Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN

INDERA TAHUN 2018

A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia 9SDM), di mana Kesehatan Indera Pendengaran merupakan salah satu faktor yang sangat
penting untuk meningkatkan kualitas SDM
WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2000 terdapat 250 juta (4,2%) penduduk dunia
menderita gangguan pendengaran, di mana sepertiganya terdapat di Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Hasil survey Nasional Kesehatan Indera tahun 1994-1998 di 7 Provinsi didapatkan
prevalensi ketulian 0,4%, gangguan pendengaran 16,8% (masukan P/L, umur). Penyebab terbanyak
dari morbiditas telinga adalah serumen prop (3,6%), dan OMSK (3,1%) di samping gangguan
pendengaran lainnya yaitu presbikusis (2,6%), ototoksisitas (0,3%), tuli mendadak
(0 ,2%), dan tuna rungu (0,1% ).

B. LATAR BELAKANG

Dalam rangka menurunkan prevalensi ketulian, Departemen Kesehatan telah menyusun


kebijakan-kebijakan di bidang Kesehatan Indera Pendengaran yaitu: Rencana Strategi Nasional
Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Renstranas PGP Ketulian) dan Pedoman
Manajemen Kesehatan Indera tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan Penanggulangan
Gangguan Pendengaran dan Ketulian di Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan rekomendasi
WHO akan diprioritaskan pada 4 penyakit penyebab gangguan pendengaran dan ketulian yaitu
OMSK, Presbikusis, Gangguan pendengaran akibat bising/Noise Induce Hearing Loss (NIHL) dan
Tuli congenital. Namun demikian adanya prioritas tersebut tidak mengabaikan penyakit lain
penyebab ketulian yang spesifik di wilayah tersebut. Kegiatan pelayanan kesehatan Indera
Pendengaran dilaksanakan oleh Puskesmas sebagi sarana pelayanan kesehatan strata pertama dan
Balai Kesehatan Indera Masyarakat
( BKIM) dan RSU sebagai sarana rujukan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan mempunyai funsi sebagai
1) Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, 2) Pusat pemberdayaan masyarakat dan 3)
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam mencapai Visi: Kecamatan Sehat, Puskesmas
menyelenggarakan upaya kesehatan wajib yaitu upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu dan anak serta KB, upaya perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular serta upaya pengobatan. Selain itu sesuai dengan masalah daerah setempat dapat
dilaksanakan upaya kesehatan pengembangan. Kesehatan Indera Pendengaran termasuk dalam
upaya kesehatan pengembangan Puskesmas yang dapat diintegrasikan dengan upaya kesehatan
wajib.
Agar program kesehatan Indera Pendengaran ini dapat dikelola baik dari aspek manajemen
di tingkat Puskesmas maupun aspek pelayanan kepada masyarakat yang mencakup promotif,
preventif, dan kuratif, maka diperlukan suatu pedoman pelayanan kesehatan Indera Pendengaran
di Puskesmas. Pedoman ini akan menjadi acuan bagi petugas Puskesmas dalam pelaksanaan dan
pengembangan program kesehatan Indera Pendengaran di wilayah kerja Puskesmas.

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan Indera Pendengaran masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
b. Tujuan Khusus
1. Menungkatmya pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehtan dan kader
2. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat untuk memelihara
kesehatan dalam menanggulangi gangguan pendengaran dan ketulian
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran kepada
masyarakat
4. Meningkatnya temuan kasus gangguan pendengaran secara dini
5. Meningkatnya cakupan pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran masyarakat

D. SASARAN
a. Sasaran Primer:
1. Bayi
2. Balita
3. Anak usia sekolah/remaja
4. Usia produktif
5. Ibu hamil
6. Pekerja industri
7. Usia lanjut
b. Sasaran Sekunder:
1. Tenaga kesehatan
2. Kader
3. Tokoh masyarakat
4. Guru

E. PERENCANAAN KEGIATAN
Puskesmas yang akan mengembangkan Upaya Kesehatan Indera Penglihatan mempersiapkan;
a. Sumber daya
1. Tenaga yang terlibat:
1. Dokter, perawat dan tenaga medis lainnya
2. Kader, guru UKS dan tokoh masyarakat
2. Sarana dan prasarana
3. Dana
b. Survei Mawas Diri (SMD)
c. Penyusunan Usulan Kegiatan

Tabel 1. Contoh Matriks Rencana Kegiatan


No Kegiata Vol Tujua Sasara Lokasi Pelaksan Wakt Biay
. n n n a u a
1.
2.
3.

F. PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Sosialisasi
b. Pelatihan
c. Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran di Puskesmas:
1. Pelayanan di dalam gedung Puskesmas, berupa:
1. Penyuluhan kesehatan Indera Pendengaran
2. Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian melalui
rawat jalan pengobatan dan pada unit-unit pelayanan lainnya
3. Pemeriksaan dan tindakan medis masalah gangguan pendengaran
4. Merujuk kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian kepada fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
2. Pelayanan di luar gedung Puskesmas
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran tersebut adalah:
1. Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat anak sekolah, kelompok
pekerja yang berisiko terhadap gangguan pendengaran,, dan lain-lain
2. Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian di
masyarakat dan sekolah oleh kader, dokter kecil, guru UKS, dan petugas
kesehatan yang sudah dilatih
3. Pengobatan kasus-kasus gangguan pendengaran dan pertolongan pertama
pada kedaruratan telinga dapat dilakukan oleh dokter dari perawat
Puskesmas
4. Rujukan kasus ke Puskesmas atau fasilitas yang lebih tinggi

d. Pembinaan peran serta masyarakat Langkah-langkah untuk menjalin kemitraan:


1. Identifikasi dan analisis masalah gangguan pendengaran dan ketulian
Tabel 2. Contoh Matriks Analisis Masalah
MASALAH PERILAKU YG DIHARAPKAN DARI
GANGGUAN INDIVIDU/KELUARGA
PENDENGARAN DAN MENCEGAH MENGATASI
KETULIAN
OMSK
Presbikusis
Gangguan Pendengaran
Akibat Bising/NIHL
Tuli kongenital
Lain-lain
2. 2. Pemberdayaan masyarakat

3. Promosi Kesehatan Indera Pendengaran


4. Bina Suasana

5. Advokasi

G. PEMANTAUAN DAN EVALUASI


Pelaksanaan kegiatan harus diikuti dengan pemantauan secara berkala untuk melakukan
telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai. Telaahan bulanan terhadap
penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai Puskesmas dibandingkan dengan rencana
kegiatan dan standar pelayanan. Kesimpulan dirumuskan dalam bentuk kinerja Puskesmas yang
terdiri dari cakupan, mutu dan biaya serta masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu
penyelenggaraan kegiatan.
Telahaan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas. Sebagai
tindak lanjut pemantauan ini dirumuskan upaya pemecahan masalah dan diuraikan dalam bentuk
rencana kegiatan bulanan/triwulan yang akan datang. Pada akhir tahun saat mengadakan evaluasi
kegiatan.

H. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen informasi melalui kegiatan
pencatatan, komponen pelaporan, dan komponen analisis dan evaluasi.
a. Pencatatan Program Kesehatan Indera Pendengaran
b. Pelaporan Program Kesehatan Indera Pendengaran
c. Analisis dan Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai