Petunjuk Pengisian Abk Ditjenim - Online PDF
Petunjuk Pengisian Abk Ditjenim - Online PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil Analisis Beban Kerja juga dapat dijadikan alat ukur untuk
meningkatkan produktivitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam
rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan
aparatur negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun
kepegawaian.
Tujuan dari hasil analisis beban kerja, antara lain sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi efisiensi dan efektifitas beban kerja yang
menggambarkan prinsip rasional, efektif, efisien, realistis dan
operasional secara nyata.
2. Memetakan kondisi riil pegawai baik kuantitatif maupun kualitatif beserta
kompetensi yang dibutuhkan pada suatu unit kerja sebagai bahan
perumusan formasi dan rasio kebutuhan pegawai untuk keperluan
penataan kelembagaan.
Manfaat dari hasil Analisis Beban Kerja antara lain sebagai berikut:
1. Penataan/penyempurnaan struktur organisasi;
2. Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
4. Sarana peningkatan kinerja kelembagaan;
5. Penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan, penyusunan
Daftar Susunan Pegawai (DSP) atau bahan penetapan eselonisasi
jabatan struktural;
6. Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan
beban kerja organisasi;
7. Program mutasi pegawai dari unit yang berkelebihan ke unit
yang kekurangan;
8. Program promosi pegawai;
9. Reward and punishment terhadap unit atau pejabat;
10.Bahan penyempurnaan program diklat.
BAB II
TEKNIS PELAKSANAAN
A. Pengertian
Laporan Analisis Beban : Naskah yang berisi hasil Analisis Beban Kerja
Kerja disertai penjelasan kuantitatif dan kualititatif
dari hasil Analisis Beban Kerja tersebut.
Untuk dapat melakukan Analisis Beban Kerja secara baik dan benar
yang dimaksud adalah jam kerja efektif, yaitu jam kerja yang harus diisi
dengan kerja untuk menghasilkan suatu produk baik bersifat konkrit atau
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak dilakukan foto dan wawancara.
tahun 2013.
kerja efektif yang akan digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan
Jam kerja efektif per minggu dengan allowance (waktu luang) sebesar 25% dari jam:
133 hari
Jam kerja efektif tersebut akan menjadi alat pengukur dari beban kerja yang
C. Waktu Pelaksanaan
sebagai berikut:
I. Pengumpulan data
Klik
b. Setelah tautan tersebut diklik maka responden akan secara otomatis menuju
ke form survey sebagaimana berikut:
Klik Next
Pilih
centang
Klik Next
d. Kemudian silahkan mengisi data awal dengan pilihan yang telah tersedia,
lalu klik next, sebagaimana berikut ini:
Klik Next
e. Bila jabatan atau uraian jabatan telah tersedia, maka silahkan mengisi
sesuai jabatan responden sebagaimana petunjuk berikut:
Pilihan unit
organisasi
Kemudian isilah tabel yang tersedia sesuai dengan jabatan responden, contohnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Uraian
tugas
Bila
memerlukan
keterangan
lebih lanjut
Jenis media
kerja (manual,
semi otomatis,
otomatis)
Uraian jabatan
sesuai
kategori
jabatan
pilihan
Klik next
Klik next
Klik submit
LAMPIRAN PERATURAN
Menimbang:
a. bahwa berdasarkan penilaian pelaksanaan uji coba penerapan 5 (lima) hari kerja
dalam satu Minggu yang dilaksanakan selama satu tahun terakhir, penerapan hari
dan jam kerja yang baru perlu dilaksanakan secara bertahap di lingkungan
Lembaga Pemerintah baik Tingkat Pusat maupun di lingkungan Pemerintah Daerah;
b. bahwa untuk memberi landasan hukum yang cukup baik pelaksanaan hari dan
jam kerja yang baru tersebut, dipandang perlu menetapkan dengan Keputusan
Presiden.
Mengingat:
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(Lembaga Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3041);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3176).
Memutuskan:
Menetapkan:
KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG HARI KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA
PEMERINTAH
(1) Hari kerja bagi seluruh lembaga Pemerintah Tingkat Pusat dan Pemerintah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya ditetapkan lima hari kerja mulai hari Senin
sampai dengan hari Jumat.
(2) Jumlah jam kerja efektif dalam lima hari kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) adalah 37,5 jam, dan ditetapkan sebagai berikut:
a. Hari Senin sampai dengan Hari Kamis: Jam 07.30 - 16.00 Waktu istirahat: Jam
12.00 - 13.00
b. Hari Jumat:Jam 07.30 - 16.30 Waktu istirahat:Jam 11.30 - 13.00.
Pasal 2
Ketentuan tentang hari dan jam kerja bagi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
termasuk Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di lingkungan Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia ditetapkan tersendiri oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan
setelah mendengar pertimbangan Panglima Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia.
Pasal 3
(1) Dikecualikan dari ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 adalah:
a. Unit-unit di lingkungan lembaga Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 yang tugasnya bersifat pemberian pelayanan kepada masyarakat;
b. Lembaga pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA);
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan lebih
lanjut oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah dengan koordinasi dan
setelah mendapat persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pasal 4
(1) Penerapan ketentuan tentang hari dan jam kerja di lingkungan Pemerintah
Daerah Tingkat I selain Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, lembaga
Pemerintah tingkat Pusat yang berada di Daerah serta Pemerintah Daerah Tingkat
II,dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan dan kebutuhan masing-
masing daerah.
(2) Pelaksanaan penerapan ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat(1) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri atau
Menteri Teknis yang bersangkutan dengan koordinasi dan setelah mendapat
persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pasal 5
Menteri atau Pimpinan Lembaga yang menerapkan lima hari kerja dapat mengatur
penugasan siaga tugas pada hari Sabtu di lingkungan lembaga masing-masing.
Pasal 6
Bagi Lembaga Pemerintah yang melaksanakan ketentuan tentang hari dan jam
kerja sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden ini tidak berlaku ketentuan
serupa yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1964 tentang
Jam Kerja Pada Kantor-kantor Pemerintah Republik Indonesia dan Keputusan
Presiden Nomor 24 Tahun 1972tentang Jam Kerja Dalam Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Raya.
Pasal 7
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 1995.
Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 27 September 1995
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA