Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 1
Handika Saputra (41983)
Rifki Febrianto (45793)
Andi Saputra (46280)
Nicholas Hartono (45799)
Moh. Ivan Prayoga (46507)
Fandy Azis (45784)
M. Dimas Mahardika (46504)
Ricky Algiffary H. (45805)
FAKULTAS TEKNIK
2018
A. Keunggulan Transportasi Jalan Raya
1. Aksesibilitas Tinggi
Ditulis oleh: Nicholas Hartono – 45799
4. Fleksibel
Ditulis oleh: Hardika Saputra - 41983
Salah satu keunggulan transportasi jalan raya yaitu fleksibel, dapat diartikan ketika kita
menggunakan jalan raya kita dapat dengan mudah mengganti tujuan perjalanan, fleksibel dapat
diartikan juga kita dapat berhenti dimanapun juga sesuai dengan kebutuhan. Jika dibandingkan
dengan transportasi yang lain, transportasi jalan tentu sangat unggul dalam perubahan tujuan
maupun dengan lokasi pemberhentian.
Dalam arti lain fleksibel juga dapat diartikan dengan keterkaitan dengan jenis transportasi
lain, transportasi jalan raya dapat terhubung dengan jenis transportasi yang lain dengan baik,
baik dengan transportasi laut maupun dengan transportasi udara. Dari sudut pandang ini dapat
dilihat bagaimana pentingnya transportasi jalan raya. Karena untuk mengakses transportasi lain
dibutuhkan transportasi jalan raya untuk mencapainya ( ex: Dibutuhkan adanya jalan untuk ke
bandara maupun ke pelabuhan )
5. Mudah diakses
Ditulis oleh: Hardika Saputra - 41983
Mudah di akses merupakan keunggulan yang sangat besar pengaruhnya terhadap jenis
transportasi lain, transportasi jalan raya dapat digunakan dengan kendaraan pribadi maupun
kendaraan umum secara mudah, berbeda dengan transportasi lain, contohnya transportasi
udara, walaupun kita sudah punya kendaraan pribadi (helicopter) pribadi,untuk perizinan dan
wilayah tujuannya sangat diatur dan dibatasi dengan ketat. Untuk kedaraan umum pun,
transportasi jalan raya masih menjadi pilihan utama, karena transportasi jalan raya dapat
menjangkau perjalanan dengan skala pendek maupun perjalanan dengan skala jarak jauh
dengan mudah. Salah satu yang menunjukan transportasi jalan raya mudah diakses yaitu
bahwa transportasi jalan raya dapat digunakan dengan mudah oleh semua kalangan, baik dari
anak-anak, remaja, dewasa, dan juga lansia.
Kondisi kendaraan
Pemeliharaan kendaraan Anda, dan usahakan tak hanya sekedar untuk memperpanjang
usia mobil, tetapi berguna agar mobil tetapi agar kendaraan tetap terjaga.
Dengan melakukan pemeliharaan, pemilik akan menyadari dan mendeteksi sejak dini
apa saja masalah-masalah mobil yang tengah dialami mobilnya sebelum masalah itu
menjadi besar mengakibatkan hal yang fatal.
Salah satu masalah pemeliharaan paling umum yang dapat menyebabkan kecelakaan
adalah tekanan ban yang tidak tepat. Tekanan yang tidak merata pada ban bukan hanya
dapat memengaruhi kinerja bahkan juga bisa menyebabkan ledakan, terutama saat
mobil berada pada kecepatan tinggi.
Wilayah penting lainnya ada pada rem mobil. Jika Anda melihat beberapa
“kelembutan” di pedal rem, atau merasakan getaran ketika rem diterapkan, sebaiknya
segera diperiksakan oleh seorang mekanik profesional.
Human Error
Dari seluruh kecelakaan yang terjadi di jalan raya, faktor kelalaian manusia
dalam berkendara (human error) memiliki kontribusi paling tinggi, yaitu mencapai 80-
90 %. Sisanya merupakan faktor dari ketidaklaikan sarana kendaraan (5-10%) dan
kerusakan infrastruktur jalan (10-20%). Hal tersebut disampaikan Wamenhub,
Bambang Susantono saat menghadiri acara kampanye keselamatan di jalan raya yang
diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI), Kamis (17/2) di bundaran HI,
Jakarta.
