LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS KEAMANAN
PANGAN
JUDUL PRAKTIKUM :
PENETAPAN LEMAK KASAR
Tanggal Praktikum :
16 November 2017
Kelompok : 3
Nama :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GARUT
2017-2018
Penetapan Lemak Kasar
1. Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan kadar lemak secara kasar dengan metode
Soxletasi.
2. Prinsip
Lemak diekstrak dengan menggunakan dietil eter, setelah pelarutnya
diuapkan lemak yang dihasilkan dapat ditimbang dan dapat dihitung
persentasenya.
3. Alat dan Bahan
No. Alat yang digunakan Bahan
1 Labu dasar bulat Dietil eter atau pelarut lemak
2 Alat Ekstraksi Soxleth lainnya
3. Kondensor Sampel kemiri
4. Klem
5. Gelas Kimia
6. Penangas Air / Water
7. Bath
8. Oven
Timbangan Analitik
4. Landasan Teori
Metode Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut
semikontinu. Ekstraksi dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang
ekstraksi selama 5 sampai dengan 10 menit dan secara menyeluruh
memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung pendidihan. Kandungan
lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau berat lemak yang
dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman contoh dan tidak
menyebabkan penyaluran. Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu
yang lebih lama daripada metode kontinu (Nielsen 1998).
Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut
konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau
granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble
selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion
adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out
(Darmasih 1997).
Langkah-langkah dalam metode Soxhlet adalah : menimbang tabung
pendidihan ; menuangkan eter anhydrous dalam tabung pendidihan, susun
tabung pendidihan, tabung Soxhlet, dan kondensator ; ekstraksi dalam
Soxhlet ; mengeringkan tabung pendidihan yang berisi lemak yang
terekstraksi pada oven 1000C selama 30 menit ; didinginkan dalam desikator
lalu ditimbang (Nielsen 1998).
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 sampai dengan 10 gram dan
kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong tempat
sampel) , di atas sampel ditutup dengan kapas. Pelarut yang digunakan adalah
petroleum spiritus dengan titik didih 60 sampai dengan 80°C. Selanjutnya,
labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan
panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan petroleum
spiritus 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena
kelarutan lemak pada pelarut organik. Thimble yang sudah terisi sampel
dimasukan ke dalam Soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan
ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor . Alat pendingin
disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat
ekstraksi lemak kemudian mulai dipanaskan (Darmasih 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati Soxhlet menuju ke
pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes
ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini
terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan
dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga
pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan
selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan
melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997).
5. Prosedur Kerja
6. Pengamatan
- Bobot yang didapat
Berat sampel = 5 gr
Berat akhir labu dan minyak sebelum direfluks = 113,84 gr
Berat awal labu dan minyak sesudah direfluks = 110,02 gr
Berat labu minyak sebelum - sesudah direfluks =113,84 – 110,02 = 3,82
gr
3,82 𝑔𝑟
%Lemak = 𝑥100% = 76,4 %
5 𝑔𝑟
7. Pembahasan
Menurut Lehninger (1982) lemak merupakan bagian dari lipid
yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat. Lemak merupakan
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
kloroform (CHCl3), benzena, hexana dan hidrokarbon lainnya. Lemak dapat
larut dalam pelarut tersebut karena lemak mempunyai polaritas yang sama
dengan pelarut (Herlina 2002).
8. kesimpulan
dari hasil percobaan diatas,dapat disimpulkan bahwa kadar lemak
dalam kemiri adalah 76,4 %