Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di sebagian besar perusahaan, penganggaran modal atau sering disebut capital


budgeting adalah salah satu sumber utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena
dengan adanya capital budgeting mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang
akan mereka dapatkan pada jangka panjangnya. Penganggaran modal dibutuhkan pula
analisis biaya differensial. Karena penganggaran modal melibatkan periode waktu yang
panjang. Maka nilai waktu uang perlu diperhitungkan. Keputusan penganggaran modal
merupakan factor kunci dalam profitabilitas jangka panjang perusahaan. Hal ini
terutama berlaku dimana perusahaan mempunyai dana investasi yang terbatas.
Profitabilitas jangka panjang perusahaan akan tergantung pada kecakapan menejer
dalam memilih investasi dalam memakai dana terbatas, namun memberikan imbalan
yang paling besar. Untuk melakukan keputusan investasi yang bijak, menager
mebutuhkan alata yang akan memandu makan dalam membandingkan keunggukan dan
kelemahan relatif berbagai alternatif investasi.

Dalam pembahasan keputusan penganggaran modal akan dimulai dengan


melihat pada proyek yang dapat menguntungkan, maksud dan pentingnya penganggaran
modal, empat kriteria yang biasanya digunakan untuk menentukan kemampuan atas
diterimanya usulan investasi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kriteria keputusan penganggaran modal dalam investasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui kriteria-kriteria keputusan penganggaran modal dalam investasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menemukan Proyek Yang Baru

Penganggaran modal merupakan proses dimana perusahaan memperbaharui dan


menemukan dirinya kembali, mengadaptasikan proyek lama dan menemukan proyek
yang baru. Ini melibatkan perbandingan penerimaan kas yang dapat ditampilkan lebih
dari beberapa tahun dengan pengeluaran kas yang secara umum terjadi dalam waktu
dekat. Hal yang lebih mudah untuk mengevaluasi proyek-proyek yang lebih
menguntungkan daripada menemukannya. Pada dasar yang kompetitif, menghasilkan
gagasan untuk proyek-proyek yang menguntungkan sangat sulit. Persaingan itu
berlangsung cepat untuk mendapatkan proyek-proyek baru yang menguntungkan, dan
ditemukan para pesaing segera masuk, dengan menurunkan harga dan mendapatkan
keuntungan. Karena alasan inilah, suatu perusahaan harus mempunyai suatu strategi
yang sistematis untuk menghasilkan proyek penganggaran modal.

Penganggaran modal adalah proses pengambilan keputusan yang berkaitan


dengan investasi dalam aktiva tetap. Tanpa adanya proyek-proyek dan gagasan baru,
perusahaan tidak dapat tumbuh atau bahkan bertahan hidup untuk waktu yang lama,
perusahaan terpaksa mendatangkan laba dari proyek yang ada dengan masa operasional
yang terbatas. Perusahaan mempunyai suatu departemen Litbang yang mencari cara
untuk memperbaiki produk – produk yang ada atau menemukan produk yang baru. Ide –
ide ini bisa berasal dari gagasan para konsumen. Proyek penganggaran modal baru,
tidak perlu sampai mengeluarkan produk baru, mengambil produk yang ada dan
menerapkannya pada pasar baru.

Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan


keputusan investasi adalah sebagai berikut :

1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).


2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.

2
3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa metode
penilaian kelayakan investasi.
4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.

Empat kriteria yang digunakan untuk menentukan proposal investasi dapat


diterima. Pertama adalah periode pengembalian (payback period) dan ini merupakan
yang paling kurang canggih karena tidak mengikutsertakan nilai waktu uang dalam
perhitungannya. Sedang tiga kriteria lain memperhitungkan nilai waktu uang ( Net
Present Value/NPV, Profitability Index /PI, dan Internal Rate of Return/IRR ).

2.1.1 Periode Pengembalian ( Payback Period )

Periode pengembalian merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk


mengembalikan pengeluaran kas yang pertama dari proyek penganggaran modal.
Kriteria ini mengukur seberapa cepat proyek itu akan mengembalikan biaya investasi
awalnya yang berkaitan dengan arus kas bebas, yang mengukur waktu sebenarnya dari
suatu manfaat, bukan keuntungan akuntansi. Metode ini mengabaikan nilai waktu dan
tidak mendiskonto arus kas bebas ini kembali ke nilai sekarang. Kriteria terima tolak
berpusat pada apakah periode pengembalian modal lebih kecil atau sama dengan
periode pengembalian maksimum yang dkehendaki perusahaan.

Periode pengembalian diskonto adalah variasi dan kriteria keputusan masa


pengembalian yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan pengeluaran kas awal dan arus kas bersih yang didiskonto. Metode
pengembalian diskonto mirip dengan metode periode pengembalian tradisional kecuali
bahwa metode ini menggunakan arus kas bebas yang didiskontokan ketimbang arus kas
bebas actual yang tidak didiskontokan dalam menghitung periode pengembalian.

Periode pengembalian yang didiskontokan didefinisikan sebagai banyaknya


tahun yang diperlukan untuk mengembalikan pengeluaran kas awal dari arus kas bebas
yang didiskontokan. Kriteria terima tolak menjadi apakah periode pengembalian proyek
yang didiskontokan itu lebih kecil atau sama dengan periode pengembalian diskonto
maksimum yang dikehendaki perusahaan. Masalah utama dengan periode pengembalian
diskonto, menentukan maksimum periode yang didiskontokan perusahaan. Ini

3
merupakan keputusan yang berubah – ubah dan akan mempengaruhi proyek-proyek
mana yang akan ditolak.

Periode pengembalian diskonto lebih baik daripada pengembalian tradisional


dalam menghitung nilai waktu uang, penggunaannya dibatasi oleh perubahan proses
penggunaan pemilihan metode pengembalian maksimum yang diinginkan. Walaupun
kelemahan ini membatasi nilai periode pengembalian dan periode pengembalian
diskonto sebagai alat investasi, metode ini mempunyai beberapa hal yang positif,
pertama mereka menghitung kas arus bebas, dan bukannya laba akuntansi, dan oleh
karenanya menitikberatkan pada keuntungan dan biaya proyek pada waktu yang
sebenarnya walaupun periode pengembalian tradisional tidak menyesuaikan arus kas
terhadap nilai waktu uang. Kedua, mereka mudah dibayangkan, cepat dipahami, dan
mudah untuk dihitung. Walaupun metode pengembalian dan periode pengembalian
diskonto mempunyai kelemahan serius, mereka sering digunakan untuk sebagai alat
penyaring kasar untuk menghapuskan proyek yang hasilnya tidak terwujud. Metode ini
menekankan pengembalian yang lebih awal, dimana semua kemungkinan adalah kecil
ketidakpastiannya, dan menyediakan kebutuhan likuiditas perusahaan. Meskipun
keunggulan metode – metode ini signifikan, kelemahannya sangat membatasi nilai
mereka sebagai kriteria penganggran modal.

2.1.2 Nilai Bersih Sekarang ( Net Present Value-NPV)

Nilai bersih sekarang adalah kriteria keputusan anggaran modal yang ditentukan dari
nilai sekarang arus kas bebas setelah dikurangi pajak dan pengeluaran awal. Untuk
menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi
perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan. Nilai bersih
sekarang dapat dihitung sebagai berikut :

Rumus :

4
Keterangan :

FCF t : arus kas bebas tahunan pada periode waktu t ( ini dapat diambil dari
nilai positif / negative )

k : tingkat diskonto yang tepat yaitu tingkat pengembalian yang


diisyaratkan atau biaya modal

IO : pengeluaran kas awal

n : usia proyek yang diharapkan

Nilai bersih sekarang pada suatu proyek, memberikan suatu ukuran nilai bersih (
net value ) dari proposal investasi yang terkait dengan nilai dolar sekarang. Karena
semua arus kas didiskontokan kembali kenilai sekarang, membandingkan perbedaan
antara nilai sekarang dari arus kas bebas tahunan dan pengeluaran awal adalah
memadai. Perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas bebas tahunan dan pengeluaran
investasi menentukan nilai bersih atas penerimaan proposal investasi yang berkaitan
dengan nilai dolar sekarang. Ketika proyek lebih besar atau sama dengan nol, kita akan
menerima proyek itu, ketika NPV negative, kita akan menolak proyek tersebut. Jika
nilai bersih sekarang dari suatu proyek adalah nol, lalu mengembalikan tingkat
pengembalian yang diinginkan, maka proyek harus diterima.

Kriteria menerima menolak ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

NPV ≥ 0,0 : Diterima

NPV ˂ 0,0 : Ditolak

Kriteria NPV adalah alat keputusan penganggaran modal yang paling baik.
Kelebihan yang pertama dari semua itu, NPV berhubungan dengan arus kas bebas
bukan dengan keuntungan akuntansi. NPV sensitive terhadap pemilihan waktu yang
tepat dari manfaat yang dihasilkan dari proyek. Nilai waktu uang memungkinkan
perbandingan dari manfaat biaya secara logis. Kelebihan lainnya NPV
memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek, dan memperhitungkan nilai
sisa proyek.

5
Kekurangan dari metode NPV berakar dari kebutuhan akan ramalan terinci
jangka panjang arus kas bebas yang terkumpul dari penerimaan proyek. Kekurangan ini
tang pertama adalah manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang
relevan selama usia ekonomis proyek. Kedua, jika proyek memiliki nilai investasi
inisial yang berbeda, serta usia ekonomis juga berbeda, maka NPV yang lebih besar
belum tentu menjamin sebagai proyek yang lebih baik. Meskipun ada kekurangannya,
NPV secara teoritis merupakan kriteria yang tepat dari ekuitas perusahaan.

2.1.2.1 Spreadsheet dan Nilai Bersih Sekarang

Dapat menghitung NPV dengan manual, akan tetapi lebih umum dilakukan
dengan bantuan sebuah spreadsheet. Sama halnya dengan tombol hitungan pada
kalkulator keuangan, suatu spreadsheet dapat memudahkan pekerjaan dalam
perhitungan NPV. Satu-satunya aplikasi yang nyata menggunakan Excel, sama dengan
hampir semua spreadsheet, Excel hanya menghitung nilai sekarang dan arus kas masa
depan dan mengabaikan pengeluaran awal dalam perhititungan NPV-nya. NPV actual
adalah NPV yang dihitung Excel, dikurangi pengaturan awal.

2.1.3 Indeks Profitabilitas ( Rasio Manfaat Biaya )

Indeks profitabilitas merupakan rasio nilai sekarang dari arus kas bebas masa
depan terhadap pengeluaran awal. Walaupun kriteria investasi NPV memberikan suatu
ukuran nilai absolut dolar yang diinginkan dari suatu proyek, indeks profitabilitas
menjadi relative yang diinginkan proposal investasi, rasio nilai sekarang dari manfaat
masa depannya terhadap biaya awal. Indeks profitabilitas dapat dinyatakan sebagai
berikut :

Rumus :

𝑛
𝐹𝐶𝐹
∑ : 𝐼𝑂
(1 + 𝑘) 1
𝑡=1

Kriteria keputusan adalah menerima proyek jika PI lebih besar dari atau sama
dengan 1,00 dan menolak proyek jika PI kurang 1,00.

6
PI ≥ 1,0 : Diterima

PI ˂ 1,0 : Ditolak

Jika indeks profitabilitas menghasilkan keputusan menerima-menolak yang


sama seperti kriteria NPV. Ketika nilai sekarang dari arus kas bersih suatu proyek lebih
besar dari pengeluaran awalnya, maka NPV proyek tersebut akan positif, menandakan
bahwa proyek tersebut bisa diterima. Bila ini benar, indeks profitabilitas proyek juga
akan lebih 1, sebagai nilai sekarang dari arus kas bebas ( pembilang PI ) yang lebih
besar pengeluaran awalanya ( penyebut PI ). Jika dua kriteria keputusan ini akan selalu
menghasilkan keputusan menerima, meskipun mereka tidak tergolong sebaga proyek
yang bisa diterima dalam hal yang sama.

Karena NPV dan kriteria indeks profitabilitas pada dasarnya sama, mereka
mempunyai keunggulan yang sama dibandingkan kriteria lainnya. Keduanya
menghitung arus kas, menegenal pemilihan waktu arus kas, dan konsisten dengan
tujuannya yaitu memaksimalkan kekayaan pemilik saham. Kelemahan utama kriteria
ini, sama dengan kriteria nilai bersih sekarang yaitu membutuhan perincian perkiraan
arus kas bebas selama hidup proyek.

2.1.4 Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate Of Return / IRR)

Tingkat pengembalian internal ( Internal Rate Of Return / IRR ) didefinisikan


sebagai tingkat diskonto yang menyamai NPV arus kas bebas bersih masa depan proyek
dengan pengeluaran kas awal proyek. IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi
dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju
pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila
melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). IRR
digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu
biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari
Minimum Acceptable Rate Of Return atau Minimum Atractive Rate Of Return (MARR).
MARR adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan
oleh seorang investor.