Selain dari perilaku pengemudi sendiri, resiko kecelakaan lalu lintas juga dapat
diakibatkan oleh pengguna kendaraan atau pengguna jalan yang lain. Pengguna jalan
atau pengemudi kendaraan lain yang tidak taat pada aturan lalu lintas, tidak fokus dan
sedang mengemudikan kendaraan yang kondisinya buruk tentu dapat meningkatkan
resiko kecelakaan di jalan raya.
c. Patuhi peraturan yang berlaku. Seperti jangan bermain HP, pasang sabuk pengaman untuk
pengguna mobil, dll.
d. Jangan mengantuk.
Bila kendaraan yang ditumpangi mengalami kelebihan penumpang atau bobot, hal
ini akan mempersulit keseimbangan saat membawa kendaraan dan bisa menyebabkan
kecelakaan. Oleh karena itu, lebih baik membawa barang seperlunya saja jangan
berlebihan.
2. Tingkat kemacetan dan kepadatan yang lebih tinggi, dibandingkan dengan moda
transportasi lainnya
Ditulis oleh: M Rifki Febrianto - 45793
Jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, seperti jalan rel, udara, dan laut,
transportasi jalan raya bisa dikatakan memiliki kemungkinan terjadinya kemacetan yang lebih
besar. Secara garis besar, terdapat 4 faktor yang menyebabkan tingkat kemacetan trasnportasi
jalan raya relatif tinggi, antara lain:
a) Faktor Jalan raya (ruang lalu lintas jalan)
Faktor jalan raya adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi jalan raya itu
sendiri. Buruknya kondisi ruang lalu lintas jalan serta sempit /terbatasnya ruang/lahan
jalan akan menghambat pergerakan pengguna jalan.
Penyebab buruknya kondisi ruang jalan raya antara lain: adanya kerusakan pada
ruas jalan, penggunaan ruang jalan yang bukan semestinya, misalkan saja jalan yang
digunakan untuk praktek pasar. Terbatasnya lahan jalan dapat diartikan daya tampung
(kapasitas) yang rendah dari ruang lalu lintas jalan, disebabkan jumlah kendaraan yang
b) Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi kendaraan yang
melintasi di jalan raya. Berbagai hal yang menyangkut kondisi kendaraan bisa berupa :
jenis kendaraan, ukuran kendaraan, kuantitas (jumlah) dan kualitas kendaraan yang
melintas di jalan raya. Contoh kasusnya ialah seperti jumlah kendaraan yang melintas
melebihi daya tampung jalan raya tersebut atau beroperasinya jenis dan ukuran
kendaraan tertentu yang berpotensi memacetkan arus lalu lintas.
Menurut hasil jajak pendapat pada infodokterku.com yang dilakukan sejak bulan
September 2010 dengan pertanyaan “Menurut pendapat Anda, jenis kendaraan apa
yang punya kontribusi paling besar dalam menimbulkan kemacetan di jalan-jalan
Ibukota (Jakarta)?” Hasilnya per tanggal 28 Februari 2011, berturut-turut: 57,3%
responden menjawab mobil, 26,7% menjawab angkutan umum dan 16% menjawab
sepeda motor punya kontribusi paling besar dalam menimbulkan kemacetan lalu lintas
di Jakarta.
Berdasarkan hasil jajak pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa lebih
dari sebagian besar responden berpendapat bahwa mobil pribadi merupakan kontributor
terbesar yang menimbulkan kemacetan lalu lintas, diikuti angkutan umum sebagai
kontributor terbesar kedua. Hal ini memang benar adanya karena mobil (mobil pribadi)
memiliki ukuran badan besar dan kuantitasnya yang banyak pula, sehingga memakan
banyak ruang di jalan raya. Banyaknya mobil (mobil pribadi) yang melintas di jalan
raya pada suatu saat tertentu secara bersamaan akan sangat memakan banyak ruang
jalan yang memang sudah sangat terbatas.
Selain itu, pemakaian mobil pribadi bisa dikatakan sangat tidak efisien, dikarenakan
jumlah orang yang ada di dalam mobil tersebut hanya 1 atau 2 saja. Sebenarnya solusi
dari masalah ini sudah ada yaitu dengan menerapkan Three in one di Jakarta, namun
yang terjadi justru munculnnya jenis pekerjaan baru yaitu joki, yang bekerja untuk
mengisi kekosongan penumpang di dalam mobil dan juga banyak mobil pribadi yang
menghindari jalan non tol yang terkena aturan 3 in 1 sehingga jalan non tol menjadi
’sepi’ dari mobil pribadi, sebaliknya jalan tol menjadi sangat padat sampai macet.
Pengemudi mobil pribadi lebih memilih menggunakan jalan tol walaupun harus
c) Faktor Manusia
Faktor manusia adalah faktor-faktor yang berasal dari manusia selaku pemakai
jalan. Berbagai hal menyangkut manusia antara lain: sikap, perilaku dan kebiasaan
(behavior and habit) yang kurang tepat ketika menggunakan jalan raya menyebabkan
kemacetan lalu lintas dan membahayakan pihak lain, contohnya saja sikap dan perilaku
mementingkan diri sendiri, tidak mau mengalah, congkak, arogan, menganggap bahwa
melanggar aturan berlalu lintas adalah hal biasa serta tidak mengetahui atau tidak mau
peduli bahwa gerakan (manuver) nya mengganggu bahkan membahayakan
keselamatan pengguna jalan lain,yang berprinsip bahwa kecerobohannya bukan
merupakan tanggung jawabnya melainkan menjadi tanggung jawab pihak lain.
d) Faktor Lain
Banyak faktor lain selain ketiga faktor di atas yang dapat menyebabkan kemacetan
lalu lintas, misalnya: penerapan yang keliru terhadap kebijakan dan undang-undang lalu
lintas angkutan jalan, keberadaan mall (pintu mall) di tepi jalan raya sehingga keluar
masuk kendaraan, orang dan angkutan umum yang ngetem akan mengganggu
kelancaran lalu lintas, kurangnya jumlah petugas pengatur lalu lintas, demonstrasi,
kerusuhan, dan cuaca (hujan deras dan banjir).
(Grafik 4.1. penggambaran korelasi antara volume lalu lintas dengan emisi NO2)
Transportasi jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi yang dapat mengakomodir
kendaraan dengan volume yang besar, dan implikasinya, karena volume kendaraan yang masuk
besar, maka polusi yang dihasilkan akan tinggi juga. Jalan raya dirancang untuk mengakomodir
kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengemisikan polusi, dan ketika kendaraan-
kendaraan tersebut menjejali jalanan, maka emisi polusi total yang mereka hasilkan akan
tinggi. Hal tersebut dikonfirmasi oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh U.S. National
Library of Medicine menyatakan bahwa tingkat polusi pada jalanan berkorelasi secara positif
(Grafik 4.2. grafik tren konsumsi energi pada sektor transportasi di Eropa pada kurun waktu
1990-2015)
Dihimpun dari sebuah penelitian yang diselenggarakan oleh European Environment Agency
pada 2017, dapat terlihat sebuah tren dimana konsumsi energi di bidang transportasi selalu
didominasi oleh konsumsi di sektor jalanan (road gasoline and road diesel). Pada tahun 2015
saja, konsumsi energi yang dilakukan oleh kendaraan bermotor di jalan raya mencapai angka
sebesar 11,4 juta terajoule dibandingkan dengan total konsumsi energi moda transport lainnya
yang hanya sebesar 5,2 juta terajoule.
Sebuah penelitian yang diprakarsai oleh Departemen Transportasi Amerika Serikat juga
membuat sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa transportasi rel adalah moda transportasi
Dapat terlihat bahwa emisi polusi yang dihasilkan oleh bis dan mobil lebih tinggi daripada
emisi polusi yang dihasilkan oleh moda transportasi jalan rel, yang terdiri dari jalanan rel
konvensional dan jalanan rel untuk kereta cepat. Sementara itu, emisi polusi paling tinggi
dihasilkan oleh pesawat. Meskipun begitu, jumlah pesawat yang terbang tidak sebanding
dengan jumlah mobil yang melintasi jalanan, sehingga predikat polutor terparah dapat kita
limpahkan ke moda transportasi jalan raya.
6. Standarisasi pengemudi kendaraan jalan raya yang masih kurang berjalan optimal
Di Indonesia, kita mengenal sebuah istilah SIM (Surat Izin Mengemudi) yang menjadi
standar bahwa seseorang dinyatakan telah diperbolehkan mengendarai kendaraan bermotor,
baik roda dua, roda empat, dan yang lainnya sesuai dengan golongan SIM.
Pada intinya fungsi dari Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah sebagai bukti bahwa pengemudi
layak untuk mengemudikan kendaraan atau mampu berkendara di jalan dengan baik dan benar.
Namun kenyataan di lapangan membuktikan bahwa beberapa Surat Izin Mengemudi (SIM)
yang digunakan oleh pengendara didapatkan dengan proses instan, lazimnya masyarakat
menyebutnya “Surat Izin Mengemudi (SIM) tembak”.
Fenomena “SIM tembak” tidak diketahui kapan munculnya dan kapan berlakunya.
Masyarakat perlu mengetahui bahwa fenomena tersebut akan dapat merugikan person atau
orang yang akan mengajukan pembuatan SIM maupun yang telah memiliki Surat Izin
Mengemudi (SIM) yang didapatkan melalui proses “instan” tadi. Dapat dibayangkan kiranya
Zhang, K., Batterman, S. Air Pollution and Health Risks Due to Vehicle Traffic. 2013.
[online] Amsterdam: Science of The Total Environment. Tersedia di:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0048969713001290
Federal Railroad Adminstration, 2009. Vision for High-Speed Rail in America. 2009. [online]
Washington, DC: U.S. Department of Transportation. Tersedia di:
https://www.fra.dot.gov/Elib/Document/1468
Indrawan, A., Ini Pelanggaran yang Sering Terjadi dalam Pembuatan. 2016. [online]
DetikNews. Tersedia di: http://news.detik.com/berita/3216692/ini-pelanggaran-yang-
sering-terjadi-dalam-pembuatan-sim
Sutrimansyah, M., Fenomena Penerbitan (Surat Izin Mengemudi) SIM yang Tidak Sesuai
Prosedur. 2017. [online] CalonSH. Tersedia di:
http://www.calonsh.com/2016/11/26/fenomena-penerbitan-surat-izin-mengemudi-sim-
yang-tidak-sesuai-prosedur
BUN., Kemenhub Sosialisasikan Batas Kecepatan Kendaraan Di Jalan Raya. 2015. [online]
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Tersedia di:
http://www.dephub.go.id/berita/baca/kemenhub-sosialisasikan-batas-kecepatan-
kendaraan-di-jalan-raya
RDH., Kelalaian Berkendara Faktor Terbesar Kecelakaan di Jalan Raya. 2011. [online]
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Tersdia di:
http://www.dephub.go.id/berita/baca/kelalaian-berkendara-faktor-terbesar-kecelakaan-di-
jalan-raya-3422/
Muhardi, H., 7 Tips Ampun Mencegah Kecelakaan di Jalan Raya., 2017. [online] Liputan 6.
Tersedia di: https://www.liputan6.com/otomotif/read/3170508/7-tips-ampuh-mencegah-
kecelakaan-di-jalan-raya
Setiadarma, A., 8 Penyebab Utama Kecelakaan Lalu Lintas. 2014. [online] Keluarga.com.
Tersedia di: https://keluarga.com/1505/8-penyebab-utama-kecelakaan-lalu-lintas