Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KONSEP DIRI:

HALUSINASI

Disusun oleh :

Eka Aestri Agustina


(A31500823)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
KONSEP DASAR HALUSINASI

A. Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan
dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara
internal atau eksternal) disertai dengan suatu pengurangan, berlebih – lebihan,
distorsi atau kelainan berespon terhadap semua stimulus (Towsend, 1998).
Halusinasi adalah persepsi panca indra tanpa ada rangsangan dari luaryang
dapat mempengaruhi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat
kesadaran individu itu baik. (Carpenito, 1996).
Berdasarkan beberapa pengertian halusinasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa gangguan persepsi sensori halusinasi adalah suatu persepsi sensorik
individu yang keliru tanpa dijumpai rangsang luar, rangsang tidak nyata dan
sebenarnya tidak terjadi.

B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis (perkembangan sistem saraf yang abnormal)
b. Psikologis (penolakan/tindakan kekerasan)
c. Sosial Budaya (kemiskinan, konflik sosial-budaya, stress)
2. Faktor Presipitasi
a. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologik
yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak
yang mengatur proses informasi, dan abnormalitas pada mekanisme
pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan secara
selektif menanggapi rangsangan.
b. Stress lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang terhadap toleransi stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
c. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologik yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan
perilaku individu.

C. Tanda dan gejala


1. Bicara, senyum / tertawa sendiri
2. Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu
3. Merusak diri sendiri / orang lain / lingkungan
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
5. Tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi
6. Pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal
7. Sikap curiga dan bermusuhan
8. Sulit membuat keputusan
9. Menarik diri, menghindari dari orang lain, ketakutan
10. Menyalahkan diri sendiri/ orang lain
11. Muka merah kadang pucat
12. Ekspresi wajah bingung
13. Tekanan darah naik, nadi cepat
14. Nafas terengah- engah

D. Macam- Macam Halusinasi


1. Halusinasi pendengaran 5. Halusinasi perabaan
2. Halusinasi penglihatan 6. Halusinasi kinestik
3. Halusinasi 7. Halusinasi hipnogogik
penciuman/olfaktotik 8. Halusinasi hipnopompik
4. Halusinasi 9. Halusinasi histerik
pengecapan/gustatorik 10. Halusinasi autoskopi

E. Fase-Fase Halusinasi
1. Fase Comforting (ansietas sedang)
Klien mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah, takut dan mencoba
untuk fokus pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas.
Gejalanya: tersenyum, tertawa tidak sesuai, pergerakan mata cepat, respon
verbal lambat, asik ketika diam.
2. Fase Condeming (ansietas berat)
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal
dan eksternal, klien berada pada tingkat “listening” pada halusinasi.
Pemikiran internal menjadi menonjol, gambaran suara dan sensasi
halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas, klien takut apabila orang
lain mendengar dan klien merasa tak mampu mengontrolnya.
3. Fase Controlling (ansietas berat)
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien menjadi
terbiasa dan tak berdaya pada halusinasinya. Halusinasi memberi
kesenangan dan rasa aman sementara. Gejala: kemauan dikendalikan oleh
halusinasi, konsentrasi perhatian hanya beberapa detik/menit, tremor, tidak
mampu mematuhi perintah.
4. Fase Conquering (panik)
Klien merasa terpaku dan tak berdaya melepaskan diri dari kontrol
halusinasinya. Klien sudah dikuasai oleh halusinasi dan klien cenderung
panik.

F. Pohon Masalah

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan efek

Gangguan persepsi sensori: halusinasi core problem

Isolasi diri : manarik diri etiologi

(Keliat, 2001)

G. Diagnosa dan Fokus Intervensi


Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Fokus Intervensi :
Strategi Pelaksanaan
Pasien Keluarga
SP I p SP I k
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi 1. Mendiskusikan masalah yang
pasien dirasakan keluarga dalam merawat
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
pasien gejala halusinasi yang dialami pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi beserta proses terjadinya
pasien 3. Menjelaskan cara-cara merawat
5. Mengidentifikasi situasi yang pasien halusinasi
menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respon pasien SP II k
terhadap halusinasi 1. Melatih keluarga mempraktekkan
7. Melatih pasien cara kontrol halusinasi cara merawat pasien dengan
dengan menghardik halusinasi
8. Membimbing pasien memasukkan 2. Melatih keluarga melakukan cara
dalam jadwal kegiatan harian merawat langsung kepada pasien
halusinasi
SP II p
1. Memvalidasi masalah dan latihan SP III k
sebelumnya 1. Membantu keluarga membuat
2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi jadwal aktivitas di rumah termasuk
dengan berbincang dengan orang lain minum obat (discharge planning)
3. Membimbing pasien memasukkan 2. Menjelaskan follow up pasien
dalam jadwal kegiatan harian setelah pulang

SP III p
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan kegiatan (yang biasa dilakukan
pasien)
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

SP IV p
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Menjelaskan cara kontrol halusinasi
dengan teratur minum obat (prinsip 5
benar minum obat)
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

H. Sumber Referensi
Carpenito, Lynda Jual. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna. 2001. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standart Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa
Edisi 1. Bandung: RSJP.
Townsend. 1995. Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for
Care Plan Construction Edisi 3. Jakarta: EGC.
. 2004. Pelatihan Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Jiwa.
Semarang: Unpublished.

Anda mungkin juga menyukai