7
Secara matematis tingkat pengembalian internal digambarkan sebagai nilai dari
IRR pada persamaan sebagai berikut :

Rumus :

IO =
𝑛
𝐹𝐶𝐹

(1 + 𝐼𝑅𝑅) 𝑡
𝑡=1

FCF t : arus kas bebas tahunan pada periode waktu t ( ini dapat diambil dari nilai
positif / negative )

IO : pengeluaran kas awal

n : usia yang diharapkan dari sebuah proyek

IRR : tingkat pengembalian internal suatu proyek

IRR dianologikan terhadap konsep tingkat penghasilan saat jatuh tempo untuk
obligasi. Tingkat pengembalian internal sebuah proyek secara sederhana adalah tingkat
pengembalian yang dihasilkan suatu proyek. Kriteria keputusan ini adalah menerima
suatu proyek jika tingkat pengembalian internal lebih besar atau sama dengan tingkat
pengembalian yang diinginkan. Jika menolak proyek maka tingkat pengembalian
internalnya kurang dari tingkat pengembalian yang diinginkan. Kriteria menerima-
menolak ini dapat ditetapkan sebagai berikut :

IRR ˃ tingkat pengembalian yang diinginkan : Diterima

IRR˂ tingkat pengembalian yang diinginkan : Ditolak

Jika tingkat pengembalian internal suatu proyek sama dengan tingkat


pengembalian yang diinginkan pemegang saham, maka proyek tersebut harus diterima,
karena perusahaan menghasilkan tingkat yang diinginkan pemegang sahamnya. Akan
tetapi, jika penerimaan dari suatu proyek dengan tingkat pengembalian internal dibawah
tingkat pengembalian yang diinginkan investor akan menurunkan harga saham
perusahaan.

8
Jika NPV positif, maka IRR harus lebih besar dari tingkat pengembalian yang
diinginkan. Semua kriteria arus kas diskonto akan konsisten dan memberikan keptusan
menerima – menolak yang serupa. Karena tingkat pengembalian internal merupakan
kriteria arus kas diskonto yang lain, maka IRR memliki keuntungan dan kelemahan
yang samadengan NPV dan indeks profitabilitas, tetapi masih ada kelemahan yaitu
adanya kesulitan dalam perhitungan jika kalkulator keuangan tidak tersedia.

Kekurangan tambahan IRR dibandingkan NPV berkaitan dengan asumsi-asumsi


tingkat re-investasi yang tersirat oleh kedua metode ini. Metode NPV secara impilisit
mengasumsikan bahwa arus kas yang diterima selama proyek diinvestasikan kembali
dalam proyek yang menghasilkan tingkat pengembalian yang diinginkan. Metode NPV
secara implisit mengasumsikan bahwa arus kas selama masa operasi proyek dapat
diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian yang diingikan proyek, dimana
penggunaan metode IRR juga menyiratkan bahwa arus kas ini dapat diinvestasikan
kembali pada IRR. Ada satu asumsi yang dibuat oleh NPV, bahwa arus kas dapat
diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian yang diinginkan, karena kas ini akan:

1. Dikembalikan dalam wujud deviden ke pemegang saham yang menuntut tingkat


pengembalian yang diinginkanpada investasi mereka.
2. Menginvestasikan kembali pada proyek investasi baru.

Jika arus kas ini diinvestasikan kembali pada proyek baru, maka mereka
merupakan pengganti pembiayaan eksternal yang diminta pada tingkat pengembalian
yang diingikan. Jadi biaya kesempatan dari dana tersebut merupakan tingkat
pengembalian yang diinginkan. Garis besar dari semua ini adalah bahwa metode NPV
membuat asumsi tingkat investasi kembali lebih baik dan merupakan suatu metode yang
lebih unggul daripada metode IRR.

2.1.4.1 Menghitung IRR Dengan Kalkulator Keuangan

Dengan kalkulator terkini, penentuan tingkat pengembalian internal hanya


tinggal menekan beberapa tombol kunci. Dengan kalkulator keuangan yang dibutuhkan
hanya menginput pengeluaran awal, arus kas, dan pemilihan waktunya dan kemudian
menekan tombol I/Y atau tombol IRR untuk menghitung tingkat pengembalian internal.

9
Pada bebrapa kalkulator diperlukan untuk menekan tombol hitung, CPT, sebelum
menekan tombol fungsi untuk menghitung.

2.1.4.2 Menghitung IRR untuk Arus Kas yang Sama dengan Menggunakan Tabel
Nilai Waktu

Perhitungan tingkat pengembalian internal sebuah proyek dapat menjadi sangat


sederhana, atau secara relative menjadi sangat rumit. Sebagai contoh suatu penyelesaian
secara langsung, asumsikan bahwa suatu perusahaan dengan tingkat pengembalian yang
diinginkan sebesar 10%, mempertimbangkan suatu proyek yang melibatkan
pengeluaran awal sebanyak $45.555. Jika invetasi tersebut diambil arus kas bebas yang
diharapkan sebesar $15.000 pertahun selama 4 tahun masa proyek tersebut.

2.1.4.3 Menghitung IRR Untuk Arus Kas Tidak Seimbang dengan Menggunakan
Table Nilai Waktu

Dengan sebuah kalkulator prosesnya sederhana hanya satu tombol yang


diinginkan dalam pengeluaran kas awal, arus kas yang tidak seimbang, maka melakukan
pendekatan dengan cara mencoba – coba diperlukan. Untuk melakukannya pertama –
tama menentukan nilai sekarang dari arus kas bebas dimasa datang dengan
menggunakan suatu tingkat diskonto berapa saja. Jika nilai sekarang dari arus kas bebas
masa depan pada tingkat diskonto ini lebih besar dari pengeluaran awal, tingkat
diskonto diturunkan dan prosesnya mulai lagi. Pencarian rutin ini dilanjutkan sampai
nilai sekarang dan arus kas bebas masa depan sama dengan pengeluaran awal. Ini
merupakan proses dasar yang sama dengan kalkulator keuangan yang digunakan untuk
menghitung IRR.

Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi (MIRR) merupakan variasi


dari kriteria keputusan penganggaran modal IRR yang didefinisikan sebagai tingkat
diskonto yang menyamai nilai sekarang pengeluaran kas tahunan proyek dengan nilai
sekarang nilai akhir proyek didefinisikan sebagai jumlah nilai masa datang dari seluruh
arus kas bebas proyek yang dimajemukan ke terminasi proyek pada tingkat
pengembalian proyek yang diharapkan.

10
2.1.4.4 Spreadsheet Dan Tingkat Pengembalian Internal (IRR)

Menghitung IRR dengan menggunakan spreadsheet sangatlah mudah. Sesudah


arus kas dimasukan dalam spreadsheet, yang harus dilakukan adalah memasukan
formula IRR Exel ke dalam sel spreadsheet dan biarkan spreadsheet menghitung
sendiri. Formula IRR yang digunakan untuk memasukan ke dalam sel spreadsheet =
IRR (nilai), dimana nilai-nilai tersebut secara sederhana menyusun sel di mana arus kas
disimpan.

2.1.4.5 Meninjau hubungan NPV-IRR : Profil Nilai Bersih Sekarang (NPV)

Cara termudah untuk mengerti hubungan antara IRR dan NPV adalah dengan
melihatnya secara grafik melalui penggunaan dari profil nilai bersih sekarang. Profil
NPV merupakan sutau grafik yang sederhana yang menggambarkan bagaimana nilai
bersih sekarang suatu proyek berubah seperti perubahan tingkat diskonto.Untuk
menggambarkan profil nilai bersih sekarang dari suatu proyek, yang harus dilakukan
adalah menentukan penggunaan nilai bersih sekarang dari suatu proyek yang pertama
pada tingkat diskonto nol persen, kemudian perlahan-lahan menaikan tingkat diskonto
sampai kurva representative yang telah direncanakan. Net Present Value adalah selisih
Present Value dari keseluruhan Proceed dengan Present Value dari keseluruhan
investasi.

- Bila present value proceed lebih besar atau sama dengan present value investasi
maka usul investasi diterima.
- Bila present value proceed lebih kecil present value investasi maka usul
investasi ditolak.

2.1.4.6 Kesulitan dengan IRR: Tingkat Pengembalian Berganda

Beberapa proyek dapat memiliki lebih dari satu NPV dan satu PI, sebuah proyek
dalam keadaan tertentu dapat memiliki lebih dari satu IRR. Alasan untuk hal ini dapat
dilihat dari hitungan yang masuk dalam penentuan IRR. Secara grafik, apa yang kita
pecahkan untuk tingkat diskonto ini membuat NPV proyek sama dengan nol?
Jawabannya adalah tidak ada solusi yang akurat. Meskipun setiap definisi IRR tetap,
namun tidak ada satupun yang memberikan pengertian mendalam atas pengembalian

11
proyek yang benar. Ringkasnya, ketika ada pembalikan tanda lebih dari satu pada arus
kas, kemungkinan dari IRR berganda pasti ada, dan penafsiran normal dari IRR
menghilangkan maknanya. Dalam hal ini perlu mencoba kriteria NPV sebagai
gantinnya.

2.1.4.7 Tingkat Pengembalian Internal Yang Dimodifikasi

Kelemahan utama dari tingkat pengembalian relative internal dibandingkan


dengan metode nilai bersih sekarang merupakan asumsi tingkat penginvestasian
kembali yang dibuat oleh tingkat pengembalian internal. Baru-baru ini, suatu teknik
baru tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi (modified internal rate of return-
MIRR), yang semakin populer sebagai suatu alternative metode IRR karena
memungkinkan pembuat keputusan secara langsung menetapkan tingkat
penginvestasian kembali yang sesuai. Hasilnya, MIRR memungkinkan pembuat
keputusan untuk melakukan suatu pendekatan intuitif dari IRR yang dipasangkan
dengan asumsi tingkat penginvestasian kembali yang diperbaiki.

Daya pengaruh dibalik MIRR adalah asumsi bahwa semua arus kas bebas
selama masa operasi proyek yang diinvestasi kembali, berada di tingkat pengembalian
yang diinginkan sampai berakhirnya proyek tersebut. Dengan demikian untuk
menghitung MIRR, kita perlu mengambil semua arus masuk kas bebas tahunan,
ACIFts, dan menemukan nilai masa depan mereka pada akhir masa operasi proyek,
yang dimajemukan pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Kita akan menyebutkan
sebagai nilai terminal suatu proyek, atau TV. Kemudian menghitung nilai sekarang dari
arus kas keluar kas bebas. ACOFts, kembali ke nilai sekarang pada tingkat
pengembalian yang diinginkan. Jika pengeluaran awal merupakan satu-satunya aliran
keluar kas bebas. MIRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari
keluarnya kas bebas dengan nilai sekarang dari nilai terminal proyek. Secara matematis,
tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi dapat digambarkan sebagai nilai dari
MIRR pada persamaan berikut :

2.1.4.8 Spreadsheet Dan Tingkat Pengembalian Internal Yang Dimodifikasi

Seperti penghitungan keuangan lainnya yang menggunakan spreadsheet,


penghitungan MIRR juga sangat sederhana. Satu-satunya perbedaan antara hitungan ini

12
dan MIRR tradisional adalah dengan adanya spreadsheet. Tingkat pembiayaan mengacu
pada tingkat di mana kita meminjam uang yang diperlukan untuk investasi, sedangkan
tingkat penginvestasian kembali merupakan tingkat dimana kita menginvestasikan
kembali arus kas. Secara umum, hal ini mengasumsikan bahwa dua nilai tersebut satu
dan sama. Dengan demikian, kita masukan pada nilai k, nilai diskonto yang sesuai untuk
kedua nilai tersebut. Ketika nilai kas dimasukan ke spreadsheet, hal yang kita butuhkan
untuk melakukan ini adalah memasukan rumus MIRR Exel ke sel spreadsheet dan
biarkan spreadsheet melakukan hitungannya sendiri. Pada penghitungan IRR, paling
sedikit salah satu dari arus kas harus positif dan sedikitnya satu arus kas harus negative.
Rumus MIRR untuk masuk ke dalam sel spreadsheet adalah = MIRR (nilai, tingkat
pembiayaan, tingkat penginvestasian kembali), dimana nilai adalah bagian sel sederhana
dimana arus kas disimpan, dan k dimasukan untuk tingkat pembiayaan dan tingkat
penginvestasian kembali.

2.1.5 Etika Dalam Penganggaran Modal

Meskipun tidak tampak jelas, etika mempunyai suatu peran dalam penganggaran
modal. Tindakan apapun yang melanggar standar etika dapat menyebabkan hilangnya
kepercayaan, dan pada akhirnya berdampak negative untuk jangka panjang perusahaan.
Etika dan keputusan etis banyak mewarnai penganggaran modal. Sepertinya halnya
bidang keuangan keuangan lainnya, melanggar pertimbangan etika akan mengakibatkan
hilangnya kepercayaan public yang dapat memberikan efek negative terhadap kekayaan
pemegang saham.

2.1.6 Melihat Sekilas Praktik Penganggaran Modal Sebenarnya

Selama 50 tahun terakhir, popularitas masing-masing metode penganggaran


modal telah bergeser secara dramatis. Pada tahun 1950-an dan 1960-an metode periode
pengembalian mendominasi penganggaran modal, namun pada tahun 1970-an sampai
1990-an, teknik IRR dan NPV makin mendapat popularitas sampai sekarang digunakan
oleh hamper semua perusahaan dalam mengambil keputusan.

Meskipun kebanyakan perusahaan menggunakan NPV dan IRR sebagai teknik


utama mereka, namun kebanyakan perusahaan juga masih menggunakan periode
pengembalian sebagai metode keputusan sekunder untuk penganggaran modal. Secara

13
tertentu, perusahaan menggunakan periode pengembalian untuk mengontrol risiko.
Logika di balik ini adalah bahwa periode pengembalian secara dramatis menekankan
arus kas awal, yang dianggap lebih pasti, yakni risikonya lebih kecil ketimbang arus kas
yang terjadi kelak dalam umur proyek. Para manajer percaya penggunaanya akan
mengantar ke proyek-proyek dengan arus kas yang lebih pasti.

Bahkan mengandalkan periode pengembalian muncul lebih dramatis dalam


sebuah studi tentang praktek penganggaran modal pada 12 perusahaan manufaktur
besar. Studi ini juga menuntjukan bahwa meskipun metode arus kas diskonto digunakan
pada kebanyakan perusahaan, namun kriteria pengembalian sederhana merupakan
ukuran yang diandalkan terutama di sepertiga perusahaan yang distudikan. Penggunaan
metode pengembalian tampaknya lebih lazim untuk proyek-proyek kecil, terutama
dengan perusahaan yang sangat menyederhanakan analisis arus kas diskonto atau
terutama mengandalkan periode pengembalian. Maka, meskipun teknik-teknik
keputusan pada arus kas diskonto makin tersebar luas, penggunaan mereka tergantung
pada seberapa ukuran proyeknya.

2.1.6.1 Perusahaan Multinasional Penganggaran Modal

Kunci sukses dalam penganggaran modal adalah mengidentifikasi proyek-


proyek yang baik dan bagi banyak perusahaan, proyek-proyek yang baik ditemukan di
luar negeri. Contohnya adalah Coca-Cola di pasar internasional, dengan lebih dari 80%
laba minumannya berasal dari luar negeri dan pendapatan di Jepang lebih banyak
daripada di AS.

Untuk memasuki pasar-pasar asing, salah satu pendekatan yang telah digunakan
dengan suskses adalah melalui usaha patungan internasional atau aliansi strategis.
Melalui bentuk usaha seperti ini, dua atau lebih perusahaan menggabungkan
keterampilan dan sumberdaya mereka atas suatu proyek spesifik, mempertukarkan
teknologi dan akses ke saluran pemasaran. Misalnya adalah GM dan Suzuki Motors
akhir-akhir ini baru saja mengumumkan aliansi strategis yang akan memberi Suzuki
akses ke Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika, dimana CEO GM telah
mapan disana.

14
2.2 Manfaat Materi Ini Bagi Manajer Keuangan

Banyak yang dilakukan dalam bisnis melibatkan proses penganggaran modal.


Kerapkali ini disebut sebagai perencanaan strategis, namun pada umumnya melibatkan
keputusan penganggaran modal. Kita mungkin terlibat dalam riset pasar tentang usulan
produk baru, atau rencana pemasarannya, atau dalam menganalisis biayanya. Semua ini
merupakan bagian dari proses penganggaran modal. Begitu semua informasi ini
terkumpul, selanjutnya dianalisis dengan teknik-teknik dan alat-alat yang telah
dipelajari dalam bab ini. Hamper keputusan apa pun dapat dianalisis dengan
menggunakan kerangka kerja yang disampaikan disini. Itu karena metode NPV menilai
proyek yang sedang dipertimbankan. Yakni, metode ini mengamati nilai sekarang dari
manfaatnya lebih besar ketimbang biayannya, proyek itu diterima. Itu merupakan aturan
keputusan yang bagus dan dapat diterapkan dalam keputusan apapun yang dihadapi
bisnis.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses penganggaran modal melibatkan pengambilan keputusan dalam hal


investasi aktiva tetap. Kita pelajari lima kriteria yang lazim digunakan untuk
menentukan penerimaan atau penolakan proposal penganggaran modal. Metode
pertama, periode pengembalian, tidak memasukan nilai waktu uang ke dalam
perhitungannya, meskipun variasi dari metode ini. Yakni periode pengembalian
diskonto bisa. Metode-metode diskonto, NPV, indeks profitabilitas, IRR, dan MIRR
memang memperhitungkan nilai waktu uang.

1. - Periode pengembalian adalah banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk


mengembalikan investasi. Terima bila pengembalian adalah periode
pengembalian maksimum yang dapat diterima. Tolak bila pengembalian adalah
periode pengembalian maksimum yang dapat diterima. Keunggulan : 1)
Menggunakan arus kas bebas, 2) Mudah dihitung dan dipahami, 3) Dapat
digunakan sebagai alat penyaring kasar. Kekurangan : 1) Mengabaikan nilai
waktu uang, 2) Mengabaikan arus kas bebas yang terjadi setelah periode
pengembalian, 3) Pemilihan periode pengembalian maksimum bersifat arbitrer.
- Periode pengembalian diskonto adalah banyaknya tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan pengeluaran awal dari arus kas bebas yang didiskontokan.
Terima bila pengembalian diskonto ≤ periode pengembalian diskonto
maksimum yang dapat diterima. Tolak bila pengembalian diskonto ˃ periode
pengembalian diskonto maksimum yang dapat diterima. Keunggulan : 1)
Menggunakan arus kas bebas, 2) Mudah dihitung dan dipahami, 3)
Mempertimbangkan nilai waktu uang. Kekurangan : 1) Mengabaikan arus kas
bebas yang terjadi setelah periode pengembalian diskonto, 2) Pemilihan perode
pengembalian diskonto maksimum bersifat arbitrer.
2. NPV adalah nilai sekarang dari seluruh arus kas bebas tahunan dikurangi
pengeluaran awal investasi. Keunggulan : 1) Menggunakan arus kas bebas , 2)
Memperhitungkan nilai waktu uang, 3) Konsisten dengan tujuan perusahaan

16
untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Kekurangan : 1)
Membutuhkan perkiraan jangka panjang terinci dari arus kas bebas proyek , 2)
Sensivitas terhadap pilihan tingkat diskonto.
3. Indeks profitabilitas adalah rasio antara nilai sekarang arus kas bebas masa
depan terhadap pengeluaran awal. Keunggulan : 1) Menggunakan arus kas bebas
, 2) Memperhitungkan nilai waktu uang, 3) Konsisten dengan tujuan perusahaan
untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Kekurangan : Membutuhkan
perkiraan jangka panjang terinci dari arus kas bebas proyek.
4. IRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas
bebas masa depan proyek dengan pengeluaran awal proyek. Keunggulan : 1)
Menggunakan arus kas bebas, 2) Memperhitungkan niali waktu uang, 3)
Konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang
saham. Kekurangan : 1) Membutuhkan prakiraan jangka panjang terinci dari
arus kas bebas proyek, 2) Kemungkinan adanya banyak IRR, 3) Mengasumsikan
arus kaks selama umur proyek diinvestasikan kembali pada tingkat IRR.

IRR yang telah dimodifikasi adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai
sekarang arus kas proyek dengan nilai sekarang nilai akhir proyek. Keunggulan :
1) Menggunakan arus kas bebas, 2) Memperhitungkan niali waktu uang, 3)
Konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang
saham. Kekurangan : Membutuhkan prakiraan jangka panjang terinci dari arus
kas bebas proyek

5. Etika dan keputusan etis banyak mewarnai penganggaran modal. Sepertinya


halnya bidang keuangan keuangan lainnya, melanggar pertimbangan etika akan
mengakibatkan hilangnya kepercayaan public yang dapat memberikan efek
negative terhadap kekayaan pemegang saham.
6. Kriteria keputusan penganggaran modal diskonto telah menjadi makin popular
dan sekarang mendominasi proses pengambilan keputusan.

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai