Anda di halaman 1dari 13

Nama : M.

Rizki Irhami
Nim : 1404103010063
Tugas Teknologi Buangan Industri (TBI)

No. 1 Tugas Artikel Parameter Pencemaran Udara

Pencemaran Udara oleh Parameter PM10

Udara adalah factor penting dalam kehidupan seiring dengan perkembangan


teknologi, pembangunan fisik kota dan pusat industri serta meningkatnya
penggunaan transportasi bahan bakar fosil yang telah menyebabkan kualitas udara
mengalami perubahan akibat pencemaran udara atau berubahnya salah satu
komposisi udara dari keadaan normal seperti masuknya zat pencemar (berbentuk
gas – gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara dalam jumlah tertentu untuk
jangka waktu yang sangat lama, sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia,
hewan, dan tanaman (Ismiyati, 2014).
Salah satu penyebab terjadi pencemaran udara diakibatkan oleh kegiatan
manusia seperti dari industri – industri, kendaraan bermotor, dll. Sehingga
masuknya komponen – komponen, dan zat lain kedalam udara ambien yang
menurunkan mutu udara sampai ke tingkat tertentu. Adapun parameter – parameter
pencemaran udara seperti NOx, SOx, CO, HC, dan partikular debu atau PM10
(Pujiastuti., dkk, 2013).
Salah satu jenis pencemaran udara yang memberikan dampak yang besar
terhadapa kesehatan manusia adalah PM10 karena bersifat respirable yang memicu
terjadinya gangguan pernafasan yaitu infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
Dalam studi – studi literature digambrkan bahwa secara global sector transportasi
sebagai tulang punggung manusia mempunyai kontribusi yang besar bagi
pencemaran udara, 44% TSP (total suspended particulate), 89% hidrokarbon,
100% PB, dan 73% NOx (Budiyono, 2001)

A. Sumber
Partikular debu merupakan debu yang mempunyai diameter 0,1 sampai 100
μm dihasikan oleh pengolahan padat dari industri. Partikel udara dalam wujud padat
yang berdiameter kurang dari 10 μm biasa disebut PM10 dan kurang dari 2,5 μm
dari dalam rumah disebut PM2,5, hal ini diyakini dapat pemicu sebagai penyebab
infeksi saluran pernafasan, karena partikel padat PM10 dapat mengendap dalam
saluran pernafasan daerah bronki dan alveoli (Agus dan Budi, 2010)
Dalam kajian PM10 di kota Bandung, menurut Pujiastuti., dkk (2013),
pemcemaran udara yang berkembang saat ini adalah parikulat. Karena sifat yang
aerodinamis partikulat yang dapat masuk ke dalam tubuh. Konsentrasi PM10
berukuran 40,524 μg/N.m3 sehingga berdampak pada kesehatan manusia.
Ada lima mekanisme yang mempengaruhi deposisi partikel di dalam saluran
pernafasan. Mekanisme utama yaitu pengendapan secara gravitasi, impaction dan
difusi Brownian. Mekanisme lainnya yaitu gaya tarik elektrostatis dan intersepsi.
Ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi deposisi partikulat, yaitu cara
bernafas, aktivitas fisik, usia, radang paru-paru, dan kondisi ambien (peningkatan
temperature dan kehadiran polutan lain) (Flerro, 2000).

Beberapa dampak partikulat:


a. Kesehatan manusia
Beberapa studi epidemiologi menunjukkan keterkaitan PM10 dan
khususnya PM2,5 dengan beberapa permasalahan kesehatan. Ukuran partikulat
sangat kecil sehingga mampu mencapai bagian terdalam paru-paru dan bahkan
sampai beredar dalam aliran darah. Beberapa gangguan kesehatan akibat
terhirupnya PM10 dan PM2,5 yaitu:
 Gangguan pernafasan kronis (bronchitis)
 ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
 Asma
 Penurunan fungsi paru-paru
 Kanker paru-paru
 Kematian dini
Selain mengganggu sistem pernafasan, paparan PM10 dan PM2,5 juga
menyebabkan iritasi pada mata. Orang berusia lanjut, anak-anak, dan orang yang
memiliki gangguan pernafasan adalah kelompok manusia yang paling sensitive
terhadap paparan partikulat.
b. Ekosistem dan Lingkungan
Partikel halus (PM2,5) adalah penyebab utama berkurangnya jarak pandang
manusia. Tidak hanya manusia yang akan mengalami gangguan pernafasan dan
penglihatan, jika konsentrasi partikulat di ambien melebihi ambang batas, hewan
pun akan mengalami hal yang sama.
c. Material
Partikulat di atmosfer dapat juga mengotori dan merusak material. Deposisi
partikulat pada bangunan akan mengotori dan mengurangi estetika bangunan.
d. Tumbuhan
Paparan partikulat terhadap tumbuhan memberikan dampakpada beberapa organ
tumbuhan. Partikulat dengan pH > 9 menyebabkan kerusakan jaringan pada daun
tempatnya terdeposisi. Partikulat yang terdeposisi di permukaan daun menghalangi
sinar matahari yang dibutuhkan oleh daun untuk melakukan fotosintesis. Difusi gas
dari daun ke udara pun terganggu akibat menempelnya partikulat. Deposisi
partikulat di permukaan tanah mengakibatkan perubahan pH tanah yang secara
tidak langsung berdampak buruk terhadap tumbuhan dan organisme di dalam tanah
lainnya.

Batas Indeks Standar Pencemar Udara dalam Satuan SI di dalam Pedoman Teknis
Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara:

Sumber: Bapedal, 1998

Paparan PM10 selama 24 jam yang melebihi 150ug/m3 telah mengganggu


kesehatan manusia, khususnya golongan sensitif. Penetapan ISPU diadopsi dari
penelitian yang dilakukan US EPA, konsentrasi PM10 150 μg/m3 telah
menimbulkan gangguan kesehatan bagi golongan sensitif. Batas konsentrasi ini
diadopsi pemenrintah Indonesia sebagai ambang batas konsentrasi partikulat di
udara ambien.
Golongan yang paling berisiko terhadap paparan partikulat halus yaitu:
- Orang berusia lanjut
- Penderita penyakit paru-paru atau jantung
- Anak-anak
- Penderita asma
Untuk mengendalikan kadar partikulat baik kasar mau pun halus di ambien, unit
penyisihan partikulat dibutuhkan. Prinsip penyisihan partikulat yaitu memanfatkan
gaya yang mempengaruhi arah gerak partikulat sehingga partikulat tersebut keluar
dari arah aliran udara pembawanya. Alat penyisih partikulat yang bias dipasang
pada sumber emisi yaitu:
1. Gravity settler
2. Cyclones
3. Baghouse filter/fabric filter
4. Electrostatic precipitator
5. Wet scrubber

Referensi:
Agus, G. S., Budi, H. H. 2010. Pengukuran Partikel Udaram Ambien (TSP, PM10,
PM2,5) Di Sekitar Calon Lokasi PLTN Semananjung Lemahabang.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI, 220 – 228.
BATAN: Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Bapedal, 1998. Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks
StandarPencemar Udara.
Budiyono, A. 2010. Pencemaran Udara: Dampak Pencemaran Udara Pada
Lingkugan. BeiKa Ditgantata. 1 (2) 21 – 27.
Ismiyati., Marlita, D., Saidah, D. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik. 03 (1)
241-248.
Marian Flerro, 2000. Particulate Matter.
US EPA, 2013. Basic Information Particulate Matter (PM).
US EPA, 2013. Health Effects of Particulate Matter.
Pujiastuti, P., Soemirat, J., Dirgawati., M. 2013. Karakteristik Anorganik PM10 Di
Udara Ambien Terhadap Mortalitas Dan Morbiditas Pada Kawasan
Industri di Kota Bandung. Jurnal Institut Teknologi Nasional. 1 (1) 1-11.

No. 2 Tugas Ringkasan Alat Pengolahan Pencemaran Udara

CYCLONE

Cyclone separator adalah alat yang menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan
rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan
massa jenis dan ukuran.
Gambar 2. Cyclone

Prinsip kerja cyclone


Adapun prinsip kerja dari cyclone ini sebagai berikut:
 Gas atau aliran fluida diinjeksikan melalui pipa input.
 Bentuk kerucut cyclone menginduksikan aliran gas atau fluida untuk berputar,
menciptakan vortex.
 Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih besar didorong ke arah luar
vortex.
 Gaya gravitasi menyebabkan partikel-partikel tersebut jatuh ke sisi kerucut menuju
tempat pengeluaran.
 Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas
dari cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah.
 Cyclone membuat suatu gaya sentrifugal yang berfungsi untuk memisahkan
partikulat dari udara kotor.
 Gaya sentrifugal timbul saat partikulat di dalam udara masuk ke puncak kolektor
silindris pada suatu sudut dan diputar dengan cepat mengarah ke bawah seperti
pusaran air. Aliran udara mengalir secara melingkar dan partikulat yang lebih berat
mengarah ke bawah setelah menabrak ke arah dinding cyclone dan meluncur ke
bawah.

Komponen-komponen cyclone Komponen


cyclone:
Cyclone atau centrifugal separator adalah dust collector yang prinsipnya terdiri dari:
1. Silinder vertikal dengan bagian bawah berbentuk corong (conical).
2. Pipa outlet pada bagian bawah untuk mengeluarkan partikulat.
3. Pipa outlet gas pada bagian atas.

Bentuk-bentuk cyclone
Adapun bentuk-bentuk cyclone antara lain:
 Dua bentuk utama dari cyclone adalah axial dan tangensial cyclone.
 Pada dasarnya, keduanya beroperasi dengan prinsip kerja yang sama.
 Namun, pada axial flow cyclones materi masuk melalui bagian atas cyclone dan
dipaksa untuk bergerak membentuk sudut pada bagian atas.
 Pada tangential cyclones, materi masuk dari celah pada sisi yang berada pada
posisi menyudut dengan badan cyclone.
 Axial flow cyclones lebih banyak digunakan.
Gambar 3. Bentuk-bentuk cyclone

Parameter – parameter dari cyclone


Ada 3 parameter terpenting dari sebuah cyclone dalam pemisahan berbagai jenis materi
yakni:

 Cut diameter (dpc)

dpc = [9µBc / 2Nνi(ρp-ρ)]0.5

Dimana:
µ = viscositas (lb/ft.s.Pa.s)
N = effective number of turns (5-10 untuk cyclone pada umumnya)
νI = inlet gas velocity, ft/s (m/s) ρp =
particle density, lb/ft3 (kg/m3)

ρ= gas density, lb/ft3 (kg/m3)


Bc= inlet width, ft (m)

 Pressure drop (ΔP)

ΔP = 0.0027q2 / [kcDc2BcHc(Lc/Dc)1/3(Zc/Dc)1/3]

Dimana:
q = volumetric flow rate kc = a
dimensionless factor descriptive of
cyclone inlet vanes

 Overall collection efficiency

Ei = 1- e [-2(cψ) ^1/(2n+2)]

Dimana:
c = cyclone dimension factor
ψ = impaction parameter
n = vortex exponent

Efisiensi cyclone
Efisiensi Cyclone tergantung pada:

1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel, maka efisiensi cyclone akan semakin meningkat
karena berdasarkan Hukum Stokes, diameter partikel berbanding lurus dengan
terminal settling velocity.
2. Diamater dari cyclone
Berdasarkan gaya sentrifugal, diameter cyclone berbanding terbalik dengan
gayanya, sehingga semakin kecil diameter cyclone maka semakin besar
efisiensinya.
3. Viskositas dari gas
Berdasarkan Hukum Stokes, semakin besar viskositas maka efisiensi cyclone
semakin kecil.
4. Temperatur gas buang
Temperatur gas buang akan mempengaruhi sifat dari fluida.

5. Densitas partikel
Semakin besar densitas partikel maka akan semakin besar efisiensi cyclone.

6. Dust loading
Semakin banyak dust loading maka akan semakin baik efisiensi karena
memungkinkan terjadinya tumbukan antar partikel semakin besar.
7. Inlet velocity
Semakin besar inlet velocity maka akan semakin besar efisiensi cyclone.

Faktor-faktor yang dapat mengurangi performa cyclone


Adapun factor-faktor yang dapat mengurangi performa cyclone antara lain:

1. Kerusakan mekanik dari cyclone


2. Penyumbatan unit disebabkan endapan debu
3. Penggunaan yang berlebihan, biasanya disebabkan oleh abrasi.

Jenis-jenis dari Cyclone

Adapun beberapa jenis cyclone diantaranya adalah:


1. Hydrocyclone
Hydrocyclone adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan padatan atau gas
dari cairan berdasarkan perbedaan gravitasi setiap komponen. Pada proses di
Industri pengolahan batubara alat ini lah yang digunakan.
Gambar 4. Hydrocyclone

Cara kerja hyrdocyclone:


Hydrocyclone bekerja dengan cara memutar zat yang dimasukan di dalam ruang
dalam yang berkontur. Material yang lebih berat dialirkan ke bawah melalui jalur
spiral di sepanjang dinding ruangan, sementara material yang lebih ringan
diarahkan ke ruang penampungan di bagian atas.

Gambar 5. Cara kerja hydrocyclone

Keunggulan dari hydrocyclone:


 Biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah
 Tidak memerlukan sumber energi yang terpisah
 Biaya perawatan yang murah
 Mudah diterapkan dalam berbagai dunia industri
 Pemasangan yang cepat
 Kemungkinan kesalahan dalam pemasangan relatif kecil.

2. Multicyclone
Ketika harus menangani volume gas dalam jumlah besar dan efisiensi tinggi
maka digunakan beberapa cyclone dengan diameter kecil yang biasanya
dipasang bersama membentuk multicyclone.

Gambar 6. Multicyclone

Lebih efisien daripada single-cyclone separator (90-95%).


Gambar 7. Grafik perbandingan tipe cyclone terhadap efisiensi vs ukuran partikel

Gambar 8. Grafik perbandingan tipe multiple cyclone terhadap efisiensi vs ukuran

Anda mungkin juga menyukai