Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTEK PROFESI

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN GERONTIK DENGAN KASUS HIPERTENSI


DI DUSUN JEJERAN 2 MENGGUNAKAN PENDEKATAN NANDA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada

Stase Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh:
Nella Sri Pujirahayu
17/420994/KU/20179

Dosen Pembimbing
Dwi Harjanto, S.Kp., M.Sc

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
HIPERTENSI

Materi : Hipertensi

Pokok Bahasan : Penyakit Hipertensi pada Lansia

Hari/ tanggal : Kamis, 31 Mei 2018; Jumat, 8 Juni 2018;


Kamis, 28 Juni 2018; Kamis, 5 Juli 2018;
Kamis, 12 Juli 2018.

Waktu pertemuan : 50 menit

Tempat : Rumah Ny. J

Sasaran : Lansia

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah faktor resiko keempat dari enam
faktor resiko terbesar penyebab penyakit
kardiovaskuler. Hipertensi merupakan penyakit yang
mengawali berbagai penyakit degeneratif dan
kardiovaskuler (Halm & Payne, 2003 dalam Rahayu, 2012).
Prevalensi Hipertensi di Indonesia mencapai angka 25,8%
dan menjadi urutan pertama kategori penyakit yang
terbanyak diderita lansia (Riskesdas, 2013). Hipertensi
sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Penderita
akan mengetahui bahwa dirinya hipertensi pada saat sudah
terjadi komplikasi, sehingga sering disebut sebagai
silent killer yang berdampak pada tingginya angka
kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Data Kemenkes RI (2012) menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi secara nasional mencapai 25,8% pada populasi
diatas usia 18 tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7%
penderita hipertensi akhirnya menderita stroke,
selanjutnya yang lain berkembang menjadi penyakit
jantung (1,5%), gagal jantung (0,13%) dan gagal ginjal
(0,2%). Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada
tanggal 8 Juni 2018, Ny. J merupakan salah satu lansia
penderita Hipertensi dengan tekanan darah 140/80 mmHg.
Ny. J mendapati keluhan seperti pusing, pegal dan kaku
pada tengkuk, sebenarnya beliau rutin mengikuti posyandu
lansia, tetapi untuk kesadaran memeriksakan diri ke
fasilitas kesehatan masih rendah.
Hasil pemeriksaan tekanan darah Ny. J masih
fluktuatif dan berada lebih dari batas normal. Ny. J
masih kurang terpapar informasi mengenai penyebab,
komplikasi dan bagaimana cara mengontrol hipertensi
tersebut. Pendidikan kesehatan bagi penderita hipertensi
merupakan hal yang penting dilakukan agar penderita
dapat mencegah komplikasi yang terjadi akibat dari
hipertensi yang tidak terkontrol.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, Ny. J mampu memahami
dan mengaplikasikan materi penyuluhan yang disampaikan
didalam kehidupan sehari – hari.
2. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan 5x50 menit,
klien dapat:
a. Memahami pengertian hipertensi
b. Mengenali faktor resiko dari hipertensi
c. Mengetahui komplikasi dari hipertensi
d. Mengetahui pencegahan dan pengendalian hipertensi
e. Mengetahui penanganan secara non – farmakologi
untuk mengurangi hipertensi
C. Sasaran dan Target
Sasaran : Lansia dengan hipertensi di Dusun Jejeran 2
Target : Ny. J
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
2. Isi/materi
Terlampir
3. Waktu dan tempat
a. Tanggal : Kamis, 31 Mei 2018; Jumat, 8 Juni 2018;
Kamis, 28 Juni 2018; Kamis, 5 Juli 2018; Kamis,
12 Juli 2018.
b. Waktu : 50 menit
c. Tempat : Rumah Ny. J
4. Setting Tempat
Setting tempat merupakan di ruang tamu rumah Ny. J
5. Media
Leaflet
6. Susunan acara
Kamis, 31 Mei 2018
No Waktu Kegiatan Penyampai
- Pembukaan
1. 10.30-10.40 - Perkenalan Mahasiswa
- Penyampaian maksud dan tujuan
- Melakukan pengukuran TTV
2. 10.40-10.55 - Pengkajian keluhan pasien, Mahasiswa
riwayat penyakit pasien
3. 10.55-11.05 - Diskusi dan tanya jawab Mahasiswa
- Kesimpulan kegiatan
4. 11.05-11.20 - Kontrak waktu selanjutnya Mahasiswa
- Penutup

Jumat, 8 Juni 2018


No Waktu Kegiatan Penyampai
1. 09.00 – - Pembukaan Mahasiswa
09.10 - Penyampaian maksud dan tujuan
2. 09.10 – - Pengukuran TTV Mahasiswa
09.30 - Penyuluhan Pengertian
hipertensi dan Faktor resiko
hipertensi
3. 09.30 – - Diskusi dan tanya jawab Mahasiswa
09.40
4. 09.40 – - Kesimpulan kegiatan Mahasiswa
09.50
- Kontrak waktu selanjutnya
- Penutup

Kamis, 28 Juni 2018


No Waktu Kegiatan Penyampai
1. 09.30-09.40 - Pembukaan Mahasiswa

- Penyampaian maksud dan tujuan


2. 09.40-09.55 - Pengukuran TTV Mahasiswa

- Penyuluhan Komplikasi
hipertensi
3. 09.55-10.05 - Diskusi dan tanya jawab Mahasiswa
4. 10.05-10.15 - Kesimpulan kegiatan Mahasiswa

- Kontrak waktu selanjutnya


- Penutup

Kamis, 5 Juli 2018


No Waktu Kegiatan Penyampai
1. 10.00-10.10 - Pembukaan Mahasiswa

- Penyampaian maksud dan tujuan


2. 10.10-10.30 - Pengukuran TTV Mahasiswa

- Penyuluhan Pencegahan dan


pengendalian hipertensi
3. 10.30-10.40 - Diskusi dan tanya jawab Mahasiswa
4. 10.40-10.50 - Kesimpulan kegiatan Mahasiswa

- Kontrak waktu selanjutnya.


- Penutup

Kamis, 12 Juli 2018


No Waktu Kegiatan Penyampai
1. 16.00-16.10 - Pembukaan Mahasiswa

- Penyampaian maksud dan tujuan


2. 16.10-16.35 - Pengukuran TTV Mahasiswa

- Penyuluhan Penanganan non –


farmakologis untuk hipertensi
- Follow up keluhan dan kondisi
terkini pasien
3. 16.35-16.45 - Diskusi dan tanya jawab Mahasiswa
4. 16.45-16.50 - Kesimpulan kegiatan Mahasiswa

- Penutup

7. Evaluasi
a. Evaluasi persiapan
1) Satuan Acara Pembelajaran sudah dibuat sebelum
kegiatan dimulai
2) Materi telah disiapkan
3) Media telah disiapkan
4) Tempat telah disiapkan
5) Kontrak waktu telah disepakati
6) Ners Muda hadir tepat waktu
b. Evaluasi proses
1) Ners Muda mengkoordinir kegiatan penyuluhan
mengenai hipertensi kemudian dilakukan evaluasi
2) Klien mengikuti proses dari awal sampai selesai.
c. Evaluasi hasil
1) Klien mampu mengikuti dan menyimak dengan baik
2) Klien dapat mengulang kembali materi yang sudah
disampaikan.
3) Klien menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
E. Referensi
Corwin, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta
:EGC.
Istiqomah. 2017. Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Air
Hangat Terhadap Tingkatan Tekanan Darah Pada Lansia
Penderita Hipertensi Di Dusun Depok Ambarketawang
Gamping Sleman Yogyakarta. Naskah Publikasi. Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pusat Data dan Informasi:
Situasi dan Analisis Lanjut Usia.
Pusat Data dan Informasi Kemebtrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2014. Hipertensi. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Putra, Yandri, B. 2017. Pengaruh Pemberian Cincau Hijau
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Usia 40 – 60 Tahun Di Dusun Depok Ambarketawang
Gamping Sleman Yogyakarta. Naskah Publikasi. Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Rahayu, H. 2012. Faktor Resiko Hipertensi Pada
Masyarakat RW 01 Srengseng, Sawah, Kecamatan
Jagakarsa Kota Jakarta Selatan. Universitas
Indonesia. Jakarta
Rohimah, S., Kurniasih, Eli. 2015. Pengaruh Kompres
Hangat Pada Pasien Hipertensi Esensial Di Wilayah
Kerja Puskes Kahurpian Kota Tasikmalaya. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 13 Nomor 1
Februari 2015. Prodi DIII Keperawatan STIKes BTH
Tasikmalaya
Santoso, H. dan Ismail, A. 2009. Krisis Lanjut Usia :
Uraian Medis dan Pedagogis-pastoral. Jakarta: Gunung
Muria.
Setyawan, D., Kusuma, Muslim, A, B. 2014. Pengaruh
Pemberian Kompres Hangat Pada Leher Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Kepala Pada Pasian
Hipertensi Di Rsud Tugurejo Semarang. PSIK Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Shofiana, A. 2012. Pelatihan Pengukuran Tekanan Darah,
Assesment Geriatri, KPSP dan Penyuluhan DM Serta
Hipertensi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Soleha, Tri, U., Sabilla, Cantika, T. 2016. Manfaat
Ekstrak Daun Cincau Hijau (Cyclea Barbata L.Miers)
sebagai Alternatif Terapi Hipertensi. MAJORITY,
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2016. Fakultas
Kedokteran, Universitas Lampung.
Tamboyang, J. 1999. Patofisiologi Untuk Keperawatan.
EGC, Jakarta
Wilson, L.M & Price, S. A. 2005. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2.
Jakarta : EGC.
Zulfa, Siti, Z. 2016. Pengaruh Pemberian Cincau Hijau
Terhadap Tekanan Darah Wanita Menopause Penderita
Hipertensi Di Dusun Sleman 3 Triharjo Sleman
Yogyakarta. Naskah Publikasi. Program Studi Bidan
Pendidik Jenjang Diploma Iv Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Lampiran

HIPERTENSI

1. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut
usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan
darah secara terus menerus sehingga melebihi batas
normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg.
Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh
darah perifer dan kardiak output. Hipertensi adalah
meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg atau diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan
cukup istirahat (Pusdatin, 2014).
2. Tingkatan Hipertensi
Penggolongan hipertensi berdasarkan usia menurut WHO :
1. Usia 20–29 tahun : 150/90 mmHg
2. Usia 30–64 tahun : 160/95 mmHg
3. Usia ≥65 tahun : 170/95 mmHg
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun
selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan,
eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah,
dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus
optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak
menampakan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada
menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi
yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada
ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan
urinasi pada malam hari) dan azetoma [peningkatan
nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin]. Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau
serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai
paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau
gangguan tajam penglihatan.
Crowin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis
timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa
: nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual
dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah
intrakranial, penglihatan kabur akibat kerusakan retina
akibat hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap
karena kerusakan susunan saraf pusat, nokturia karena
peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus,
edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita
hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala,
keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain-lain.
4. Penyebab Hipertensi
a. Usia
Semakin meningkatnya usia maka insidensi hipertensi
akan meningkat. Hipertensi pada yang berusia kurang
dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insidensi
penyakit arteri koroner dan kematian.
b. Jenis Kelamin
Pada umumnya pada pria lebih tinggi dari wanita, namun
pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada
wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65
tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.
c. Stress
Stress mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
terjadinya hipertensi. Seseorang yang mengalami stress
telah terjadi proses secara fisiologis dimana sistem
saraf parasimpatis teraktivasi yang selanjutnya
menstimulus pengeluaran hormone adrenalin dan kortisol
sehingga tekanan darah dan denyut jantung akan
meningkat.
d. Merokok
Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung dan
menyebabkan vasoknstriksi perifer, yang akan
meningkatkan tekanan darah arteri dalam jangka waktu
yang pendek selama merokok.
e. Kegemukan/ Obesitas
Peningkatan berat badan akan meningkatkan angak Indeks
Massa Tubuh, yaitu perbandingan antara berat badan
dalam kilogram dengan kudrat tinggi badandalam
meter.peningkatan IMT meningkatkan resiko tekanan
darah, sehingga pada orang obesitas akan menjadi lebih
rentan terkena Hipertensi.
f. Pola makan yang tidak sehat
Pola makan yang tinggi kalori, tinggi natrium dan
tinggi lemak tetapi rendah protein dapat meningkatkan
tekanan darah. Diet tinggi natrium akan menstimulasi
pengeluaran hormone natriuretik dan mekanisme
vasopressor dalam sistem saraf pusat dan akan
meningkatkan tekanan darah. Sedangkan konsumsi lemak
jenuh berlebih dapat mengakibatkan kadar kolesterol
yang memacu tekanan darah tinggi.
5. Komplikasi
Hipertensi dapat menimbulkan gangguan pada organ-organ
tubuh kita, antara lain:
a. Otak
Hipertensi dapat menyebabkan stroke dengan pecahnya
pembuluh darah di otak.
b. Mata
Hipertensi dapat menyebabkan retinopati hipertensi
atau pecahnya pembuluh darah di retina sehingga dapat
menyebabkan kebutaan.
c. Jantung
Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung, serangan
jantung, penyakit jantung koroner.
d. Ginjal
Hipertensi dapat mengeakibatkan gagal ginjal kronilk
dan terminal.
6. Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi
Beberapa cara untuk mencegah dan mengendalikan tekanan
darah agar tetap pada angka yang stabil diantaranya
sebagai berikut:
a. Mengurangi konsumsi garam dengan membatasi sebanyak 1
sendok the perhari.
b. Melakukan aktifitas fisik teratur selama 30 menit per
hari minimal 5x per minggu
c. Menghindari paparan asap rokok dan minuman alcohol
d. Diet dengan gisi seimbang
e. Mempertahankan BB ideal
7. Penanganan Non – farmakologis
Dalam beberapa penelitian cukup banyak dijelaskan bahwa
terdapat beberapa penanganan untuk membantu menurunkan angka
tekanan darah yang tinggi. Penanganan non – farmakologi
tersebut sangat mudah diaplikasikan dirumah dan tidak
merepotkan, seperti diantaranya:
1. Kompres Hangat Pada Pasien Hipertensi

Penggunaan kompres hangat/panas untuk area yang tegang


dan nyeri seperti pada leher/tengkk dianggap mampu meredakan
nyeri. Panas dapat mengurangi spasme otot yang disebabkan
oleh iskemia neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang
nyeri yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan
peningkatan aliran darah di daerah yang dilakukan. Sehingga
dapat meredakan ketegangan otot akibatnya nyeri dapat
berkurang di daerah yang diberi kompres (Setyawan dan
Kusuma, 2014., Rohimah dan Kurniasih, 2015)

2. Memanfaatkan Ekstrak Daun Cincau Hijau

Pada kondisi tertentu, terapi farmakologi menggunakan


kombinasi obat dan pemakaian obat jangka panjang yang justru
dapat mengurangi kepatuhan pasien dalam melakukan terapi dan
meningkatkan kemungkinan efek samping pada pasien. Oleh
karena itu, food based therapy dapat menjadi salah satu
alternatif untuk mengontrol hipertensi. Secara umum
kandungan daun cincau hijau adalah karbohidrat, lemak,
protein dan senyawa – senyawa lainnya seperti polifenol,
flavonoid serta mineral – mineral dan vitamin – vitamin di
antaranya kalsium, fosfor, dan vitamin A serta vitamin B
(Putra, 2017., Zulfa, 2016., Soleha dan Sabilla, 2016).

Kandungan bioaktif daun cincau salah satunya fenol


mengandung 217.80 μg/ml. Dalam peranannya sebagai penurun
hipertensi, senyawa bioaktif berperan dalam 3 peran, yang
pertama sebagai angiostensin receptor blocker (ARB), sebagai
senyawa yang membantu mempercepat pembentukan urin
(diuretik) dan juga menjadi antioksidan dalam proses stress
oksidatif.

3. Hidroterapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Tingkatan


Tekanan Darah

Hidroterapi rendam kaki air hangat bermanfaat untuk


mendilatasi pembuluh darah dan memperlancar perendaran
darah. Hidroterapi dapat menurunkan tekanan darah jika
terapi ini dilakukan secara rutin. Secara ilmiah air hangat
mempunyai dampak dan faktor fisiologis bagi tubuh terutama
pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi
darah menjadi lancar danmenguatkan otot – otot ligament yang
mempengaruhi sendi tubuh (Lalage, 2015). Air yang digunakan
untuk terapi ini ditetapkan pada suhu 31°C sampai 37°C
diatas suhu tubuh sehingga pasien merasa nyaman (Istiqomah,
2017).

Anda mungkin juga menyukai