Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Mutiara Ners, Vol. 2, No.8.

Juli 2012

Pengaruh Perencanaan Kepala Ruangan Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana


Di Ruang Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2011

Janno Sinaga* Evans Suma Nainggolan**

Abstrak

Kepala ruangan adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tugas dan wewenang dalam mengatur dan
mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang rawat. Perencanaan kepala ruangan ini akan
mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksananya. Motivasi merupakan keinginan yang terdapat dari diri
seseorang yang dapat merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruangan rawat
inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2011. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan
rancangan cross sectional. Populasi sebanyak 124 orang perawat pelaksana dengan metode Accidental
Sampling, sebanyak 38 orang perawat pelaksana menjadi responden, analisa data dengan menggunakan uji Chi
Squere. Hasil penelitian menunjukkan perencanaan kepala ruangan 65,8% baik dan perawat yang memiliki
motivasi baik sebanayak 65,8%. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruangan rawat inap Rumah Sakit Sari
Mutiara Medan 2011 (p value = 0,000). Saran kepada kepala ruangan lebih selalu membuat jadwal dan target
kinerja staf dalam perencanaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana dan
mutu pelayanan keperawatan.

Kata Kunci : Perencanaan Kepala ruangan, Motivasi Perawat Pelaksana

PENDAHULUAN Kepala ruangan di sebuah ruangan keperawatan,


perlu melakukan kegiatan koordinasi kegiatan unit
Perencanaan (planning) adalah langkah awal yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan
sebelum melakukan fungsi-fungsi manajemen kegiatan evaluasi. Keberhasilan suatu rumah sakit
yang lain. Pada tahapan ini perencanaan bukan hanya di lihat dari keberhasilan seorang
menentukan sasaran yang ingin dicapai serta kepala ruangan dalam memimpin ruangan,
tindakan yang harus dilakukan baik dalam bentuk melainkan juga peran seluruh perawat pelaksana.
organisasi maupun personal. Perencanaan tersebut Dalam melakukan tugasnya perawat harus
menyangkut keputusan tentang apa yang akan dimotivasi untuk menambah semangat kerja.
dilakukan, bagaimana melakukan, kapan
melakukan, dan siapa yang akan melakukannya. Perencanaan sumber daya manusia diambil sebagai
Maka pada proses pembuatan perencanaan bagian dari proses perencanaan strategi.
dibutuhkan seorang pemimpin. Peran dan fungsi Perencanaan sumber daya manusia ini diperlukan
perencanaan dalam manajemen adalah untuk menemukan bakat profesional yang
menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, menonjol. Ini tidak cukup di tunjukan hanya pada
dan peraturan-peraturan dalam pelayanan, kegiatan perawatan seperti menejemen proses,
kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka anggaran, objektif, penyusunan staf dll. Menejer
pendek dan jangka panjang serta menentukan keperawatan memiliki dua peran yaitu menejer
jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan sumber daya manusia dan menejer kegiatan
berencana (Gillies, 1994). perawatan. Menejer perawat perlu membuat daftar
staf departemen sumber daya manusia yang baik
dan menggunakanya.
Jurnal Mutiara Ners, Vol. 2, No.8. Juli 2012

Perencanaan sumber daya manusia memutuskan tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai
bagaimana spectrum penuh dari sumber-sumber tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam
manusia akan mempengaruhi rencana operasional organisasi dan menggunakan power serta
dan strategis. Jika sumber daya manusia tidak wewengan dengan tepat. (3) Ketenagaan:
mengatur perencanaan, perawat menejer pengaturan ketenagaan dimulai dari rekruetmen,
memutuskan kegiatan yang di ambi. Ini termasuk interview, mencari, dan orientasi dari staf baru,
menempatkan orang-orang baru dengan penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi
ketrampilan khusus atau melatih ketrampilan staf. (4) Pengarahan : mencangkup tanggung jawab
orang-orang yang senior. Di sini akan dinyatakan dalam mengelola sumber daya manusia seperti
tujuan dari sumber daya manusia dalam motivasi untuk semangat, manajemen konflik,
perencanaan. pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi
kolaborasi. (5) Pengawasan meliputi penampilan
Beberapa bentuk data yang harus di kumpulkan dan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek
di analisa untuk tujuan perencanaan meliputi legal, dan pengawasan professional. Seorang
:Sensus rata-rata pasien setiap hari, Kapasitas manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya
tempat tidur dan presentase pekerjaan, Rata-rata tersebut sehari – sehari akan bergerak dalam
lama di rawat, Jumlah kelahiran, Jumlah operasi, berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi,
Kecenderungan dalam populasi pasien, keuangan, personalia dan lain – lain.
Kecenderungan dalam teknologi dan Analisa
lingkungan. Perawat sebagai pelaksana secara langsung maupun
tidak langsung memberikan asuhan keperawatan
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut kepada pasien individu, keluarga, dan masyarakat.
Gillies (1994) adalah peran kepala ruangan harus Peran perawat sebagai perawat pelaksana disebut
lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan Care Giver yaitu perawat menggunakan metode
kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung pemecahan masalah dalam membantu pasien
jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan mengatasi masalah kesehatan. Peran perawat dalam
yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya memberikan asuhan keperawatan secara langsung
kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan atau tidak langsung (Praptianingsi, 2006).
terjadinya saling melempar kesalahan. Kepala
ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu Motivasi Kerja adalah suatu kondisi yang
melakukan kegiatan koordinasi kegiatan unit yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengerahkan
menjadi tanggung jawabnya dan melakukan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan
kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf lingkungan kerja (Mangkunegara 2000;94).
dalam upaya mempertahankan kualitas pelayanan
pemberian asuhan keperawatan. Berbagai metode METODE PENELITIAN
pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih
disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien, dan Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu
menilai pengaruh manajemen keperawatan :
kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit
pengaruh perencanaan oleh kepala ruangan
yang bersangkutan (Arwani, 2005). terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di
Ruangan Rawat Inap Rumah sakit umum Sari
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis Mutiara Medan tahun 2011. Dalam prosesnya,
dan Houston (2000) sebagai berikut: (1) penelitian ini menggunakan metode pendekatan
Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, cross sectional yaitu penelitian untuk mencari
tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan – pengaruh antara dua variabel atau lebih yang
dilakukan sekaligus pada waktu bersamaan
peraturan : membuat perencanaan jangka pendek
(Budiarto, 2005).
dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan
tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk Penelitian ini di lakukan di setiap ruangan rawat
setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola inap Rumah Sakit Sari Mutiara Medan tahun 2011.
rencana perubahan. (2) Pengorganisasian: meliputi Pengumpulan data ini di lakukan pada bulan
pembentukan struktur untuk melaksanakan Desember 2010 sampai dengan Aptil 2011.
perencanaan, menetapkan metode pemberian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perawat pelaksana yang bertugas di setiap Ruang
asuhan keperawatan kepada pasien yang paling
Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan tahun 2011
Janno Sinaga* Evans Suma Nainggolan** Pengaruh Perencanaan Kepala ruangan ...

sebanyak 124 orang. Berdasarkan jumlah populasi Tabel 2


penelitian, maka teknik pengambilan sampel dalam Distribusi Perencanaan Kepala Ruangan di
penelitian ini dilakukan dengan dengan accidental Ruangan Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan,
Sampling yaitu pengambilan sampel yang di 2011
lakukan hingga sampel perunit itu terpenuhi.
Pengambilan sampel ini menggunakan rumus No Perencanaan Kepala f %
Nursalam ( 2009 Jadi jumlah sampel yang di Ruangan
1 Baik 25 65,8
lakukan dalam penelitian ini adalah 38 orang. 2 Kurang Baik 13 34,2
Tehnik pengambilan setiap unit dilakukan dengan Total 38 100
acak sederhan dan menentukan criteria inclusi
yaitu: (1) Pegawai yang bersedia menjadi Tabel 3
responden; (2) Pegawai yang telah bekerja lebih Distribusi Motivasi Kerja Perawat
dari satu tahun.
Pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan
Analisis bivariant digunakan untuk menganalisa 2011
No Motivasi Kerja Perawat F %
data karakteristik/ confounding responden sebagai Pelaksana
variabel perancu dari pengaruh perencanaan kepala 1 Baik 25 65,8
ruangan tentang sdm terhadap motivasi kerja 2 Kurang baik 13 34,2
perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Sari Total 38 100
Mutiara Medan tahun 2011 yaitu model
kepemimpinan, tingkat pendidikan, pelatihan dan Tabel 4
usia dengan menggunakan table distribusi Hasil Uji Statistik X2 Perencanaan Kepala
frekuensi. Analisa bivariant unuk mengetahui Ruangan Dengan Motivasi Kerja Perawat
pengaruh kedua variabel independent dan dependen Pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan Tahun
yaitu pengaruh antara perencanaan dengan motivasi 2011
kerja perawat pelaksana, maka dilakukan dengan
uji statistic Chi-square pada alfa 0.05 dengan Motivasi Kerja Perawat
No Perencan Pelaksana N pV
bantuan computer. Syarat pengggunaan uji statistic aan Baik Kurang
chi-square adalah data penelitian kategori dengan Kepala baik
skala ordinal dan nominal. Ruangan F % F % F %
1. Baik 20 52,6 5 13,2 25 65,8
HASIL PENELITIAN ,001
2. Kurang 5 13,2 8 21,1 13 34,2
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 38 orang Baik
responden didapat bahwa karakteristiknya dapat Total 25 65,8 13 34,2 38 100

dilihat pada tabel distribusi berikut ini


3
PEMBAHASAN
Tabel 1 6
Distribusi Karakteristik Umur, Pendidikan,
Pengalaman di RSU Sari Mutiara Medan 2011 Perencanaan adalah fungsi administratif yang
menempatkan beberapa resiko terhadap pembuatan
Uraian f % keputusan dan pemecahan masalah. Ini memastikan
bahwa kemampuan hasil akan dapat diinginkan dan
Umur :
22-26 tahun 22 57,9 efektif dalam segi penggunaan manusia dan sumber
27-31 tahun 16 42,1 material serta produk produksi dan pelayanan.
Total 38 100
Pendidikan : Perencanaan didalam keperawatan adalah
D3 Keperawatan 35 92,1 pengkajian kemampuan dan kelemahan dalam
S1 Keperawatan 3 7,9
divisi-divisi keperawatan, mencakup faktor –faktor
Total 38 100
Pengalaman : yang mempengaruhi pekerjaan dan kemundahan
1-5 tahun 16 42,1 atau halangan dalam mencapai tujuan. Dalam
5-10 tahun 22 57,9
Total 38 100 keperawatan, perencanaan membantu untuk
menjamin bahwa klien atau pasien akan menerima
pelayanan keperawatan yang mereka inginkan
(Ernie & Kurniawan 2005).

Peran dan fungsi perencanaan dalam manajemen


adalah menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan,
prosedur dan peraturan – peraturan dalam

18
18
Jurnal Mutiara Ners, Vol. 2, No.8. Juli 2012

pelayanan, kemudian membuat perkiraan proyeksi Motivasi merupakan sebuah konsep eksplanatoris
jangka pendek dan jangka panjang serta yang kita manfaatkan untuk memahami perilaku-
menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya perilaku yang kita amati. Perlu kita ingat bahwa 3
perubahan yang berencana (Gillies, 1994). motivasi diinferensi. Kita tidak mengukurnya 8
secara langsung, tetapi kita memanipulasi kondisi-
Dari hasil penelitian terhadap 38 orang responden kondisi tertentu setelah kita mengobservasi
didapatkan mayoritas perawat berusia 22-26 tahun bagaimana perilaku berubah (Petri, 1979;4).
atau sebanyak 22 orang. Menurut penelitian
sebelumnya oleh Priyadi tahun 2009 di PT. Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang
Mandrian Klaten yang berkaitan dengan pengaruh berpengaruh untuk membangkitkan, mengerahkan
usia terhadap motivasi kerja terhadap 50 orang dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan
responden. Hasil uji t yang diperoleh menunjukan lingkungan kerja (Mangkunegara 2000;94).
usia berpengaruh terhadap motivasi kerja. Usia
mayoritas diatas merupakan usia pertengahan dan Dari penelitian ini didapatkan bahwa motivasi kerja
berada pada usia produktif. Dimana usia produktif perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan
tersebut seseorang mencapai kematangan jiwa dan 2011 memiliki mayoritas baik yaitu sebanyak 25
tanggungjawab yang tinggi dan belum tampak ada orang (65,8%) dan minoritas kurang baik sebanyak
kejenuhan dalam bekerja. 13 orang (34,2%).

Mayoritas perawat berpengalaman kerja 6-10 tahun Menurut Kopelman (1988), motivasi kerja dapat
yaitu sebanyak 22 orang (57,9%). Berdasarkan mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini didukung
penelitian sebelumnya oleh Hartini tahun 2008 di oleh Douglas Mc Gregor (Nursalam, 2002), bahwa
PT. Palomo Citra Internasional Surakarta yang motivasi seseorang dibedakan dalam dua kutub
berkaitan dengan pengalaman kerja terhadap 28 ekstrim yaitu Teori X dan Teori Y. Teori X
responden. Hasil uji t di peroleh X1 = 3.941 mengasumsikan bahwa seseorang tidak menyukai
diterima pada taraf signifikan 5 %. Artinya semakin pekerjaannya, kurang ambisi, tidak mempunyai
tinggi pengalaman kerja seseorang maka semakin tanggungjawab, dan cenderung menolak
tinggi pengaruh perencaannya. Heider (1958) perubahan. Teori Y memiliki asumsi bahwa,
menjelaskan bahwa kinerja seseorang sangat seseorang menyukai pekerjaan, menerima tanggung
ditentukan oleh motivasi dan kemampuan yang jawab, mandiri, mampu mengawasi diri sendiri dan
dimiliki. Kemampuan dan motivasi seseorang kreatif. Dengan demikian, seseorang yang
didasarkan pada pengalaman dan lamanya berada tergolong dalam teori Y cenderung memiliki
pada institusi tersebut. Apabila salah satu dari motivasi kerja yang baik dibanding dengan
komponen tersebut rendah maka hasil yang akan seseorang yang tergolong dalam teori X.
dicapai pun rendah.
Sesuai dengan hasil wawancara dari 38 responden
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan pada yang memiliki perencanaan baik mereka
38 orang responden didapat bahwa perencanaan mendapatkan motivasi kerja yang baik seperti :
kepala ruangan baik 25 orang ( 65,8%) dan kurang pemberian gaji yang cukup, kebutuhan rohani yang
baik 13 orang (34,2%). Artinya bukan hanya tercukupi, suasana yang santai, peningkatan harga 3
pengalaman kerja yang dapat meningkatkan diri, mendapatkan posisi-posisi yang tepat, adanya 9
perencanaan kepala ruangan. Standar gaji juga bisa kesempatan untuk maju, adanya kerja sama yang
menjadi faktor yang dapat meningkatkan biak antara atasan dan bawahan, pemberian intensif
perencanaan yang baik bagi kepala ruangan. yang terarah dan fasilitas yang menyenangkan.
Standar gaji di RSU Sari Mutiara Medan adalah
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chis-
standar gaji menurut UMR. Berdasarkan penelitian
squere pada α = 0,05 dengan df=1 menunjukan
sebelumnya oleh Hartini tahun 2008 di PT. Paloma
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
Citra Internasional Surakarta yang berkaitan
perencanaan kepala ruangan dengan motivasi kerja
dengan kepuasaan kerja (Gaji) terhadap kinerja
perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan
karyawan. Hasil uji t dapat di tarik kesimpulan
tahun 2011 dengan p value = 0,001.
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
kepuasan kerja yaitu gaji terhadap kinerja Kawuryan (2005) perencanaan menejer dapat
karyawan. mempengaruhi kinerja kerja karyawan, begitu juga
Janno Sinaga* Evans Suma Nainggolan** Pengaruh Perencanaan Kepala ruangan ...

dengan keperawatan perencanaan yang baik dapat kepemimpinan yang efektif dan mampu memahami
memberikan motivasi kerja yang baik pada perawat karakteristik dari masing-masing individu.
pelaksananya. Ini dapat dilihat dalam hasil peneliti;
perencanaan kepala ruangan yang baik 5 orang Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang
(13,2%) akan mendapat motivasi kerja perawat memiliki tujuan yang jelas. Tujuan-tujuan tersebut
pelaksana yang baik 20 orang (52,6%). diantaranya adalah; perencanaan yang dapat 4
menimbulkan keberhasilandan mencapai sasaran 1
Penelitian lainnya oleh Suharti tahun 2008 di dan tujuan, perencanaan yang bermakna pada
Medan yang berkaitan dengan perencanaan kepala pekerjaan, perencanaan yang dapat memberikan
ruangan terhadap motivasi karyawan terhadap 35 penggunaan efektif dari personal dan fasilitas yang
responden. Pengumpulan data penelitian tersedia, Perencanaan dapat memberikan
menggunakan teknik kuesioner, wawancara dan penggunaan efektif dari personel dan fasilitas yang
observasi. Teknik analisa data dalam penelitian ini tersedia, membantu koping dalam situasi kritis,
adalah regresi linear sederhana (simple linear efektif dalam segi biaya, berdasarkan masa lalu dan
regression). Berdasarkan analisa data penelitian akan datang sehingga dapat membantu menurunkan
diperoleh kesimpulan Perencanaan kepala ruangan elemen perubahan, dapat digunakan untuk
berpengaruh positif terhadap motivasi karyawan. menemukan kebutuhan untuk berubah, untuk
Pengaruh positif ini menunjukkan adanya pengaruh control efektif.
yang searah antara perencanaan kepala ruangan
dengan motivasi karyawan, dengan kata lain Perencanaan kepala ruangan yang baik dapat
dengan pengaruh perencanaan baik maka motivasi memberikan motivasi kerja yang baik bagi
kerja baik. Perencanaan berpengaruh signifikan keperawat pelaksana. Peningkatan perencanaan
terhadap motivasi kerja karyawan. Pengaruh yang yang baik dapat didorrong oleh beberapa faktor
signifikan ini menunjukkan bahwa perencanaan yaitu umur, pendidikan, gaji dan pengalaman kerja.
berpengaruh nyata ( berarti) terhadap motivasi
karyawan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian oleh handayani 2007 memaparkan
bahwa perencanaan kepala ruangan yang baik Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh
perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi
diterapkan dibebagai ruangan di rumah sakit untuk
kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum
meningkatkan potensi dibidang kesehatan dimana Sari Mutiara Medan 2011 dapat disimpulkan
perawat terlibat didalamnya dapat meningkatkan bahwa: Perencanaan kepala ruangan yang terdapat
pelayanan kesehatan yang baik di rumah sakit. di RSU Sari Mutiara Medan adalah baik (65,8%),
Motivasi kerja perawat pelaksana baik (65,8%).
Bila dikaitkan dengan kondisi rumah sakit, dimana Hasil uji stastistik dengan menggunakan uji Chi
manusia sebagai objek pelayanan yang menangani squere pada α = 0,05 dengan df=1 menunjukkan
masalah sehat-sakit dan beresiko terhadap nyawa bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
manusia. Situasi tersebut sangat cepat berubah, perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi
kerja perawat pelaksana diruangan rawat inap RSU
kondisi pasien sering mengalami perubahan yang Sari Mutiara Medan 2011 dengan p value = 0,001
menuntut tindakan yang cepat dan tepat.
Saran Bagi Manajemen Rumah Sakit agar
Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin yang selalu Memberikan pelatihan-pelatihan pada kepala
siap dalam setiap kondisi kritis sekalipun, sehingga ruangan, pemberian gaji yang cukup bagi kepala
pemimpin di setiap ruangan dalam rumah sakit ruangan dan perawat pelaksana. Sementara bagi
betul-betul telah siap fisik maupun mental. kepala ruangan agar menyusun perencanaan yang
baik didalam memimpin ruangan dan dapat
Persiapan tersebut secara tidak langsung diproses
dipadukan dengan gaya kepemimpinannya.
dari pengalaman kerja bertahun-tahun dan bekal
pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan. Dengan
demikian kepala ruangan sebagai manajer tingkat KEPUSTAKAAN 20
bawah dan sebagai individu memiliki sifat dasar
dan kepribadian sehingga memiliki kecenderungan Aditama, 2006. Prosedur Penelitian Suatu
katakteristik tersendiri, namun dengan mempelajari Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
perilaku mampu menerapkan perilaku

20
Jurnal Mutiara Ners, Vol. 2, No.8. Juli 2012

Arwani 2005. Pendidikan Keperawatan, EGC :


Jakarta.

Erni & Kurniawan, 2005, Pengantar Manajemen,


Edisi Pertama, EGC : Jakarta.

Gillies, D. A. 1994. Manajemen Keperawatan


Suatu Pendekatan Sistem. Edisi kedua. W.B
Sauders Company.

Keliat,dkk, 2006. Manajemen Perencanaan, Raja


Grafindo Persada, Jakarta.

Munandar, 2002. Motivasi Kerja Perawat.


http://www.google.com (Dikutip tanggal 11
Februari 2011).

Notoadmojo, 2010. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan


:Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 1, Salemba Medika,
Jakarta.

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Salemba Medika, Jakarta.

Poter & Perry, 2006, Peran Perawat, Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Siagian, P, 2005. Teori Motivasi Dan Aplikasi.


Jakarta : Pineka Cipta.

Suarly, B, 2009. Manajemen Keperawatan dengan


Pendekatan Praktis. Erlangga: Jakarta.

Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung :


Tarsito.

Swanburg, 2000. Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan Untuk Perawat Klinis, EGC:
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai