Anda di halaman 1dari 9

2.

1 Sejarah Perkembangan Di Indonesia


Menurut Djoko Suseno (2000), di Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari
daratan Eropa dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat
penting.
Sementara itu, menurut R.O Ardiwinata, (1981) ikan karper yang berkembang di
Indonesia diduga awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper
diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada pertengahan abad ke-
19. Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban - subtrat untuk pelekatan
telur ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860, sehingga budi daya ikan karper di
kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
Sedangkan penyebaran ikan karper di daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada
permulaan abad ke-20, terutama sesudah terbentuk Jawatan Perikanan Darat dari
“Kementrian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu. Dari Jawa, ikan karper kemudian
dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya dikembangkan di
Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun 1903,
Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927
atas permintaan Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan karper
dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia (karper gajah) dan kemudian tahun 1930
didatangkan lagi karper jenis Frankisia (karper kaca). Menurut Djoko Suseno (2000), kedua
jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa dagingnya lebih sedap, padat,
durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan ras-ras lokal yang sudah
berkembang di Indonesia sebelumnya.
Pada tahun 1974, seperti yang dikemukakan Djoko Suseno (2000), Indonesia
mengimpor ikan karper ras Taiwan, ras Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari
Taiwan, Jerman dan Jepang. Sekitar tahun 1977 Indonesia mengimpor ikan karper ras yamato
dan ras koi dari Jepang. Ras-ras ikan karper yang diimpor tersebut dalam perkembangannya
ternyata sulit dijaga kemurniannya karena berbaur dengan ras-ras ikan karper yang sudah ada
di Indonesia sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan membentuk ras-ras baru.

2.2 Jenis – Jenis Ikan Mas


Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang
berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas
favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis ikan mas
majalaya. Di daerah lain,jenis ini belum tentu disukai, begitu juga sebaliknya. Perbedaan
tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan kebiasaan para petani yang
membudidayakannya secara turun-temurun.
Dari beberapa jenis ikan mas yang telah dikenal masyarakat, varietas majalaya
termasuk jenis unggul. Buktinya, varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian tahun 1999
dalam rangka HUT ke-25 Badan Litbang Pertanian.
Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni
ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas
yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang
berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi
kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau
akuarium.
2.2.1 Ikan Mas Konsumsi
1. Ikan Mas Punten
Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa Timur.
Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena itu, bentuk
badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big belly). Perbandingan
antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4: 1. Warna sisik hijau gelap, mata agak
menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan bersifat jinak.
2. Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya
Tidak diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa orang menyebutkan, ikan mas
ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang (long
bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas punten.
Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66: 1.
Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda
agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua. Sifat ikan mas
sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan mas sinyonya memiliki
kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000125.000 dan diameternya 0,3-1,5 mm.
Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan, sedangkan
yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit Myxoxporea. Kisaran
toleransi pH-nya 5,5-8,5.
3. Ikan Mas Taiwan
Ikan mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur
agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi sirip
dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif terhadap makanan sehingga
akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari
Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan di Indonesia.
4. Ikan Mas Merah
Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya
aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya relatif
memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif lebih rendah dan
tidak lancip. Matanya agak menonjol.
5. Ikan Mas Majalaya
Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih
membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara
panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2: 1.
Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih.
Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau
keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di
bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna sisik ikan
ini semakin gelap.
Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif
cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophilla, rasanya lezat dan gurih, dan
tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya
tergolong tinggi, yakni 84.000-110.000 butir per kilogram induk. Berikut ini kriteria benih
ikan mas majalaya berbagai ukuran berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
6. Ikan Mas Yamato
Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya
memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan
dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.
7. Ikan Mas Lokal
Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas.
Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak
dikenal oleh petani ikan dewasa ini.
Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah
ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar
ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas
lain yang ada di masyarakat.

2.2.2 Ikan Mas Hias


Jenis-jenis ikan mas yang digolongkan ke dalam kelompok ikan mas hias sebagai berikut.
1. Man Mas Kumpay
Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai
sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi, ada yang
putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang seperti ikan mas
sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan mas ini juga
dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.
2. Ikan Mas Kancra Domas
Bentuk tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan
kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna sisiknya
bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya berwarna gelap. Semakin ke
arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.
3. Ikan Mas Kaca
Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup
sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di
sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih mengilap. Sisik tersebut berukuran
besar dan tidak seragam.
4. Ikan Mas Fancy
Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada
tubuhnya terdapat totoltotol berwarna hitam. Karena warnanya yang bermacammacam itulah
ikan mas ini disebut fancy.
5. Ikan Mas Koi
Ikan mas koi atau yang lebih populer disebut koi ini berasal dari Jepang. Mulai dikenal di
Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya beragam,
ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.
Hobis ikan mas umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya
yang indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan cukup jinak.
Ikan koi memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya,
misalnya platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi, dan
taishusanshoku nishikigoi.

2.3 Syarat dan Kebiasaan Hidup


Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu
dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas
dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut (dpl)
dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas terkadang ditemukan
di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%o.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis
makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan
utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
2.4 Perkembangbiakan.
Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan
betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma).
Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada
musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada awal musim hujan, karena
adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang
memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau
rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan
sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat,
berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur
bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam
telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva
ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan
makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva
ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan
bobotnya antara 18-20 mg.
Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia
kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya.
Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia.
Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.
Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan
bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan
(benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram.
Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang
bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot
induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai
bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan
mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.

2.5 Kebiasaan Makan


Biasanya, petani ikan lebih suka memberikan pakan tumbuhan terhadap ikan mas
berupa dedak atau pellet. Padahal, ikan ini tergolong ikan pemakan segala ( omnovora ). Hal
ini bisa dibuktikan dengan pemberian pakan dari sisa – sisa dapur atau tanaman air yang
lunak.
Biasanya, benih ikan mas akan memakan Protozoa dan Crustacean. Benih yang
berukuran 10 cm memakan jasad dasar seperti Chironomidae, Oligochaete, Epemenidae,
Trichotera, Tubificidae, Mulusca dan lain sebagianya. Jasad – jasad tersebut dimakan
bersama – sama dengan tanaman air yang membusuk dan bahan – bahan organik lainya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pemilihan Induk dan Persiapan Pemijahan


Induk ikan mas betina dapat dipijahkan berumur 1.50 – 3 tahun dengan bobot
minimum 1.50 kg/ekor, sedangkan induk jantan berumur 6 bulan keatas dengan bobot
minimum 0.50 kg/ekor. Badan tidak cacat, termasuk sirip, dengan sisik yang besar dan
letaknya teratur. Kepala relative kecil dibandingkan panjang badan. Tubuh relative besar
sehimgga mampu menghasilkan banyak telur. Pangkal ekor normal ( pangkal ekor lebih
panjang dibandingkan tingginya ), lebar dan tebal yang menggambarkan sifat yang kuat serta
cepat tumbuh.
Induk betina matang gonad dapat ditandai dengan gerakan yang lamban, perut
membesar atau buncit kearah belakang, jika diraba terasa lunak, lubang anus agak
membengkak atau menonjol dan bila perut diurut perlahan kearah anus akan keluar cairan
kuning kemerahan. Sedangkan untuk induk jantan gerakanya lincah, badannya langsing dan
jika diurut bagian perutnya akan keluar cairan sperma berwarna putih seperti susu dari lubang
kelamin. Dalam persiapan pemijahan, perbandingan induk jantan dan betina adalah 1 : 1 (
kg/m2 ) artinya untuk satu ekor induk betina berbobot 2 kg/ekor maka jumlah induk jantan
adalah 3 ekor dengan bobot 600-700 g/ekor.
Pakan yang biasa diberikan oleh petani adalah biji jagung kecambah dosis 2 – 3 %
dari total bobot ikan / hari. Pakan diberikan dua kali ( Mantau et al. 2001 ).
Sebelum pemijahan dilakukan, induk jatan dan betina yang matang kelamin ( gonad )
biasanya dipisahkan terlebih dahulu di kolam khusus ( kolam pemberokan ). Namun, cara ini
memiliki kendala, yaitu sulit mengontrol dan memindahkan larva dan induk serta
memerlukan waktu yang lama mulai dari pengeringan sampai pengairan kolam. Untuk itulah
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Sulawesi Utara memperkenalkan cara
pembenihan yang efesien dan efektif dengan menggunakan rumah pemijahan. Rumah
pemijhan berfungsi sebagai tempat pemberokan ( selama 2 - 3 hari ), pemijahan iduk dan
penetasan telur.
Rumah pemijahan terdiri atas rangka rumah dari bambu, atap dari daun kelapa kering
untuk melindungi telur dari sinar matahari dan hujan, aliran air ( pancuran ) yang berfungsi
sebagai aerator alami, kakaban yang merupakan tempat menempelnya telur hail pemijahan
dan happa untuk pemijahan dan penetasan. Berdasarkan pengamatan di lapangan,
penggunaan happa cukup menguntungkan karena pemanenan larva lebih mudah
dibandingkan di kolam, begtu pula pengontrolan telur dan larva serta pemindahan induk ke
kolam induk.

