Anda di halaman 1dari 16

Strategi pelaksanaan komunikasi perilaku kekerasan.

Strategi komunikasi pada pertemuan pertama (SP 1):


SP 1 -
(a) membina hubungan saling percaya,
klien (b) Identifikasi penyebab perasaan marah,
(c) Indentifikasi tanda dan gejala marah,
(d) Identifikasi perilaku kekerasaan yang sering dilakukan,
(e) Ajarkan cara mengontrol
(1) Tahap Orientasi
Salam ”assalamu’alaikum pak, perkenalkan nama saya gunawan sasmita, panggil saya sasmita,
terapeutik saya perawat yang didinas di ruang Arjuna ini, hari ini saya dinas pagi dari pukul 07.00-
14.30. saya yang akan merawat bapak selama bapak di rumah sakit ini. Agar kita lebih
dekat saya kenal nama bapak, Nama bapak siapa?, biasanya senang dipanggil siapa?”
Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, baik, apa sebenarnya yang menyebabkan bapak
diantar oleh saudara datang ke RS ini?.
Kontrak (topik, waktu dan tempat)
“Baiklah bapak saya ingin mengajak bapat untuk dapat menceritakan tentang masalah
bapak
saat ini, bersedia bapak?”, “ada waktu berapa lama bapak bersedia untuk menceritakan
masalah bapak?” ....., “bagaimana kalau 10 menit?”........, “dimana ya pak enaknya kita
berbincang-bincang?”....., “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di ruang tamu?”
(2) Tahap kerja
Gali “apa yang menyebabkan bapak marah?”
masalah “apakah sebelumnya bapak pernah marah?”
“teruspenyebabnya apa?”,
Samakah dengan yang sekarang?”
“ O...iya, jadi ada 2 penyebab marah?”
“Pada saat penyebab marah itu ada, apa yang bapak rasakan?” ( misalkan penyebab
marah belum tersedianya hidangan makan, karena istri sibuk bekerja)
“apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat dan tangan mengepal?”,
Setelah itu, “apa yang bapak lakukan?”
O....ya..., jadi bapak memukul istri, memecah piring, apakah kemudian cara ini
makanan dapat terhidangkan?”(tunggu respon klien.....jawab klien, “tidak” ) tidakan
kan,
“apa kerugian dari tindakan bapak?”,....... betul, istri sakit dan jadi takut, piring-piring
pecah, menurut bapak bagaimana perasaan bapak setelah kejadian ini?”
maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”
Ajarkan “ada cara-cara yang sangat bermanfaat guna mengontrol kemarahan bapak, salah
cara 1 satunya adalah dengan cara fisik, yaitu dengan cara melakukan kegiatan fisik yang
bapak sukai, apakah olah raga, aktifitas lain seperti membersihkan rumah, maka marah
bapak dapat tersalurkan dengan baik?”

“Bagaimana kita belajar cara yang satu dulu?’,


“begini pak, kalau tanda-tanda marah itu bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik
nafas panjang, tahan sebentar, lalu keluarkan, berlahan-lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo,... coba lagi tarik dari hidung, bagus... tahan, kemudian
keluarkan melalui mulut. Nah lakukan 5 kali, bagus sekali.
Bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaan bapak sekarang?’.

”Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasamarah itu muncul, bapak sudah terbiasa.
(3) Fase terminasi
evaluasi ”Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”
”Jadi, ada 2 penyebab marah, .......(coba sebutkan) dan yang bapak rasakan saat itu
bagaimana?..... (coba sebutkan) dan yang bapak lakukan apa?..... (coba sebutkan) yang
bapak rasakan saat itu bagaimana?..... (coba sebutkan)

”coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang
bapak lakukan kalau perasaan marah itu muncul?”, dan jangan lupa cara mengatasi
seperti yang kita pelajari bersama, sekarang kita buat jadwal latihan ya pak, .... berapa
kali sehari bapak mau latihan nafas dalam?, jam berapa saja pak?”, baik, bagaimana
kalau 2 jam sekali saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk mencegah atau
mengontrol marah, tempatnya disini saja ya pak’.... sampai nanti, asalamu’alaikum.
Strategi komunikasi pada pertemuan ke-dua (SP 2) :
SP 2 -
Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, meliputi
klien (a) evaluasi latihan nafas dalam, (b) latihan cara fisik ke-2; pukul kasur dan bantal,
(c) susun jadwal kegiatan harian,
(1) Tahap Orientasi
Salam ”Assalamu’alaikum pak (usahakan sebut nama), sesuai janji saya dua jam yang lalu, saya
terapeutik sekarang datang lagi
Evaluasi & ”bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?”
kontrak ”Baik sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik
waktu untuk cara yang kedua”, Bapak bersedia,
”mau berapa lama ? Bagaiman kalau 20 menit?
”dimana kita bicara? Bagaiman kalau diruang tamu?
(2) Tahap kerja
Ajarkan ”Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-
cara 2 debar, mata melotot, salain dengan menggunakan cara nafas dalam, dapat bapak
lampiaskan dengan cara melakukan tindakan yang tidak merugikan atau membayakan,
seperti bapak memukul bantal atau kasur”.
”sekarang mari kita latihan memukul bantal atau kasur. Mana kamar bapak?”.
jadi kalau nanti bapak kesal atau ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah coba bapak lakukan, pukul
kasur dan bantal”.
Nah bagus sekali bapak dapat melakukannya”. Kekesalan lampiaskan kekasur atau
bantal”. ”nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah,
kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya”.
(3) Fase terminasi
”bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”,
”ada berapa cara latihan kita, coba bapak sebutkan?, bagus!”
“mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Jam berapa kita tebah-
tebah kasur atau bantal?
Bagaimana kalau setiap pagi?”, baik, jadi jam 08.00 pagi dan jam 17.00 sore. Lalu kalau
ada keinginan marah sewaktu-waktu lakukan hal yang sama.
Besuk pagi kita ketemu lagi, kita akan latihan cara mengontrol dengan belajar bicara
yang baik, besuk jam berapa pak?” baik, besuk pagi jam 10.00 kita ketemu lagi ditempat
ini, sampai besuk. Assalamu’alaikum.
Strategi Komunikasi pada pertemuan ke-tiga (SP 3) : Latihan mengontrol perilaku
SP 3 -
kekerasan secara sosial dan verbal, meliputi
klien (a) evaluasi jadual harian untuk 2 cara fisik,
(b) latihan mengungkapkan cara marah secara verbal; menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.
(1) Tahap Orientasi
Salam ”Assalamu’alaikum pak sesuai janji saya kemarin, saya sekarang ketemu lagi.
terapeutik
Evaluasi ”bagaimana perasaan bapak pagi ini, sudahkah dilakukan latihan tarik nafas dalam atau
saat sedang mengalami perasaan marah bapak melampiaskan dengan memukul
bantal?”
”coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya?
”Baagus, nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri
Tulis : ”M” artinya mandiri, kalau diingatkan oleh perawat
”B” artinya dibantu, kalau tidak dilakukan
”T” artinya belum bisa dilakukan.
kontrak ”Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?, ”mau
waktu berapa lama?” ”Bagaimana kalau 20 menit?,
”dimana kita bicara?, ”Bagaiman kalau diruang tamu?”
(2) Tahap kerja
Ajarkan ”sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
cara 3 disalurkan melalui taraik nafas dalam dan memukul kasur atau bantal dan sudah lega,
maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah”, ada 3 caranya pak,
”Pertama, meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak bilang penyebab marahnya karena
minta uang sama istri tidak diberi”
# Coba bapak minta dengan baik, ”Bu, saya perlu uang untuk beli rokok”
Kalau dirumah, bapak bisa melakukannya bila ada keperluan sama istri, anak /saudara
dengan baik seperti meminta sesuatu, meminjam sesuatu, menyuruh kepada oranglain.
Nah sekarang coba bapak praktekkan, bagus pak.
”Ke-dua, menolak dengan baik. Jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya”,
katakan; ”maaf, saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan”. Coba bapak
praktekkan. Bagus pak.
”Ke-tiga, mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal bapak dapat mengatakan; ”saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu”
Coba praktek. Bagus pak.
(3) Fase terminasi
”bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah
dengan bicara yang baik?”
”coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik setalah kita belajar tadi?”, bagus,
sekarang kita masukan dalam jadual.
”barapa kali bapak mau latihan bicara yang baik?”
bisa kita buat jadwalnya?”.
coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang atau
