Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT JANTUNG REMATIK

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya . Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………………………
1

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
……. 2

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………
…… 3

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar
Belakang ………………………………………………………………………
……… 4

2. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………………. 4

3.
Tujuan…………………………………………………………………………………………
………….4

BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi…………………………………………………………………………………
………………….. 5

2.
Etiologi…………………………………………………………………………………………
…………….5

3.
Patofisiologi……………………………………………………………………………………
…………… 7

4. Manifestasi
Klinis………………………………………………………………………………………… 8

5.
Penatalaksanaan…………………………………………………………………………………
………. 10

6.
Komplikasi……………………………………………………………………………………
……………. 11

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan……………………………………………………………………………
………………….. 13
2. Saran……………………………………………………………………………………
…………………… 13

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………
……….. 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Demam rematik dan penyakit jantung rematik telah lama dikenal.Penyakit jantung rematik
adalah penyakit yang diakibatkan oleh komplikasi daridemam rematik yang ditandai dengan
adanya cacat pada katup jantung.

Demam rematik akut adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanyasuatu reaksi
imunologi terhadap infeksi oleh bakteri Streptokokus Group A.Demam rematik akut
menyebabkan infeksi generalisata dan menginfeksi padabagian tubuh tertentu, seperti
jantung, persendian, otak dan kulit. Individu denganDemam Rematik Akut sering
menyebabkan penyakit yang berat dan memerlukanperawatan di Rumah Sakit.

B. Rumusan Masalah

1.
1. Apakah pengertian Penyakit Jantung Rematik?
2. Apa penyebab Penyakit Jantung Rematik?
3. Apa tanda dan gejala dari Penyakit Jantung Rematik?
4. Bagaimana penatalaksanaan dari Penyakit Jantung Rematik?
5. Apa komplikasi yang dapat terjadi pada Penyakit Jantung Rematik?

C. Tujuan Penulisan

1. Mampu memahami pengertian Penyakit Jantung Rematik


2. Mampu memahami penyebab Penyakit Jantung Rematik
3. Mampu memahami tanda dan gejala dari Penyakit Jantung Rematik
4. Mampu memahami komplikasi yang dapat terjadi pada Penyakit Jantung Rematik

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI

Penyakit jantung rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya rheumatic heart disease (RHD)
adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral sebagai akibat adanya gejala sisa dari
demam rematik.

Reumatoid heart disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-
jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme
streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 1993).

Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik,
atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada
saluran pernafasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan,
jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada
kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan
penduduk di atas 50 tahun.

Rheumatic fever adalah suatu penyakit inflamasi akut yang diakibatkan oleh infeksi
streptococcus β hemolytic group A pada tenggorokan (faringitis), tetapi tanpa disertai infeksi
lain atau tidak ada infeksi streptococcus di tempat lain seperti di kulit. Karakteristik
rheumatic fever cenderung berulang (recurrence) (Udjianti, 2010).

Rheumatic fever terdiri atas beberapa manifestasi klinis 1) arthritis (paling sering) 2) carditis
(paling serius) 3) chorea (paling jarang dan tidak berkaitan) 4) subcutaneous nodule 5)
erythema marginatum (Udjianti, 2010).
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka
sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman
Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam
rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan
penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurang terarah menyebabkan racun/toxin dari
kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung.
Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan
mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.

B. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah reaksi autoimun


(kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus β
hemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik
demam reumatik serangan pertama maupun demam reumatik serangan ulang.

Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya


demam rematik, baik pada serangan pertama maupun serangan ulang.
Telah diketahui bahwa dalam hal terjadi demam rematik terdapat beberapa predisposisi
antara lain :

Faktor-faktor pada individu :

1. Faktor genetik

Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik
menunjkan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal
dengan status reumatikus.

2. Jenis kelamin

Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki.
Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun
manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.

3. Golongan etnik dan ras

Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam
reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih.
Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang
berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab yang
sebenarnya.

4. Umur

Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik /
penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun
dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun
dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini
dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi
Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur
2-6 tahun.

5. Keadaan gizi dan lain-lain

Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah merupakan
faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.

6. Reaksi autoimun

Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel
streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini
mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.

7. Serangan demam rematik sebelumnya.

Serangan ulang demam rematik sesudah adanya reinfeksi dengan Streptococcus beta-
hemolyticus grup A adalah sering pada anak yang sebelumnya pernah mendapat demam
rematik.

Faktor-faktor lingkungan :

1. Keadaan sosial ekonomi yang buruk

Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk
terjadinya demam reumatik. Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah maju,
jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk
sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat, rendahnya pendidikan
sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit sangat kurang;
pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-lain.
Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam reumatik.

2. Iklim dan geografi

Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan didaerah


yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun
mempunyai insidens yang tinggi, lebih tinggi dari yang diduga semula. Didaerah yang
letaknya agak tinggi agaknya insidens demam reumatik lebih tinggi daripada didataran
rendah.

3. Cuaca

Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran nafas bagian
atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.

C. PATOFISIOLOGI

Menurut hipotesa Kaplan dkk (1960) dan Zabriskie (1966), demam rematik terjadi karena
terdapatnya proses autoimun atau antigenic similarity antara jaringan tubuh manusia dan
antigen somatic streptococcus. Apabila tubuh terinfeksi oleh Streptococcus beta-hemolyticus
grup A maka terhadap antigen asing ini segera terbentuk reaksi imunologik yaitu antibody.
Karena sifat antigen ini sama maka antibody tersebut akan menyerang juga komponen
jaringan tubuh dalam hal ini sarcolemma myocardial dengan akibat terdapatnya antibody
terhadap jaringan jantung dalam serum penderia demam rematik dan jaringan myocard yang
rusak. Salah satu toxin yang mungkin berperanan dalam kejadian demam rematik ialah
stretolysin titer 0, suatu produk extraseluler Streptococcus beta-hemolyticus grup A yang
dikenal bersifat toxik terhadap jaringan myocard. Beberapa di antara berbagai antigen
somatic streptococcal menetap untuk waktu singkat dan yang lain lagi untuk waktu yang
cukup lama. Serum imunologlobulin akan meningkat pada penderita sesudah mendapat
radang streptococcal terutama Ig G dan A.

D. PATHWAY

E. MANIFESTASI KLINIS

Demam reumatik merupakan kumpulan sejumlah gejala dan tanda klinik. Demam reumatik
merupakan penyakit pada banyak sistem, mengenai terutama jantung, sendi, otak dan
jaringan kulit. Tanda dan gejala akut demam reumatik bervariasi tergantung organ yang
terlibat dan derajat keterlibatannya. Biasanya gejala-gejala ini berlangsung satu sampai enam
minggu setelah infeksi oleh Streptococcus.

Perjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung reumatik dapat dibagi dalam 4
stadium.

Stadium I

Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A.
Keluhan :

1. Demam
2. Batuk
3. Rasa sakit waktu menelan
4. Muntah
5. Diare
6. Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat.

Stadium II

Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus dengan
permulaan gejala demam reumatik, biasanya periode ini berlangsung 1 – 3 minggu, kecuali
korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.

Stadium III

Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini timbulnya
berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik. Manifestasi klinis
tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam
reumatik /penyakit jantung reumatik.
Gejala peradangan umum :
1. Demam yang tinggi
2. Lesu
3. Anoreksia
4. Berat badan menurun
5. Kelihatan pucat
6. Epistaksis
7. Athralgia
8. Rasa sakit disekitar sendi
9. Sakit perut
10. Stadium IV

Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan
jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan
gejala apa-apa.

Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala
yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pasa fase ini baik penderita demam
reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi
penyakitnya.

Manifestasi Klinik menurut Jones (1982)

Kriteria mayor :

1. arditis

Yaitu terjadi peradangan pada jantung ( miokarditis dan atau endokarditis ) yang
menyebabkan terjadinya gangguan pada katup mitral dan aorta dengan manifestasi terjadi
penurunan curah jantung ( seperti hipotensi, pucat, sianosis, berdebar-debar dan heart rate
meningkat ), bunyi jantung melemah, dan terdengar suara bising katup pada auskultasi akibat
stenosis dari katup terutama mitral ( bising sistolik ), Friction rub.

1. Polyarthritis

Klien yang menderita RHD biasanya datang dengan keluhan nyeri pada sendi yang
berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku
( polyarthritis migrans ), gangguan fungsi sendi.

1. Khorea Syndenham

Merupakan gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal , bilateral,tanpa tujuan dan
involunter, serta sering kali disertai dengan kelemahan otot ,sebagai manifestasi peradangan
pada sistem saraf pusat.

1. Eritema Marginatum

Eritema marginatum merupakan manifestasi RHD pada kulit, berupa bercak-bercak merah
dengan bagian tengah berwarna pucat sedangkan tepinya berbatas tegas , berbentuk bulat dan
bergelombang tanpa indurasi dan tidak gatal. Biasanya terjadi pada batang tubuh dan telapak
tangan.
1. Nodul Subcutan

Nodul subcutan ini terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras dibawah kulit tanpa adanya
perubahan warna atau rasa nyeri. Biasanya timbul pada minggu pertama serangan dan
menghilang setelah 1-2 minggu. Ini jarang ditemukan pada orang dewasa.Nodul ini terutama
muncul pada permukaan ekstensor sendi terutama siku,ruas jari,lutut,persendian kaki. Nodul
ini lunak dan bergerak bebas.

Kriteria Minor :

1. Mempunyai riwayat menderita demam reumatik /penyakit jantung reumatik


2. Athralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi; pasien kadang-
kadang sulit menggerakkan tungkainya
3. Demam tidak lebih dari 39 derajad celcius
4. Leukositosis
5. Peningkatan Laju Endap Darah (LED)
6. C-Reaktif Protein (CRF) positif
7. P-R interval memanjang
8. Peningkatan pulse denyut jantung saat tidur (sleeping pulse)
9. Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)

Selain kriteria mayor dan minor tersebut, terjadi juga gejala-gejala umum seperti , akral
dingin, lesu,terlihat pucat dan anemia akibat gangguan eritropoesis.gejala lain yang dapat
muncul juga gangguan pada GI tract dengan manifestasi peningkatan HCL dengan gejala
mual dan anoreksia

Diagnosa ditegakkan bila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor, atau dua kriteria
minor dan satu kriteria mayor.

F. PENCEGAHAN

Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung rematik sangat mungkin terjadi dengan adanya
kejadian awal yaitu demam rematik (DR). Pencegahan yang terbaik adalah bagaimana upaya
kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman Streptococcus
beta hemolyticus).

Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya
faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan
akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi
penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi
streptokokkus untuk terjadi DR.

Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam
rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk
menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit
Jantung Rematik.

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan demam reumatik aktif atau reaktivasi kembali diantaranya adalah :


1. Tirah baring dan mobilisasi (kembali keaktivitas normal) secara bertahap
2. Pemberantasan terhadap kuman streptokokkus dengan pemberian antibiotic penisilin
atau eritromisin. Untuk profilaksis atau pencegahan dapat diberikan antibiotic
penisilin benzatin atau sulfadiazine
3. Antiinflamasi (antiperadangan). Antiperadangan seperti salisilat dapat dipakai pada
demam reumatik tanpa karditis (peradangan pada jantung)

Karena demam rematik berhubungan erat dengan radang Streptococcus beta-hemolyticus


grup A, maka pemberantasan dan pencegahan ditujukan pada radang tersebut. Ini dapat
berupa :

1. Eradikasi kuman Streptococcus beta-hemolyticus grup A

Pengobatan adekuat harus dimulai secepatnya pada DR dan dilanjutkan dengan pencegahan.
Erythromycin diberikan kepada mereka yang alergi terhadap penicillin.

1. Obat anti rematik

Baik cortocisteroid maupun salisilat diketahui sebagai obat yang berguna untuk
mengurangi/menghilangkan gejala-gejala radang akut pada DR

1. Diet

Makanan yang cukup kalori, protein dan vitamin.

1. Istirahat

Istirahat dianjurkan sampai tanda-tanda inflamasi hilang dan bentuk jantung mengecil pada
kasus-kasus kardiomegali. Biasanya 7-14 hari pada kasus DR minus carditis. Pada kasus plus
carditis, lama istirahat rata-rata 3 minggu – 3 bulan tergantung pada berat ringannya kelainan
yang ada serta kemajuan perjalanan penyakit.

1. Obat-obat Lain

Diberikan sesuai dengan kebutuhan. Pada kasus dengan dekompensasi kordis diberikan
digitalis, diuretika dan sedative. Bila ada chorea diberikan largactil dan lain-lain.

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah

a) LED tinggi sekali

b) Lekositosis

c) Nilai hemoglobin dapat rendah

1. Pemeriksaan bakteriologi

a) Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.


b) Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti hyaluronidase.

1. Radiologi

Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada jantung.

1. Pemeriksaan Echokardiogram

Menunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi

1. Pemeriksaan Elektrokardiogram

Menunjukan interval P-R memanjang.

Bukti-bukti infeksi streptococcus :

1. Kultur positif
2. Ruam skarlatina
3. Peningkatan antibodi streptococcus yang meningkat

I. KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi pada Penyakit Jantung Reumatik (PJR) diantaranya adalah
gagal jantung, pankarditis (infeksi dan peradangan di seluruh bagian jantung), pneumonitis
reumatik (infeksi paru), emboli atau sumbatan pada paru, kelainan katup jantung, dan infark
(kematian sel jantung).

1. Dekompensasi Cordis

Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya sindroma
klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic termasuk
pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja otot jantung yang berlebihan, biasanya karena
kelainan struktur jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau
gabungan kedua faktor tersebut.

Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan digitalis dan
obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik) dan yang
paling penting mengobati penyakit primer.

1. Pericarditis

Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang yang
ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah di lakukan asuhan keperawatan pada klien dengan PENYAKIT
JANTUNG REMATIK, maka dapat di simpulkan:

1. Demam Reumatik/penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik


akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta
Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui,
dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea
minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.
2. Penyebab penyakit jantung rematik adalah akibat dari interaksi individu, dan faktor
lingkungan.
3. Gejala klinis yang dapat di temukan dalam penyakit demam reumatik/penyakit
jantung reumatik yaitu: Berupa infeksi saluran nafas oleh kuman Beta Streptococcus
Hemolyticus Grup A, fase akut bisa digolongkan dalam gejala peradangan umum, dan
tanpa kelainan dan tidak menunjukkan gejala apa-apa.B. Saran

Kami dari kelompok mengharapkan saran dari pembaca agar dapat member kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah Asuhan Keperawatan pada klien dengan Penyakit Jantung
Rematik.

Kami dari kelompok juga menyarankan kepada para pembaca hendaknya tidak hanya
mengambil satu referensi dari makalah ini saja dikarenakan kami dari penulis menyadari
bahwa makalah ini hanya mengambil reperensi dari beberapa sumber saja

Daftar Pustaka

Doenges, Marilynn E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakart : EGC.

Lili ismudiarti rilantono,dkk.(2001) Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.

Poestika S, Sarodja RM (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

http://www.infopenyakit.com/2008/08/penyakit-jantung-rematik-pjr.html

Anda mungkin juga menyukai