Pembentukan sumbat hemostatik dimulai dengan kerusakan pembuluh darah, kerusakan darah, atau keduanya, yang menyebabkan terjadinya suatu proses yang berantai. Cedera vascular biasanya berkaitan dengan kontraksi pembuluh darah (vasokontriksi), aktivasi kontak trombosit diikuti oleh agregasi trombosit, dan pengaktifan jenjang koagulasi. Pada keadaan normal, lapisan endotel pembuluh darah bersifat halus/mulus dan tidak terputus. Kerusakan terhadap lapisan endotel ini menyebabkan kolagen di bawahnya terpajan, tempat trombosit dalam sirkulas melekat (adhesi trombosit). Hal ini, pada gilirannya, memicu rekrutmen lebih banyak trombosit untuk “menyumbat” pembuluh darah yang cedera (agregasi trombosit). Dinding pembuluh juga merupakan sumber faktor von Willebrand dan zat antiagresi trombosit protasiklin. (Sacher, 2004) B. Trombosit Trombosit bukan merupakan sel, tetapi merupakan sel, tetapi merupakan fragmen- fragmen sel granular berbentuk cakram, tidak berinti; trombosit ini merupakan unsur selular sumsum tulang terkecil dan penting untuk untuk homeostatis dan kogulaasi. Trombosit berasal dari sel induk pluripoten yang tidak terikat (noncommitted pluripotent stem cell), yang jika ada permintaan dan dalam keadaan adanya factor perangsang trombosit (MK-CSF [factor perangsang koloni megakrosit]), interleukin dan TPO (factor pertumbuh dan perkembangan megakroisit), berdiferensiasi menjadi kelompok sel induk yang terikat (committed stem cell pool) untuk membentuk megakarioblas. Sel ini, melalui serangkaian proses maturasi, menjadi megakariosit raksasa. Tidak seperti unsure sel lainnya, megakariosit mengalami endomitosis, terjadi pembelahan inti di dalam sel tetapi sel itu sendiri membelah. Sel dapat membesar karena sintesis DNA yang meningkat. Sitoplasma sel akhirnya memisahkan diri menjadi trombosit-trombosit. (Sacher, 2004). Trombosit berdiameter 1 sampai 4 um dan memiliki siklus hidup kira-kira 10 hari. Kira- kira sepertiga berada di dalam lien. Sebagai sumber cadangan, dan sisanya berada dalam sirkulasi, berjumlah antara 150.00 dan 400.000/mm3. Jika apusan darah perifer menggunakan pewarnaan Wright, maka sel-sel ini terlihat biru muda denga granula berwarna merah-ungu. Yang diabsorsir oleh membrane trombosit adalah faktor V, VIII dan XI, protein kontraktil aksomiosin atau trombosenin dan berbagai protein serta enzim lain. Granula mengandung serotonin vasokontriktur yang kuat, faktor agregasi adenosin difosfat (ADP), fibrinogen, faktor von Willebrand, faktor 3 dan 4 trombosit (faktor penetralisir-heparin), dan kalsium serta enzim-enzim. Semua faktor ini dilepaskan dan diaktifkan akibat respons terhadap cedera. (Sacher, 2004). C. Sistem Pembekuan (Koagulasi) Pembekuan darah (koagulasi) adalah suatu proses kimiawi yang protein-protein plasmanya beriteraksi untuk menubah molekul protein plasma besar yang larut, yaitu fibrinogen menjadi gel stabil yang tidak larut yang disebut fibrin.(Sacher, 2004) Adapun faktor-faktor pembekuan dalam proses pembekuan darah, antara lain: Faktor-faktor pembekuan, kecuali faktor III (tromboplastin jaringan) dan faktor IV (ion kalsium), merupakan protein plasma yang berada dalam sirkulasi darah sebagai molekul inaktif. Tabel 1 menunjukan faktor-faktor koagulasi dengan mengguna Romawi yang baku dan diterima secara internasional, memberikan sinonimnya, dan meringkas fungsi- fungsinya. Prakalikrein dan kininogen dengan berat-molekul-tinggi (HMWK), bersama faktor XII dan XI, disebut faktor-fasktor kontak dan dengan permukaan jaringan; faktor- faktor tersebut berperan dalam pemecah bekuan-bekuan pada saat terbentuk. (Price, 2006). Aktivitasi faktor-faktor koagulasi diyakini terjadi karena enzim-enzim memecahkan fragmen bentuk precursor yang tidak aktif, oleh karena itu disebut prokoagulan. Tiap faktor yang diaktivasi, kecuali faktor V, VIII, XIII, DAN I (fibrinogen), merupakan enzim pemecah-protein (protease serin), yang mengativasi prokuagilasi berikutnya.(Price, 2006).