yang lain. ”Bagus, nanti dicoba ya, pak?”
”bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?”, nanti kita akan bicarakan cara lain
untuk mengatasi rasa marah bapak dengan cara ibdah, bapak setuju? Mau dimana,
pak?”,
Nanti kita akan bicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan
cara ibadah, ”bapak setuju?”, ”Mau dimana pak?”, ”Disini lagi?”, ”Baik sampai nanti,
ya”.
Strategi Komunikasi pada pertemuan ke-empat (SP 4) : Latihan mengontrol perilaku
SP 4 -
kekerasan secara spiritual, meliputi;
klien (a) diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan sosial,
(b) latihan sholat atau berdoa, dan (c) buat jadual latihan sholat atau berdoa.
(1) Tahap Orientasi
Salam ”Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang
terapeutik lagi”. Baik, yang mana yang mau dicoba?”
Evaluasi & ”bagaimana pak, apakah sudah berlatih?”, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan
secara teratur?”,
Bagus sekali, kemudian bagaimana rasa marahnya?”
kontrak “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu
waktu dengan ibadah kepada Tuhan yang kuasa?”.
”Dimana tempat kita berbincang-bincang?”, bagaimana kalau ditempat tadi?”, Berapa
lama kesediaan bapak untuk berbincang-bincang?”, Bagaimana kalau 15 menit?”.
(2) Tahap kerja
Ajarkan ”Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan?”
cara 4 ”Bagus,........ Baik, yang mana mau dicoba?
”Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam.
”Jika tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar tetap rileks, jika tidak reda juga
ambil air wudhu kemudian sholat”(untuk ibadah sholat dilakukan bagi muslim).
”Bapak bisa melakukan solat secara teratur untuk meredakan kemarahan”.
”coba bapak sebutkan sholat lima waktu?”, bagus, mau coba yang mana?”, sebutkan
caranya
(3) Fase terminasi
”bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
jadi sudah berapa cara untuk mengontrol marah kita pelajari?”
bagus, sekarang kita masukan dalam jadual.
”kapan waktunya bapak ingin melakukan sholat?”
bisa kita buat jadwalnya?”. coba masukkan dalam jadual kegiatan sehari-hari.
”coba bapak sebutkan lagi cara mengendalikan dengan berdoa bila bapak marah?”
”bagaimana kalau besuk kita ketemu lagi?”
besuk kita akan bicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak dengan menepati
minum obat, bapak setuju? Mau jam berapa, pak?”,
”Mau dimana pak?”, ”Disini lagi?”, ”Baik sampai besuk, ya”. Assalamu’alaikum
Strategi Komunikasi pada pertemuan ke-lima (SP 5) : Latihan mengontrol perilaku
kekerasan dengan obat, meliputi;
SP 5 -
(a) evaluasi jadual kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih
klien (b) latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar, yaitu; benar nama
pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat,
dan benar dosis obat. Disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat. Dan
susun jadual minum obat secara teratur
(1) Tahap Orientasi
Salam ”Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya datang lagi”.
terapeutik
Evaluasi ”bagaimana pak, apakah sudah berlatih latihan tarik nafas dalam, pukul kasur atau bantal,
bicara yang baik, kemudian dengan solat?”,
mari kita bersama-sama lihat jadual yang telah bapak tetapkan?”,
Bagus, ”apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”,
Bagus sekali, kemudian bagaimana rasa marahnya?
kontrak ”Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu
waktu dengan mematuhi minum obat?”.
”Dimana tempat kita berbincang-bincang, ya?”, bagaimana kalau ditempat kemarin?”,
Berapa lama kesediaan bapak untuk berbincang-bincang?”, Bagaimana kalau 15 menit?”.
(2) Tahap kerja
Ajarkan ”Bapak sudah dapat obat dari dokter?”
cara 2 ”Berapa macam obat yang Bapak minum?”
“apa warnanya?”,
Bagus, “jam berapa bapak minum obat ?”, Bagus
”Begini pak, untuk mencegah timbulnya marah bapak harus mematuhi minum obat secara
teratur.
Ada 3 jenis obat yang harus bapak ketahui, yaitu; pertama, warnnya oranye namanya
CPZ gunanya agar bapak pikirannya tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar
bapak lebih rileks dan tenang, sedangkan yang merah jambu namanya HLP gunanya agar
pikiran teratur dan rasa marah berkurang, semua ini bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi,
jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
”bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk mmbantu, mngatasinya
bapak bisa minum air putih sedikit-sedikit tapi sering”
”bila tarasa mata bapak berkunang- kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktifitas dulu”.
”nanti bila di rumah, sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label dikotak obat, apakah
nama bapak tertulis dalam label tersebut, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa
saja harus diminum, baca apakah nama obatnya sudah benar?.
”jangan pernah menghentikan obat sebelum konsultasi dengan dokter ya bak, karena
dapat terjadi kekambuhan”.
”sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak”.

(3) Fase terminasi


”bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap tentang cara mematuhi minum
obat?”
”coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang bapak minum?”, bagus, bagaimana cara minum
obat yang benar?”
Nah, sudah arapa kali bapak belajar mengontrol perasaan marah?”,
bisa kita tambahkan dalam jadwal kegiatan bapak yaitu minum obat secara terjadual?”.
coba masukkan dalam jadual bapak?”
Bagus, nanti bapak tepati,..... ya?”
Baik pak, besuk kita bertemu lagi untuk terus berlatih cara-cara yang telah kita pelajari
kemarin dan hari ini, ”bapak bersedia?”
”Mau dimana, pak?”, Besuk kita akan praktek kembali, ”bapak setuju?”
”Baik, sampai besuk,..... ya”. Assalamu’alaikum.

2. Rencana strategi komunikasi perawat – keluarga


a). Tujuan
Keluarga dapat merawat klien di rumah
b) Tindakan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga perilaku kekerasan
3) Diskusikan bersama keluarga kondisi klien yang perlu segera dilaporkan kepada
perawat, seperti melempar atau memukul benda atau orang lain
4) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
(a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah
diajarkan oleh perawat.
(b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
(c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien
menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
(d) Buatlah perencanaan pulang bersama keluarga

c) Strategi komunikasi pada keluarga

SP - 1 keluarga
Pertemuan pertama (SP 1. keluarga); memberi penyuluhan kepada keluarga tentang cara
merawat klien perilaku kekerasan di rumah, meliputi; (1) diskusikan masalah yang
dihadapi keluarga dalam merawat klien, (2) diskusikan bersama keluarga tentang perilaku
yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut, (3) diskusikan bersama keluarga kondisi-
kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau
memukul benda atau oranglain.
(1) Tahap Orientasi
Salam terapeutik
”assalamu’alaikum Bu, perkenalkan nama saya gunawan sasmita, panggil saya sasmita, saya
perawat yang didinas di ruang Arjuna ini, hari ini saya dinas pagi dari pukul
07.00-14.30. saya yang merawat bapak selama bapak di rumah sakit ini. Agar kita lebih
dekat saya ingin perkenalan dengan ibu, Nama ibu siapa?, biasanya senang dipanggil
siapa, bu?”, betulkah ibu istri bapak?
Validasi
“Bagaimana perasaan bu selama suami ibu dirawat di rumah sakit ini?, baik, apa
sebenarnya yang menyebabkan bapak diantar oleh saudara datang ke RS ini, bu?.
Kontrak (topik, waktu dan tempat)
“Baiklah bu, saya ingin tahu lebih banyak dari ibu tentang masalah bapaknya, yaitu
suami ibu, bersedia ibu?”, “ada waktu berapa lama ibu bersedia untuk menceritakan
masalah bapak?” ....., “bagaimana kalau 10 menit?”........, “dimana ya ibu enaknya
kita berbincang-bincang?”....., “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di ruang
saya?”
(2) Tahap Kerja
”Bu, apa masalah yang ibu hadapai dalam merawat bapak?, ”apa yang ibu lakukan ?”, Baik
bu, saya akan coba jelaskan tentang marah bapak dan hal-hal yang perlu diperhatikan”.
”Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan cara yang
benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan, begini bu, biasanya
seorang suami itu marah dan ngamuk kepada istrinya adalah kalau dia merasa direndahkan,
keinginan tidak terpenuhi, ”kalau bapak apa bu penyebabnya?”, ya, baik.
”nanti kalau di rumah, bila bapak kelihatan gelisah, mondar mandir, tegang dan merah
matanya, itu artinya bapak sedang marah dan biasanya akan dibarengi dengan melampiaskan
emosinya dengan berbagai cara seperti membanting-banting perabotan rumah tangga atau
mumukul kasar istrinya atau anaknya?” , sedangkan bapak, apa yang biasa dilakukan
ketika bapak marah?”, ya, baik.
”bila hal tersebut terjadi lagi sebaiknya ibu tetap tenang tapi waspada, jauhkan
benda-benda yang berbahaya atau berharga atau anak-anak, bicaralah yang lembut dan
penuhi kebutuhannya selama tidak membahayakan, jawablah dengan tegas bila tidak
memiliki apa yang dibutuhkan”. Bila bapak masih ngamuk dan marah segera bawa ke
Puskesmas atau RSJ terdekat. Minta bantuan keluarga untuk melakukan ikatan secara baik.
Dalam melakukan ikatan tetap waspada, lindungi diri kita dulu. Beri penjelasan saat
mengikat yaitu bapak diikat ini tidak ada maksud jelek tetapi ingin mengamankan bapak
agar tidak mencederai diri, saudara, atau orang lain dan merusak lingkungan”
”bu, mengertikan apa yang saya jelaskan tadi, seperti penyebab marah?”, coba ibu
sebutkan penyebab marah dan bagaimana cara menghadapai bila marah?” bagus, berarti ibu
sudah paham.
”ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadual latihan cara mengontrol marah yang
sudah dibuat, yaitu; secara fisik, verbal, spiritual dan obat secara teratur”
”kalau bapak bisa melakukan latihan dengan baik, jangan lupa di puji ya bu”
(3) Tahap terminasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat, bapak?”, coba
ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”, setelah di rumah coba ibu selalu ingatkan jadual
yang telah dibuat untuk bapak ya bu”. ”kapan ibu akan berkunjung lagi?”.
”Bagaimana kalau kita ketemu 1 minggu lagi untuk belajar langsung cara mengontrol marah
bersama bapak ?”, ingsaallah tempatnya besuk disini?”, ibu bersedia ? baik, kita
ketemulagi besuk 1 minggu lagi, trimakasih atas kedatang ibu, selamat jalan.
SP - 2 Keluarga
Pertemuan ke-dua (SP 2. keluarga) : melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol
kemarahan, meliputi; (a) evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah, (b) anjurkan
keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat,
(c) ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan
kegiatan tersebut secara tepat. dan (d) diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus
dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan.
(1) Tahap Orientasi
Salam terapeutik
”assalamu’alaikum Bu, sesuai dengan janji kita 1 minggu yang lalu, ibu bisa menyisihkan
waktu untuk datang?”, ”bagaimana khabarnya ibu?”, Sehatkan, bu?”
Validasi
"Baik, masih ingat diskusi kita yang lalu?”
”adakah yang ingin ibu tanyakan?”
”bagaimana sekarang kita latiahan bersama bapak?, baik, kalau ibu bersedia nanti kita
panggilkan agar bersama-sama kita untuk mengatasi perihal marah, bapak.
“Baiklah bu, kita hadirkan bapak disini, ada waktu berapa lama ibu bersedia untuk
menemani bapak?” ....., “bagaimana kalau 10 menit?”........, “dimana ya ibu enaknya
kita berbincang-bincang?”....., “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di ruang saya
ini ?”
(2) Tahap Kerja
” Nah pak, coba ceritakan keada ibu, latihan yang sudah bapak lakukan. Bagus sekali. Coba
perlihatkan kepada ibu jadwal harian bapak!, bagus!
”nanti dirumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan bapak”,
”sekarang kita coba latihan bersama-sama ya, pak?”
”Masih ingat ya pak!,
”coba, kalau ada perasaan marah, apa yang harus dilakukan pak?”, ”ya.... betul sekali,
bapak berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan, atau tiup
berlahan-lahan lewat mulut seperti mengeluarkan kemarahan. ”ayo,......coba lagi, tari
dari hidung, .......bagus, .....tahan, dan tiup berlahan-lahan lewat mulut. Nah, lakukan
sampai lima kali !,
”coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali !, ..... bagus
sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.
”cara yang kedua masih ingat, pak, bu ?” (tunggu respon klien)
”ya, ...... benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal dan
berdebar-debar, mata melotot, selain nafas dalam dapat memukul kasur atau bantal !”.
”sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal, mana kamar bapak?, jadi, kalau
nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan kemarahan tersebut
dengan memukul kasur dan bantal.
”Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu”.
”ya,..... bagus sekali bapak melakukannya”.
”cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga cara, coba
praktekan langsung kepada ibu cara bicara ini, yaitu :
Pertama, meminta dengan baik tanpa marah denagn nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya: “bu, saya perlu uang untuk beli rokok ?”, coba
bapak praktekkan, Bagus pak.
Ke-dua, menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: “maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan”, coba bapak
praktekan.
“ya,....coba prktekkan”, .....”bagus pak”,
Ke-tiga, mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan: ”saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu”
”ya,.... coba praktekkan !, ya, bagus !,
”Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?” , ”baik
sekali”, bapak coba langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga
marahnya maka rebahkan badan bapak agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu
kemudian sholat. ”bapak bisa melakan secara teratur dengan didampingi ibu untuk
meredakan kemarahan”.
”cara terakhir adalah minum obat secara teratur ya pak, agar pikiran bapak menjadi
tenang, tidurnya tenang, tidak ada rasa marah”
”Coba bapak, jelaskan berapa macam obatnya !”, ”bagus”, jam berapa minum obat’,
”bagus. “apa gunanya obat?”, “bagus”. Apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat.
“wah, bagus sekali”, satu minggu yang lalu sudah saya jelaskan kepada bapak
atau ibu tentang terapi pengobatan. Ibu tolong selama di rumah, ingatkan bapak
untuk meminum obat secara teratur?

(3) Tahap terminasi


“baiklah bu, latihan kita sudah selesai”, “bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan
cara-cara mengontrol marah langsung kepada bapak ?”
“bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marag?
“selanjutnya tolong pantau dan motivasi bapak dalam melaksanakan jadual latihan yang
telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk bapak, bila dapat
melakukan dengan benar, ya.....bu !.
”karena bapak sebentar lagi sudah diizinkan pulang, bagaimana 1 minggu lagi bertemu
untuk membicarakan jadual aktifitas di rumah dan puskesmas, ”ibu bersedia”, ya,
....baik, ingsaalloh swt ibu masih diberikan sehat sehingga kita masih dipertemukan
pada minggu depan, di tempat ini, jam 09.30 dengan topik yang sama, terimaksih, wassalam
Wr. Wb.

SP - 3 Keluarga
Pertemuan ke-tiga (SP 3. keluarga) : membuat perencanaan pulang bersama keluarga,
meliputi; (a) buat perencanaan pulang bersama keluarga.
(1) Tahap Orientasi
”assalamu’alaikum Bu, sesuai dengan janji kita 1 minggu yang lalu, ibu bisa menyisihkan
waktu untuk datang?”, ”bagaimana khabarnya ibu?”, Sehatkan, bu?”
Validasi
Baik, masih ingat diskusi kita sekarang?”
”Ya,....betul, karena bapak ini sudah diperkenankan pulang, maka kita perlu diskusikan
bagaimana perawatan di rumah bapak?
”bagaimana bu, selama bapak di rawat di rumah sakit ini ada nggak perubahan ?”. baik,
kita sekarang diskusi rencana perawatan di rumah ya bu, sehingga ibu akan lebih mudah,
ibu bersedia, kan ?”, ”baik”, ”berapa lama ibu ada waktu?”, “bagaimana kalau 10
menit?”........, “dimana ya ibu enaknya kita berbincang-bincang?”....., “Bagaimana kalau
kita berbincang-bincang di ruang saya ini ?”
(2) Tahap Kerja
”Pak, bu, jadual yang telah di buat selama di rumah sakit tolong dilanjutkan di rumah,
baik jadual aktifitas maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal bapak, ya
bu!
”hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
bapak selama di rumah, ....... berikan kesempatan bapak untuk mengekspresikan
perasaannya ya, bu!
”Kalau misalnya bapak menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang
lain. Jika hal ini terjadi hubungi perawat di puskesmas terdekat. Jika ibu kesulitan
maka ibu bisa menghubungi tim krisis di RS ini
(3) Tahap terminasi
”bagaimana bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba ibu sebutkan apa saja yang perlu
diperhatikan (jadual kegiatan, tanda atau gejala, follow up ke puskesmas). Baiklah,
silahkan menyelesaikan administrasi!, saya akan mempersiapkan pakaian dan obat, bapak”.
selamat jalan,

3. Rencana strategi komunikasi perawat – dokter


a) Tujuan
Kolaborasi pemberian obat untuk menurunkan gaduh gelisah
b) Tindakan
(a) Beritahu kondisi klien saat ini
(b) beritahu tindakan yang sudah dilakukan
(c) Mintalah saran tindakan apa yang harus dilakukan
c) Strategi pelaksanaan komunikasi
(1) Tahap oreintasi
Salam terapeutik
”Selamat pagi dokter ”,
Validasi
”bagaimana khabarnya dok,
Kontrak
”Dakter ini saya perawat pasien nana, ada yang ingin saya konsulkan”, dokter ada
waktu”
(2) Tahap kerja
"Begini dokter, perlu saya sampaikan mengenai keadaan pasien nana”, ”Kondisi pasien
nana tadi malam tidak dapat tidur, berteriak-teriak, sulit makan, sudah diijeksi
valium 2 ml?
"Apa tindakan yang tepat ya dok, agar gaduh gelisah berkurang?"
(3) Tahap terminasi
”ya, jadi kita observasi terus, ....kemudian kalau toh tidak ada reaksinya kita
lakukan tindakan ECT, begitu dokter”
”kapan dokter akan mengobservasi langsung”
”terimakasih dokter, kita tunggu berkembangannya”.

4. Rencana strategi komunikasi perawat – perawat


a) Tujuan
Operan sift jaga
b) Tindakan
(a) Beritahu kondisi klien saat ini
(b) Beritahu tindakan yang sudah dilakukan
(c) Diskusikan bersama tindakan apa yang harus dilakukan
c Strategi komunikasi terapeutik
(1) Tahap orientasi
Salam terapeutik
”Selamat pagi bapak, ibu”,
Validasi
”bagaimana kabarnya pagi hari ini, mudah-mudah bapak ibu mendapatkan lindungan
Allah swt, begini bapak ibu pagi hari ini kita akan evaluasi pasien, bersamaan
dengan operan jaga,
Kontrak
”kita tahu tujuan evaluasi ini untuk mengetahui berkembangan klien, dan mohon
petugas jaga malam dapat menyampaikan infiormasinya, bapak-ibu setujukan, untuk
bersabar sebentar, ya kurang lebih 10 menit?
(2) Tahap kerja
”bapak ibu kita mulai ya dari klien A.. klien A ini tadi malam tenang, tidur sering
terjaga bolak-balik ke kamar mandi, makan dihabiskan minum obat, tetapi kadang
emosinya masih dangkal, persepsinya realitis”
”Bapak ibu ada yang perlu didiskusikan?”
dan seterusnya ke pasien berikutnya
(3) Tahap terminasi
”bapak ibu, ada 3 pasien yang menunjukkan perkembangan bagus, tinggal bagaimana
memulihkan sosialnya dengan keluarga”,
”oh ya, 3 pasien tersebut perlu mendapatkan dukungan dari keluarga”. Sebelum pulang
tolong keluarga perlu mendapatkan terapi, sehingga keluarga siap menerima. itu saja
pertemuan pagi, sampai ketemu besuk pagi.

Anda mungkin juga menyukai