Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III

“Uji aktivitas antimikroba ekstrak Kunyit Putih


terhadap bakteri”

NAMA : KEZIA CRISTY BANNE


NIM : 16 3145 353 097
KELOMPOK : III
KELAS :C

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN


STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kunyit (Curcuma domestica Val) merupakan salah satu tanaman


yang digunakan untuk pengobatan tradisional oleh nenek moyang kita
sejak lama). Tanaman kunyit ini salah satu tanaman yang mudah didapat,
murah. Kunyit merupakan salah satu tanaman rempahrempah yang
berfungsi sebagai anti bakteri, baik bakteri Gram positif maupun Gram
negatif seperti : Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Bacillus subtilis,
Escherichia coli, Shigella dysentriae, Salmonella typhi dan sebagainya
(Yuliati,2016)
Mikroorganisme merupakan organisme hidup yang berukuran
sangat kecil dapat berupa bakteri,fungi,alga dan virus dan merupakan
organisme melimpah yang ada dimuka bumi, habitatnya sangat beragam:
tanah, lingkungan perairan,udara, bahkan dapat ditemukan pada organisme
hidup baik tumbuhan, hewan dan manusia.(Meri,2015)
Penggunaan agen antimikroba sebagai andalan dalam penanganan
kasus infeksi menyebabkan pemakaiannya meningkat,penggunaan
antimikroba yang berlebihan akan menimbulkan resistensi atau
mikroorganisme berubah dengan beberapa cara yang dapat mengurangi
atau menghilangkan efektivitas obat,bahan kimia atau agen lain yang
dirancang untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi
(Meri,2015). Untuk menghindari hal tersebut kita dapat menggunakan
bahan antimikroba yang berasal dari alam seperti tanaman dapat menjadi
alternative lain dalam pengobatan atau penanganan infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme,maka praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui KHM (konsentrasi hambat minimum) dari kunyit putih.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui KHM antimikroba alami dari ekstrak kunyit
putih dengan metode diffution .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kurkumin yang merupakan senyawa aktif yang terkandung dalam
rimpang kunyit telah diketahui memiliki banyak potensi, antara lain sebagai
antibakteri, antioksidan, antitumor, dan antikanker. Namun, kurkumin memiliki
beberapa kelemahan antara lain kurang larut dalam air, rendahnya ketersediaan
hayati dalam tubuh (bioavailability), dan adanya warna yang meninggalkan
noda.(Herika,2010).
Mekanisme penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh senyawa
antimikroba dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu:
1) Menganggu pembentukan dinding sel, hal ini disebabkan karena terjadinya
akumulasi komponen lipofilat yang terdapat pada dinding atau membran sel
sehingga menyebabkan perubahan komposisi penyusun dinding sel. Terjadinya
akumulasi senyawa antimikroba dipengaruhi oleh bentuk tak terdisosiasi. Salah
satu senyawa antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel adalah penisilin.
2) Bereaksi dengan membran sel, beberapa antimikroba merusak permeabilitas
membran, akibatnya terjadi kebocoran materi intraseluler, seperti senyawa phenol
yang dapat mengakibatkan lisis sel dan menyebabkan denaturasi protein,
menghambat pembentukan protein sitoplasma dan 36 asam nukleat, serta
menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel.
3) Menghambat aktivitas enzim, efek senyawa antimikroba dapat menghambat
kerja enzim jika antara ikatan kompleks yang menyusun struktur enzim dengan
komponen senyawa antimikroba mempunyai spesifitas yang sama. Penghambatan
ini dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme sel (Rina,2007)
Konsentrasi hambat minimum (KHM) adalah konsentrasi minimum dari
suatu zatyang mempunyai efek daya hambat pertumbuhan mikroorganisme.
Penetapan KHMdapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.Cara cair Pada cara ini digunakan media cair yang telah ditambahkan zat yang
dapatmenghambat pertumbuhan bakteri dengan pengenceran-pengenceran
tertentu.Kemudian ditanamkah biakan bakteri dalam jumlah yang sama. Respon
zat uji ditandai dengan kejernihan atau kekeruhan pada tabung setelah inkubasi.
Cara padat Pada cara ini digunakan media padat yang telah dicampur
dengan larutan uji dengan berbagai konsentrasi. Dengan cara ini satu cawan petri
biasditanami beberapa jenis mikroba sehingga nilai KHM zat tersebut terhadap mi
kroba-mikroba yang digunakan dapat diketahui. KHM dapan ditentukan dengan
prosedur tabung dilusi. Prosedur ini digunakan untuk menentukan konsentrasi
antibiotika yang masih efektif untuk mencegah pertumbuhan
bakteri patogen dan mengindikasukandosis antibiotika yangefektif dalam mengont
rol infeksi pada pasien.

2) adanya kekeruhan pada media yang digunakan. Pada kadar tertentu, dimana
pertumbuhanmikroorganisme terhambat oleh jumlah antibiotik yang sesuai, tidak
terjadi kekeruhan padamedia.Dengan menggunakan metode penegceran, dapat di
lihat pada konsentrasi berapaantibiotik tersebut mempunyai efek menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Pengamatandilakukan berdasarkan intensitas
kekeruhan yang terjadi pada setiap tabung berisi media dansuspensi kuman
dengan konsentrasi antibiotik yang berbeda konsentrasinya setelahdiinkubasi
selama 24 jam. (novia,2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
1) Beaker glass
2) Ose bulat
3) Ose lurus
4) Cawan petri
5) Bunsen
6) Inkubator
7) Rak tabung
8) Autoklave
9) Erlen meyer
10) Gelas ukur
11) Mikropipet
2. Bahan
1) Media MHA
2) Ekstrak kunyit putih
B. Prinsip Kerja
Prinsip dari praktikum ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
sensitivitas ekstrak kunyit putih yang digunakan apakah bersifat sensitive,
intermediet, atau resisten dengan melihat zona hambatnya.

C. Cara kerja
HARI PERTAMA

PERSIAPAN SAMPEL
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diparut kunyit putih
3. Diperas kunyit putih hingga 50ml

PEMBUATAN KONSENTRASI
1. Konsentrasi 25% -} 25 x 5ml = 125𝜇
100
2. Konsentrasi 45% -} 45 x 5ml = 225𝜇
100
3. Konsentrasi 65% -} 65 x 5ml = 325𝜇
100

PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Dimasukkan 3m NaCl kedalam tabung
3. Disuspensi kuman ke NaCl dan dibandingkan dengan Mc Farland sampai
titik kekeruhan yang disuspensi sama dengan kekeruhan Mc Farland.
Penanaman
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipipet perasan kunyit sebanyak 125𝜇 ditambah 5ml aquadest dan
dimasukkan kedalam tabung 1 yang berkosentrasi 25%.
3. Dipipet perasan kunyit sebanyak 225𝜇 ditambah 5ml aquadest dan
dimasukkan tabung 2 yang berkosentrasi 45%.
4. Dipipet perasan kunyit sebanyak 325𝜇 ditambah 5ml aquadest dan
dimasukkan tabung 3 yang berkosentrasi 65%.
5. Dimasukkan bakteri yang telah disuspensi kedalam cawan petri (sumur
sumur) sebanyak 10𝜇
6. Ditambahkan sampai penuh sampel kunyit yang telah diketahui
konsentrasinya pada cawan yang telah diberi label pada masing masing
konsentrasi.
7. Di inkubasi 1x24 jam dengan suhu 37˚Cpada incubator.

HARI KEDUA

1. Diamati zona hambat yang terjadi


2. Diukur zona hambat pada masing masing sumur di dalam cawan petri.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Gambar pengamatan

Gambar 1.1 Disiapkan alat yang Gambar 1.2 diambil sampel


Akan digunakan menggunakan mikropipet

Gambar 1.3 Dimasukkan ke Gambar 1.4 Setelah di inkubasi


Dalam sumur dalam cawan 1x24 jam .

B. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini yaitu uji sensivitas ekstrak kunyit putih
terhadap bakteri,dimana pada praktikum ini dibutuhkan 1x24jam untuk
mengetahui zona hambat dari ekstrak kunyit putih. Sebelum melakukan
praktek ada dibuat terlebih dahulu Mc farland mengandung 0,5% bakteri ,
0,005ml BaCl2 1%, 9,9ml H2SO4 1% dimana penambahan BaCl2 1% dan
H2SO4 1% untuk penyetaraan konsentrasi mikroba,sedangkan Mc farland
(klebsiella) mengandung 1% bakteri , 0,1ml BaCl2 1%, 9,9ml H2SO4 1%
sama dengan Mc farland dimana penambahan BaCl2 1% dan H2SO4 1%
bertujuan untuk untuk penyetaraan konsentrasi mikroba. Standar kekeruhan
Mc Farland ini dimaksudkan untuk menggantikan perhitungan bakteri satu per
satu dan untuk memperkirakan kepadatan sel yang akan digunakan pada
prosedur pengujian antimikroba.

HARI PERTAMA

Pada hari pertama yang dilakukan yaitu mempersiapakn sampel yaitu


dengan diparut kunyit putih diperas kunyit putih hingga 50ml kemudian
dibuat konsentrasi yang akan di pakai untuk menentukan KHM kemudian
dilakukan proses suspense dengan cara disiapkan alat dan bahan dimasukkan
3ml NaCl kedalam tabung disuspensi kuman ke NaCl dan dibandingkan
dengan Mc Farland ,dimana NaCl berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan
osmotic sel bakteri ,agar bakteri yang dimasukkan ke NaCl tidak mati. Setelah
itu dilakukan pengerjaan selanjutnya yaitu dengan cara dipipet perasan kunyit
sebanyak 125𝜇, ditambahkan aquades sebanyak 5ml dan dimasukkan kedalam
tabung 1 yang berkonsentrasi 25%, kemudian di pipet perasan kunyit putih
sebanyak 225𝜇,ditambah 5ml aquades dan dimasukkan ke dalam tabung 2
yang berkosentrasi 45%, setelah itu di pipet perasan kunyit putih sebanyak
325𝜇,ditambah 5ml aquades dan dimasukkan ke dalam tabung 3 yang
berkosentrasi 65%. Bakteri yang telah disuspensi dimasukkan kedalam cawan
petri (sumur sumur) sebanyak 10𝜇 yang berisi media MHA,media ini
digunakan karena media ini merupakan media selektif dan media diferensial
sehingga semua bakteri dapat tumbuh,mengandung starch(tepung pati) yang
berfungsi untuk menyerap yang dikeluarkan bakteri,sehingga tidak
mengganggu antibiotic.Setelah itu ditambahkan perasan kunyit yang telah
diketahui konsentrasinya pada media (sumur sumur) sampai penuh jangan
samapi keluar dari sumur, kemudian ,Di inkubasi 1x24jam dengan suhu 37˚C.

HARI KEDUA
Diukur zona hambat pada masing masing sumur pada media MHA ,ini
bertujuuan untuk mengetahui zona hambat perasan kunyit apakah Sensitive,
intermediate dan resisten. Jika sensitive berarti perasan kunyit putih ini dapat
menghambat sintesis dinding sel yaitu menyerang peptidoglikan dan mampu
melakukan penetrasi pada bakteri gram positif dan gram negatif, jika intermediate dia
berada tidak sensitive dan tidak resisten,sedangkan resisten yang berarti bakteri secara
spontan memutasi gennya yang mengubah komponen dengan cara inaktivasi
enzimatik pada antibiotic sehingga menyebabkan antibiotic tidak dapat membunuhnya
atau resisten.
Dalam praktikum ini tidak di ketahui zona hambat dari ekstrak kunyit putih ini
dikarenakan terjadi kontaminasi pada media ini dapat terjadi karena saat penuangan
atau pemipetan ekstrak kunyit putih berlebihan sehingga suspense bakteri yang telah
tercampur dengan aquadest keluar dari sumur.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan adanya kontaminasi
pada cawan petri yang mengakibatkan tidak diketahuinya zona hambat
ekstrak kunyit putih.

B. Saran
Sebaiknya dalam praktikum kali ini kita mengetahui prosedurnya
sehingga saat mengerjakan tidak terjadi kesalahan dan mendapatkan hasil
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Farma,novia,2013,Laporan Mikro,Jakarta
Herman adhani herika,2010,KHM toksitas kurkumin.Bogor
Rahamawati Meri.2015. Uji Aktivitas Antimikroba.Jakarta
Widiana Rina.2007.KHM Ekstra daun teh.Sumatera Barat

Anda mungkin juga menyukai