Anestesiologi
Anestesiologi
BRONKOPNEUMONIA
Disusun Oleh :
Dea Caroline Larasati Lumban Gaol
1308012029
Pembimbing Klinik I
dr. Regina M. Manubulu, Sp.A,M.Kes
Pembimbing Klinik II
dr. Woro Indri Padmosiwi, Sp.A
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing Klinik
Ditetapkan di : Kupang
I. PENDAHULUAN
anak berusia di bawah lima tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima kematian
anak di seluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak balita, meninggal setiap tahun akibat
penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5
tahun dengan resiko kematian yang tinggi. Insiden dan prevalensi bronkopneumonia
Indonesia tahun 2013 adalah 1,8 % dan 4,5 %, sedangkan untuk Provinsi NTT
lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing.1 Bronkopneumonia mengacu pada
inflamasi paru yang terfokus pada aera bronkiolus dan memicu produksi eksudat
menyerang bayi dan anak kecil. Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering
Haemophilus influenzae. 7
5
Pasien masuk rumah sakit tanggal 06 Mei 2018. Diambil sebagai laporan rawat
IDENTITAS
Nama : An. RL
No. MR : 49-07-62
Orang Tua
Ayah : Tn. YL
Usia : 29 tahun
Pekerjaan : Petani
Ibu : Ny. SM
Usia : 26 tahun
Alamat : Semau
6
ANAMNESIS
(Heteroanamnesis dengan ibu dan bapak kandung pasien tanggal 07 Mei 2018)
Keluhan Utama :
Sesak napas
Pasien sesak napas disertai batuk lendir ± 1 minggu SMRS. Sejak ± 3 hari sebelum
sesak napas pasien mengalami demam, batuk kering disertai pilek. Demam hingga
sekarang, tidak disertai kejang, kesadaran pasien baik. Muntah (-), BAB normal ±3
kali sehari, konsistensi lunak, warna kekuningan. BAK normal ± 4 kali, warna kuning
muda.
Tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat asma (-)
Riwayat pengobatan :
Pasien sudah minum obat paracetamol, demam turun lalu naik kembali. Pada hari ke
3 sesak napas, pasien sempat dibawa berobat ke dokter namun keluhan sesak dan
batuk tidak membaik. Pasien diuap dan disarankan masuk rumah sakit
Riwayat Imunisasi :
Pasien telah mendapat imunisasi Hepatitis B sebanyak 3x, BCG sebanyak 1x, Polio
Riwayat ASI :
Pasien diberikan ASI sejak lahir sampai sekarang di tambah dengan susu formula
mulai bulan ke 6.
Riwayat makanan :
Makanan bubur halus dengan sayur pada saat awal makan, daging, telur jarang.
Riwayat perkembangan :
Sesuai dengan KPSP usia 12 bulan perkembangan anak sesuai dengan tahapan
Riwayat kehamilan :
Selama hamil ibu rutin memeriksakan kehamilan di puskesmas dan tidak pernah sakit
atau pun minum obat-obatan, hanya dapat obat penambah darah dan vitamin, nafsu
Riwayat persalinan :
Ibu melahirkan secara spontan di RS, bayi cukup bulan 39 minggu, lahir langsung
Antropometri:
BB = 9 kg PB = 71 cm LK = 43cm
Tanda vital :
HR : 132 x/menit
RR : 52x/menit
Suhu : 38,1oC
SpO2 : 88%
Mata : sekret (-/-), cekung (-/-), udem (-/-), pupil isokor, refleks cahaya
Hidung : Rhinore (-/-), deviasi septum (-), pernapasan cuping hidung (+/+)
9
hiperemis (-)
Thoraks : Jantung
sinistra
Paru
(-/-)
Abdomen :
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), edema (-/-) , CRT < 3 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium (06-05-2018)
Hasil ditemukan:
• Cor tidak membesar, bentuk normal
• Tampak infiltrat di kedua lapangan paru.
• Sinus costophrenic dan diafragma normal
• Tulang-tulang intak
Kesan :
Bronkopneumonia
RESUME
Pasien sesak napas disertai batuk lendir ± 1 minggu SMRS. Sejak ± 3 hari sebelum
sesak napas pasien mengalami demam, batuk kering disertai pilek. Demam hingga
sekarang, tidak disertai kejang, kesadaran pasien baik. Muntah (-), BAB normal ±3
kali sehari, konsistensi lunak, warna kekuningan. BAK normal ± 4 kali, warna kuning
muda.
Antropometri:
BB = 9 kg PB = 71 cm LK = 43cm
Tanda vital :
HR : 132 x/menit
RR : 52x/menit
Suhu : 38,1oC
SpO2 : 88%
DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia
13
TERAPI
02 masker 6 Lpm
IVFD D5 1/4 900 cc/ 24 jam
Inj Gentamicin 1x 45 mg IV
PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad funtctionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
III. DISKUSI
Berdasarkan anamnesis dari ibu kandung pasien, diketahui bahwa anak sesak
napas disertai batuk lendir ± 1 minggu SMRS. Sejak ± 3 hari sebelum sesak napas
pasien mengalami demam, batuk kering disertai pilek. Demam hingga sekarang,
tidak disertai kejang, kesadaran pasien baik. Muntah (-), BAB normal ±3 kali sehari,
konsistensi lunak, warna kekuningan. BAK normal ± 4 kali, warna kuning muda.
Pneumonia masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang tinggi pada
dilakukan di beberapa Negara seperti Amerika dan Thailand melaporkan hal yang
sama. Manifestasi klinis pneumonia sesuai dengan kriteria WHO adalah batuk,
demam, takipnea, peningkatan usaha nafas, nafas cuping hidung dan hipoksia
lengkap dan foto toraks. Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada 06 Mei 2018.
limfosit dominan sebagai penanda adanya infeksi virus. Peningkatan leukosit dengan
Pemeriksaan foto toraks dilakukan pada 06 mei 2018. Pada gambaran foto toraks
didapatkan tampak infiltrat di kedua lapangan paru. Gambaran foto toraks pada
bronkopneumonia dapat dijumpai gambaran difus merata pada kedua paru, berupa
bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan
Pada kasus ini juga dilakukan pemeriksaan pulse oxymetry dan didaptkan kadar
SpO2 88%. Setiap anak yang dirawat inap karena bronkopneumonia harus dilakukan
pemeriksan pulse oxymetry. Kadar SpO2 ≤ 92% merupakan salah satu kriteria rawat
inap.
Pada kasus ini pasien termasuk dalam bronkopneumonia berat karena ditemukan
Klasifikasi
1. Menurut WHO1
b. Pneumonia
Napas cepat
dengan:
Ada tanda bahaya pada anak berupa tidak bisa atau tidak mau
berat.
dalam.
ireguler
malnutrisi
4. Berdasarkan PPM.9
Dibagi menjadi bayi kurang dari 2 bulan dan anak 2 bulan – 5 tahun.
pernapasan ireguler.
5. Berdasarkan MTBS10
Pasien yang datang dengan batuk dan kesukaran bernapas harus dicurigai
Manifestasi sistemik
Pneumonia berulang
19
paru kronik)
02 masker 6 Lpm
Inj Gentamicin 1x 45 mg IV
Pasien dengan saturasi oksigen ≤92% dan kesulitan bernapas harus diberikan
terapi oksigen dengan nasal kanul untuk mempertahankan saturasi oksigen >92 %.
Pada pneumonia berat atau asupan peroral kurang diberikan cairan intravena dan
balans cairan ketat. Nebulisasi dengan β2 agonis atau Nacl dapat diberikan untuk
diberikan ampisilin + gentamisin. Pada usia >2 bulan dapat diberikan ampisilin
sebagai lini pertama, bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan dapat ditambahkan
Status gizi pasien ini adalah baik. Menurut teori yang ada, status gizi pada saat
20
pasien itu sendiri. Status gizi dan keadaan pasien yang terinfeksi memberikan
interaksi sinergis. Infeksi berat dapat memperjelek keadaan pasien melalui asupan
makanan dan peningkatan hilangnya zat-zat gizi esensial tubuh. Pasien tidak
mengalami penurunan nafsu makan, status gizi baik, fungsi dari pada organ lainnya
juga baik. Oleh karena itu untuk prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam
FOLLOW UP PASIEN
IV Kesimpulan
Telah dilaporkan satu kasus bronkopneumonia pada anak laki-laki dengan usia 1
tahun 2 bulan hari. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis,
pemeriksaan penunjang. Prognosis pasien adalah bonam karena pada akhir perawatan
gejala dan tanda pneumonia menghilang dan pemberian ASI dan makanan oral
adekuat.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, editors. Buku ajar respirologi anak.
ed 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008.
2. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, editors. Kapita selekta
kedokteran jilid 2. Ed 3. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2000.
3. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati
ED. Pedoman pelayanan medis jilid 1. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010.
4. Symptoms of bronchial pneumonia. Diakses dari:
http://www.ehow.com/about_5079434_symptoms-bronchial-pneumonia.html
5. Symptoms of bronchial pneumonia. Diakses dari:
http://www.livestrong.com/article/16061-symptoms-bronchial-pneumonia/
6. Kartasasmita CB, Duddy HM, Sudigdo S, Agustian D, Setiowati I, Ahmad
TH, et al. Nasopharyngeal bacterial carriage and antimicrobial resistance in
under five children with community acquired pneumonia. Paediatr Indones
2001; 41:292-5.
7. Bronchial pneumonia. Diakses dari:
http://www.pneumoniasymptoms.org/bronchial-pneumonia/bronchial-
pneumonia.html
8. Bronchopneumonia. Diakses dari:
http://en.wikipedia.org/wiki/Bronchopneumonia
9. Bronchopneumonia. Diakses dari: www.bronchopneumonia.org
10. Abdoerachman MH. Open Comparison Study between Augmentin and
Ampicillin – Chloramphenicol in the Treatment of Bronchopneumonia in
Children. Paediatr Indones 2001; 35: 222 – 226.
11. Diagnosis dan tatalaksana Bronkopneumonia. Diakses dari:
juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/download/1214/pdf
26