E. Contoh salah satu switchgear yaitu saklar dan kontaktor ( MCB & MCCB)
* MCB = Mini Circuit Breaker
* MCCB = Mini Case Circuit Breaker
JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH
1.1. Pendahuluan
Pembahasan dalam bab ini adalah tentang system distribusi tegangan rendah, dengan
menjelaskan tentang system secara umum, standard atau persyaratan yang harus dipenuhi,
pengenalan material serta menampilkan gambar standard konstruksi yang diperoleh dari standard
konstruksi PLN.
Jika dikaitkan antara gambar konstruksi yang disajikan dengan konstruksi yang ada di lapangan,
maka akan sangat membantu anda dalam pemahaman konstruksi, sehingga anda dapat menerapkan
dengan mudah jika kelak bekerja, khususnya dalam bidang perancangan, pelaksanaan dan
pengawasan pekarjaan distribusi tegangan rendah, baik saluran udara maupun saluran bawah tanah
(kabel tanah).
Setelah menyelesaikan bab ini, mahasiswa dapat merancang, melaksanakan, dan mengawasi proyek
kelistrikan, khususnya jaringan distribus tegangan rendah berdasarkan PUIL dan standard konstruksi
PLN.
3 x 25 32 m 43 m 54 m 77 m
3 x 35 31 m 41 m 51 m 71 m
3 x 50 31 m 41 m 50 m 69 m
3 x 35 + 2 x 16 30 m 40 m 49 m 67 m
3 x 50 + 2 x 16 29 m 38 m 47 m 64 m
3 x 70 + 2 x 16 26 m 35 m 42 m 56 m
14. Prosedur Penggelaran Dan Perletakan Instalasi Kabel Distribusi Tegangan Rendah
Sebelum kabel digelar jalur kabel perlu dibersihkan atau diamankan dari benda asing.
Proses penggelaran harus memperhatikan keamanan dan keselamatan lingkungan.
Jalur kabel dicermati dan dilakukan penyuntikan padan setiap 5 meter untuk mengetahui
kemungkinan adanya utilitas lain.
Kabel harus pada haspelnya yang bebas hambatan untuk berputar.
Penarikan kabel harus pada rel tarik kabel yang dipasang di tiap jarak 2 meter.
Kabel tidak boleh tergilas kendaraan dan harus dilindungi terhadap kemungkinan tersebut.
Petugas/ tukang penarik harus pada maksimum 5 meter datu orang, penarikan harus
dilakukan satu komando.
Rambu-rambu tanda peringatan harus dipasang dan dilihat dengan mudah oleh masyarakat
pengguna jalan.
1.3.1. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang jaringan sitem distribusi tegangan rendah
Karakteristik daerah pelayanan.
Perkiraan beban maksimum.
Pemilihan jenis hanaran dan konstruksi jaringan.
Perhitungan susut tegangan.
Penyediaan pemakaian peta geografis.
Survai lapangan.
Pemilihan jenis tiang / panel distribusi dan titik lokasinya.
Pembuatan peta rencana.
Perhitungan kebutuhan material.
Rencana anggaran biaya.
Contoh :
a. Gardu distribusi dengan 4 penyulang, masing-masing penyulang total panjang jalur.
Jalur 1000 meter dengan rata-rata gawang 40 meter, melayani daerah perumahan sedang / campuran.
Rata-rata sambungan per tiang 2,5 sambungan. total = (1000/40 + 1) X 2,5 ≈ 2,5 sambungan.
Rata-rata daya tersambung total 65 x 1,3 kVA ≈ 84,5 kVA.
Rata-rata beban puncak 84,5 x 0,4 = 35 kVA
Untuk 4 penyulang total beban puncak (4 x 35) x 0,8 = 115,2 kVA
Jadi pada gardu cukup memakai transformer 150 kVA
b. Real estate luas 2,5 km2.
Daerah perumahan mewah.
Perkiraan kebutuhan daya listrik
– Luas daerah pelayanan 2,5 km2
– Luas sarana umum (taman, jalan raya) 40 % x 2,5 km2 = 1 km2
– Luas daerah pemukiman 60 % x 2,5 km2 = 1,5 km2
– Jumlah sambungan (per kaveling 500 m2) 1,5 km2/500 m2 = 3000 rumah.
– Rata-rata daya tersambung 3500 VA total daya = 300 x 3500 VA = 1050 kVA
– Rata-rata luas daerah pelayanan gardu 0,5 km2 jumlah gardu = 2,5 km/0,5 km = 5 gardu
– Rata-rata daya tersambung per gardu 1050/5 ≈ 250 kVA atau 3000/5 = 600 rumah / gardu
– Perkiraan beban puncak per gardu 0,6 x 0,8 x 250 kVA ≈120 kVA.
1.4. Penutup.
1. Dalam suatu system jaringan distribusi tegangan rendah, pada umumnya mengikuti julur jalanan
yang telah ada, sehingga tidak dapat dihindari sepenuhnya tentang adanya kontruksi untuk jalanan
lurus, tikungan dan ujung-ujung atau percabangan jaringan, maka:
a. Sebutkan jenis konstruksi JTR sebagaimana kondisi tersebut
b. Gambarkan konstruksi dari setiap konstruksi pada poin (1)
c. buat daftar kebutuhan materialnya.
2. Penentuan jenis konstruksi yang dipilih untuk setiap tiang, Sangat dipengaruhi oleh besarnya sudut
yang terbentuk dari jaringan, dimana dibutuhkan metode untuk memikul beban mekanik yang timbul
serta mempertahankan posisi tiang selalu tegak lurus sehingga lendutan yang terjadi tetap memenuhi
Standard.
3. untuk memudahkan dalam memahami, maka setiap mahasiswa dapat mengamati konstruksi di
lapangan dan dilakukan diskusi di kelas sehubungan dengan hasil pengamatan konstruksi JTR yang
terpasang, guna memperoleg informasi penerapan dari setiap konstruksi yang ada, dan selanjutnya
akan memberikan kemudahan dalam pembahasan pada sistem jeringan distribuís tegangan
menengah
witchgear adalah panel distribusi yang mendistribusikan beban kepanel-panel yang lebih kecil
kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga
disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) dan sedangkan untuk tegangan
rendah disebut LVMDB (Low Voltage Main Distribution Board).
KONDISI OPERASI
Panel tegangan menengah akan ditempatkan pada ruangan ber-air conditioner pada area non-
hazardous.
Panel tegangan menengah harus didesain memiliki keandalan tinggi dan downtime minimum,
mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan. Life desain dari peralatan minimal 25 tahun.
Perangkat switching harus sesuai untuk periode pemakaian 40.000 jam dengan pemeliharaan
minimum, beroperasi dalam kapasitasnya dan kondisi lokasi tertentu tanpa memerlukan
perbaikan besar atau penggantian yang mensyaratkan mematikan busbar utama dan vertical
dropper bus bar.
Semua material yang digunakan harus dari tipe flame retardant dan low smoke emmision.
Ketebalan minimum 2.5 mm untuk struktur, dan 2 mm untuk sisi samping panel dan pintu.
Vendor disyaratkan untuk mencantumkan semua penyimpangan dari spesifikasi ini didalam
penawarannya apabila penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak dicantumkan, maka akan
diasumsikan dan disimpulkan bahwa Vendor berkeinginan untuk memenuhi semua persyaratan
yang ditentukan. Penyimpangan diatas harus dikumpulkan dalam Bab “Penyimpangan dari
Spesifikasi”, secara terpisah.
Panel tegangan menengah harus didisain untuk meminimalkan resiko hubungan pendek untuk
memastikan keselamatan pribadi dan operasional dalam segala kondisi operasi maupun selama
inspeksi, pemeliharaan, terhubung, pengawasan spare panel, dimana kondisi panel masih
beroperasi.
Panel tegangan menengah akan menyediakan tegangan 6.6 kV, 50 Hz, untuk menyuplai
peralatan pembangkit dan peralatan lain. Daya akan disalurkan ke peralatan dari busbar 6.6 kV.
Semua breaker tegangan menengah harus didisain untuk beroperasi dalam ruangan, metal clad,
circuit breaker dengan operasi elektrik, tiga fasa, sesuai dengan IEC 62271-100.
Panel tegangan menengah harus sesuai untuk operasi pada pembangkit tenaga listrik yang
beroperasi pada iklim tropis.
Bila tidak disebutkan khusus, peralatan harus memiliki rating kontinu untuk beroperasi pada
temperatur lingkungan 104°F (40°C), udara lingkungan dengan kelembaban tidak kurang dari
100% pada kondisi yang ditentukan dalam dokumen dan ketinggian tidak melampaui 3300 kaki
di atas permukaan laut rata-rata.
Jumlah fasa 3
Tegangan sistem nominal 6.6 kV
Rating tegangan 7.2 kV
Rating level isolasi
Lightning impuls (BIL) 60 kV
One minute power frequency (rms) 27 kV
Rating frekuensi 50 Hz
Rating arus normal
Main breaker 2000 A*)
Tie Breaker 2000 A*)
Feeder breaker 1250 A*)
Rating arus short circuit (rms) 40 kA*)
Rating tegangan transient recovery 0.238 kV/µs
Rating arus short circuit (puncak) 100 kA*)
Rating durasi short-circuit 1 detik
Rating urutan operasi CO-15s-CO
Mekanisme penutupan Stored energy
Note:*) Contoh rating CB
BUS
Selubung panel tegangan menengah harus tahan debu industri, jenis pemakaian dalam ruang
yang terlindung penuh dengan selubung pelindung NEMA-12. Konstruksi selubungnya harus
dapat mencegah masuknya rayap / serangga ke dalam panel tegangan menengah dan harus
memiliki proteksi lengkap terhadap komponen beraliran listrik atau kontak dengan komponen
internal yang bergerak. Lubang ventilasi (bila diperlukan untuk ventilasi alami) harus ditempatkan
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan benda logam dimasukkan melalui lubang
tersebut. Semua lubang, tutup, dan pintu harus dilengkapi dengan gasket neopren yang sesuai.
Harus tersedia pembatas yang cukup sehingga personil dapat bekerja dengan aman dalam
suatu kompartemen yang kosong saat bus bar sedang beraliran listrik.
Strip terminal untuk kontrol harus dapat diakses untuk memfasilitasi bekerja dan pengujian
dengan breaker dalam posisi Uji dan Tersambung (Test and Connected), saat switchboard
berada dalam kondisi beraliran listrik.
Panel tegangan menengah harus didisain untuk pengembangan (yang akan datang) ke kedua
sisi tanpa pengeboran, pengelasan, atau pemotongan. Panel-panel pada ujung harus memiliki
lubang untuk perpanjangan busbar, yang harus ditutup dengan plat yang disekrupkan ke panel.
Drawout carriage pada switchboard harus memiliki tiga posisi yaitu: posisi “Connected”, ”Test”,
dan “Disconnected / Remove”. Shutter pengaman otomatis harus tersedia untuk menjamin tidak
dapat diaksesnya komponen yang beraliran listrik, setelah breaker dicabut. Carriage harus tidak
dapat dicabut atau dipasang saat pemutus daya berada pada posisi tertutup.
Troli penyulang breaker harus tetap berada dalam kotaknya, bahkan dalam posisi uji. Harus
disediakan pintu penutup yang dapat dikunci untuk kompartemen breaker.
Semua peralatan yang identik dan komponen yang bersesuaian, termasuk kompartemen
breaker dengan rating dan jenis yang sama, harus dapat dipertukarkan satu dengan lainnya
tanpa perlu mengubah struktur. Sub-rangkaian mekanik yang sejenis, tapi dengan fungsi atau
kemampuan elektrik yang berbeda tidak boleh dipertukarkan.
Pintu kompartemen harus terkunci saat breaker berada pada kondisi Closed/ On.
Suatu pemutus daya yang sudah dicabut harus tidak dapat didorong masuk dalam posisi
tertutup atau pemutus daya tidak dapat ditarik dalam posisi closed.
Pemutus daya yang sudah dicabut harus tidak dapat didorong masuk saat isolator
pentanahan tertutup.
Isolator pentanahan harus tidak dapat ditutup, pada waktu pemutus daya berada pada
kondisi terpasang.
Plug sirkit bantu harus tidak dapat dicabut, pada waktu breaker pada posisi
“Tersambung”.
Breaker harus tidak dapat didorong ke posisi “Connected”, saat plug sirkit bantu tidak
berada pada posisi tersambung.
BUSBAR
Switchboard harus terdiri dari bus bar 3 fasa, memanjang melintasi semua unit panel tegangan
menengah yang berjajar. Busbar harus memiliki ukuran penampang sama pada keseluruhan
panjangnya dan harus memiliki ukuran sesuai agar mampu menyalurkan arus secara kontinu
yang ditentukan dalam data sheet.
Bus bar harus terbuat dari tembaga berlapis timah dengan konduktivitas tinggi disangga pada
material non-hygroscopic yang tidak mudah terbakar, insulator anti-tracking poliester yang
diperkuat dari serat gelas (berwarna merah). Bentuk, konfigurasi, dan luas penampangnya harus
sedemikian rupa sehingga termoelektrik titik panas busbar termasuk sambungan pada
temperatur lingkungan disain tidak boleh melampaui batas sesuai ANSI/IEEE C37.20.2 dan
ANSI/IEEE Std.1. Sertifikat Uji (kenaikan temperatur) untuk hal tersebut harus disertakan
bersama Penawaran.
Busbar dan penyangganya harus memiliki dimensi dan terpasang secara mekanis sehingga
dapat menahan gaya yang disebabkan arus hubung singkat maksimum yang terjadi tanpa efek
merusak.
Semua sambungan busbar dan konduktor telanjang harus berlapis timah/ perak, untuk menjamin
konduktivitas yang baik dan melindungi terhadap korosi. Sambungan baut harus dibuat dengan
baut dengan kekuatan tarik tinggi, secara efektif diamankan dari kelonggaran.
Busbar, bus joint dan penyangga harus dari disain yang telah terbukti, dapat menahan tegangan
dinamis dan termal dari hubung singkat yang ditentukan dan telah diuji tipe oleh otoritas pihak
ketiga untuk menahan tingkat gangguan sesuai ketentuan dalam data sheet. Busbar juga harus
diuji tipe terhadap kenaikan temperatur. Sertifikat uji tipe untuk hubung singkat dan kenaikan
temperatur (dengan breaker dalam panel) harus disertakan bersama Penawaran.
Semua busbar harus diinsulasi penuh dengan sleeve PVC tahan rambatan api dan harus
memiliki warna berbeda untuk tiap fasa. Insulasi harus memiliki rating untuk menahan sekurang-
kurangnya sebesar tegangan sistem jaringan. Tidak boleh ada busbar telanjang yang terbuka.
Semua sambungan bus bar dan koneksi tap-off harus memiliki selubung penuh (dapat
dilepaskan).
Lubang masuk kabel baik untuk kabel masuk atau keluar harus dari atas atau bawah. Susunan
penyangga kabel yang diperlukan harus disediakan dalam panel tegangan menengah. Untuk
menghindari kontak yang tidak diinginkan dalam kompartemen kabel saat inspeksi dilaksanakan
dengan membuka tutup belakang, suatu penghalang logam yang dapat dilepas harus disediakan
dalam kompartemen kabel.
Kompartemen terminasi untuk koneksi tegangan menengah dan tegangan rendah harus
dipisahkan. Terminal-terminal harus disusun sehingga koneksi kabel dapat dilaksanakan dengan
aman, tanpa terpengaruh dengan bus bar yang beraliran listrik dan perangkat switching terdekat
yang beraliran listrik. Gland plate tanpa pemboran dan dapat dilepas, harus tersedia.
Gland plat untuk kabel inti tunggal harus dari jenis logam non-magnetik.
Tie-in Section
Panel tegangan menengah harus mempunyai Tie-In breaker agar panel tegangan menengah
lebih mudah dioperasikan dan dirawat secara terpisah.Semua alat internal dari Tie-In section
harus sesuai dengan arus maximum dari busbar utama.
Panel tegangan menengah harus sudah memiliki pengkabelan dari pabrik, dengan provisi untuk
sambungan pengabelan antar panel dan antara berbagai bagian yang dikirimkan. Kabel kontrol
haruslah 14 AWG (2.5 mm2), kawat serabut tembaga. Semua kabel harus diberi tanda pada
kedua ujungnya dengan ferrule marker. Ferrule (alfanumerik) yang digunakan harus sesuai
dengan skematik kontrol dan diagram pengkabelan. Kedua ujung setiap kabel harus ditandai
dengan nomor perangkat/ terminal yang tersambung padanya, diikuti dengan nomor perangkat/
terminal di mana ujung yang lain dari kabel diterminasikan. Lebih lanjut, kabel multi-inti harus
memiliki nomor terpisah yang ditempelkan pada sheath (selubung) luar.
Blok terminal harus disusun dan ditempatkan untuk kemudahan akses pelaksanaan terminasi,
pengujian, inspeksi, dan pemeliharaan eksternal. Tiap blok terminal harus dilengkapi dengan
minimum 30% terminal cadangan.
Sirkit dan terminal yang beroperasi pada tegangan berbeda harus dipisahkan.
Kabel kontrol internal yang ditujukan untuk koneksi kelistrikan di luar peralatan harus
diterminasikan pada suatu blok terminal antarmuka yang dapat diakses. Blok terminal harus
disusun sehingga hanya satu kawat eksternal yang terhubung pada tiap terminal.
120 V DC harus disediakan untuk tutup /trip breaker. Satu feeder DC harus tersedia
untuk tiap bagian bus.
Catu daya arus bolak-balik 220V, 50 Hz, 2 kawat, harus digunakan untuk mencatu
pemanas ruang. Satu feeder arus bolak-balik harus disediakan untuk tiap bagian bus.
Catu daya arus bolak-balik 220V, 50 Hz harus digunakan untuk motor penekan pegas.
Daya harus dicatu dari transformator daya kontrol yang terpasang di dalam panel, satu untuk tiap
bus.
Posisi Tertutup, Terbuka, Trip, Pegas Tertekan, Tersambung, dll dari perangkat switching
(breaker /kontaktor) harus memiliki indikasi mekanis. Indikasi elektrik (LED) juga harus tersedia
untuk hal berikut:
Pentanahan
Harus disediakan koneksi pentanahan yang baik dan handal dari komponen logam yang tidak
membawa arus. Bus pentanahan horizontal tembaga berlapis timah harus disediakan dengan
rating sesuai dengan persyaratan NEMA Pasal- 250.
Pentanahan peralatan harus sesuai dengan rekomendasi NEC. Batang dan terminal pentanahan
harus disediakan di semua kubikel. Semua komponen logam yang yang tidak menghantarkan
arus harus diketanahkan dengan mantap.
Bar pentanahan dan koneksinya harus memiliki rating untuk membawa arus ground fault
maksimum yang diperhitungkan tanpa mengalami kerusakan.
Kontak pentanahan semua unit yang dapat dicabut harus dilaksanakan sebelum melaksanakan
kontak listrik dan terputus hanya setelah putusnya semua kontak listrik. Ground bus harus
melintang sepanjang keseluruhan panel tegangan menengah dan harus ditempatkan di dasar.
Untuk menjamin pentanahan komponen yang terpasang di pintu, seperti saklar, instrumen,
lampu sinyal dan sebagainya, pintu panel tegangan menengah harus dihubungkan pada
enclosure melalui konduktor fleksibel terpisah.
Nameplate
Plat atau label nama permanen harus disediakan untuk mengidentifikasi masing-masing
perangkat, alat pengukur, lampu indikator, kom partemen pemutus sirkit. Relai peralatan dan
bantu dalam kompartemen juga harus diidentifikasi dengan baik. Harus disediakan label yang
diperlukan untuk menyampaikan instruksi operasi, peringatan, data rating dan informasi umum
lainnya.
Label harus berupa Traffolyte bergraver yang dipasang erat dengan sekrup 316 S.S. Warna
label harus sebagai berikut. Warna label harus sebagai berikut:
Circuit Breaker
Vaccum Circuit Breaker (VCB) atau Air Circuit Breakers (ACB) terpasang pada trolley/roda
dorong harus digunakan dalam switchboard. VCB harus didisain dengan tingkat tegangan lebih
rendah untuk switching dan dengan daur switching yang lama. Penekan surja untuk membatasi
tegangan lebih switching hingga maksimum rating 2.2 PU tegangan puncak phasa ke tanah
harus disediakan. Interuptor harus bebas dari kebocoran.
Breaker harus memiliki setidaknya 8NO + 8 NC kontak tambahan cadangan. Bila tidak tersedia,
harus digunakan relai bantu untuk memperbanyak dan semua kontak bantu harus memiliki kabel
hingga blok terminal. Breaker harus memiliki mekanisme penekan pegas yang digerakkan motor,
dengan provisi penekanan pegas manual. Pegas penutup harus ditekan ulang, untuk penutupan
yang bersesuaian, segera setelah gerakan menutup sebelum breaker mengalami trip. Breaker
harus jenis bebas trip dan harus memiliki mekanisme anti pumping.
Sirkit kontrol harus sesuai untuk operasi lokal dan jarak jauh. Tombol bebas trip mekanik harus
disediakan untuk semua breaker. Tiap breaker harus dilengkapi dengan penghitung operasi.
Suatu sistem pentanahan yang integral (saklar) harus disediakan. Saklar pentanahan tersebut
harus memiliki provisi untuk dioperasikan secara manual dengan isolasi trolley/roda dorong, tapi
akan bekerja otomatis saat pintu terbuka. Panel tegangan menengah harus memiliki provisi
untuk melihat posisi saklar pentanahan melalui jendela di bagian depan /belakang kubikal untuk
memeriksa posisinya. Dengan trolley/roda dorong dilepas, saklar pentanahan harus memiliki
provisi untuk pemasangan gembok.
Kontaktor Vakum
Kontaktor sekering jenis berpengait, slim latched type fuse, bila digunakan sebagai perangkat
switching untuk feeder ke motor, harus didisain dapat menahan energi maksimum yang
dilewatkan dari sekering pembatas arus. Kontaktor vakum harus memiliki daur pakai listrik
minimum 250.000 siklus switching beban, sementara ketahanan mekaniknya 2.500.000 siklus
operasi. Catu daya kontrol harus diambil dari bus 120 V DC. Sirkit penutup kontaktor vakum
(latched type) harus memiliki relai anti pumping. Kontaktor harus memiliki provisi untuk dapat
menutup baik lokal (dekat motor) maupun dari jauh.
Transformator Pengukuran
Transformator arus dan tegangan harus berinsulasi cast-resin. Lilitan primer dan sekunder harus
ditandai sebagaimana mestinya dan harus mudah diakses untuk keperluan pengujian dan
terminasi.
Relai Pengaman
Semua relai pengaman harus berupa relai numerik komprehensif yang dapat berkomunikasi
dengan fitur proteksi, pengukuran, dan kontrol, dengan penyimpan memori. Relai terpisah untuk
perlindungan khusus, misalnya, diferensial, gangguan pentanahan terbatas, arah, daya terbalik,
dan sebagainya harus disediakan. Semua relai pengunci harus hanya dari jenis reset manual
dan relai harus dapat diset /dioperasikan dari sisi depan.
Fuse (Sekering)
Semua sekering pengaman harus mampu untuk menahan arus inrush untuk semua kondisi
pemakaian, tanpa penuaan abnormal atau kerusakan. Sekering harus dapat diakses dan
susunan yang sesuai harus dilaksanakan untuk pembongkaran dan penggantian sekering
dengan aman sementara busbar tetap dialiri listrik. Sekering tegangan tinggi harus dari jenis
pembatas arus dengan kapasitas pemutusan tinggi dengan aksi positif. Sekering untuk proteksi
hubung singkat motor harus memiliki karakteristik waktu-arus yang sesuai untuk tugasnya. Suatu
mekanisme trip penggerak-pin harus disediakan untuk melakukan trip pada kontraktor, dalam hal
operasi sekering tunggal (fasa tunggal). Sekering tegangan rendah harus dari jenis pembatas
arus dengan kapasitas pemutusan tinggi.
Instrumen Pengukuran
Instrumen Analog/ Digital harus disediakan sesuai persyaratan. Instrumen analog harus
berukuran kira-kira 96x96 mm dengan pola persegi, yang terpasang rata. Kelas akurasi untuk
semua instrumen adalah 1.0. Watt meter harus sesuai untuk mengukur beban tidak seimbang
pada sistem 3 fasa, 3 kawat dan harus memiliki indikator permintaan maksimum.
Pengecatan
Panel tegangan menengah harus dicat sesuai dengan prosedur pengecatan yang disetujui. Besi
harus galvanis dan dilapisi sebagai persyaratan minimum.