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam skripsi tersebut sudah dideskripsikan secara lengkap, mulai
dari mendeskripsikan pelaksanaan penelitian (kegiatan yang dilakukan terhadap
peserta didik), mendeskripsikan hasil tes kemampuan pemecahan masalah
matematik yang menggunakan model PBL dan DL dimana hasilnya menunjukkan
bahwa pada kelas yang menggunakan model PBL sebanyak 80% peserta didik
belum mencapai KKM, sedangkan pada kelas yang menggunakan model DL
sebanyak 88,5% peserta didik belum mencapai KKM. Kemudian pada bagian ini
mendeskripsikan hasil mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik
peserta didik yang didalamnya terdapat hasil dari pengujian normalitas, uji
homogenitas dan uji hipotesis, sampai kepada mendeskripsikan hasil dari
pertanyaan penelitian yang sebelumnya pertanyaan penelitian tersebut sudah
diajukan pada Bab II.

Pembahasan Hasil Penelitian


Penyusunan pada bagian ini sudah sesuai dengan pedoman penulisan skripsi, karena
tidak mengulang data dan proses perhitungan pada bagian sebelumnya, melainkan
membahas mengenai hasil yang didapat dalam penelitian. Hasil-hasil tersebut yaitu
mengenai perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik
antara yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan model
Discovery Learning (DL), dimana hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematik peserta didik yang pembelajarannya menggunakan
model Problem Based Learning (PBL) lebih baik dibandingkan dengan yang
menggunakan model Discovery Learning (DL), selanjutnya membahas mengenai
percaya diri matematik peserta didik terhadap model Problem Based Learning
(PBL), yang hasilnya menunjukkan bahwa percaya diri matematik peserta didik
yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) adalah sangat tinggi.
Kemudian, pembahasan yang terakhir yaitu mengenai percaya diri matematik
peserta didik terhadap model Discovery Learning (DL), dimana hasilnya
menunjukkan bahwa percaya diri matematik peserta didik yang menggunakan
model Discovery Learning (DL) adalah tinggi. Dalam setiap pembahasan tersebut
dikaitkan dengan kajian teori atau terdapat pendapat dari para ahli, juga sudah
dideskripsikan secara jelas bagaimana hasil dari keadaan di lapangan. Ditambah,
pada pembahasan percaya diri, baik itu yang menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) maupun model Discovery Learning (DL), sudah dipaparkan hasil
dari setiap indikator yang diuji.

Simpulan
Simpulan dalam skripsi tersebut sudah relevan dengan rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan hipotesis serta pertanyaan penelitian, karena dalam simpulan
tersebut sudah menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah, sudah
mencapai tujuan penelitian, dan sudah membuktikan diterimanya hipotesis yang
diajukan. Simpulan dalam skripsi tersebut yaitu:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik yang

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik dari pada

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning

(DL).

2. Percaya diri matematik yang pembelajarannya menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) memiliki tingkat percaya diri yang sangat

tinggi dengan presentase 81,45%.

3. Percaya diri matematik yang pembelajarannya menggunakan model

Problem Based Learning (DL) memiliki tingkat percaya diri yang tinggi

dengan presentase 75,44%.

Saran
Pada bagian ini sudah dikemukakan saran bagi kepentingan praktis, yaitu sudah
ditujukan kepada pihak sekolah, guru mata pelajaran matematika, dan peneliti
selanjutnya. Saran dalam skripsi tersebut yaitu:
1. Kepada pihak sekolah diharapkan untuk memberikan dukungan berupa
fasilitas yang memadai dan lebih baik agar dapat memenuhi dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Problem
Based Learning (PBL).
2. Bagi guru mata pelajaran matematika, diharapkan untuk mencoba
menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dan model
pembelajaran Discovery Learning (DL) dengan persiapan yang lebih
matang agar pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematik
peserta didik menjadi lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dalam pembelajaran menggunakan
model Problem Based Learning (PBL) atau model pembelajaran Discovery
Learning (DL), dapat mengatur waktu seefektif mungkin, dengan bahasan
yang lebih luas dan digunakan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai