Vivi Triana1
1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat, 25148
Abstrak
Imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit, Cakupan imunisasi di Indonesia tahun 2013 sebesar
59,2%, sedangkan target renstra (88%), di Sumbar 84,51% dan di Kota Padang 84,8%. Penelitian ini beru
juan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi dasar lengkap. Desain penelitian
ini adalah cross sectional yang dilaksanakan di Kecamatan Kuranji. Sampel penelitian 80 orang diam
bil secara accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Analisis
data secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis univariat diperoleh 47,50% imunisasi tidak
lengkap, berpendidikan rendah 5%, bekerja 30%, berpengetahuan rendah 48,75%, sikap negatif 50%,
pelayanan kesehatan kurang 10%, hambatan 18,75% dan motivasi kurang 40%. Hasil analisis bivariat di
peroleh p-value pengetahuan (0,007), sikap (0,014), motivasi (0,001), informasi (0,04), pendidikan (0,34),
pekerjaan (0,66), pelayanan kesehatan (0,47), hambatan (0,43) tidak memiliki hubungan yang signifikan
dengan pemberian imunisasi. Hasil analisis multivariat diperoleh p-value variabel motivasi=0,0001. Pe
ngetahuan, sikap dan motivasi orang tua serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor yang mem
pengaruhi kelangkapan pemberian imunisasi dasar pada bayi, oleh karena itu diisarankan kepada petugas
kesehatan agar meningkatkan promosi kesehatan terutama tentang imunisasi.
Korespondensi Penulis:
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat, 25148
vivietri.76@gmail.com
123
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 123-135
124
Triana | Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
satu upaya untuk melindungi penduduk ter belum tercapainya target cakupan imunisasi
hadap penyakit tertentu. Program imunisa antara lain rumor yang salah tentang imunisa
si diberikan kepada populasi yang dianggap si, masyarakat berpendapat imunisasi menye
rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, babkan anaknya menjadi sakit, cacat atau bah
anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu kan meninggal dunia, pemahaman masyarakat
hamil. Setiap bayi wajib mendapatkan lima terutama orang tua yang masih kurang tentang
imunisasi dasar lengkap (LIL) yang terdiri dari imunisasi, dan motivasi orang tua untuk mem
: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 berikan imunisasi pada anaknya masih rendah.
dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. Dari ke Black Campaign anti imunisasi saat ini ‘gencar’
lima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan terjadi pada beberapa daerah di Indonesia, baik
tersebut, campak merupakan imunisasi yang melalui seminar maupun talkshow anti imu
mendapat perhatian lebih yang dibuktikan nisasi. Selain melalui kegiatan secara umum,
dengan komitmen Indonesia pada lingkup mereka melakukan gerakan pula melalui me
ASEAN dan SEARO untuk mempertahankan dia sosial seperti twitter, facebook, milis, atau
cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal blog. Halal-haram vaksin, konspirasi negara
ini terkait dengan realita bahwa campak ada barat & Yahudi, dan efek samping vaksin yang
lah salah satu penyebab utama kematian pada dapat menyebabkan cacat, autisme, atau bah
balita. Pencegahan campak memiliki peran kan kematian menjadi isu utama yang diusung
signifikan dalam penurunan angka kematian oleh kelompok anti imunisasi ini.
balita.(6) Peran seorang ibu dalam program imu
Imunisasi pada bayi mengharapkan agar nisasi sangat penting, sehingga pemahaman
setiap bayi mendapatkan kelima jenis imuni tentang imuunisasi sangat diperlukan. Begitu
sasi dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi juga dengan pengetahuan, kepercayaan dan
dalam mendapatkan 5 jenis imunisasi dasar perilaku kesehatan orang tua. Kurangnya so
tersebut diukur melalui indikator imunisasi sialisasi dari petugas kesehatan menyebabkan
dasar lengkap.(3) masalah rendahnya pengertian, pemahaman
Kota Padang sebagai ibu kota Sumatera dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi.
Barat diharapkan memberikan konstribusi be Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
sar dalam pencapaian imunisasi dasar lengkap. bahwa upaya promotif dan preventif belum
Namun kenyataannya tahun 2014 Kota Padang berjalan secara maksimal.
belum mencapai target. Pencapaian imunisasi Berdasarkan latar belakang di atas, aki
dasar Kota Padang baru mencapai 84,8%. Se bat dari rendahnya cakupan imunisasi menye
dangkan laporan tahun 2014 dari 22 Puskes babkan morbiditas dan mortalitas pada bayi
mas, Puskesmas Belimbing merupakan Pus dan balita cenderung mengalami peningkatan.
kesmas dengan hasil cakupan imunisasi dasar Beberapa penyakit menular muncul yang du
lengkap pada bayi terendah pada yaitu baru lunya sudah mulai berkurang, seperti penyakit
sebesar 68,5% dan mengalami penurunan campak, hepatitis B, TB dan bahkan kemba
dari 93,3% tahun sebelumnya. Wilayah kerja li muncul penyakit difteri. Untuk itu peneliti
Puskesmas Belimbing terdiri dari 3 kelurahan tertarik untuk meneliti apakah apakah fakor
(Kelurahan Kuranji, Gunung Sarik dan Sungai yang mempe ngaruhi pemberian imunisasi
Sapih) dan merupakan wilayah kecamatan Ku dasar lengkap pada bayi di kecamatan Kuranji
ranji. Dua diantara kelurahan yang terdapat di ahun 2015.
Kecamatan Kuranji tersebut tersebut belum
merupakan kelurahan UCI yaitu Kelurahan Metode
Kuranji dan Kelurahan Gunung Sarik, arti Jenis penelitian ini adalah deskriptif anal
nya target nasional sampai akhir tahun 2014 itik dengan desain studi cross sectional menggu
seluruh desa/kelurahan harus sudah menca nakan pendekatan kuantitatif.(12) Pendekatan
pai UCI 100% tidak dapat dicapai.(7-9) kuantitatif digunakan untuk menganalisis fak
Ada beberapa hal yang mempengaruhi tor yang berhubungan dengan pemberian imu
125
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 123-135
126
Triana | Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Tabel 2. Distribusi Frekunsi Variabel Independen dan
Variabel f % Variabel Dependen
Variabel f %
Umur Ibu
Status Imunisasi
17-25 tahun 15 18,75
Tidak lengkap 38 47,50
26-35 tahun 55 68,75
Lengkap 42 52,50
36-45 tahun 10 12,5
Pengetahuan
Umur anak
Rendah 39 48,75
≤ 12 bulan 6 7,5
Tinggi 41 52,25
12-24 bulan 73 91,25
Sikap
> 24 bulan 11 13,75
Negatif 40 50
Pendidikan
Positif 40 50
Rendah 4 5
Pelayanan Imunisasi
Tinggi 76 95
Kurang baik 8 10
Pekerjaan
Baik 72 90
Bekerja 24 30
Hambatan
Tidak bekerja 56 70
Ada 15 18,75
Total 80 100
Tidak ada 65 81,25
24 bulan. Ibu yang memiliki pendidikan tinggi Motivasi
lebih banyak dari pada ibu yang memiliki pen Kurang 32 40
didikan rendah. Menurut karak teristik peker Cukup 48 60
jaan, ibu yang tidak bekerja lebih banyak dari
Informasi imunisasi
pada ibu yang mempunyai pekerjaan.
Analisis univariat pada variabel sikap Kurang 22 25,5
menunjukkan bahwa ibu yang memiliki sikap Cukup 58 72,5
positif tentang imunisasi sama banyak dengan Total 80 100
ibu yang memiliki sikap negatif tentang imu
nisasi. Hanya sebagian kecil responden yang informasi tentang imunisasi) dengan variable
tidak mendapatkan pelayanan imunisasi yang dependen (pemberian imunisasi dasar leng
kurang baik (10%). Sedangkan berdasarkan kap). Hubungan masing-masing variabel dapat
variabel hambatan untuk mendapatkan pe dilihat pada tabel berikut:
layanan imunisasi, sebagian kecil responden Analisis statistik variabel tingkat pendi
yang memiliki hambatan untuk mendapatkan dikan orang tua memperoleh nilai p-value se
pelayanan imunisasi (18,75%). besar 0,34 (p-value > 0,05), artinya tidak terda
Analisis univariat variabel motivasi pat hubungan yang bermakna antara tingkat
menunjukkan bahwa responden yang memili pendidikan orang tua dengan pemberian imu
ki motivasi kurang (40%) lebih sedikit diban nisasi dasar lengkap pada bayi di Kecamatan
dingkan dg motivasi baik. Begitu juga dengan Kuranji Kota Padang tahun 2015. Analisis sta
informasi imunisasi yang didapatkan oleh tistik pada variabel pekerjaan diperoleh nilai
ibu, ibu yang mendapatkan informasi cukup p-value sebesar 0,66 (p-value > 0,05 hal ini juga
tentang imunisasi lebih banyak dari pada ibu menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang mendapatkan informasi kurang tentang yang bermakna antara pekerjaan orang tua
imunisasi. dengan pemberian imunisasi dasar lengkap
Analisis bivariat dilakukan untuk me pada bayi di Kecamatan Kuranji Kota Padang
ngetahui hubungan variabel independen tahun 2015.
(pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, Analisis statistik variabel pengetahuan
motivasi, hambatan, pelayanan imunisasi dan memperoleh nilai p-value sebesar 0,007 (p-va-
127
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 123-135
Tabel 3. Analisis Bivariat Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Di
Kecamatan Kuranji Kota PadangTahun 2015
Status imunisasi Total
Variabel Tidak lengkap lengkap PR p-value
(95% CI)
f % f % f %
Pendidikan
Rendah 3 75 1 25 4 5 1,63 0,34
Tinggi 35 46,05 41 53,95 76 95 (0,87-3,01)
Pekerjaan
Bekerja 10 26,32 14 33,33 24 30 0,83 0,66
Tidak bekerja 28 73,68 28 66,67 56 70 (0,48-1,43)
Pengetahuan
Rendah 25 65,79 14 33,33 39 48,75 2,02 0,007*
Tinggi 13 34,21 28 66,67 41 51,25 (1,22-3,36)
Sikap
Negative 25 65,79 15 35,71 40 50 1,92 0,013*
Positif 13 34,21 27 64,29 40 50 (1,16-3,19)
Pelayanan Imunisasi
Kurang baik 5 13,16 3 7,14 8 10 1,36 0,47
Baik 33 86,84 39 92,86 72 90 (0,75-2,47)
Hambatan
Ada 9 23,68 6 14,29 15 18,75 1,34 0,4
Tidak ada 29 76,32 36 85,71 65 81,25 (0,82-2,2)
Motivasi
Kurang 25 65,79 7 16,67 32 40 2,88 0,0001*
Baik 13 34,21 35 83,88 48 60 (1,75-4,75)
Informasi imunisasi
Kurang 15 39,47 7 16,67 22 27,50 1,92 0,04*
Baik 23 60,53 35 83,33 58 72,50 (1,12-2,64)
Total 38 100 42 100 80 100
lue < 0,05), berarti adanya hubungan yang berian imunisasi dasar lengkap pada bayi di
bermakna antara pengetahuan orang tua de Kecamatan Kuranji Kota Padang tahun 2015
ngan pemberian imunisasi dasar lengkap pada dengan nilai PR = 1,92 (95% CI: 1,16-3,19),
bayi di Kecamatan Kuranji Kota Padang tahun artinya Orang tua yang memiliki sikap nega
2015 dengan nilai PR = 2,02 (95% CI: 1,22- tif tentang imunisasi berisiko 1,92 kali lebih
3,36), artinya orang tua yang memiliki penge besar tidak memberikan imunisasi dasar leng
tahuan rendah berisiko 2,02 kali lebih besar kap pada bayinya dari pada ibu yang memiliki
tidak memberikan imunisasi dasar lengkap sikap positif.
