Rizki Irhami
Nim : 1404103010063
Tugas Teknologi Buangan Industri (TBI)
A. Sumber
Partikular debu merupakan debu yang mempunyai diameter 0,1 sampai 100
μm dihasikan oleh pengolahan padat dari industri. Partikel udara dalam wujud padat
yang berdiameter kurang dari 10 μm biasa disebut PM10 dan kurang dari 2,5 μm
dari dalam rumah disebut PM2,5, hal ini diyakini dapat pemicu sebagai penyebab
infeksi saluran pernafasan, karena partikel padat PM10 dapat mengendap dalam
saluran pernafasan daerah bronki dan alveoli (Agus dan Budi, 2010)
Dalam kajian PM10 di kota Bandung, menurut Pujiastuti., dkk (2013),
pemcemaran udara yang berkembang saat ini adalah parikulat. Karena sifat yang
aerodinamis partikulat yang dapat masuk ke dalam tubuh. Konsentrasi PM10
berukuran 40,524 μg/N.m3 sehingga berdampak pada kesehatan manusia.
Ada lima mekanisme yang mempengaruhi deposisi partikel di dalam saluran
pernafasan. Mekanisme utama yaitu pengendapan secara gravitasi, impaction dan
difusi Brownian. Mekanisme lainnya yaitu gaya tarik elektrostatis dan intersepsi.
Ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi deposisi partikulat, yaitu cara
bernafas, aktivitas fisik, usia, radang paru-paru, dan kondisi ambien (peningkatan
temperature dan kehadiran polutan lain) (Flerro, 2000).
Batas Indeks Standar Pencemar Udara dalam Satuan SI di dalam Pedoman Teknis
Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara:
Referensi:
Agus, G. S., Budi, H. H. 2010. Pengukuran Partikel Udaram Ambien (TSP, PM10,
PM2,5) Di Sekitar Calon Lokasi PLTN Semananjung Lemahabang.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI, 220 – 228.
BATAN: Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Bapedal, 1998. Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks
StandarPencemar Udara.
Budiyono, A. 2010. Pencemaran Udara: Dampak Pencemaran Udara Pada
Lingkugan. BeiKa Ditgantata. 1 (2) 21 – 27.
Ismiyati., Marlita, D., Saidah, D. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik. 03 (1)
241-248.
Marian Flerro, 2000. Particulate Matter.
US EPA, 2013. Basic Information Particulate Matter (PM).
US EPA, 2013. Health Effects of Particulate Matter.
Pujiastuti, P., Soemirat, J., Dirgawati., M. 2013. Karakteristik Anorganik PM10 Di
Udara Ambien Terhadap Mortalitas Dan Morbiditas Pada Kawasan
Industri di Kota Bandung. Jurnal Institut Teknologi Nasional. 1 (1) 1-11.
CYCLONE
Cyclone separator adalah alat yang menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan
rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan
massa jenis dan ukuran.
Gambar 2. Cyclone
Bentuk-bentuk cyclone
Adapun bentuk-bentuk cyclone antara lain:
Dua bentuk utama dari cyclone adalah axial dan tangensial cyclone.
Pada dasarnya, keduanya beroperasi dengan prinsip kerja yang sama.
Namun, pada axial flow cyclones materi masuk melalui bagian atas cyclone dan
dipaksa untuk bergerak membentuk sudut pada bagian atas.
Pada tangential cyclones, materi masuk dari celah pada sisi yang berada pada
posisi menyudut dengan badan cyclone.
Axial flow cyclones lebih banyak digunakan.
Gambar 3. Bentuk-bentuk cyclone
Dimana:
µ = viscositas (lb/ft.s.Pa.s)
N = effective number of turns (5-10 untuk cyclone pada umumnya)
νI = inlet gas velocity, ft/s (m/s) ρp =
particle density, lb/ft3 (kg/m3)
ΔP = 0.0027q2 / [kcDc2BcHc(Lc/Dc)1/3(Zc/Dc)1/3]
Dimana:
q = volumetric flow rate kc = a
dimensionless factor descriptive of
cyclone inlet vanes
Ei = 1- e [-2(cψ) ^1/(2n+2)]
Dimana:
c = cyclone dimension factor
ψ = impaction parameter
n = vortex exponent
Efisiensi cyclone
Efisiensi Cyclone tergantung pada:
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel, maka efisiensi cyclone akan semakin meningkat
karena berdasarkan Hukum Stokes, diameter partikel berbanding lurus dengan
terminal settling velocity.
2. Diamater dari cyclone
Berdasarkan gaya sentrifugal, diameter cyclone berbanding terbalik dengan
gayanya, sehingga semakin kecil diameter cyclone maka semakin besar
efisiensinya.
3. Viskositas dari gas
Berdasarkan Hukum Stokes, semakin besar viskositas maka efisiensi cyclone
semakin kecil.
4. Temperatur gas buang
Temperatur gas buang akan mempengaruhi sifat dari fluida.
5. Densitas partikel
Semakin besar densitas partikel maka akan semakin besar efisiensi cyclone.
6. Dust loading
Semakin banyak dust loading maka akan semakin baik efisiensi karena
memungkinkan terjadinya tumbukan antar partikel semakin besar.
7. Inlet velocity
Semakin besar inlet velocity maka akan semakin besar efisiensi cyclone.
2. Multicyclone
Ketika harus menangani volume gas dalam jumlah besar dan efisiensi tinggi
maka digunakan beberapa cyclone dengan diameter kecil yang biasanya
dipasang bersama membentuk multicyclone.
Gambar 6. Multicyclone