Anda di halaman 1dari 62

43

BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, perumusan masalah,


batasan masalah,dan sistematika penulisan dari laporan ahir modul 2 ini.

1.1 Latar Belakang

Proses produksi sebuah produk dari bahan awal sampai menjadi sebuah
produk jadi melewati beberapa langkah. Proses pembuatan produk tersebut di
mulai dari pengukuran, pemotongan, pengeboran, pengamplasan, pengecatan, dan
perakitan. Operator terkadang sulit memahami metode proses yang berlangsung
pada pembuatan suatu produk tersebut,karna itu di gunakan sebuah bantuan peta
kerja.Peta kerja merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa suatu operasi
kerja dengan tujuan mempermudah atau menyederhanakan proses kerja yang ada.
Peta kerja adalah suatu alat yang mengambarkan kegiatan kerja yang
sistematis dan jelas. Peta kerja juga merupkan alat komunikasi secara luas dan
sekaligus melalui peta-peta kerja ini kita bisa mendapatkan informasi-informasi
yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. Peta-peta kerja ini
mengambarkan keseluruhan langkah atau kegiatan yang dialami oleh suatu benda
kerja mulai dari pengukuran,pemotongan, pengemplasan dan perakitan.
Topik utama pada praktikum kali ini yaitu tentang peta-peta kerja. Peta-peta
kerja ini digunakan dalam proses pembuatan meja.Dengan mempelajari tentang
peta-peta kerja ini diharapkan dalam pembuatan produk tersebut dapat
digambarkan secara jelas dan sistematis bagaimana produk tersebut di
produksi,selain itu peta-peta kerja tersebut dapat juga digunakan untuk
menganalisis langkah-langkah kerja yang tidak produktif unntuk memperbaiki
yang lebih baik ke depannya,sehingga langkah-langkah kerja dalam proses
produksi tersebut menjadi sistematis, jelas, efektif, efesien, optimal dan produktif.
44

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang ada di praktikum modul 2 ini adalah bagaimana cara


menggunakan peta-peta kerja dalam proses pembuatan meja dan menganalisa
peta-peta kerja tersebut agar langkah-langkah kerja dalam proses produksi
tersebut menjadi sistematis,jelas,efektif,efesien,optimal,dan produktif dan
penggunaan 7 traditional tools dalam mengidentifikasi masalah terhadap produk
yang diproduksi.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :

1. Mampu memahami konsep peta-peta kerja dalam proses produksi.


2. Mampu menggunakan peta-peta kerja yang telah dirancang dalam
proses produksi
3. Mampu menganalisis peta-peta kerja yang telah dirancang tersebut
untuk mempertbaiki langkah-langkah kerja dalam proses produksi
tersebut.
4. Mampu memahami 7 tradisional tools dalam mengidentifikasi
masalah dalam proses produksi
5. Mampu menggunakan 7 traditional dalam melakukan perbaikan
sistem kerja.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ada pada modul2 ini adalah :


1. Produk yang dibuat adalah meja duduk.
2. Peta-peta kerja yang digunakan adalah peta tangan kiri dan tangan
kanan,OPC,AC dan peta aliran proses.
3. Pengolahan data hanya dilakukan untuk pengolahan waktu
operasi,waktu set up rata-rata,waktu siklus rata-rata dan raw material
yang dibutuhkan dalam proses produksi meja duduk.
45

4. Peta tangan kanan dan peta tangan kiri hanya digunakan saat perakitan
komponen-komponen produk.
5. Satu produk meja duduk dibuat oleh 4 kelompok.

1.5 Sistematis Penulisan

Laporan akhir ini tediri atas 6 bab yang tersusun secara sistematis agar
memudahkan dalam dalam membaca dan memahaminya.Adapun sistematika
penulisan laporan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dari peta-peta
kerja, tujuan praktikum, perumusan masalah, batasan-
batasan masalah serta sistematika penulisan masalah.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan
dengan peta-peta kerja yang diambil atau dikutip dari
berbagai buku referensi dan jurnal serta penggunaan dalam
pngolahan dan penyajian data .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah dalam
praktikum yang telah dilaksanakan dalam laporan ini.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Bab ini berisi pengumpulan dan pengolahan data dari
seluruh data yang telah di dapat. Pengumpulan data
didasarkan pada masing-masing stasiun kerja dengan
produknya serta data dimensi bahan dasar dan bahan jadi
dari produk tersebut. Pengolahan data di dasarkan pada
waktu operasi,waktu set up rata-rata,waktu siklus rata-rata
46

dan raw material yang dibutuhkan dalam proses produksi


memo gantung.

BAB V ANALISIS
Bab ini menjelaskan tentang analis terhadap pengolah
data,peta-peta kerja yang digunakan dalam proses
produksi,dan analisi terhadap 7 tradisional tools yang
digunakan dalam mengidentifikasi masalah.

BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari
praktikum yang telah dilaksanakan berdasarkan dari tujuan
pembuatan laporan,serta saran untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik untuk kedepannya yang berdasarkan dari
batasan masalah.
47

BAB II
LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori mengenai hal-hal yang berhubungan dengan teknik-
teknik tata cara kerja, peta-peta kerja dan 7 traditional tools serta 7 new tools.

2.1 Teknik Tata Cara Kerja


Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan
prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (design) terbaik dari sistem kerja.
Teknik dan prinsip dalam Teknik Tata Cara Kerja ini digunakan untuk mengatur
komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan
kemampuanya, bahan, perlengkapan dan peralatan kerja, serta lingkungan kerja
sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efisiensi dan tingkat produktivitas yang
tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai, serta
akibat-akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkanya (Sutalaksana, 1979).

2.1.1 Ruang Lingkup Teknik Tata Cara Kerja


Ruang lingkup teknik tata cara kerja dapat dibagi ke dalam dua bagian besar
yaitu (Sutalaksana, 1979).
1. Pengaturan Kerja
Pengaturan kerja berisi prinsip-prinsip mengatur komponen-
komponen sistem kerja untuk mendapatkan alternatif-alternatif sistem kerja
terbaik. Disini komponen-komponen sistem kerja diatur sehingga secara
bersama-sama berada dalam suatu komposisi yang baik yaitu yang dapat
memberikan efisiensi dan produktifitas tertinggi.
2. Pengukuran Kerja
Ada empat kriteria yang dipandang sebagai pengukur yang baik tentan
kebaikan suatu sistem kerja yaitu waktu,tenaga, psikologis dan
sosiologis.Artinya suatu sistem kerja dinilai baik jika sisstem ini
memungkinkan waktu penyelesaian sangat singkat,tenaga yang diperlukan
untuk menyelesaikan sangat sedikit dan akibat-akibat psikologis dan
48

sosiologis yang ditimbulkan sangat minim.Berdasarkan kriteria-kriteria


inilah sistem kerja dibandingkan satu terhadap lainya.

Prinsip-prinsip
pengaturan kerja

Faktor-faktor
manusia,
Studi gerakan,
Ekonomi gerakan

Pengukuran waktu,
Teknik tata cara pengukuran tenaga, Beberapa alternatif Sistem kerja
kerja pengukuran psikologis, sistem kerja terbaik terbaik
pengukuran sosiologis

Teknik-teknik pengukuran kerja

Gambar 2.1 Ruang Lingkup Teknik Tata Cara Kerja (Sutalaksana,1979)

2.2 Peta-Peta Kerja


Peta-peta kerja merupakan alat sistematis untuk mengumpulkan semua
fakta-fakta,yang kemudian dengan mengemukakan peta-peta kerja tersebut fakta-
fakta ini dikomunikasikan kepada orang lain dengan sistematis dan jelas.Melalui
peta-peta kerja kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh
suatu benda kerja dari mulai masuk pabrik (berbentuk bahan baku) kemudian
menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti: transportasi, operasi
mesin, pemeriksaan dan perakitan sampai akhirnya produk jadi, baik produk
lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap (sutalaksana,1979).

2.2.1 Lambang-Lambang Yang Digunakan Dalam Peta Kerja


Peta-peta kerja yang ada sekarang ini dikembangkan oleh Gilberth.
Pada saat itu untuk membuat peta kerja, Gilberth mengusulkan 40 buah
lambang yang bisa dipakai,kemudian pada tahun berikutnya jumlah
49

lambang-lambang tersebut disederhanakan,kemudian hanya tinggal 4


macam, yaitu(Sutalaksana,1979):

(Operasi)

(Transportasi)

(Pemeriksaan)

(Penyimpanan/Menunggu)

Gambar 2.2 Lambang-Lambang Hasil Penyingkatan dari yang disulkan


Gilberth (Sutalaksana, 1979)

Penyerdehanaan ini memudahkan pembuatan suatu peta kerja,


disamping setiap notasi mempunyai fleksibilitas yang tinggi karena setiap
lambang mempunyai kandungan arti yang sangat luas. Pada tahun 1947,
American Siciety of Mechanical Engineers (ASME) membuat standar
lambang yang terdiri dari 5 gambar yaitu (sutalaksana,1979):
1. Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami
perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi
maupun memberikan informasi pada suatu keadaan juga termasuk ke
dalam operas. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi
50

dalam suatu proses. Dan biasanya terjadi pada suatu mesin atau
stasiun kerja, contohnya: pekerjaan menyerut kayu dengan mesin
serut,pekerjaan mengeraskan logam, dan lain-lain.

Gambar 2.3 Lambang Operasi(Sutalaksana, 1979)

2. Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau
peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun
kuantitas.Lambang ini di gunakan jika kita melakukan pemeriksaan
terhadap suatu objek atau membandingkan objek tertentu dengan
suatu standar.

Gambar 2.4 Lambang Pemeriksaan (Sutalaksana, 1979)

3. Transportasi
Kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja,pekerjaan atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan
bagian dari suatu operasi.

Gambar 2.5 Lambang Transportasi (Sutalaksana, 1979)

4. Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja atau
perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain
51

menunggu.Kegiatan ini menunjukkan bahwa suatu objek ditinggalkan


untuk sementara tanpa pencatatan sampai diperlukan kembali,seperti:
a. Objek menunggu untuk diproses atau diperiksa.
b. Peti menunggu untuk dibongkar.
c. Bahan menunggu untuk diangkut ketempat lain.

Gambar 2.6 Lambang Menunggu(Sutalaksana, 1979)

5. Menyimpan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk
jangka waktu yang cukup lama.
Contohnya:
a. Dokumen-dokumen yang disimpen dalam brangkas.
b. Bahan baku yang disimpan dalam gudang

Gambar 2.7 Lambang Penyimpanan(Sutalaksana, 1979)

6. Aktifitas Gabungan
Kegiatan ini terjadi apabila antara aktifitas operasi dan
pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat
kerja.

Gambar 2.8 Lambang Aktifitas Gabungan (Sutalaksana, 1979)


52

2.2.2 Macam Macam Peta Kerja


Peta-peta kerja yang ada bisa dibagi dalam dua kelompok besar
berdasarkan kegiatan yaitu (Sutalaksana, 1979):
1. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan
kerja keseluruhan.
2. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan
kerja setempat.

2.2.2.1 Peta Kerja Keseluruhan


Peta kerjakeseluruhan adalah peta kerja yang melibatkan
sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat
produk yang bersangkutan (Sutalaksana, 1979).
Peta kerja keselurahan dapat dibagi kedalam beberapa
kelompok, yaitu (Sutalaksana, 1979):
1. Peta proses operasi
Peta proses operasi merupakan suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah pproses yang akan dialami
bahan mengenai urutan-urutan operasi pemeriksaan. Sejak dari
awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai
komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang
diperlukan untuk analisis lebih lanjut, seperti : waktu yang
dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat mesin
yang dipakai (Sutalaksana, 1979).
Kegunaan peta proses operasi adalah (Sutalaksana, 1979):
a. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan
penganggarannya.
b. Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku
(dengan memperhitungkan efesiensinya ditiap /
pemeriksaan).
c. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja
yang sedang dipakai.
53

d. Setiap alat untuk latihan kerja.

Prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi yaitu


(Sutalaksana,1979):
a. Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan
kepalanya”Peta Proses Operasi” yang diikuti oleh
identifikasi lain seperti :nama objek,nama pembuat
peta,tanggal dipetakan,cara lama atau cara
sekarang,nomer peta dan nomer gambar.
b. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis
horizontal,yang menunjukkan bahwa material
tersebut masuk ke dalam proses.
c. Lambang-lambangditempatkan dalam arah
vertikal,yang menunjukkan terjadi perubahan proses.
d. Penonton terhadap suatu kegiatan operasi diberikan
secara berurutan sesuai dengan urutan operasi yang
dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau
sesuai dengan yang terjadi.
e. Penomoran suatu terhadap kegiatan pemeriksaan
diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama
dengan penomoran untuk kegiatan operasi.

Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar diperoleh


suatu proses kerja yang baik yaitu (Sutalaksana,1979):
a. Bahan. Kita harus mempertimbangkan semua
alternatif dari bahan yang digunakan, proses
penyelesaian dan toleransi bahan.
b. Operasi. Mempertimbangkan mengenai semua
alternatif yang mungkin untuk proses pengolahan,
pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode
perakitan lainya.
54

c. Pemeriksaan. Harus memiliki standar kualitas


terhadap produk yang dibuat.
d. Waktu. Mempertimbangkan semua alternatif
mengenai metoda, peralatan dan tentunya
penggunaan perlengkapan-perlengkapan khusus.

2. Peta Aliran Proses


Peta aliran proses merupakan suatu diagram yang
menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan,
transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama
satu proses atau prosedur berlangsung. Di dalamya memuat pula
informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis seperti
waktu yang akan di butuhkan dan jarak perpindahan. Waktu
biasanya dinyatakan dalam meter, walaupun hal ini tidak
terlampau mengikat (Sutalaksana,1979).
Peta aliran proses dapat dibagi kedalam dua kelompok,
yaitu (Sutalaksana,1979):
a. Peta Aliran Proses Bahan. Suatu peta yang
menggambarkan kejadian yang dialami bahan dalam
suatu proses atau prosedur operasi.
b. Peta Aliran Proses Orang. Peta yang
menggambarkan suatu proses dalam bentuk aktivitas
manusianya.

Kegunaan peta aliran proses adalah (Sutalasana,1979):


a. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau
aktivitas orang mulai awal masuk dalam suatu
proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.
b. Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu
penyelesaian suatu proses atau prosedur.
c. Bisa diginakan untuk melakukan perbaikan-
perbaikan proses atau metode kerja.
55

d. Bisa dgunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan


yang dialami bahan atau dilakukan oleh orang
selama proses atau prosedur berlangsung.
e. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan
proses atau metode kerja.
f. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan
aliran yang dialami oleh suatu komponen atau satu
orang,secara lebih lengkap,maka peta ini merupakan
suatu alat yang mempermudah proses analisa untuk
mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidak
efisiensian.

Prinsip- prinsip pembuatan peta aliran proses adalah


(Sutalaksana,1979):
a. Judul “Peta Aliran Proses” dibagikan paling atas
kertas, yang kemudian diikuti dengan pencatatan
beberapa identifikasi seperti :nomor/nama
komponen yang dipetakan, nomor gambar,peta
orang atau bahan,cara sekarang atau yang diusulkan,
tanggal pembuatan dan nama pembuatan peta.Semua
informasi ini dicatat disebelah kanan atas kertas.
b. Di sebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan
informasi dicatat ringkasan mengenai jumlah total
dan waktu total dari setiap kegiatan yang terjadi dan
total jarak perpindahan yang dialami orang atau
bahan selama proses atau prosedur berlangsung.
c. Setelah bagian kepala selesai dengan lengkap,
kemudian dibagian badan diuraikan proses yang
terjadi lengkap dengan lambang-lambang dan
informasi-informasi mengenai jarak perpindahan,
jumlah yang dilayani,waktu yang dibutuhkan dan
kecepatan produksi.
56

3. Peta Proses Kelompok Kerja


Peta ini bisa digunakan dalam suatu tempat kerja dimana
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerjasama
yang baik dari sekelompok pekerja. Jenis pekerjaan atau tempat
kerja yang mungkin memerlukan analisis melalui peta proses
kelompok kerja misalnya pekerjaan, penggudangan,
pemeliharaan atau pekerjaan-pekerjaan mengangkut material.
Peta proses kelompok kerja merupakan kumpulan dari beberapa
peta aliran proses dimana tiap peta aliran proses tersebut
dipetakan dalam arah horizontal, sehingga paralel satu sama
lain, yang satu dibawah atau diatas yang lainya. Kegunaan peta
proses kelompok kerja sebagai alat untuk menganalisis aktivitas
suatu kelompok kerja.tujuan utama analisis tersebut adalah
untuk meminimalisir waktu menuggu (delay)(Sutalaksana,
1979).

4. Diagram aliran
Diagram aliran merupakan suatu gambaran menurut skala
dari susunanlantai dan gedung, yang menunjukan lokasi dari
semua aktifiitas yang terjadi dalam peta aliran proses
(Sutalaksana, 1979).
Kegunaan diagram aliran yaitu (Sutalaksana, 1979):
a. Lebih memperjelas suatu peta aliran proses, apalagi
jika arah aliran merupakan faktor yang penting.
b. Menolong dalam perbaikan tata letak kerja.

Digram aliran dapat menunjukan dimana tempa-tempat


penyimpanan, stasiun pemeriksaan dan tempat-tempat kerja
dilaksanakan.
Prinsip-prinsip pembuatan diagram aliran adalah
(Sutalaksana, 1979):
57

a. Dibuat judul peta, dibagikan kepala ditulis


“DIAGRAM ALIRAN” yang kemudian diikuti oleh
identifikasi lainya seperti : nama pekerjaan yang
dipetakan, caara sekarng atau usulan, nomor peta,
dipetakan oleh daan tanggal pemetaan.
b. Untuk membuat suatu digram aliran, sipenganalisis
harus mengidentifikasi setiap aktifitas dengan
lambang dan nomor yang sesuai dengan yang
digunakan dalam peta aliran proses.
c. Arah gerakan dinyatakan oleh panah kecil yang
dibuat secara periodic sepanjang garis aliran.
d. Apabila dalam ruangan tersebut terjadi lintasan lebih
dari satu orang atau bahan, maka tiap lintasan
dibedakan dengan warna macam-macam.

2.2.2.2 Peta Kerja Setempat


Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat, apabila kegiatan
tersebut terjadi dalaam suatu staasiun kerja yang biasanya hanya
melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas (Sutalaksana,
1979).
Peta kerja setempat dibagi ke dalam beberapa kelompok yaitu
(Sutalaksana, 1979):
1. Peta pekerja dan mesin
Peta pekerja mesin merupakan suatu grafik yang
menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu
menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin.
Kegunaan peta pekerja dan mesin adalah (sutalaksana, 1979):
a. Merubah tata letak tempat kerja. Tata letak tempat kerja
merupakan salah satu factor yang menentukan lamanya
waktu penyelesaian suatu pekerjaan.
58

b. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja. Gerakan-


gerakan kerja merupakan faktor yang menentukan waktu
penyelesaian suatu pekerjaan.
c. Merancang kembali mesin dan peralatan. Keadaan mesin
dan peralatan seringkali perlu dirancang kembali untuk
meningkatkan efektifitas pekerjaan dan mesin.
d. Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya
menambah mesin bagi seorang pekerja.

Apabila kita menemukan bahwa efektifitas pekerja yang


menangani sebuah atau beberapa mesin itu rendah, yaitu pekerja
banyak menganggur, sementara di tempat lain banyak terdapat yang
menganggur, maka penambahan tugas bagi pekerja tersebut mungkin
dapat meningkatkan efektifitas.
Prinsip-prinsip pembuatan peta-peta pekerja dan mesin adalah
(sutalaksana, 1979).
a. Nyatakan identifikasi peta yang dibuat. Biasanya dibagian
paling atas kertas dinyatakan “PETA PEKERJA DAN
MESIN” sebagai kepalanya, kemudian diikuti oleh
informasi-informasi pekerja yang meliputi : nomor peta,
nama pekerjaan yang dipetakan, cara sekarang ataau
usulan, nomor peta, dipetakan oleh dan tanggal pemetaan.
b. Menguraikan semua elemen-elemen pekerjaan yang
terjadi.

Lambang-lambang yang digunakan dalam petapekerja dan


mesin adalah (sutalaksana, 1979) :
a. Waktu menganggur. Digunakan untuk menyatakan
pekerjaan atau mesin yang sedang menganggur atau satu
sedang menunggu yang lain.
59

Gambar 2.9 Lambang waktu menganggur (sutalaksana, 1979)

b. Menunjukkan kerja tak bergantungan


Jika ditinjau dari pekerja, maka keadaan ini menunjukkan
seorang pekerja yang sedang bekerja atau independent dengan
mesin dan pekerjaan lainnya.

Gambar 2.10 Lambang kerja tak bergantungan peta pekerja dan


mesin(sutalaksana, 1979)

c. Menunjukan kerja kombinasi


Lambang ini digunakan apabila diantara operator dan
mesin atau dengan operator lainnya sedang bekerja secara
bersama-sama.

Gambar2.11 lambang kerja kombinasi (sutalaksana, 1979)

2. Peta tangan kanan dan tangan kiri


Peta tangan kanan dan tangan kiri merupakan suatu alat dari
studi gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu
gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun
delay yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri secara
60

mendetil sesuai dengan elemen gerakan therblig yang membentuk


gerakan-gerakan tersebut (sutalaksana, 1979)
Kegunaan peta tangan kanan dan tangan kiri (sutalaksana, 1979)
a. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi
kelelahan.
b. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang
tidak efisien dan tidak produktif.
c. Sebagai alat untuk menganalisis tata letak stasiun kerja.
d. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara
kerja yang ideal.

Prinsip-prinsip pembuatan peta tangan kiri dan tangan kanan


(sutalaksana, 1979):

a. Lembaran kertas dibagi menjadi tiga bagian : kepala,


bagan tentang stasiun kerja, dan bagian-bagian badan.
b. Pada bagian kepala ditulis “Peta Tangan Kanan Dan
Tangan Kiri” dan menyatakan identifikasi lain seperti
nama departemen, nomor peta, cara sekarang atau ususlan,
nama pembuat peta dan tanggal dipetakan.
c. Pada bagian memuat bagan, digambarkan sketsa dari
stasiun kerja yang memperlihatkan tempat-tempat alat dan
bahan.
d. Bagian badan dibagi dalam dua pihak. Sebelah kiri
digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang
dilakukan tangan kiri dan sebaliknya.
e. Perhatikan urutan-urutan gerakan yang dilaksanakan
operator. Kemudian operasi tersebut diuraikan menjadi
elemen-elemen gerakan yang biasanya dibagi menjadi
delapan elemen gerakan.
61

2.3 Teknik Pengendalian Kualitas dan Pemecahan Masalah


Peningkatan kualitas produksi dan jasa dapat dilakukan dengan berbagai alat
bantu. 7 Traditional tools merupakan alat bantu dalam pengolahan data untuk
peningkatan kualitas, dan 7 new tools merupakan alat bantu dalam memetakan
masalah secara terstruktur, guna membantu kelancaran komunikasi pada tim kerja,
dan untuk pengambilan keputusan. (kurniawan, 2011).

2.3.1 7 Traditional Tools


7 tradisional tools adalah alat-alat bantu yang bermanfaat untuk
memetakan lingkup persoalan, menyusun data dalam diagram-diagram agar
lebih mudah untuk dipahami, menelusuri berbagai kemungkinan penyebab
persoalan dan memperjelas kenyataan atau fenomena yang otentik dalam
suatu persoalan (Kurniawan, 2011).
7 Tradisional tools terdiri dari beberapa jenis yaitu (prajogo, 2011):
1. Diagram pareto

Diagram pareto merupakan gambaran pemisah unsur penyebab yang


paling dominan dari unsur-unsur penyebab lainnya dari suatu masalah.
Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari
italia, bernama vilvredo pareto pada tahun 1897 dan kemudian digunakan
oleh dr. M. Juran dalam bidang pengendalian mutu.

Alat bantu ini biasa digunakan untuk mengalisa suatu fenomena, agar
dapat diketahui hal-hal prioritas dari fenomena tersebut.pada suatu diagram
pareto akan dapat diketahui, suatu faktor merupakan faktor yang paling
prioritas dibandingkan faktor-faktor lainnya,karena faktor tersebut berada
pada urutan terdepan, terbanyak atau pun tertinggi pada deretan sejumlah
faktor yang dianalisa. Melalui dua diagram paretoyang diperbandingkan,
akan dapat dilihat perubahan seluruh atau sebagian faktor-faktor yang
sedang diteliti, pada kondisi yang berbeda. Diagram pareto juga biasa
digunakan untuk dapat menetukan pangkal persoalan, berdasarkan analisa
yang masih mempertimbangkan beberapa sudut pandang.
62

2. Histogram

Histogram merupakan gambar bentuk distribusi karakteristik mutu


yang dihasilkan oleh data yang dikumpulkan melalui check sheet. Dikenal
juga sebagai grafik distribusi frekuensi,salah satu jenis grafik batang yang
digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data, dengan
menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau
penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang
sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke kanan,
maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut
kurang bermutu, sebaliknya semakin sempit sebara data pada kiri dan kanan
nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena
mendekati spect yang telah ditetapkan.

Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau


pengembangan produk baru, penggunaan alat atau teknologi produksi baru,
memprediksi kondisi pengendalian proses, hasil penjualan, manajemen
lingkungan dan lain sebagainya.

3. Check sheet

Check sheet merupakan lembar periksa untuk memudahkan dan


menyederhanakan pencatatan data. Alat bantu ini sangat tepat digunakan
sebagai alat pengumpul data, tetapi tidak cukup memenuhi syarat bila
digunakan untuk menganalisa data, karena semua data yang dikumpulkan
adalah data fenomena/fakta yang sedang terjadi. Itulah sebabnya dikatakan
bahwa checksheet adalah alat bantu digunakan pada saat suatu
proses/kegiatan berlangsung. Contoh penggunaan checksheet adalah
pengumpulan score pada pertandingan bulutangkis.

Mengingat bahwa checksheet digunakan pada saat proses


berlangsung, maka hal terpenting yang harus menjadi perhatian adalah
kerangka formulir untuk pengisian data. Hendaknya bagan yang disiapkan
63

sedemikian rupa, agar pengisian data datat dilakukan dengan mudah dan
cepat, tetapi juga mampu memuat seluruh data yang diperlukan.

4. Fishbone Diagram

Disebut juga dengan diagram sebab akibat. Fishbone digunkan untuk


mencari semua unsur penyebab yang diduga masalah tersebut. Istilah lain
dari fishbone diagram adalah diagram ishikawa, dikembangkan oleh kaoru
ishikawa seorang pakar kendali mutu. Sering kali disebut sebagai fishbone
diagram dikarenakan bentuknya yang menyerupai tulang ikan.

Fishbone diagram lahir karena adanya kebutuhan akan peningkatan


mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan. Sering kali dalam suatu
proses produksi dirasakan hasil akhir yang diperoleh tidak sesuai dengan
ekspatasi, misalnya: mutu barang competitor lebih baik dari barang
kita,nasabah lebih tertarik produk competitor. Dari sinilah timbul pemikiran
untuk melakukan analisa dan evaluasi terhadap proses yang sudah terjadi
dalam rangka untuk memperbaiki mutu. Fishbone diagram merupakan salah
satu alat pengendali mutu yang fungsinya untuk mendeteksi permasalahan
yang terjadi dalam suatu proses industri.

Fishbone diagram dalam penerapannya digunakan untuk


mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab permasalahan.
Diagram ini sangat praktis dilakukan dan dapat mengarahkan satu tim untuk
terus menggali sehingga menemukan penyebab utama atau akar suatu
permasalahan. Akar penyebab terjadinya masalah ini memiliki beragam
variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan.

5. Scattered diagram / Diagram tebar

Scattered diagram digunakan untuk menentukan korelasi antara


penyebab yang diduga dengan akibat yang timbul dari suatu masalah.
Scatter diagram merupakan cara paling sederhana untuk menentukan
hubungan antara sebab dan akibat dari dua variable atau untuk menentukan
64

korelasi antara penyebab yang diduga dengan akibat yang timbul dari suatu
masalah.

6. Stratifikasi

Stratifikasi merupakan gambaran pengelompokan sekumpulan data


atas dasar karakteristik yang sama.

7. Grafik dan peta kendali (control chart)

Control chart adalah grafik yang digunakan untuk mengkaji


perubahan proses dari waktu ke waktu. Pembuatan control chart bertujuan
untuk mengidentifikasi setiap kondisi didalam proses yang tidak terkendali
secara statistic karena pengendaliannya terhadap proses maka control chart
termasuk ke dalam aktivitas on line quality control.

Dalam proses pembuatan control chart sangat penting memperhatikan


jenis data yang kita miliki untuk menentukan jenis control chart yang tetap,
sehingga dapat memberikan informasi yang tetap terhadap kinerja proses.
Kesalahaan pemilihan jenis control chart dapat berakibat fatal, karena tidak
ada informasi yang bisa tarik dari data yang sudah dikumpulkan bahkan
dapat memberikan gambaran yang salah terhadap kinerja proses.

2.3.2 7 New tools


7 New tools merupakan alat bantu dalam memetakan masalah secara
terstruktur, guna membantu kelancaran komunikasi pada tim kerja, dan
untuk pengambilan keputusan, (kurniawan, 2011). 7 New tools terdiri dari:

1. Diagram Affinitas (Affinity Diagram)


Diagram afinitas mengatur jumlah besar ide menjadi hubungan
alami mereka. Metode ini membuka kreativitas dan intuisi tim. Ini
diciptakan pada tahun 1960-an oleh antropolog Jepang Jiro Kawakita.
Kegunaan dari metode ini adalah:
65

a. Mengenal fakta-fakta.
b. Membentuk ide-ide.
c. Menghindari pendekatan-pendekatan lama.
d. Adaptasi.
e. Mengorganisir sebuah team perencana.
f. Komunikasi total dari kebijakan manajemen

2. Diagram Hubungan (The Relation Diagram)


Diagram hubungan menerangkan interelasi dalam situasi
kompleks, melibatkan berbagai factor interelasi dan membantu untuk
menjelaskan hubungan sebab akibat antara berbagai faktor. Metode ini
adalah suatu teknik yang efektif untuk mendapatkan akar
permasalahan dan merencanakan solusi karena, pokok
permasalahannya dapat diidentifikasikan lebih jelas, sehingga sebuah
konsesus dapat dihasilkan, serta dapat mengembangkan ide-ide.

3. Diagram Matrik (The Matrix Diagram)


Diagram matrik menunjukan hubungan antara dua, tiga atau
empat kelompok informasi. Terdiri dari sejumlah kolom dan baris,
untuk mengetahui sifat dan kekuatan dari masalah. Ini akan membantu
kita untuk sampai pada ide utama dan menganalisis hubungan atau
tidak adanya dipersimpangan dan menemukan cara yang efektif untuk
mengejar metode pemecahaan masalah. Titik persimpangan juga
disebut gagasan konsepsi poin.

4. Diagram pohon
Diagram pohon adalah teknik untuk memetakan lengkap jalur
dan tugas-tugas yang perlu dilakukan dalam rangka untuk mencapai
tujuan utama dan tujuan sub terkait.Diagram ini mengungkapkan
secara sederhana besarnya masalah dan membantu untuk sampai pada
metode-metode yang harus dikejar untuk mencapai hasil.
66

Diagram pohon dimulai dengan satu item yang cabang menjadi


dua atau lebih, yang masing-masing cabang menjadi dua atau lebih,
dan seterusnya. Kelihatan seperti pohon, dengan banyak batang dan
cabang. Hal ini digunakan untuk memecah kategori luas ke tingkat
yang lebih halus dan detail. Mengembangkan diagram pohon bergerak
membantu anda berpikir langkah demi langkah dari generalisasi ke
spesifik.

5. Diagram Panah
Diagram panah menunjukan urutan tugas-tugas yang diperlukan
dalam suatu proyek atau proses, jadwal terbaik untuk seluruh proyek,
dan potensi dan sumber daya penjadwalan masalah dan solusi mereka.
Diagram panah memungkinkan anda menghitung “jalur kritis”
proyek. Ini adalah langkah penting aliran mana penundaan akan
mempengaruhi waktu dari seluruh proyek dan di mana sumber daya
tambahan yang dapat mempercepat proyek.

6. Metode PDPC (The Process Decision Program Chart Method)


Program keputusan proses bagan sistematis mengidentifikasi
apa yang mungkin terjadi dalam rencana dalam pengembangan.
Penanggulangan dikembangkan untuk mencegah atau mengimbangi
masalah tersebut.Dengan menggunakan PDPC, Anda dapat merevisi
rencana untuk menghindari masalah atau siap dengan respon terbaik
ketika sebuah masalah terjadi.

7. Metode Matrik Data Analisis (The Matrix Data Analysis


Method)
Matrik data analisis adalah teknik analisis multivariant yang
disebut Pricipal Component Analysis. Teknik ini quatifies dan
menyusun data yang disajikan dalam diagram matrik, untuk
menemukan lebih banyak idikator umum yang akan membedakan dan
memberi kejelasan jumlah besar komplek informasi saling terkait. Ini
67

akan membantu kita untuk mem-visualisasikan dengan baik dan


mendapatkan wawasan tentang situasi.
68

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Bab metodologi penelitian ini berisi flowchart, studi literature,perumusan


masalah, pengumpulan dan pengolahan data, analisis,penutup.

3.1 Flowchart
MULAI

Studi Liberatur
Berisi tentang teori-teori yang mendasari dan mendukung praktikum
peta-peta kerja

Perumusan Masalah
Perumusan masalah berdasarkan dengan cara penggunaan peta kerja dalam proses produksi, apakah
peta-peta kerja tersebut telah menjelaskan tentang proses produksi secara sistematis, jelas, efektif, efisien
dan produktif serta penggunaan 7 Traditional Tools dengan mengidentifikasi masalah terhadap produk
yang diproduksi

Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada praktikum ini yaitu semua langkah-langkah operasi yang dilakukan pada benda
utama, meliputi waktu operasi utama, waktu operasi tambahan, waktu setup, waktu transportasi, waktu idle
dan waktu delay.

Pengolahan Data
Berisi tentang perhitungan waktu operasi, waktu siklus, waktu setup
rata-rata, waktu siklus rata-ratadan raw material yang dibutuhkan.

Analisis
Analisis dilakukan terhadap pengolahan data yang didapatkan berdasarkan praktikum, peta-peta kerja
yang digunakan apakah peta kerja tersebut sudah bisa menjelaskan langkah-langkah dalam proses
produksi secara sistematis, jelas, efektif, efisien, optimal dan produktif serta analisis terhadap 7 traditional
tools yang digunakan dalam mengidentifikasi masalah.

Penutup
Penutup berisi kesimpulan yang didapatkan selama praktikum, pengumpulan data, pengolahan data, dan
analisis yang berdasarkan dari tujuan pembuatan laporan tersebut serta saran yang diharapkan bisa
membangun untuk kedepannya yang didasarkan kepada perumusan dan batasan masalah.

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian


69

3.2 Studi literature

Studi literatur berisi tentang teori yang mendukung praktikum peta-peta


kerja. Teori tersebut diambil atau bersumber pada buku-buku yang berhubungan
dengan peta-peta kerja serta materi yang ada pada internet.

3.3 Perumusan masalah

Perumusan masalah berdasarkan dengan cara penggunaan peta kerja dalam


proses produksi meja duduk serta penggunaan peta kerja tangan kanan dan peta
kerja tangan kiri dalam perakitan meja duduk tersebut, apakah peta-peta kerja
tersebut telah menjelaskan tentang proses produksi secara sistematis, jelas,
efektif,efisien, dan produktif.

3.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan dan pengolahan data didasarkan pada saat melakukan proses


produksi meja duduk yang dilakukan dilaboratorium Teknik Industri.
Pengumpulan data didasarkan pada masing-masing stasiun kerja dengan
produknya meliputi data dimensi bahan dasar dan bahan jadi produk tersebut,
waktu operasi utama, waktu operasi tambahan, waktu setup, waktu transportasi,
waktu siklus, waktu setup rata-rata, waktu siklus rata-rata, dan raw material yang
dibutuhkan dalam proses produksi meja duduk.

3.5 Analisis

Analisis di lakukan terhadap pengoahan data yang di dapatkan berdasarknan


pratikum, peta peta kerja yang digunakan apakah peta kerja tersebut sudah bisa
menjelaskan langkah langkah dalam proses produksi secara sitematis, jelas,
efektif, efisien, optimal, dan produktif serta analisis terhadap 7 traditional tools
yang di gunakan dalam mengidentifikasi masalah.

3.6 Penutup

Penutup berisi kesimpulan yang didapatkan selama pratikum, pengumpulan


data, pengolahan data dan analisis yang berdasarkan dari tujuan pembuatan
laporan tersebut serta saran yang diharapkan bisa membangun untuk kedepannya
yang di dasarkan kepada perumusan dan batasan masalah.
70

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian direkap dalam


masing-masing stasiun kerja. Stasiun Kerja (SK) pada praktikum modul 2 ini ada
2 stasiun kerja yang meliputi SK pengukuran, SK pemotongan, SK pengamplasan,
SK pengeboran serta SK perakitan. Dan dilakukan pengolahan untuk menentukan
waktu operasi masing-masing komponen, menentukan raw material, serta
kebutuhan material.

4.1 Rekapitulasi Data Hasil Praktikum

Bahan dasar pada stasiun pengukuran diukur dan dicatat waktu kerja utama,
waktu kerja tambahan, waktu kerja transportasi, waktu delay, waktu idle dari
masing-masing komponen produk.

4.1.1 Rekapitulasi Hasil Praktikum Stasiun Kerja Pengukuran Produk


Memo Gantung

Bahan dasar pada stasiun pengukuran diukur dan dicatat waktu kerja
utama, waktu kerja tambahan, waktu kerja transportasi, waktu delay, waktu
idle dari masing-masing komponen produk.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Dari Hasil Praktikum Stasiun Kerja Pengukuran


Produk Memo Gantung

Waktu
Nama Waktu WOU WOT Waktu Waktu
No Transpor
Komponen Setup (s) (s) Delay (s) Idle (s)
(s)
1 Papan Atas 0 33.12 4 0 5.2 0
2 Papan Tengah 0 32.36 3 0 5.2 0
3 Papan Bawah 0 29.05 3 0 5.2 0
4 Tali Atas 0 5.53 4 0 5.2 0
5 Tali Kiri 0 5.07 3 0 5.2 0
6 Tali Kanan 0 5.45 3 0 5.2 0
7 Kertas 0 15.6 2 0 5.2 0
71

4.1.2 Rekapitulasi Hasil Praktikum Stasiun Kerja Pemotongan Produk


Memo Gantung

Bahan dasar pada stasiun pengukuran diukur dan dicatat waktu kerja
utama, waktu kerja tambahan, waktu kerja transportasi, waktu delay, waktu
idle dari masing-masing komponen produk.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Dari Hasil Praktikum Stasiun Kerja Pemotongan


Produk Memo Gantung

Nama Waktu WOU WOT Waktu Waktu Waktu


No
Komponen Setup (s) (s) Delay (s) Transpor (s) Idle (s)
1 Papan Atas 0 61.06 4 0 5.2 0
2 Papan Tengah 0 62.15 3 0 5.2 0
3 Papan Bawah 0 64.44 3 0 5.2 0
4 Tali Atas 0 4.3 3 0 5.2 0
5 Tali Kiri 0 4.5 2 0 5.2 0
6 Tali Kanan 0 3.7 2 0 5.2 0
7 Kertas 0 6.4 2 0 5.2 0

4.1.3 Rekapitulasi Hasil Praktikum Stasiun Kerja Pengeboran Produk


Memo Gantung
Bahan dasar pada stasiun pengukuran diukur dan dicatat waktu kerja utama,
waktu kerja tambahan, waktu kerja transportasi, waktu delay, waktu idle dari
masing-masing komponen produk.

Nama Waktu WOU WOT Waktu Waktu Waktu


No
Komponen Setup (s) (s) Delay (s) Transpor (s) Idle (s)
1 Papan Atas 8 54.22 5 0 5.2 0
2 Papan Tengah 8 55.09 3 0 5.2 0
3 Papan Bawah 8 44.90 3 0 5.2 0
Kertas (Bolong
4 2 3.2 2 0 5.2 0
Kertas)
72

4.1.4 Rekapitulasi Hasil Praktikum Stasiun Kerja Pengamplasan


Produk Memo Gantung

Bahan dasar pada stasiun pengukuran diukur dan dicatat waktu kerja
utama, waktu kerja tambahan, waktu kerja transportasi, waktu delay, waktu
idle dari masing-masing komponen produk.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Dari Hasil Praktikum Stasiun Kerja Pengamplasan


Produk Memo Gantung

Waktu
Nama Waktu WOU WOT Waktu Waktu
No Transpor
Komponen Setup (s) (s) Delay (s) Idle (s)
(s)
1 Papan Atas 0 120.46 6 0 5.2 0
Papan
2 0 155.25 4 0 5.2 0
Tengah
3 Papan Bawah 0 160.54 4 0 5.2 0

4.1.5 Rekapitulasi Hasil Praktikum Stasiun Kerja Pengecatan Produk


Memo Gantung
Bahan dasar pada stasiun pengukuran diukur dan dicatat waktu kerja
utama, waktu kerja tambahan, waktu kerja transportasi, waktu delay, waktu
idle dari masing-masing komponen produk.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Dari Hasil Praktikum Stasiun Kerja Pengecatan


Produk Memo Gantung

Waktu
Nama Waktu WOU WOT Waktu Waktu
No Transpor
Komponen Setup (s) (s) Delay (s) Idle (s)
(s)
1 Papan Atas 0 130.21 3 0 5.2 0
2 Papan Tengah 0 140.32 3 0 5.2 0
3 Papan Bawah 0 209.43 3 0 5.2 0
73

4.1.6 Rekapitulasi Hasil Praktikum Stasiun Kerja Perakitan Produk


Memo Gantung
Bahan dasar pada stasiun pengukuran diukur dan dicatat waktu kerja
utama, waktu kerja tambahan, waktu kerja transportasi, waktu delay, waktu
idle dari masing-masing komponen produk.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Dari Hasil Praktikum Stasiun Kerja Perakitan


Produk Memo Gantung

Nama Waktu WOU WOT Waktu Waktu Waktu


No
Komponen Setup (s) (s) Delay (s) Transpor (s) Idle (s)
1 Papan Atas 0 45.66 4 0 5.2 0
2 Papan Tengah 0 50.6 4 0 5.2 0
3 Papan Bawah 0 58.65 2 0 5.2 0
4 Tali Atas 0 7.5 4 0 5.2 0
5 Tali Kiri 0 10.6 3 0 5.2 0
6 Tali Kanan 0 10.8 3 0 5.2 0
7 Kertas 0 3.2 2 0 5.2 0

4.1.7 Rekapitulasi Data Dimensi Bahan Dasar Dan Bahan Jadi

Dimensi dari bahan dasar dan bahan jadi direkap, kemudian


ditentukan dimensi bahan sisa dengan mengurangi dimensi bahan dasar
dengan dimensi bahan jadi.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Dimensi Bahan Dasar dan Bahan Jadi

Jumlah
No No Komponen Nama Komponen Dimensi
Komponen
1 MG-01 Papan Atas 1 30 x 6 cm
2 MG-02 Papan Tengah 1 30 x 7 cm
3 MG-03 Papan Bawah 1 30 x 8 cm
4 MG-04 Tali Atas 1 60 cm
5 MG-05 Tali Kiri 1 50 cm
6 MG-06 Tali Kanan 1 50 cm
7 MG-07 Kertas 1 21 x 25 cm
74

4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan meliputi perhitungan waktu operasi, waktu


rata-rata, raw material peta-peta kerja, diagram pareto serta fish bone diagram
dari praktikum yang dilakukan.

4.2.1 Pengolahan Waktu Operasi

Pengolahan waktu operasi dilakukan pada masing-masing komponen.


Waktu operasi diperoleh dari waktu operasi utama ditambahkan dengan
waktu operasi tambahan per lot komponen.

Tabel 4.8 Waktu Operasi Pada Papan Atas

No Jenis Operasi Waktu Operasi (s)


1 Pengukuran 37.12
2 Pemotongan 65.06
3 Pengeboran 59.22
4 Pengamplasan 126.46
5 Pengecatan 133.21

Contoh perhitungan:
1. Proses pengukuran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 33.12 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 4 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(33.12+4)
: 1

: 37.12 detik
2. Proses pemotongan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 61.06 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 4 detik
Lot dalam sekali proses :1
75

(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(61.06+ 4)
: 1

: 65.06 detik
3. Proses pengeboran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 54.22 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 5 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(54.22+5)
: 1

: 59.22
4. Proses pengamplasan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 120.46 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 6 detik
Lot dalam sekali proses :6
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(120.46+6)
: 1

: 126.46
5. Proses pengecetan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 130.21 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(130.21+3)
: 1

: 133.21
76

Tabel 4.9 Waktu Operasi Papan Tengah

No Jenis Operasi Waktu Operasi (s)


1 Pengukuran 35.36
2 Pemotongan 65.15
3 Pengeboran 58.09
4 Pengamplasan 159.25
5 Pengecatan 143.32

Contoh perhitungan:
1. Proses pengukuran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 32.36 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(32.36+3)
: 1

: 35.36 detik

2. Proses pemotongan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 62.15 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(62.15+ 3)
: 1

: 65.15 detik

3. Proses pegeboran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 55.9 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
77

(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(55.9+ 3)
: 1

: 58.9 detik

4. Proses pengamplasan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 155.25 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 4 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(155.25+ 4)
: 1

: 159.25 detik

5. Proses pengecatan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 140.32 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(140.32+ 3)
:
1

: 143.32 detik

Tabel 4.10 Waktu Operasi Pada Papan Bawah

Waktu Operasi
No Jenis Operasi
(s)
1 Pengukuran 32.05
2 Pemotongan 67.44
3 Pengeboran 47.9
4 Pengamplasan 164.54
5 Pengecatan 212.43
78

Contoh perhitungan:
1. Proses pengukuran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 29.05 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(29.05+3)
: 1

: 32.05 detik
2. Proses pemotongan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 64.44 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(64.44+3)
:
1

: 67.44 detik
3. Proses pengeboran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 44.90 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(44.90+3)
: 1

: 47.90 detik
4. Proses pengamplasan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 160.54 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 4 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
79

(160.54+4)
: 1

: 164.54 detik
5. Proses pengecetan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 209.43 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(209.43+3)
:
1

: 212.43 detik

Tabel 4.11 Waktu Operasi Pada Tali Atas

No Jenis Operasi Waktu Operasi (s)


1 Pengukuran 9.53
2 Pemotongan 7.33

Contoh perhitungan:
1. Proses pengukuran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 5.53 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 4 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(5.53+4)
: 1

: 9.53 detik

2. Proses pemotongan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 4.3 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
80

(4.3+3)
: 1

: 7.3 detik

Tabel 4.12 Waktu Operasi Pada Tali Kiri

No Jenis Operasi Waktu Operasi (s)


1 Pengukuran 8.07
2 Pemotongan 6.5

Contoh perhitungan:
1. Proses pengukuran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 5.07 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(5.07+3)
: 1

: 8.07 detik
2. Proses pemotongan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 4.5 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 2 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(4.5+2)
: 1

: 6.5 detik

Tabel 4.13 Waktu Operasi Pada Tali Kanan

No Jenis Operasi Waktu Operasi (s)


1 Pengukuran 8.45
2 Pemotongan 5.7

Contoh perhitungan:
81

1. Proses pengukuran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 5.45 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 3 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(5.45+3)
: 1

: 8.45 detik

2. Proses pemotongan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 3.7 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 2 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(3.7+2)
: 1

: 5.7 detik

Tabel 4.14 Waktu Operasi Pada Kertas

No Jenis Operasi Waktu Operasi (s)


1 Pengukuran 17.6
2 Pemotongan 8.4
3 Pengeboran 5.2

Contoh perhitungan:
1. Proses pengukuran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 15.6 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 2 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(15.6+2)
: 1

: 17.6 detik
82

2. Proses pemotongan
Waktu Operasi Utama (WOU) : 6.4 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 2 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(6.4+ 2)
: 1

: 8.4 detik
3. Proses pengeboran
Waktu Operasi Utama (WOU) : 3.2 detik
Waktu Operasi Tambahan (WOT) : 2 detik
Lot dalam sekali proses :1
(𝑊𝑂𝑈+𝑊𝑂𝑇)
Waktu Operasi : ∑ 𝑙𝑜𝑡
(3.2+ 2)
: 1

: 5.2 detik

4.2.2 Perhitungan Waktu Siklus Rata-Rata

Perhitungan waktu siklus rata-rata menggunakan rumus:


∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑒𝑡𝑢𝑝 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu siklus rata-rata ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛

Tabel 4.15 Perhitungan Waktu Siklus Rata-rata Stasiun Kerja Pengukuran

Waktu Pengukuran Waktu Rata-rata


Waktu
Nama Jumlah Waktu Waktu Waktu
No Siklus Waktu
Komponen Komponen Setup Operasi Operasi
(s) Setup (s)
(s) (s) (s)
1 Papan Atas 0 37.12 37.12 0 5.3
2 Papan Tengah 0 35.36 35.36 0 5.1
3 Papan Bawah 0 32.05 32.05 0 4.6
4 Tali Atas 7 0 9.53 9.53 0 1.4
5 Tali Kiri 0 8.07 8.07 0 1.2
6 Tali Kanan 0 8.45 8.45 0 1.2
7 Kertas 0 17.6 17.6 0 2.51
83

Contoh perhitungan:

1. Komponen Papan Atas


Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (0 + 37.12) = 37.12 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
37.12
Waktu set up rata-rata : = 5.3 s
7

2. Komponen Papan Tengah


Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (0 + 35.36) = 35.36 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
35.36
Waktu set up rata-rata : = 5.1 s
7

Tabel 4.16 Perhitungan Waktu Siklus Rata-Rata Stasiun Kerja


Pemotongan

Waktu Pengukuran Waktu Rata-rata


Waktu
Nama Jumlah Waktu Waktu Waktu
No Siklus Waktu
Komponen Komponen Setup Operasi Operasi
(s) Setup (s)
(s) (s) (s)
1 Papan Atas 0 65.06 65.06 0 9.3
2 Papan Tengah 0 65.15 65.15 0 9.3
3 Papan Bawah 0 67.44 67.44 0 9.6
4 Tali Atas 7 0 7.33 7.33 0 1.04
5 Tali Kiri 0 6.5 6.5 0 0.92
6 Tali Kanan 0 5.7 5.7 0 0.81
7 Kertas 0 8.4 8.4 0 1.2

Contoh perhitungan:
1. Komponen Papan Atas
Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (0 + 65.06) = 65.06 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
65.06
Waktu set up rata-rata : = 9.3 s
7
84

2. Komponen Tengah
Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (0 + 65.15) = 65.15 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
65.15
Waktu set up rata-rata : = 9.3 s
7

Tabel 4.17 Perhitungan Waktu Siklus Rata-rata Stasiun Kerja Pengeboran

Waktu Pengukuran Waktu Rata-rata


Waktu
Nama Jumlah Waktu Waktu Waktu
No Siklus Waktu
Komponen Komponen Setup Operasi Operasi
(s) Setup (s)
(s) (s) (s)
1 Papan Atas 8 59.22 67.22 0 16.80
2 Papan Tengah 8 58.09 66.09 0 16.52
3 Papan Bawah 4 8 47.9 55.9 0 13.97
Kertas (Bolong
4 2 5.2 12.2 0 1.8
Kertas)

Contoh perhitungan:
1. Komponen Papan Atas
Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (8+ 59.22) = 67.22 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
67.22
Waktu set up rata-rata : = 16.80 s
4

2. Komponen Papan Tengah


Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (8 + 58.09) = 66.09 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
66.09
Waktu set up rata-rata : = 16.52 s
4
85

Tabel 4.18 Perhitungan Waktu Siklus Rata-rata Stasiun Kerja


Pengamplasan

Waktu Pengukuran Waktu Rata-rata


Waktu
Nama Jumlah Waktu Waktu Waktu
No Siklus Waktu
Komponen Komponen Setup Operasi Operasi
(s) Setup (s)
(s) (s) (s)
1 Papan Atas 0 126.46 126.46 0 42.15
2 Papan Tengah 3 0 159.25 159.25 0 53.08
3 Papan Bawah 0 164.54 164.54 0 54.84

Contoh perhitungan:
1. Komponen Papan Atas
Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (0 + 126.46) = 126.46 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
126.46
Waktu set up rata-rata : = 42.15 s
3

2. Komponen Papan Tengah


Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (0 + 159.25) = 159.25 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
159.25
Waktu set up rata-rata : = 53.08
3

Tabel 4.19 Perhitungan Waktu Siklus Rata-rata Stasiun Kerja Pengecatan

Waktu Pengukuran Waktu Rata-rata


Waktu
Nama Jumlah Waktu Waktu Waktu Waktu
No Siklus
Komponen Komponen Setup Operasi Setup Operasi
(s)
(s) (s) (s) (s)
1 Papan Atas 0 133.21 133.21 0 44.40
2 Papan Tengah 3 0 143.32 143.32 0 47.77
3 Papan Bawah 0 212.43 212.43 0 70.81

Contoh perhitungan:
1. Komponen Papan Atas
Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (0 + 133.21) = 133.21 s
86

∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎


Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
133.21
Waktu set up rata-rata : = 44.40 s
3

2. Komponen Papan Tengah


Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (0 + 143.32) = 143.32 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
143.32
Waktu set up rata-rata : = 47.77 s
3

Tabel 4.20 Perhitungan Waktu Siklus Rata-rata Stasiun Kerja Perakitan

Waktu Pengukuran Waktu Waktu Rata-rata


Nama Jumlah
No Waktu Waktu Siklus Waktu Waktu
Komponen Komponen
Setup (s) Operasi (s) (s) Setup (s) Operasi (s)
1 Papan Atas 0 49.66 0 7.09
Papan
2 0 54.6 0 7.8
Tengah
Papan
3 0 60.65 0 8.6
Bawah 7
4 Tali Atas 0 11.5 0 1.64
5 Tali Kiri 0 13.6 0 1.94
6 Tali Kanan 0 13.8 0 1.97
7 Kertas 0 5.2 0 0.74

Contoh perhitungan:
1. Komponen Papan Atas
Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (0 + 49.66) = 49.66 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
49.66
Waktu set up rata-rata : = 7.09 s
7

2. Komponen Papan Tengah


Waktu Siklus : Waktu Setup + Waktu Operasi
Waktu Siklus : (0 + 54.6) = 54.6 s
∑ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
Waktu set up rata-rata : ∑ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
54.6
Waktu set up rata-rata : = 7.8 s
7
87

4.3 Peta-Peta Kerja

Peta-peta kerja merupakan alat sistematis untuk mengumpulkan semua


fakta-fakta yang kemudian dengan mengemukakan peta-peta kerja tersebut fakta-
fakta ini dikomunikasikan kepada orang lain dengan sistematis dan jelas. Peta
kerja yang digunakan pada praktikum dan pembuatan laporan ini adalah Peta
Tangan Kanan dan Peta Tangan Kiri, Peta Proses Operasi, AC (Assembly Chart),
Peta Aliran Proses, Layout Stasiun Kerja Keseluruhan, dan Diagram Aliran
Sekarang.

4.3.1 Peta Tangan Kiri dan Peta Tangan Kiri

Peta Tangan Kanan dan Peta Tangan Kiri merupakan suatu alat dari
Studi Gerkan untuk menetukan gerakan-gerakan yang memang diperlukan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang
dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri secara mendetil sesuai dengan
elemen gerakan Therblig yang membentuk gerakan-gerakan tersebut. Pada
praktikum kali ini produk yang dibuat adalah Memo Gantung. Dimana peta
tangan kanan dan tangan kiri berfungsi sebagai pedoman dasar dalam proses
perakitan produk Memo Gantung. Dengan berpedoman pada peta tangan
kanan dan peta tangan kiri, waktu yang dibutuhkan tangan kanan untuk
membuat Memo Gantung adalah 302.84 sedangkan untuk tangan kiri adalah
302.76
88

Tabel 4.21 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Jarak Waktu Jarak Waktu


No Tangan Kiri Lambang Tangan Kanan
(cm) (s) (cm) (s)
1 Menganggur 3,54 RE 40 3,54 Mengambil Papan Atas
2 Mengambil Tali Kiri 65 2,24 RE 2,24 Memegang Papan Atas
Memposisikan Rakitan Tali Memposisikan Rakitan Tali
5 1,57 P 1,57
Kiri dan Papan Atas Kiri dan Papan Atas
Merakit Tali Kiri dengan Merakit Tali Kiri dengan
6 37,47 A 37,47
Papan Atas (Rakitan 1) Papan Atas (Rakitan 1)
7 Mengambil Papan Tengah 30 1,78 RE 1,78 Memegang Rakitan 1
Memposisikan Rakitan 1 Memposisikan Rakitan 1
8 1,25 P 1,25
dengan Papan Tengah dengan Papan Tengah
Merakit Rakitan 1 dengan Merakit Rakitan 1 dengan
9 20,25 A 20,25
Papan Tengah (Rakitan 2) Papan Tengah (Rakitan 2)
10 Memegang Rakitan 2 1,06 RE 42 1,06 Mengambil Penggaris
Memposisikan Penggaris Memposisikan Penggaris
11 1,7 P 1,7
dengan Rakitan 2 dengan Rakitan 2
12 Memegang Rakitan 2 1,06 RE 42 1,06 Meletakan Penggaris
13 Mengambil Papan Bawah 30 1,78 RE 1,7 Memegang Rakitan 2
Memposisikan Papan Memposisikan Papan Bawah
14 6,42 P 6,42
Bawah dengan Rakitan 2 dengan Rakitan 2
Merakit Papan Bawah Merakit Papan Bawah
15 dengan Rakitan 2 (Rakitan 9,36 A 9,36 dengan Rakitan 2 (Rakitan
3) 3)
16 Memegang Rakitan 3 1,06 RE 42 1,06 Mengambil Penggaris
Memposisikan Penggaris Memposisikan Penggaris
17 1,54 P 1,54
dengan Rakitan 3 dengan Rakitan 3
18 Memegang Rakitan 3 1,06 RE 42 1,06 Meletakan Penggaris
19 Mengambil Tali Kanan 70 2,63 RE 2,63 Memegang Rakitan 3
Memposisikan Tali Kanan Memposisikan Tali Kanan
20 1,65 P 1,65
dengan Rakitan 3 dengan Rakitan 3
Merakit Tali Kanan dengan Merakit Tali Kanan dengan
21 48,2 A 48,2
Rakitan 3 (Rakitan 4) Rakitan 3 (Rakitan 4)
22 Memegang Rakitan 4 1,06 RE 42 1,06 Mengambil Penggaris
23 Mengukur Rakitan 4 31,22 P 31,22 Mengukur Rakitan 4
24 Memegang Rakitan 4 1,06 RE 42 1,06 Meletakan Penggaris
Memposisikan Penggaris Memposisikan Penggaris
25 1,65 P 1,65
dengan Rakitan 4 dengan Rakitan 4
26 Memegang Rakitan 4 1,06 RE 42 1,06 Mengambil Gunting
Merapikan Sisa Tali dengan Merapikan Sisa Tali dengan
27 40,01 I 40,01
Gunting Pada Rakitan 4 Gunting Pada Rakitan 4
28 Memegang Rakitan 4 1,06 RE 42 1,06 Meletakan Gunting
29 Mengambil Kertas 60 1,66 RE 1,66 Memegang Rakitan 4
89

Tabel 4.22 (lanjutan)

Memposisikan Kertas Memposisikan Kertas


30 2,82 P 2,82
dengan Rakitan 4 dengan Rakitan 4
Memegang Rakitan 4 dan
31 Mengambil Tali Atas 60 1,66 RE 1,66
Kertas
Merakit Tali, Kertas dan Merakit Tali, Kertas dan
32 73,96 A 73,96
Rakitan 4 (Rakitan 5) Rakitan 4 (Rakitan 5)
Total 315 302,84 376 302,76
Ringkasan
Waktu Tiap Siklus
Jumlah Produk Tiap
Siklus
Waktu untuk membuat
satu produk

4.3.2 Peta Pekerja dan Mesin

Peta pekerja dan mesin merupakan suatu grafik yang menggambarkan


koordinasi antara waktu kerja dan waktu menganggur dari kombinasi antar
pekerja dan mesin
Tabel 4.23 Peta Pekerja dan Mesin
Manusia Mesin

W Mesin Bor W
Manusia
1.3’ Menganggur 0.5’
Memasang
Mata Bor

54.22’ Mengebor 54.22’


Mengebor Papan
Papan

4.06’ Menganggur 0.5’


Papan Dibawa
Ke Stasiun
Pengamplasan

W = waktu dalam detik


90

Tabel 4.24 (lanjutan)


Manusia Mesin
1’
WAKTU MENGANGGUR
59.58’ 54.22’
WAKTU KERJA
59.58’ 55.22’
WAKTU TOTAL

4.3.3 Diagram Alir (Flow Chart)

Diagram alir merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan


lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang
terjadi dalam peta aliran proses. Dimana dalam diagram alir pembuatan
meja duduk dijelaskan langkah runtun mulai dari bahan dibawa dari gedung,
bahan mengalami proses tertentu sampai bahan selesai dirakit (memo
gantung).

4.3.4 Peta Proses Operasi

Peta proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan


langkah-langkah prosesyang akan dialami bahan mengenai urutan-urutan
operasi dan pemeriksaan. Dalam pembuatan Memo gantung bahan utama
yang digunakan yaitu kayu dan akan mengalami berbagai macam operasi
seperti : pengukuran, pemotongan, pengeboran, pengamplasan, pengecatan
dan perakitan. Diamana setiap stasiun kerja akan dilakukan pemeriksaan
terhadap produk yang dibuat.
91

4.3.5 Assembly Chart

Peta Assembly Chart menjelaskan tentang proses perakitan


pembuatan produk meja duduk. Proses perakitan dilakukan secara sistematis
dan beruntun yang proses pembuatannya mengacu pada peta proses operasi
dan peta tangan kanan dan tangan kiri. Dimana pada pembuatan memo
gantung proses perakitan dimulai dengan perakitan papan atas dengan tali
kiri sampai terbentuknya produk jadi yaitu memo gantung.

4.3.6 Peta Aliran Proses

Peta Aliran Proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan


urutan dan operasi, pemeriksaan, trasnportasi, menungu dan menyimpan
yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung. Didalmnya
memuat pula informasi-informasi dan jarak perpindahan. Awktu biasanya
dinyatakan dalam meter, walaupun hal ini tidak terlampau mengikat.
Dimana pada awal mula barang dibawa dari gudang yang nantinya akan
diproses dan proses akhirnya ada pada gudang barang jadi.

Gambar Diagram Alir

Gudang
10 m Departemen 2m Departemen 1m Departemen
Bahan
5.20 s Pengukuran Pemotongan 1.48 s Pengeboran
Mentah 1.76 s
4.06 s
4m

Gudang 3m
3m Departemen Departemen 3m Departemen
Bahan
Perakitan 3.74 s Pengecatan 2.50 s Pengamplasan
Jadi 5.47 s

Gambar 4.1 Diagram Alir


92

OPERATION PROCESS CHART (OPC)


Nama Komponen : Memo Gantung
Nomor Peta : 01
Di Petakan Oleh : Kelompok 2 (dua)
Tanggal Dipetakan : 30 April 2018
KERTAS TALI ATAS TALI KANAN PAPAN BAWAH PAPAN TENGAH TALI KIRI PAPAN ATAS
(Tali 21 x 25 cm) (Tali 60 cm) (Tali 50 cm) (Triplek 30 x 8 cm) (Triplek 30 x 7 cm) (Tali 50 cm) (Triplek 30 x 6 cm)

17.6' 9.53' 8.45' 32.05' 35.36 ‘ 8.07' 37.12'


Diukur
O-25 O-24 O-21 O-15 O-9 O-6 O-1 Menggunakan
Penggaris

8.4' 7.33' 5.7' 67.44' 65.15' 6.5' 65.06'


Dipotong
O-26 O-24 O-22 O-16 O-10 O-7 O-2 Menggunakan
Gergaji

5.2' 47.9' 58.09' 59.22'


Dilubangi Dilubangi
O-27 Menggunakan O-17 O-11 O-3 Menggunakan
Perforator Bor Tangan

164.54' 159.25' 126.46'

Dihaluskan
O-18 O-12 O-4 Menggunakan
Amplas

212.43' 143.32' 133.21'

Pengecatan
O-19 O-13 O-5 Menggunakan
Cat Semprot

63.26'
Rakitan 1
SA 1 (papan atas
O-8
dirakit dengan
I-1 tali kiri)

68.2'
Rakitan 2
SA 2 O-14 (Rakitan 1
I-2 dirakit dengan
papan tengah)

74.25'
Rakitan 3
SA 3 O-20 (Rakitan 2
I-3 dirakit dengan
papan bawah)

178.71'
Rakitan 4
SA 4 (Rakitan 3
O-23
dirakit dengan
I-4 tali kanan)

16.7'
Rakitan 5
SA 6 SA 5 O-28 (Rakitan 4
i-5 dirakit dengan
tali atas dan
kertas)

Storage (Memo
RINGKASAN
Gantung
KEGIATAN KET JUMLAH WAKTU (DETIK) Disimpan di
Gudang)
operasi 28 1116

Rakitan 5 396

TOTAL 33 1512

Gambar 4.2 Peta Proses Operasi


93

MG-01 PA

RAKITAN 1
SA-1

MG-02 PT

RAKITAN 2
SA-2

MG-03 PB

RAKITAN 3
SA-3

MG-04 TA

RAKITAN 4
SA-4

MG-05 TKN

RAKITAN 5
SA-5

MG-06 TKR
PRODUK MEMO
A-01 GANTUNG

MG-07 K

LEGENDA
SIMBOL KETERANGAN JUM

Komponen 7

Rakitan 5

Produk 1

Gambar 4.3 Assembly Chart


94

Gambar 4.4 Peta Aliran Proses Papan Atas

Gambar 4.5 Peta Aliran Proses Papan Tengah


95

Gambar 4.6 Peta Aliran Proses Papan Bawah

Gambar 4.7 Peta Aliran Proses Tali Atas


96

Gambar 4.8 Peta Aliran Proses Tali Kiri

Gambar 4.9 Peta Aliran Proses Tali Kanan


97

Gambar 4.10 Peta Aliran Proses Kertas


98

BAB V
ANALISA

Analisis di lakukan pada pengelolahan data yang telah di lakukan yang


meliputi perhitungan data waktu operasi, waktu siklus, waktu set up rata-rata serta
waktu siklus rata-rata.

5.1 Analisis Pengolahan Data


Pengolahan data yang di lakukan terdiri dari perhitungan waktu operasi
per masing-masing stasiun kerja, waktu siklus, waktu set up rata-rata dan waktu
siklus rata-rata.

5.1.1 Analisis Perhitungan Waktu Operasi Pada Masing-Masing


Komponen
Analisis dari masing-masing komponen di lakukan untuk
menunjukan waktu yang di butuhkan untuk pembuatan masing-masing
komponen. Dengan begitu dapat mengatur perencanaan yang lebih baik
untuk tiap-tiap komponen yang terlibat.

Perhitungan waktu operasi pada stasiun kerja pengukuran di


lakukan dengan menjumlahkan waktu kerja utama dan waktu kerja
tambahan. Dari hasil perhitungan tampak bahwa waktu operasi paling lama
terdapat pada komponen papan tengah, tepatnya pada proses pengukuran
yaitu sebesar 35.36 detik, Sedangkan waktu tambahan nya tidak terlalu
banyak. Waktu operasi minimum terdapat pada komponen tali kiri dan talik
anan, tepatnya pada proses pengukuran yaitu 8.07 dan 8.05 detik. Hal ini
dikarenakan waktu yang di butuhkan untuk pengukuran tali tidak terlalu
sulit.

Perhitungan waktu operasi pada stasiun kerja pemotongan


dilakukan terhadap 7 buah komponen. Dari data perhitungan yang di
lakukan tampak bahwa waktu operasi yang paling lama adalah komponen
papan bawah sebesar 67.44 detik. Hal ini yang diakibatkan karena papan
yang agak tebal dan ukuran pemotongan yang besar diantara semua
komponen. Pemotongan yang paling cepat yaitu komponen tali kiri dan tali
kanan yaitu sebesar 6.5 dan 5.7 detik dari keseluruhan komponen yang
99

dipotong, tampak bahwa komponen ini merupakan komponen yang paling


terakhir di potong sehingga operator telah terbiasa menggunakan alat.
Akibatnya waktu yang di butuhkan untuk memotong dapat di persingkat.

Perhitungan waktu operasi pada stasiun kerja pengeboran


dilakukan terhadap 4 buah komponen. Dari keempat komponen triplek
menggunakan bor tangan sementara kertas menggunakan perforator (alat
pembolong kertas). Dari data perhitungan yang di lakukan tampak bahwa
waktu operasi yang paling lama adalah komponen papan atas sebesar 59.22
detik. Hal ini yang diakibatkan karena papan yang agak tebal dan lobang
yang harus di bor ada 4 titik dibandingkan keempat komponen lain.
Pengeboran yang paling cepat yaitu kerta yaitu sebesar 5.2 detik dari
keseluruhan komponen yang dibolongi, tampak bahwa komponen ini
merupakan komponen yang paling terakhir di bolongi karena alat perforator
ini sangat simpel digunakan. Akibatnya waktu yang di butuhkan untuk
pembolongan dapat di persingkat.

Perhitungan waktu pada operasi pada stasiun kerja pengamplasan


dilakukan pada 3 komponen. Dan waktu operasi pengamplasan yang paling
lama pada papan bawah sebesar 164.54 detik. Hal ini disebabkan karena
komponen papan bawah merupakan bentuk bahan yang paling besar
diantara semua komponen.

Perhitungan waktu pada operasi pada stasiun kerja pengecatan


dilakukan pada 3 komponen. Dan waktu operasi pengecatan yang paling
lama pada papan bawah sebesar 212.43 detik. Hal ini disebabkan karena
komponen papan bawah merupakan bentuk bahan yang paling besar
diantara semua komponen dan pengeringan cat juga membutuhkan waktu yg
cukup lama.

5.1.2 Analisis Perhitungan Waktu Siklus, Waktu Set up Rata-Rata dan


Waktu Siklus Rata-Rata

Analisis pada waktu siklus, set up rata-rata dan waktu siklus rata-
rata yang dilakukan pada masing-masing stasiun kerja. Sehingga terdapat 24
100

waktu siklus, waktu set up rata-rata dan waktu siklus rata-rata dari masing-
masing komponen.

Waktu siklus didapat dari waktu set up di jumlahkan dengan waktu


operasi pada masing-masing stasiun kerja. Setelah dilakukan penghitungan,
waktu siklus terbesar terdapat pada stasiun kerja papan bawah tepatnya pada
saat proses pengecatan yaitu 212.43 detik. Hal ini diakibatkan karena waktu
operasi yang diperlukan untuk komponen papan atas pada stasiun kerja
pengecatan relatif lebih lama dari komponen lainnya dikarenakan setelah
komponen di cat perlu adanya pengeringan yang juga membutuhkan waktu
yang lebih lama.

Waktu siklus rata-rata didapat dari jumlah waktu siklus rata-rata


per jumlah komponen pada masing-masing stasiun kerja. Setelah dilakukan
penghitungan, waktu siklus rata-rata terbesar terdapat pada stasiun kerja
papan bawah tepatnya pada proses pengecatan yaitu 212.43 detik.

5.2 Analisis Peta Kerja


Pembuatan peta kerja pada praktikum kali ini berguna untuk memudahkan
dalam pemahaman mengenai urutan proses dalam pembuatan meja belajar. Peta
kerja yang digunakan pada praktikum kali ini dari peta kerja keseluruhan dan peta
kerja setempat.

5.2.1 Peta kerja Keseluruhan


Peta kerja keseluruhan yang menggunakan sebagai besar
(keseluruhan) fasilitas yang digunakan untuk pembuatan produk. Produk
yang dibuat pada praktikum kali ini adalah :

1. Diagram Aliran
Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari
susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua
aktivitas yang terjadi dalam aliran proses.
101

2. Peta proses Operasi

Peta proses operasi merupakan suatu diagram yang


menggambarkan langkah-langkah proses operasi yang akan dialami
bahan yang berkaitan dengan operasi dan pemeriksaan. Dalam
pembuatan peta proses operasi mengenai pembuatan meja belajar, hal-
hal yang perlu diperhatikan adalah urutan langkah kerja dari proses
pembuatan produk selesai dirakit.

3. Assembly Chart

Assembly chart menjelaskan tentang proses prakitan pembuatan


produk meja belajar. Proses perakitan dilakukan secara sistematis dan
beruntun dan proses pembuatannya mengacu kepada peta proses
operasi dan peta tangan kanan dan tangan kiri. Proses perakitan dibuat
secara sistematis dan jelas agar pembaca peta dapat dengan mudah
dipahami.

4. Peta Aliran Proses

Peta aliran proses merupakan suatu diagram yang menunjukan


urutan-urutan dari keseluruhan kegiatan dalam pembuatan produk
meja belajar. Terdiri dari : operasi, pemeriksaan, transportasi,
menunggu dan menyimpan yang terjadi selama satu proses atau
prosedur berlangsung. Pembuatan peta aliran proses dalam pembuatan
meja belajar, kita akan mengetahui proses apa saja yang terjadi ketika
pembuataan produk ini. Pembuatan peta aliran proses di sertai dengan
pembuatan waktu dan jarak yang dibutuhkan dalam penyelesaian
produk.

5.2.2 Peta Kerja Setempat


Peta pekerja setempat digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja
setempat. Suatu jenis kegiatan disebut sebagai kegiatan kerja setempat, bila
102

kegiatan tersebut dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan
orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas

1. Peta Pekerja dan Mesin


mesin yang digunakan dalam pembuatan memo gantung ini
ialah menggunakan mesin bor. Pada peta ini memperlihatkan
kombinasi antara pekerja dan mesin, menghitung waktu nganggur,
kombinasi dan waktu kerja independent yang nantinya dihitung
dalam satuan detik.

2. Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Peta tangan kanan dan tangan kiri merupakan suatu alat setudy
gerak yang di gunakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang
efisien, Yaitu gerakan-gerakan yang memang di perlukan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan, peta ini menggambarkan semua
gerakan yang di lakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri dalam
proses pembuatan pembuatan memo gantung. Kegiatan yang
berpedoman kepada peta tangan kanan dan tangan kiri, Waktu yang
dibutuhkan tangan kanan untuk membuat memo gantung adalah
302.84 detik untuk tangan kanan sedangkan untuk tangan kiri 302.76
detik.
103

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengolahan data dan analisis data dari hasil
praktikum,maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja yang
sistematis dan jelas.
2. Peta-peta kerja yang digunakan adalah para tangan kiri dan tangan
kanan untuk menggambarkan dan menganalisa gerakan-gerakan atau
delay tangan operator pada saat perakitan komponen produk menjadi
produk utuh, OPC menggambarkan langkah-langkah proses yang
dialami oleh komponen mengenai urutan-urutan operasi dan
pemeriksaan yang tejadi dalam proses produksi, AC digunakan untuk
menggambarkan langkah-langkah perakitan komponen produk
menjadi sebuah produk utuh ,peta aliran proses menunjukkan urutan-
urutan pengukuran,pemotongan,pengamplasan,perakitan.
3. Peta-peta kerja dapat juga digunakan untuk menganalisis langkah-
langkah kerja yang tidak produktif untuk perbaikan yang lebih baik ke
depannya,sehingga langkah-langkah kerja dalam proses produksi
tersebut menjadi sistematis, jelas, efektif, efesien, optimal, produktif.
4. 7 tradisional tools yang digunakan adalah diagram pareto dan diagram
fishbone yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisa
kesalahan dalam proses produksi dan kecacatan yang terjadi pada
produk yang dihasilkan.
5. Tradisional tools dapat digunakan untuk perbaikan sistem produksi
memo gantung sehingga tidak ditemukan kecacatan atau kesalahan
dalam proses produksi selanjutnya.
104

6.2 Saran
Saran berisikan kritik terhadap hasil-hasil data yang telah diolah dari hasil
pengamatan yang bersifat evaluasi untuk pengamatan selanjutnya, sehingga dapat
menjadi pedoman dalam pengamatan selanjutnya dan dapat memberikan hasil
yang lebih baik untuk kedepan .

Anda mungkin juga menyukai