Anda di halaman 1dari 5

PORTOFOLIO

Topik: Hemoroid Interna

Tanggal (kasus): Mei 2013 Presenter: dr. Fira Thiodorus

Tangal presentasi:- Pendamping: dr. Yulinda S.Siregar

Tempat presentasi: RS DKT Bengkulu

Obyektif presentasi:
√□ Keilmuan √ □ Keterampilan √ □ Penyegaran √ □ Tinjauan pustaka

√□ Diagnostik √ □ Manajemen √ □ Masalah □ Istimewa

□Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja √□ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi: Pria, 43 tahun, datang dengan keluhan BAB disertai darah sejak 3 bulan sebelum
ke rumah sakit. Darah berwarna merah segar, menetes setelah BAB, dan tidak bercampur
dengan feses. OS juga merasakan adanya benjolan di anus yang dapat masuk kembali tanpa
didorong. Sebelumnya, sekitar satu tahun yang lalu os mengeluhkan sulit buang air besar
dan seringkali harus mengedan untuk dapat BAB. Keluhan sulit BAB tidak disertai dengan
nyeri saat BAB dan terkadang dubur terasa panas setelahnya. Penurunan nafsu makan,
penurunan berat badan, dan perubahan bentuk feses disangkal. OS jarang makan sayur dan
buah, serta tidak pernah berolahraga.
Pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal.

□ Tujuan: Melakukan penegakkan diagnosis serta penatalaksanaan pada pasien hemoroid

Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset √□ Kasus □ Audit

Cara membahas: □ Diskusi √□Presentasi dan □ E‐mail □ Pos


diskusi

Data pasien: Nama: Tn.I No registrasi: -

Nama klinik: RS DKT Bengkulu Telp: - Terdaftar sejak: -

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Hemoroid interna grade II


BAB disertai darah sejak 3 bulan sebelum ke rumah sakit. Darah berwarna merah segar,
menetes setelah BAB, dan tidak bercampur dengan feses. OS juga merasakan adanya
benjolan di anus yang dapat masuk kembali tanpa didorong. Sebelumnya, sekitar satu tahun
yang lalu os mengeluhkan sulit buang air besar dan seringkali harus mengedan untuk dapat
BAB. Keluhan sulit BAB tidak disertai dengan nyeri saat BAB dan terkadang dubur terasa
panas setelahnya. Penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan perubahan bentuk
feses disangkal. OS jarang makan sayur dan buah, serta tidak pernah berolahraga.
Pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal.

2. Riwayat Pengobatan: Os belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya

3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: Riwayat penyakit lain selain yang dikeluhkan sekarang
disangkal

4. Riwayat keluarga/ masyarakat: Riwayat keluhan serupa dan penyakit lain pada anggota
keluarga disangkal

5. Riwayat pekerjaan: Pegawai negeri

6. Lain‐lain : Jarang makan sayur dan buah, tidak pernah berolahraga

Daftar Pustaka:
1. Syamsuhidajat R, de Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005.
2. Townsend C, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston textbook of surgery. 17 thed.
Philadelphia : Saunders; 2004.
3. Simadibrata M. Hemoroid. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.
4. Thornton SC. Hemorrhoids. 2012 September 12th [cited 2012 October 25th].
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/775407-overview.
Hasil pembelajaran:

1. Definisi dan epidemiologi hemoroid


2. Klasifikasi hemoroid
3. Etiologi, faktor risiko, dan patogenesis hemorid
4. Manifestasi klinis hemoroid
5. Penegakkan diagnosis hemoroid
6. Penatalaksanaan hemoroid

Subjektif

Pria, 43 tahun, datang dengan keluhan BAB disertai darah sejak 3 bulan sebelum ke rumah
sakit. Darah berwarna merah segar, menetes setelah BAB, dan tidak bercampur dengan feses.
OS juga merasakan adanya benjolan di anus yang dapat masuk kembali tanpa didorong.
Sebelumnya, sekitar satu tahun yang lalu os mengeluhkan sulit buang air besar dan seringkali
harus mengedan untuk dapat BAB. Keluhan sulit BAB tidak disertai dengan nyeri saat BAB
dan terkadang dubur terasa panas setelahnya. Penurunan nafsu makan, penurunan berat badan,
dan perubahan bentuk feses disangkal. OS jarang makan sayur dan buah, serta tidak pernah
berolahraga.

Objektif

Tanda Vital:

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Suhu : 36,5 oC

Pernafasan : 20 kali/menit

Status Generalis

Mata : Tidak ada kelainan

Mulut dan Tenggorokan : Tidak ada kelainan

Jantung : Tidak ada kelainan

Paru : Tidak ada kelainan

Abdomen: Tidak ada kelainan

Genitalia: Tidak diperiksa

Ekstremitas: Tidak ada kelainan

Assessment

Setelah dilakukan anamnesis (subjektif) dan pemeriksaan fisik (objektif) pada pasien,
ditegakkan diagnosis berupa hemoroid interna grade II. Penegakkan diagnosis dipikirkan
berdasarkan penjelasan berikut ini:

Pasien berusia 43 tahun datang dengan keluhan utama BAB disertai darah sejak 3 bulan
sebelum ke rumah sakit. Dari anamnesis lebih lanjut didapatkan bahwa darah berwarna merah
segar. Keluhan berupa BAB disertai darah berwarna merah segar yang menetes setelah selesai
BAB dan tidak bercampur dengan feses, serta adanya benjolan pada anus yang dapat
dimasukkan kembali; didahului dengan kesulitan buang air besar selama satu tahun yang
membuat OS harus mengedan, dan terkadang terasa panas pada dubur setelah selesai BAB
mengarahkan penegakkan diagnosis hemoroid.

Adanya riwayat benjolan yang dapat masuk tanpa didorong masuk semakin memperkuat
penegakkan diagnosis hemoroid. Sering mengedan, jarang makan sayur dan buah, serta tidak
pernah berolahrga merupakan faktor risiko. Kemungkinan polip recti disingkirkan mengingat
adanya riwayat benjolan yang dapat dimasukkan kembali sebelumnya (polip recti tidak dapat
didorong masuk karena bertangkai dan umumnya terjadi pada anak-anak). Prolaps recti juga
dapat disingkirkan mengingat benjolan yang keluar berwarna kebiruan dan umumnya prolaps
recti terjadi karena proses partus yang lama. Kemungkinan karsinoma kolorektal disingkirkan
mengingat usia pasien yang baru mencapai dekade 3, serta tidak ada tanda-tanda berupa
penurunan nafsu makan, berat badan, dan perubahan bentuk feses.

Dari semua karakterisitik gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisik diagnosis yang paling cocok
untuk ditegakkan adalah hemoroid. Oleh karena itu, ditegakkan diagnosis hemoroid interna
grade II.

Plan

Tatalaksana hemoroid interna derajat II dilakukan dengan terapi konservatif. Kebanyakan


penderita hemoroid derajat pertama dan derajat kedua dapat ditolong dengan tindakan lokal
sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat
tinggi seperti sayur dan buah-buahan. Makanan ini membuat gumpalan isi usus besar, namun
lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengejan berlebihan.
Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek yang bermakna kecuali efek
anestetik dan astringen. Rendam duduk dengan dengan cairan hangat juga dapat meringankan
nyeri.Pasien dan keluarga dapat diberikan anjuran untuk mengubah kebiasaan makan dan
olahraga (dibiasakan makan sayur dan buah serta olahraga teratur).

Anda mungkin juga menyukai