Oleh:
PROGRAM REGULER
2013
A. Cara Menciptakan dan Mempertahankan Competitive Advantages - Keunggulan
Kompetitif
Pendekatan value chain dibedakan menjadi dua tipe aktivitas bisnis, yaitu aktivitas utama
(primary activities) dan aktivitas pendukung (support activities).
Logistik Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang dihubungkan
dengan penerimaan, penyimpanan dan penyebaran input/bahan baku, seperti penanganan
bahan baku, pergudangan, kontrol inventory, jadwal kendaraan dan pengembalian kepada
supplier
Operasional (Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan mengubah input
atau bahan baku menjadi bentuk produk akhir, seperti permesinan, pengemasan,
perakitan, perawatan perlengkapan, testing, pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan
dengan prose operasi atau produksi.
Logistik Keluar (Outbound Logistics), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan
pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk ke pembeli , seperti pergudangan
produk jadi, penanganan material, operasi pengiriman, proses pemesanan dan
penjadwalan.
Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales), adalah kegiatan dalam membujuk
atau menarik pembeli untuk membeli, seperti pengiklanan, promosi, tenaga penjual,
quota dan harga.
Pelayanan (Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan penyediaan layanan
untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai produk, seperi instalasi, perbaikan,
pelatihan dan penambahan produk.
masing masing kegiatan/aktivitas mungkin sangat penting, tergantung pada industrinya. Untuk
perusahaan dibidang jasa, pelayanan terhadap pelanggan menjadi sesuatu yang sangat vital
dalam operasi perusahaan tersebut.
Secara umum, aktivitas pendukung dalam rantai nilai terbagi dalam 4 kategori kegiatan:
Dalam setiap kategori kegiatan/aktivitas, baik itu yang utama maupun yang pendukung, ada tiga
jenis kegiatan yang memiliki peran berbeda dalam kegiatan tersebut;
Langsung (direct), aktivitas yang melibatkan langsung dalam pembuatan nilai kepada
pembeli, seperti perakitan, iklan, desain produk, rekrutmen dan lain sebagainya.
Tidak langsung (indirect), aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan
langsung secara berkelanjutan, seperti perawatan, penjadwalan, administrasi penelitian
dan lain sebagainya
Jaminan kualitas (Quality Assurance), adalah aktivitas yang menjamin kualitas dari
aktivitas lain seperti, monitoring, inpeksi, testing, pemeriksaan dan lain sebagainya.
Dengan konsep value chain ini, menjelaskan bahwa setiap mata rantai baik yang utama
maupun pendukung dapat menambah nilai dari produk yang dihasilkan. Nilai tambah yang
dihasilkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut merupakan harga yang akan dibayar konsumen. Jika
harga yang dibayar tersebut lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan oleh seluruh aktivitas,
maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan atau margin. Teknologi informasi merupakan
alat potensial untuk digunakan dalam menciptakan atau menambah nilai-nilai dan teknologi
informasi dimaksudkan untuk melihat sampai sejauh mana peran sistem dan teknologi informasi
di perusahaan saat ini di rantai nilai.
Analisis value-chain berfokus pada total value chain dari suatu produk, mulai dari desain
produk, sampai dengan pemanufakturan produk bahkan jasa setelah penjualan. Konsep-konsep
yang mendasari analisis tersebut adalah bahwa setiap perusahaan menempati bagian tertentu atau
beberapa bagian dari keseluruhan value chain. Penentuan di bagian mana perusahaan berada dari
seluruh value chain merupakan analisis stratejik, berdasarkan pertimbangan terhadap keunggulan
bersaing yang ada pada setiap perusahaan, yaitu dimana perusahaan dapat memberikan nilai
terbaik untuk pelanggan utama dengan biaya serendah mungkin.
Penggunaan raw material : $3 per suku cadang yang digunakan; tidak ada biaya tetap
kegiatan.
Penggunaan Direct labour : $12 per jam tenaga kerja langsung; tidak ada biaya tetap kegiatan.
Purchase : tiga pegawai dengan gaji, masing-masing memperoleh gaji
tahunan $ 30.000; tiap pegawai mampu memproses 5.000 pesanan
pembelian; biaya variable kegiatan :$0,50 perpesanan pembelian
yang diproses untuk formulir, prangko, dll.
Garansi : dua agen reparasi, masing-masing digaji $ 28.000 pertahun; tiap agen
reparasi mapu memperbaiki 500 unit pertahun; biaya variable kegiatan:
$ 20 per produk yang diperbaiki.
Berdasarkan data dan informasi diatas, Potensi penghematan yang dihasilkan oleh desain baru
disajikan sebagai berikut :
a
Penggunaan Raw Material $ 360.000
b
Penggunaan Direct Labour 60.000
c
Purchase 33.000
d
Perbaikan dengan garansi 34.000
Jumlah $487.000
Unit 10.000
Penghematan unit $48,70
a
(200.000 –80.000) $3
b
(10.000-5.000)$12
c
( $30.000 + $0.50 (12.500-6.500))
d
(28.000 + $ 20(800-500))
Dalam contoh, secara implisit diasumsikan bahwa pengeluaran sumber daya pada
kegiatan desain rekayasa tetap tidak akan berubah. Karenanya, tidak ada biaya untuk
memanfaatkan hubungan tersebut. Namun misalkan suatu kenaikan pada pengeluaran sumber
daya $ 50.000 yang dip[erlukan untuk memanfaatkan hubungan di antara rekayasa desain dan
kegiatan selanjutnya pada rantai nilai perusahaan. Pengeluaran % 50.000 untuk menghemat
$487.000 tentu saja baik. Pengeluaran pada satu kegiatan untuk menghemat biaya dari kegiatan
lainnya adalah prinsip dasar dari analisis biaya stratejik.
Sekarang anggaplah bahwa pelanggan ini mengeluhkan harga yang dikenakan dan
mengancam memindahkan bisnisnya ke tempat lain. Pelanggan mengajukan penawaran dar I
pesaing Thompson yakni $0.50 tiap suku cadang lebih murah dibandingkan dengan harga dari
Thompson. Yakin bahwa sistem ABC membebankan biaya produk secara tepat, Thompsosn
menyelidiki pembebanan biaya pemenuhan pesanan dan menetukan bahwa jumlah pesanan
penjualan yang diproses merupakan cost driver yang jauh lebih baik dibandingkan jumlah suku
cadang yang dijual. Karenanya, permintaan aktivitas diukur dengan jumlah pesanan penjualan,
dan biaya pemesanan seharusnya dibebankan pada pelanggan dengan menggunakan tariff
kegiatan $ 3.000 perpesanan ($606.000/202 pesanan). Dengan menggunakan tariff ini, pelanggan
besar seharusnya dikenakan $ 6.000 untuk biaya pemenuhan pesanan. Karenanya pelanggan
yang besar dikenai biaya tambahan $ 297.000 tiap tahun, atau sekitar $0,59 per suku cadang
($297.000/500.000 bagian). Sebenarnya, pengenaan tambahan terdiri dari 20 % peningkatan atas
biaya, menghasilkan harga $ 0,71 lebih tinggi (1,2 x $0.59). Dibantu dengan informasi ini,
manajemen Thompson segera menawarkan untuk menurunkan harga yang dikenakan pada
pelanggan besar setidaknya sebesar $0.50.
Karenanya, satu manfaat bagi pelanggan besar adalah koreksi harga. Hal ini juga
menguntungkan Thompson, karena koreksi harga diperlukan untuk mempertahankan setengah
dari bisnisnya sekarang.
Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas
pembelian dengan cara:
1. Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang
dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya.
2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
3. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan.
4. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.
5. Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
2. Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.
3. Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya tidak
langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.
4. Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara
individual
5. Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.
b. Produksi JIT
Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat
waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau
sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.
Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
1. Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap workstation (stasiun
kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol).
2. Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi (konsep waktu
tunggu nol).
3. Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya setup
mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk (workstation).
4. Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga aktivitas produksi yang
tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang:
1. Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan
2. Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai
3. Waktu perpindahan
4. Tenaga kerja langsung dan tidak langsung
5. Ruangan pabrik
6. Biaya mutu
7. Pembelian bahan
Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan
2. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas tidak
langsung
3. Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga kerja
dan overhead pabrik secara individual
4. Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work tickets”
DAFTAR PUSTAKA
http://nikyudwies.blogspot.com/2010/04/just-in-time.html
http://scribd.com/2010/04/paper-just-in-time.html