3.2 Modifikasi Pakan Larva


Larva ikan mas memerlukan pakan yang sesuai dengan ukuran mulutnya, seperti
plankton dan suspensi kuning telur ayam (pakan buatan). Pakan larva yang dikenal oleh
petani pembenih ikan adalah suspensi kuning telur. Salah satu modifikasi pakan larva adalah
suspensi kuning telur masak + tepung pellet. Pakan ini sudah dikaji oleh BPTP Sulawesi
Utara dan secara spesifik lokasi telah direkomendasikan kepada pembenihan ikan. Pakan
tersebut dibuat dengan cara sebagai berikut. Telur ayam yang sudah direbus diambil
kuningnya, diencerkan dengan air matang satu liter, kemudian disaring dengan kain tile.
Selanjutnya kuning telur masak tadi dicampurkan dengan pellet yang sudah
dihaluskan dengan perbandingan 1 : 1 ( bagian ). Dosis ini dapat memenuhi kebutuhan
10.000 ekor larva/hari.
Pakan campuran kuning telur masak + tepung pellet dapat diberikan kepada larva ikan
mas yang berumur 2 hari setelah penetasan telur. Cara pemberianya dengan menggunakan
semprotan atau ditebar merata pada permukaan happa. Pakan diberikan selama 1 – 2 minggu
sebanyak 10 % dari total ikan yang ditebar. Setelah itu benih hanya diberi pellet halus sampai
mencapai ukuran siap jual. ( Mantau et al. 2001 )

3.3 Pengelolaan Telur dan Larva


Air yang digunakan untuk penetasan telur harus bersih atau tidak mengandung
lumpur. Air mengandung oksigen yang cukup, karena itu air perlu terus mengalir , agar air
terus mengalir, pada saluran masuk di atas happa ditambahkan sebatang bambu yang telah
dilubangi berjarak 50 cm. air akan melewati lubang – lubang tersebut sehingga terjadi
percikan air sebagai tambahan penyediaan oksigen. Bahan – bahan yang membusuk harus
dibuang, demikian pula sampah yang menyumbat saluan air. Suhu air diusahakan stabil pada
kisaran 19 – 30 0C ( Zonneveld et al. 1991; mantau et al. 2001 ). Kolam penetasan atau happa
diberi tutup atau sebagai pelindung dari terik matahari dan air hujan.
Setelah telur menetas, larva dipindahkan ke happa pemeliharaan. Larva dipelihara
selama satu bulan kemudian dilakukan penjarangan benih. Larva yang baru menetas akan
menyerap nutrisi dari telur sebagai makananya. Setelah 2 – 3 hari, larva akan mencari makan
diperairan, saat itulah larva perlu diberi pakan tambahan.
Pakan larva dianjurkan yaitu suspensi kuning telur masak + tepung pellet. Pakan
diberikan setiap hari selama 1 – 2 minggu pada pukul 07.30, 10.00, 12.30, 14.30, dan 17.30
dengan dosis 10 % dari bobot populasi setiap happa. Sebagai patokan, untuk happa ukuran 1
m3, padat tebar optimum adalah 400 ekor. Larva yang telah menjadi benih ( 2-3 cm ) diberi
pakan tepung pellet dengan dosis dan waktu pemberian yang sama hingga benih berukuran 3
– 5 cm. setelah itu dilakukan penjarangan dan pemindahan benih kekolam benih sesuai
ukurannya. Keuntungan menggunakan happa adalah dapat diperoleh benih yang relative
seragam dan lebih mudah dalam melakukan penjarangan. Pemberian pakan diusahakan tepat
waktu dan suspensi pakan yang tersisa tidak diberikan keesokan harinya.
Hasil kajian penggunaan pakan suspensi kuning telur masak + tepung pellet
menunjukan bahwa pakan larva ini memberikan pertumbuhan harian larva ikan mas yang
paling tinggi dibanding pakan larva lainya seperti suspensi kuning telur masak, suspensi
kuning telur mentah, dan suspensi kuning telur mentah + tepung pellet. Pertumbuhan harian
larva ikan mas yang tinggi disebabkan pakan tersebut mengandung zat gizi cukup tinggi
karena merupakan gabungan dua jenis pakan berprotein tinggi yaitu kuning telur dan pellet.
Protein merupakan zat yang essensial dalam pakan disamping zat – zat lainnya misalnya
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Pakan dengan komposisi zat gizi yang demikian
memungkinkan larva ikan memiliki pertumbuhan lebih cepat dibanding yang mendapat
ketiga jenis pakan lainnya.
Tabel 1. Rata – rata pertumbuhan harian dan efesiensi pakan larva ikan mas dengan pemberian
beberapa jenis pakan larva.

Jenis pakan Pertumbuhan Efesiensi


(%bobotbadan/ekor/hari ) pakan ( % )
Suspensi kuning telur masak 7,93 55
Suspensi kuning telur mentah 7,39 51.13
Suspensi kuning telur masak + 8.38 54.05
tepung pellet
Suspensi kuning telur mentah + 8.12 59.76
tepung pellet

Sumber. Mantau et al ( 2001 )

Bila dilihat dari keterangan tabel 1 semua pakan yang diberikan mempunyai nilai
efesiensi yang tidak jauh berbeda, tetapi pertumbuhan harian tertinggi dihasilkan oleh pakan
larva suspensi kuning telur masak + tepung pellet. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
komposisi zat gizi yang dikandung oleh masing – masing pakan tersebut.
Selain dipengaruhi oleh pakan , pertumbihan ikan dipengaruhi pula oleh suhu air,
ketersediaan oksigen dalam air, kepadatan populasi (padat tebar) dan ukuran kolam atau
wadah pemeliharaan ( Swift 1993 ). Kualitas air yang mendukung untuk pertumbuhan larva
ikan mas menurut Zonneveld et al ( 1991 ) adalah suhu air 20 – 30 oC dan pH 6 – 9.
Wardoyo dalam Tamanampo ( 1994 ) menyatakan bahwa pertumbuhan larva ikan mas pada
suhu 30 oC mengalami penurunan setengah kali dibanding pada suhu 20 oC.
Selain dari aspek teknis memberikan pertumbuhan harian yang tinggi, dari aspek
ekonomi, penggunaan pakan suspensi kuning telur masak + tepung pellet juga sangat
menguntungkan. Keuntugan bersih pertahun mencapai tiga kali lipat lebih besar dibanding
cara petani. Menurut keterangan petani setempat, keuntungn rata – rata pertahun dari kegiatan
pembenihan ikan mas dengan cara mereka hanya berkisar Rp. 13 juta dengan tingkat
kematian benih 70 – 80 %.
Berdasarkan analisa MBCR diperoleh nilai 30.54 artinya setiap pengeluaran investasi
Rp. 1 , nilai yang kembali sebesar 30.54. dengan demikian, teknologi ini layak diterapkan
petani, karena teknologi anjuran akan diterima petani jika mampu member nilai tambah
minimum 30 % lebih tinggi dari teknologi petani. Berdasarkan hal tersebut maka teknologi
ini sangat layak diusahakan. Hal ini didukung dengan nilai R/C yang sangat tinggi ( 7.17 ).
Jika nilai R/C > 1 maka suatu usaha dikategorikan layak dilaksanakan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Paket teknologi pembenihan ikan yang direkomendasikan oleh BPTP Sulawesi Utara
meliputi penggunaan rumah pemijahan dan kakaban, happa, pengelolaan induk, telur, dan
larva serta penggunaan pakan induk dan pakan larva yang berkualitas. Selain dapat
meningkatkan produktivitas ikan juga dapat meningkatkan penghasilan yang besar.
Pakan yang mempunyai efesiensi paling tinggi adalah pakan suspensi telur masak +
tepung pellet yakni 54.05.
Pada teknologi yang direkomendasikan oleh BPTP juga dapat mengefiensikan ruang
pembenihan ikan. Satu kolam dapat digunakan untuk kegiatan pembenihan ika, mulai dari
pemberokan induk, pemijahan,penetasan dan pemeliharaan larva, karena hanya dengan
menggunakan happa.

4.2 Saran
Adapun saran yag dapat dituangkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan mahasiswa mampu merelisasikan pembenihan ikan yang direkomendasikan oleh
BPTP dengan baik sebagai bahan kajian lebih lanjut guna pembuktian.
2. Diharapkan para petani ikan dapat mengembangkan usaha perikanan yang efektif dan
seefesien mungkin khususnya yang dapat meningkatkan produktivitas dan financial bagi
petani ikan.
3. Diharapkan adanya dukungan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam
meningkatkan kinerja petani ikan guna produktifitas ikan yang tinggi.
PERIKANAN BUDIDAYA

OLEH:

DAVID REXI PANIRUAN SIMATUPANG

NRP. 151030A

KPN A (GENAP)

AKADEMI MARITIM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2016

Anda mungkin juga menyukai