pada bayinya dari pada ibu yang memiliki pe Analisis statistik pada variabel pelayanan
ngetahuan tinggi. imunisasi memperoleh nilai p-value sebesar
Analisis statistik pada variabel sikap 0,47 (p-value > 0,05) hal ini juga menunjukkan
memperoleh nilai p-value sebesar 0,013 (p-value bahwa tidak terdapat hubungan yang bermak
< 0,05), berarti adanya hubungan yang ber na antara pelayanan imunisasi dengan pem
makna antara sikap orang tua dengan pem berian imunisasi dasar lengkap pada bayi di
128
Triana | Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
129
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 123-135
seseorang dari bangku sekolah formal dapat imunisasi lengkap maupun tidak lengkap yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pen sebagian besar tidak bekerja atau hanya se
didikan kesehatan dapat membantu para bagai ibu rumah tangga. Sehingga tidak ter
ibu atau kelompok masyarakat disamping dapat persebaran status pekerjaan responden.
dapat meningkatkan pengetahuan juga untuk Begitu juga dengan tingkat pengetahuan
meningkatkan perilakunya untuk mencapai ibu, ibu yang memiliki pengetahuan tinggi
derajat kesehatan yang optimal. Tingkat pen hampir sama banyak dengan ibu yang memi
didikan dan pengetahuan ibu sangat mem liki pengetahuan rendah, akan tetapi masih
pengaruhi terlaksananya kegiatan pelaksanaan terdapat sedikit perbedaan yaitu ibu yang me
imunisasi anak/bayi, baik itu pendidikan for miliki pengetahuan tinggi 4,75% lebih banyak
mal maupun non formal.(17) dari pada ibu yang memiliki pengetahuan ren
Hasil penelitian yang menyatakan bah dah. Analisis statistik variabel pengetahuan
wa tidak ada nya hubungan yang signifikan memperoleh nilai p-value sebesar 0,007 (p-value
antara tingkat pendidikan orang tua dengan < 0,05), berarti adanya hubungan yang ber
pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi makna antara pengetahuan orang tua dengan
bertentangan dengan konsep. Hal ini terjadi pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi
karena rata-rata ibu bayi sudah mendapatkan di Kecamatan Kuranji Kota Padang tahun
pendidikan tinggi, yaitu sebanyak 95% ibu 2015 dengan nilai PR = 2,02 (95% CI: 1,22-
memiliki pendidikan kategori tinggi, sedang 3,36), artinya Orang tua yang memiliki penge
kan hanya 5% ibu yang memiliki pendidikan tahuan rendah berisiko 2,02 kali lebih besar
kategori rendah. Bayi yang mendapatkan imu tidak memberikan imunisasi dasar lengkap
nisasi dasar lengkap ataupun tidak lengkap pada bayinya dari pada ibu yang memiliki pe
sama-sama mempunyai ibu yang memiliki pen ngetahuan tinggi.
didikan tinggi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu
Ibu yang tidak bekerja lebih banyak dari yang terjadi setelah seseorang melakukan
pada ibu yang mempunyai pekerjaan. Anali penginderaan terhadap objek tertentu. Se
sis statistik pada variabel pekerjaan diperoleh bagian besar pengetahuan diperoleh melalui
nilai p-value sebesar 0,66 (p-value > 0,05 hal indera penglihatan dan pendengaran. Penge
ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat tahuan diperlukan dalam menimbulkan ras
hubungan yang bermakna antara pekerjaan percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap
orang tua dengan pemberian imunisasi dasar hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengeta
lengkap pada bayi di Kecamatan Kuranji Kota huan merupakan domain yang sangat penting
Padang tahun 2015. terhadap pembentukan tindakan seseorang.
Orang tua/ibu yang tidak bekerja memi Pengetahuan tentang penyakit dapat mem
liki banyak waktu dirumah sehingga tidak ada pengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu
alasan bagi mereka untuk tidak mengantarkan penyakit yang pada akhirnya dapat mempe
bayinya ke tempat pelayanan kesehatan agar ngaruhi perilaku seseorang untuk mengurangi
diberikan imunisasi, tetapi anggapan awal dari ancaman dari suatu penyakit.(22)
peneliti yang menyatakan adanya hubungan Orang yang memiliki pengetahuan ten
yang bermakna antara pekerjaan orang tua/ tang sesuatu hal maka orang tersebut akan
ibu dengan pemberian imunisasi dasar leng mengaplikasikan pengetahuannya tersebut
kap pada bayi tidak terbukti. Pada hasil anali dalam kehidupannya sehari-hari, begitu juga
sis pengaruh antara status pekerjaan dengan dengan masalah imunisasi, orang tua/ ibu
kelengkapan pemberian imunisasi dasar ti dengan pengetahuan tinggi tentang imunisa
dak terdapat adanya pengaruh antara status si maka mereka akan memberikan imunisasi
pekerjaan terhadap ketidaklengkapan status dasar yang lengkap pada banyinya serta mem
imunisasi pada bayi. Tidak adanya pengaruh perhatikan kapan waktu yang tepat untuk
ini dikarenakan terdapat kesamaan antara res memberikan imunisasi tersebut. Begitu juga
ponden yang memiliki bayi dengan status sebaliknya ibu yang memiliki pengetahuan
130
Triana | Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
rendah maka mereka tidak akan mengetahu Jawab (responsible), sikap individu akan ber
apa yang seharusnya dilakuan pada bayinya tanggung jawab dan siap menanggung segala
terutama masalah imunisasi. Oleh karena itu risiko atas segala sesuatu yang dipilihnya.(22, 24)
tindakan yang dapat dilakukan untuk mening Sikap responden dalam penelitian ini
katkan pengetahuan orang tua adalah me meliputi kenyamanan ibu saat anak diimu
ngupayakan agar terlaksananya penyuluhan nisasi, kenyamanan ibu setelah anak diimu
rutin kepada masyarakat terutama ibu yang nisasi, sikap ibu tentang efek dari imunisasi,
memiliki bayi, penyuluhan ini dapat dilak padangan agama (halal/haram) pemberian
sanakan di Puskesmas, Posyandu baik secara imunisasi. Faktor yang mempengaruhi ba
individu maupun kelompok. Penyuluhan juga nyaknya responden yang memiliki sikap nega
dapat dilakuan dengan penyebarab leaflet/ tif tentang imunisasi adalah pengetahuan yang
poster ataupun media sosial. rendah tentang imunisasi, semakin rendah pe
Analisis univariat pada variabel sikap ngetahuan ibu tentang imunisasi maka akan
menunjukkan bahwa ibu yang memiliki si memberikan kontribusi yang besar terhadap
kap positif tentang imunisasi sama banyak de pembentukan sikap yang kurang baik/nega
ngan ibu yang memiliki sikap negatif tentang tif tentang imunisasi. Seseorang yang telah
imunisasi. Berdasarkan analisis statistik pada mengetahui kebenaran akan suatu hal maka
variabel sikap diperoleh nilai p-value sebesar mereka juga akan memiliki sikap yang positif
0,013 (p-value < 0,05), berarti adanya hubu terhadap hal tersebut, begitu juga dengan imu
ngan yang bermakna antara sikap orang tua nisasi. Pembentukan sikap ini juga tidak ter
dengan pemberian imunisasi dasar lengkap lepas dari orang lain yang dianggap penting,
pada bayi di Kecamatan Kuranji Kota Padang media massa, faktor emosional dari individu
tahun 2015 dengan nilai PR = 1,92 (95% CI: serta pengalamam tentang imunisasi.
1,16-3,19), artinya Orang tua yang memiliki Hasil wawancara menunjukkan bahwa
sikap negatif tentang imunisasi berisiko 1,92 responden yang mempunyai anak dengan sta
kali lebih besar tidak memberikan imunisasi tus imunisasi tidak lengkap yang paling banyak
dasar lengkap pada bayinya dari pada ibu yang me rupakan masyarakat dengan sosiobudaya
memiliki sikap positif. atau keyakinan yang menganggap bahwa imu
Sikap merupakan reaksi internal seseo nisasi itu haram/tidak boleh diberikan pada
rang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor bayi, menganggap imunisasi dapat mengakibat
yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang kan anak demam, dan tidak menyetujui bahwa
lain yang dianggap penting, agama serta faktor imunisasi tersebut sangat penting bagi anak,
emosi dalam diri individu yang mempunyai pe padahal seperti yang diketahui bahwa imuni
ranan penting dalam terbentuknya sikap. Pro sasi tersebut sangat penting untuk anak. Efek
ses terjadinya sikap karena adanya rangsangan demam yang dirasakan oleh anak merupakan
seperti pengetahuan masyarakat. Rangsangan efek sementara dari imunisasi tersebut karena
tersebut menstimulus masyarakat untuk mem pengaruh dari vaksin imunisasi yang dimasuk
beri respon berupa sikap positif maupun sikap kan ketubuh anak, begitu juga dengan angga
negatif yang pada akhirnya akan diwujudkan pan haramnya imunisasi, karena vaksin yang
dalam bentuk tindakan yang nyata.(22) diberikan pada waktu imunisasi tidak dilarang
Sikap terdiri dari 4 tingkatan yaitu Me dalam agama. Responden dengan sosiobudaya
nerima (receiving), individu ingin dan memper atau keyakinan tersebut cenderung mempu
hatikan rangsangan (stimulus) yang diberikan, nyai sikap negatif terhadap imunisasi, sehingga
Merespons (responding), sikap individu dapat banyak anak yang tidak mendapatkan imunisa
memberikan jawaban apabila ditanya, menger si dasar lengkap.
jakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan, Sikap negatif dari masyarakat tentang
Menghargai (valuing); sikap individu mengajak imunisasi perlu untuk perbaiki agar generasi
orang lain untuk mengerjakan atau mendis penerusnya dapat terhindar dari penyakit me
kusikan suatu masalah, dan Bertanggung nular tertentu, tindakan yang dapat dilakukan
131
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 123-135
adalah meningkatkan penyuluhan kepada ma atau masyarakat. Pelayanan kesehatan merupa
syarakat akan pentingnya imunisasi, efek sam kan upaya yang diselenggarakan sendiri atau
ping dari imunisasi serta kandungan dari vaksi secara bersama-sama dalam suatu organisasi
imunisasi yang diberikan pada bayi. Hal ini untuk memelihara dan meningkatkan kese
dilakukan dengan harapan tidak ada lagi ang hatan, mencegah dan menyembuhkan penya
gapan bahwa imunisasi tersebut tidak penting, kit serta memulihkan kesehatan perorangan,
imunisasi tersebut haram/dilarang. keluarga, kelompok dan atupun masyarakat.
Responden yang mendapatkan pela Semakin bagus pelayanan kesehatan yang
yanan imunisasi yang baik lebih banyak dari diberikan oleh tenaga kesehatan maka hal ini
pada pelayanan imunisasi kurang baik. Hasil akan berdampak pada semakin meningkatnya
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang derajat kesehata, begitu juga dengan imunisa
dilakukan oleh Rahmawati yang menyatakan si, semakin bagus pelayanan imunisasi yang
bahwa petugas yang selalu hadir pada saat didapatkan oleh orang tua dan bayi maka se
pelayanan imunisasi (95%) lebih banyak dari makin besar cakupan pemberian imunisasi
pada petugas yang tidak hadir pada saat jadwal dasar lengkap.
imunisasi, begitu juga dengan pelayanan pe Teori ini bertentangan hasil penelitian,
tugas yang melayani ibu dan bayinya, petugas pada penelitian ini tidak terdapat hubungan
yang bersikap ramah (95%) lebih banyak dari yang bermakna antara pelayanan kesehatan
pada petugas yang tidak bersikap ramah saat (imunisasi) yang diberikan oleh petugas de
melayani pasiennya (ibu dan bayi).(19) ngan pemberian imubisasi pada bayi, karena
Analisis statistik pada variabel pela pada bayi yang mendapatkan imunisasi leng
yanan imunisasi diperoleh nilai p-value sebesar kap dan tidak mendapatkan imunisasi lengkap
0,47 (p-value> 0,05) hal ini juga menunjukkan sebagian besar sama-sama mendapatkan pela
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermak yanan imunisasi yang baik. Pelayanan imuni
na antara pelayanan imunisasi dengan pem sasi kategori baik yang diperoleh oleh orang
berian imunisasi dasar lengkap pada bayi di tua dan bayi sebanyak 90%, hanya 10% dri
Kecamatan Kuranji Kota Padang tahun 2015. responden yang tidak mendapatkan pelayanan
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh imunisasi dengan baik.
Rahmawati yang menyatakan bahwa tidak ada Variabel hambatan untuk mendapatkan
hubungan yang bermakna antara kehadiran pelayanan imunisasi, responden yang tidak
petugas pada saat pelayanan imunisasi dengan memiliki hambatan lebih banyak dari pada res
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi dengan ponden yang memiliki hambatan untuk men
nilai p-value sebesar 1,0 (p-value> 0,05). Pada dapatkan pelayanan imunisasi. Begitu juga
penelitian ini juga dijelaskan bahwa tidak ada dengan analisis statistik pada variabel hamba
hubungan yang makna antara sikap ramah tan orang tua diperoleh nilai p-value sebesar
dari petugas terhadap kelengkapan imunisasi 0,4 (p-value > 0,05) hal ini juga menunjukkan
dasar pada bayi dengan nilai p-value sebesar bahwa tidak terdapat hubungan yang bermak
1,0 (p-value> 0,05). Penelitian serupa juga dila na antara hamabatan orang tua dengan pem
kukan oleh Prayogo yang menyatakan bahwa berian imunisasi dasar lengkap pada bayi di
tidak terdapat hubungan yang bermakna anta Kecamatan Kuranji Kota Padang tahun 2015.
ra peleyanan kesehatan dengan kelengkapan Hambatan orang tua tidak menjadi fak
imunisasi dasar pada bayi dengan p-value sebe tor yang berhubungan dengan kelengkapan
sar 0,48 (p-value > 0,05).(18, 19) imunisasi, hal ini terjadi karena sebagian be
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang sar orang tua tidak mengalami kesulitan/ham
diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama bat dalam pemberian imunisasi dasar lengkap
dalam suatu organisasi untuk memelihara pada anaknya seperti hambatan jarak yang jau
dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan ke pelayanan imunisasi, wktu imunisasi, ke
menyembuhkan penyakit serta memulihkan tersediaan vaksin, masalah keluarga, masalah
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, anak itu sendiri, waktu tunggu yang lama dan
132
Triana | Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
alasan biaya imunisasi. Anak yang mendapat kepercayaan ibu terhadap imunisasi tersebut.
kan dan tidak mendapatkan imunisasi dasar Dengan adanya anggapan-anggapan negative
lengkap sama-sama tidak mengalami kesuli ini sehingga mendoromng orang tua/ibu un
tan/hambatan dalam mendapatkan imunisasi. tuk tidak memberikan imunisasi pada anak
Analisis statistik pada variabel motivasi nya. Oleh karena itu disarankan kepada tenaga
memperoleh nilai p-value sebesar 0,0001 (p-va- kesehatan agar memberikan arahan/ dorongan
lue < 0,05), berarti adanya hubungan yang ber kepada orang tua khususnya ibu agar merubah
makna antara motivasi orang tua dengan pem anggapan-anggapan negative tentang imunisa
berian imunisasi dasar lengkap pada bayi di si dengan cara melakukan penyuluhan rutin,
Kecamatan Kuranji Kota Padang tahun 2015 penyuluhan ini diutamakan pada ibu yang ti
dengan nilai PR = 2,88 (95% CI: 1,75-4,75), dak memberikan imunisasi dasar lengkap pada
artinya Orang tua yang memiliki motivasi ren bayinya agar mereka memberikan imunisasi
dah terhadap imunisasi berisiko 2,88 kali lebih yang lengkap pada anak mereka berikutnya.
besar tidak memberikan imunisasi dasar leng Ibu yang mendapatkan informasi cukup
kap pada bayinya dari pada ibu yang memiliki tentang imunisasi diperoleh nilai p-value sebe-
motivasi cukup. sar 0, 04 (p-value< 0,05), berarti adanya hubu
Motivasi adalah alasan yang mendasari ngan yang bermakna antara informasi tentang
sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seo imunisasi dengan pemberian imunisasi dasar
rang individu. Motivasi menjadi suatu doro lengkap pada bayi di Kecamatan Kuranji Kota
ngan kehendak yang menyebabkan seseorang Padang tahun 2015 dengan nilai PR= 1,92
melakukan suatu perbuatan untuk mencapai (95% CI: 1,12-2,64), artinya Orang tua yang
tujuan tertentu. Motivasi menjadi suatu kekua mendapatkan sedikit informasi tetang imuni
tan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang sasi berisiko 1,92 kali lebih besar tidak mem
kompleks dan kesiapsediaan dalam diri indi berikan imunisasi dasar lengkap pada bayinya
vidu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, dari pada ibu yang mendapatkan cukup infor
baik disadari maupun tidak disadari. Motiva masi tentang informasi.
si seseorang dapat ditimbulkan dan tumbuh Informasi merupakan pesan atau kum
berkembang melalui dirinya sendiri-intrinsik pulan pesan (ekspresi atau ucapan) yang terdi
dan dari lingkungan-ekstrinsik. Motivasi in ri dari order sekuens dari simbol, atau makna
trinsik bermakna sebagai keinginan dari diri yang ditafsirkan dari pesan atau kumpulan
sendiri untuk bertindak tanpa adanya rang pesan. Informasi dapat direkam atau ditran
sangan dari luar. Motivasi intrinsik akan lebih smisikan, hal ini merupakan tanda-tanda,
menguntungkan dan memberikan keajegan atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. In
dalam belajar. Motivasi ekstrinsik dijabarkan formasi bisa di katakan sebagai pengetahuan
sebagai motivasi yang datang dari luar indivi yang didapatkan dari pembelajaran, pengala
du dan tidak dapat dikendalikan oleh individu man, atau instruksi. Informasi bisa menjadi
tersebut seperti nilai, hadiah, dan/atau peng fungsi penting dalam membantu mengurangi
hargaan yang digunakan untuk merangsang rasa cemas pada seseorang. Semakin banyak
motivasi seseorang. memiliki informasi dapat memengaruhi atau
Motivasi ekstrinsik yang menjadi penye menambah pengetahuan terhadap seseorang
bab ketidaklengkapan imunisasi dasar lengkap dan dengan pengetahuan tersebut bisa menim
pada bayi adalah desas-desus yang didengar bulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu
oleh ibu tentang imunisasi seperti adanya ang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan
gapan yang menyatakan bahwa imunisasi terse yang dimilikinya.(26)
but tidak berguna, imunisasi menyebabkan Informasi kesehatan tentang imunisasi
anak sakit, imunisasi tersebut haram untuk berkaitan dengan tempat pelayanan imunisa
diberikan pada bayi dan seterusnya. Motivasi si, rasa nyaman ibu pada saat mengalami sakit
ekstrinsik lain yang mempengaruhi kelengka ketika mendapatkan imunisasi dan anggapan
pan pemberian imunnisasi pada anak adalah ibu bahwa imunisasi tidak dapat mencegah
133
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 123-135
134
Triana | Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
2013;2(4).
16. Prayogo A. Kelengkapan Imunisasi Dasar
pada Anak Usia 1 – 5 tahun. Sari Pediatri.
2009;11(1).
17. Rahmawati AI. Faktor Yang Mempe
ngaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar
Di Kelurahan Krembangan Utara. FKM
Unair. 2013.
18. Widayati SN. Hubungan Tingkat Pengeta
huan Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan
Status Kelengkapan Imunisasi Polio Di
wilayah Kerja Puskesmas Tanon I Sragen.
Gaster. 2012;Volume 9 (2):33-45.
19. Thaha ILM. Faktor Yang Berhubungan
Dengan Rendahnya Cakupan Imunisasi
Hepatitis B-1 Pada Bayi 0-7 Hari Di Wilayah
Kerja Puskesmas Siompu Kabupaten Bu
ton Tahun 2009. MKMI. 2009;Volume
6(4):192-7.
20. Notoadmodjo S. promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta;
2012.
21. Sarimin S. Analisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku ibu dalam
pemberian imunisasi dasar pada balita di
desa taraitak satu kecamatan Langowan
utara wilayah kerja Puskesmas walantakan.
Universitas Sam RatuLangi. 2014.
22. S Azwar. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pus
taka Belajar; 2013.
23. Ningrum EP. Faktor-Faktor yang mempe
ngaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi Di Puskesmas Banyudono Kabu
paten Boyolali. 2012.
24. Notoadmodjo S. Kesehatan Masyarakat
Ilmu Dan Seni Jakarta: Rineka Cipta;
2008.
135