Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pelaku pembangunan rumah susun komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib menyediakan rumah susun umum sekurang-kurangnya 20% (dua puluh
persen) dari total luas lantai rumah susun komersial yang dibangun
Dalam hal pembangunan rumah susun dilakukan di atas tanah hak guna bangunan
atau hak pakai di atas hak pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf
c, pelaku pembangunan wajib menyelesaikan status hak guna bangunan atau hak
pakai di atas hak pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebelum menjual sarusun yang bersangkutan.
Pasal 30
Pasal 52
Pasal 59
(1) Pelaku pembangunan yang membangun rumah susun umum milik dan rumah
susun komersial dalam masa transisi sebelum terbentuknya PPPSRS wajib
mengelola rumah susun.
(2) Masa transisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling lama 1
(satu) tahun sejak penyerahan pertama kali sarusun kepada pemilik.
(4) Besarnya biaya pengelolaan rumah susun pada masa transisi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditanggung oleh pelaku pembangunan dan pemilik sarusun
berdasarkan NPP setiap sarusun.
Pasal 61
(1) Peningkatan kualitas wajib dilakukan oleh pemilik sarusun terhadap rumah
susun yang:
Pasal 89
(1) Setiap orang mempunyai hak untuk menghuni sarusun yang layak, terjangkau,
dan berkelanjutan di dalam lingkungan yang sehat, aman, dan harmonis.
d. ikut serta membantu mengelola informasi rumah susun, baik pada tingkat
nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota;
g. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung
sebagai akibat penyelenggaraan rumah susun;
h. mengupayakan kerja sama antarlembaga dan kemitraan antara pemerintah dan
masyarakat dalam kegiatan usaha di bidang rumah susun; dan
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 90
(1) Setiap orang wajib menaati pelaksanaan kebijakan, strategi, dan program
pembangunan rumah susun yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang rumah susun.
(2) Setiap orang dalam menggunakan haknya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
89 wajib menaati ketentuan peraturan perundangan-undangan di bidang rumah
susun.
c. menjaga dan memelihara prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas umum
yang berada di lingkungan rumah susun; dan
PPPSRS Definitif yang telah terbentuk nantinya akan bertugas untuk mengatur dan
mengurus seluruh Hak Bersama yang dimiliki oleh rumah susun. PPPSRS juga
berkewajiban untuk mengelola rumah ausun agar tercipta lingkungan yang serasi,
selaras dan seimbang.
Kewajiban Pemilik dan Penghuni adalah terhadap biaya pengelolaan rumah susun
yaitu diantaranya Service Charge, Sinking Fund, IPL (iuran pengelolaan
lingkungan), serta biaya listrik dan air.
Besaran kewajiban yang dimiliki oleh pemilik dan Penghuni ditentukan secara
proporsional berdasarkan luasan Sarusun (satuan rumah susun) yang dimilikinya.
Semakin banyak Pemilik dan Penghuni yang sadar dan memenuhi kewajibannya,
maka pengelolaan rumah susun juga akan semakin baik.
Begitu pula sebaliknya, jika ada sedikit Pemilik dan Penghuni memenuhi
kewajibannya, maka pengelola rumah susun juga akan menjadi buruk. Pengelola
rumah susun yang buruk akan membawa akibat turunnya nilai properti rumah susun
yang dimiliki juga kepada harga sewa rumah susun dikarenakan tidak optimalnya
pengelolaan rumah susun.
Badan Pengelola
Badan Pengelola memiliki kewajiban untuk menjalankan pengelolaan di dalam
rumah susun, agar seluruh Pemilik dan Penghuni dapat merasa aman dan nyaman.
Tugas dan kewajiban Badan Pengelola adalah terhadap seluruh hak Bersama dalam
rumah susun yaitu untuk memelihara, menjaga, merawat, serta memperbaiki jika
terdapat kerusakan pada bangunan serta fasilitas bersama yang dimiliki oleh Rumah
Susun.
Badan Pengelola juga wajib untuk mengawasi ketertiban dan keamanan di dalam
rumah susun. Hak Badan Pengelola adalah untuk mendapatkan biaya pengelolaan
dari Pemilik dan Penghuni rumah susun, agar pengelolaan rumah susun dapat
berjalan dengan baik.
Nanum aturan yang lebih spesifik yang mengatur secara internal dan mengikat para
pemilik dan penghuni adalah house rule yang pasti atau wajib dimiliki setiap rusun.
Lantas apa Hak, Kewajiban, dan Larangan yang ada dalam house rule tersebut?
Sebagai penghuni, berikut ini secara umum yang perlu Anda ketahui:
Hak
1. Memanfaatkan Rumah Susun dan lingkungan termasuk bagian bersama
benda bersama dan tanah bersama secara aman dan tertib.
2. Mendapatkan perlindungan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
3. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus perhimpunan penghuni.
Kewajiban
1. Mematuhi dan melaksanakan peraturan tata terbit dan rumah susun, dan
lingkungannya sesuai AD/ART.
2. Membayar iuran pengelolaan dan premi asuransi kebakaran.
3. memelihara rumah susun dan lingkungannya termasuk bagian bersama,
benda bersama, dan tanah bersama.
Larangan
1. Melakukan perbuatan yang membahayakan keamanan ketertiban dan
keselamatan terhadap penghuni.
2. Mengubah bentuk dan/atau menambah bangunan dari luar satuan rumah
susun.
Sementara untuk penyelenggara pembangunan (developer) adalah:
Hak
1. Menjadi anggota Perhimpunan Penghuni selama Rumah Susun belum
terjual seluruhnya.
Kewajiban
1. Dilarang menjual satuan rumah susun sebelum mendapat izin.
2. Mengelola Rumah Susun minimal 3 (tiga) bulan dan selama-lamanya 1
(satu) tahun sejak terbentuknya Perhimpunan Penghuni.
Larangan
1. Dilarang menjual satuan rumah susun sebelum mendapat ijin kelayakan
untuk dihuni dari Pemerintah Daerah.
2. Pelanggaran terhadap larangan tersebut di atas termasuk tindak pidana
kejahatan dengan ancaman pidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh)
tahun dan denda Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Oleh karena ada pengelolaan bersama, maka dibutuhkan suatu organisasi atau
lembaga yang di dalam undang-undang disebut sebagai PPPSRS. Sehingga
konsekwensinya bila calon pemilik mempermasalahkan mengenai
perjanjain/transaksi jual beli, maka merupakan urusan perseorangan
dengan developer/pelaku pembangunan.
Namun apabila mempermasalahkan tentang tanah bersama, benda bersama, dan
bagian bersama, maka harus diwakili oleh PPPSRS, tidak bisa dilakukan secara
sendiri-sendiri secara perseorangan. Contohnya adalah dokumen-dokumen
pembangunan adalah milik bersama sehingga tidak bisa perseorangan memintanya
kepada Developer/Pelaku Pembangunan, karena sifatnya adalah rahasia dan
memang wajib disimpan oleh oleh Developer selaku PPPSRS Sementara untuk
mengamankan kepentingan bersama. Dimana nantinya setelah P3SRS defintif telah
terbentu, maka Developermempunyai kewajiban untuk menyerahkan dokumen-
dokumen pembangunan tersebut dan juga pengelolaan SRS kepada PPPSRS
Definitif