Anda di halaman 1dari 48

PERENCANAAN LINGKUNGAN 5

“IPAL (INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH)”


KOTA BATU
PROVINSI JAWA TIMUR

Disusun Oleh:
MAHIRZZA ALIFIA AYUDINTA
NPM: 09.2016.1.90144
Dosen Pengampu:
Ayu Nindyapuspa, ST., MT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota
besar di Indonesia, telah menunjukan gejala yang cukup serius, penyebab dari
pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa pengolahan terlebih dahulu
ke sungai atau ke laut, tetapi juga yang tidak kalah memegang andil baik secara sengaja
atau tidak merupakan masyarakat itu sendiri, yakni akibat air buangan rumah tangga
yang jumlahnya makin hari makin besar sesuai dengan perkembangan penduduk
maupun perkembangan suatu kota (Asmadi dan Suharno, 2012).
Di negara berkembang seperti Indonesia, pencemaran oleh air limbah domestik
merupakan jumlah pencemar terbesar (85%) yang masuk ke badan air. Sedangkan di
negara maju pencemar domestik mencakup 15% dari seluruh pencemar yang
memasuki badan air (Suriawiria, 1996). Beberapa tahun terakhir kualitas sungai di
indonesia mengalami penurunan, terutama setelah melalui daerah permukiman,
industri dan pertanian. Pembuangan air limbah tanpa melalui proses pengolahan akan
mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Efek yang dapat ditimbulkan akibat
membuang limbah domestik secara langsung ke lingkungan, saluran drainase kota, atau
badan air lain tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu bisa menyebabkan gangguan
terhadap kesehatan, biota perairan, dan estetika.
Untuk mengolah air limbah domestik maka salah satu teknologi yang
digunakan adalah dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
komunal. IPAL Komunal merupakan pengolahan air limbah secara offsite, dimana
sumber air limbah berasal dari beberapa tempat (rumah tangga) tetapi pengolahannya
dilakukan terpusat di satu tempat. Namun tidak semua tipikal airlimbah yang diolah di
IPAL komunal, parameter-parameter tertentu pada efluennya sesuai dengan yang
direncanakan atau baku mutu yang telah ditetapkan. Pembangunan IPAL Komunal
menjadi salah satu pilihan untuk menangani limbah yang berasal dari aktivitas kegiatan
Page |1
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
permukiman agar tidak menjadi bahan pencemar mahluk hidup dan lingkungan setelah
melalui tahap pengolahan yang pada akhirnya dibuang ke badan air.
Kota Batu merupakan kota termuda di provinsi Jawa Timur yang juga
merupakan sebagai kota wisata. Terlihat dari banyaknuya investor seperti adanya Batu
Night Spectakuler, Musium Satwa, Batu Town Square, villa dan perumahan. Dengan
perkembangan bangunan yang begitu baik, maka harus disertai dengan pelayanan
sanitasi yang baik pula khususnya ketersediaan IPAL. Kota Batu memiliki 44 Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal yang dibangun berdasarkan sumber dana dari
Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI)
(Andi:2013). Berdasarkan data yang telah ada mengenai IPAL komunal yang ada di
kota Batu, penulis ingin mempelajari dan melakukan perencanaan desai IPAL di Kota
Batu berdasarkan data proyeksi penduduk Kota Batu.
1.2.TUJUAN
Tujuan dari perencanaan instalasi pengolah air limbah adalah:
1. Mempelajari proses instalasi pengolahan air limbah di Kota Batu.
2. Mempelajari perhitungan sistem desain instalasi pengolahan air limbah di Kota
Batu.
1.3.MANFAAT
Hasil dari perancangan ini diharapkan memberi manfaat berupa:
1. Menambah pembelajaran dalam membuat Desain IPAL skala komunal.
2. Memberikan referensi gambaran tentang desain IPAL kota Batu.
1.4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari perencanaan instalasi pengolah air adalah:
1. Menghitung proyeksi penduduk Kota Batu.
2. Menghitung Kebutuhan air.
3. Menentukan diagram alir pengolahan air limbah.
4. Perhitungan tiap unit sistem pengolahan air limbah.
5. Mendesain dari perhitungan tiap unit sistem pengolahan air limbah.

Page |2
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
BAB 2
DASAR TEORI

2.1.DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Bak
Bar Screen
Grit Pengendap
Comminutor Aerasi
Chamber 1

Sludge Drying Bed Bak Pengendap 2 Desinfeksi

2.2.SUMUR PENGUMPUL
Sumur pengumpul merupakan salah satu bangunan pengolahan pendahuluan
dalam perencanaan bangunan pengolahan air limbah. Sumur pengumpul dilengkapi
dengan pompa yang berfungsi untuk memompakan air limbah ke instalasi pengolahan
air limbah. Fungsi sumur pengumpul ini adalah untuk menampung air limbah dari
saluran air limbah (intercepting sewer) yang kedalamannya berada di bawah
permukaan instalasi pengolahan air limbah. Terdapat 2 jenis sumur pengumpul yaitu
sumur basah dengan menggunakan pompa submersible atau suspended / motor yang
terpasang di atas level muka air di dalam sumur basah, sedangkan bagian pompa
terendam. Sumur Kering menggunakan salah satu dari self-priming / suction lift
centrifugal pump atau pompa sumur kering/ pompa dipasang dalam kompartemen yang
terpisah dengan air yang dihisap.

Gambar 1. Sumur Pengumpul (Sumber: sanitasi.net, 2015)

Page |3
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
2.3.BAR SCREEN
Bar screen yang berfungsi untuk menyaring ampas, Sampah yang mengapung.
Supaya aliran air tidak menghambat, maka pembersihan secara rutin harus dilakukan
secara manual untuk mengambil sampah yang menyangkut disaringan dengan garuk
bambu. Saringan dilengkapi dengan kawat – kawat, kisi- kisi, maupun plat berlubang
untuk menghalangi padatan yang berukuran besar masuk ke dalam pengolahan air
limbah. Saringan yang biasa digunakan dalam air limbah memiliki beberapa kriteria.

Tabel 1. Persyaratan Teknis Saringan Air Limbah (Sumber: sanitasi.net, 2015)

Gambar 2. Bar Screen (Sumber: sanitasi.net, 2015)

Page |4
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
2.4.COMMINUTOR
Proses Comminutor yaitu proses untuk menghancurkan benda padat yang
berukuran besar seperti bebatuan atau bahan-bahan organik kedalam ukuran yang lebih
kecil. Proses ini diperlukan agar tidak terjadi penyumbatan pada saluran atau kerusakan
akibat gesekan aliran yang diakibatkan adanya benda padat. Comminutor berfungsi
sebagai alat pencucian untuk memotong-motong sisasisa material yang masih terbawa
aliran, sampai ukurannya menjadi lebih kecil dan atau hancur sama sekali sehingga
memudahkan dalam pengolahannya. Penentuan ukuran dan tipe comminutor dipilih
berdasarkan debit maksimum air buangan. Comminutor diproduksi langsung dari suatu
pabrik sehingga dimensinya dapat dipilih sesuai dengan keinginan. Umumnya ukuran
slot (celah-celah pada comminutor) yaitu ¼” sampai ¾”, tergantung tipe peralatan dari
pabrik yang membuatnya. Comminutor yang digunakan adalah jenis Controlled
Discharge. Pemilihan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa jenis ini tidak
memperhitungkan head loss, karena head loss selalu ditentukan oleh pabrik pembuat.
Sedangkan untuk tipe free discharge, biasanya membutuhkan lahan yang tinggi
sehingga tidak dapat digunakan di sembarang tempat (Panji:2017).

2.5.GRIT CHAMBER
Penghilangan bahan – bahan kasar dapat dilakukan dengan bangunan grit
chamber atau pemisah solid sentrifugal. Grit chamber dirancang untuk meremoval
pasir, kerikil dan bahan – bahan kasar lainnya yang mempunyai berat gravitasi relatif
tinggi, sehingga partikel – partikel tersebut dapat mengendap dengan sendirinya.
Grit Chamber dalam pengolahan air limbah diletakkan setelah bar screen dan
sebelum bak pengendap pertama. Dimana fungsi dari bak pengendap pertama adalah
menghilangkan bahan – bahan organik. Adanya screen di depan grit chamber akan
membuat proses dan perawatan grit chamber semakin mudah
Ada tiga tipe grit chamber antara lain, horisontal flow biasanya berbentuk
rektanguler, aerated dan vortex. Untuk tipe horisontal flow, kecepatan air yang
mengalir dikontrol oleh dimensi bangunan tersebut, adanya pintu air didepan bangunan
dan weir di akhir bangunan (effluent). Tipe aerated terdiri dari aliran yang berbentuk
Page |5
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
spiral, dimana kecepatan spiral juga dipengaruhi oleh dimensi bangunan dan kuantitas
udara yang dimasukkan dalam bangunan tersebut. Tipe vortex merupakan bangunan
yang berbentuk silinder dimana kekuatan sentrifugal dan gravitasi yang dapat
memisahkan bahan – bahan kasar seperti pasir maupun kerikil.Perencanaan Grit
Chamber pada awalnya didasarkan pada removal bahan – bahan kasar yang
mempunyai spesifik gravity 2.65 dan temperatur 15.5o C (60o F). Dimana sesuai
rangenya untuk berat partikel atau spesifik graviti antara 1. 3 – 2.7 (Panji:2017).

2.6.BAK PENGENDAP 1
Bak pengendap 1 atau primary sedimentation memiliki Fungsi mengendapkan
partikel Discrete, Pemisahan partikel discrete (partikel yang tidak mengelompok) dari
suspensi melalui pengendapan bebas (unhindered settling). Bak pengendap I juga
berfungsi menurunkan BOD/COD dalam aliran sehingga menurunkan beban
pengolahan biologis pada tahapan pengolahan berikutnya. Unit ini dapat
mengendapkan (50-70)% padatan yang tersuspensi (suspended solid) dan mengurangu
(30-40)% BOD. Terdapat 3 jenis bak pengendap yaitu Horizontal flow (aliran
horizontal) yaitu dalam bentuk persegi panjang. Aliran Radial (Radial flow) yaitu bak
sirkular, air mengalir dari tengah menuju pinggir dan Aliran ke atas (Upward flow)
yaitu aliran dari bawah keatas dan biasanya bak dalam bentuk kerucut menghadap ke
atas (Joy:2015).

Page |6
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Gambar 3. Jenis/Tipe Bak Pengendap (Sumber: sanitasi.net, 2015)

2.7.TANGKI AERASI
Pada bak aerasi, udara dialirkan dengan tujuan untuk menyampurkan dan
menyirkulasikan seluruh isi bak. Selain itu, udara yang dialirkan juga berfungsi
sebagai suplai oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme. Penyaluran udara
blower aerator yang ditempatkan didasar bak. Adanya perputaran rotor tersebut
menyebabkan terjadinya pergerakan aliran sehingga kontak dengan udara lebih
cepat, menyebabkan pencampuran sempurna antara air dan udara. Rotor mempunyai
fungsi untuk menjaga kontinuitas dari aliran sehingga isi saluran tetap dalam keadaan
tersuspensi. Udara yang dialirkan merupakan oksigen murni, hal ini dimaksudkan
untuk memaksimalkan proses yang akan terjadi. Di dalam Saluran aerasi berlangsung
proses fisis maupun biologis, dimana sebagian kecil bahan organik langsung
mengalami oksidasi kimia, tetapi bagian terbesar harus distabilkan oleh aktivitas
mikroorganisme yang sudah dibentuk dalam sistem. Di dalam bak aerasi terdapat bola-
bola biofilter yang ditempatkan dibak aerasi tapi dengan cara dikurung pada kotak-
kotak kawat. Ini dilakukan supaya bola bola biofilter tetap pada posisinya masing-
masing. Jika dilepaskan begitu saja tidak dapat bekerja maksimal, karena bisa jadi bola
tersebut mengapung mengikuti arah air. Material organik dalam air limbah diharapkan
dapat melekat pada biofilter, sehingga terjadi pertumbuhan biologis yang melekat
(menempel) pada biofilter guna mengasimilasi material organik tersebut. Air yang
selesai di bak aerasi dialirkan menuju bak sedimentasi dengan gravitasi dan flok yang
mengendap didasar bak aerasi akan dipompa menuju bak pengering lumpur
(Anwar:2007).

2.8.BAK PENGENDAP 2
Bak pengendap 2 atau clarifier memiliki fungsi yaitu tempat terjadinya
pemisahan pengendapan material flocculant (hasil proses flokulasi atau proses sintesa
oleh bakteri) yaitu partikel yang mengelompok oleh gaya saling tarik menarik (van der
waals forces) menjadi menggumpul lebih besar dan kemudian menjadi lebih berat dan
Page |7
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
mudah mengendap. Perhatian khusus harus diberikan terhadap pengendapan floc dalam
bentuk MLSS (mixed liquoer suspended solid) dari proses activated sludge atau lumpur
aktif yang konsentrasinya tinggi mencapai 5000 mg/l. Clarifier ini merupakan
pengendapan terakhir yang disebut juga final sedimentation. Untuk desain surface
loading (Q/A) digunakan 30 s/40 m3/m2.hari. Untuk desain yang aman harus
menggunakan debit maksimum. Kedalaman bak pengendap dari weir minimal adalah
3 m dengan waktu detensi (td) 2 jam untuk aliran puncak dan jika perhitungan
menggunakan aliran rata-rata maka waktu detensinya berkisar 4,5 s/d 6 jam. Besarnya
beban Weir loading rate adalah sebesar 124 m3/m.hari (Joy:2015).

Gambar 4. Bentuk Bangunan Secondary Clarifier (Sumber: sanitasi.net, 2015)

2.9.SLUDGE DRYING BED


Sludge drying bed merupakan salah satu fasilitas pengeringan lumpur (sludge
dewatering) yang cukup banyak diguanakan. Biasanya sludge drying bed digunakan
untuk lumpur yang berasal dari digester (Metcalf & Eddy, 1991). Keuntungan dengan
menggunakan sludge drying bed adalah biaya investasi yang kecil, tidak memerlukan
perhatian khusus dalam pengoperasiannya dan konsentrasi solild yang tinggi pada
lumpurnya.

Page |8
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Pada pengoperasiannya lumpur diletakkan di atas bed dengan ketebalan lapisan
lumpur (200 – 300) mm lalu dibiarkan mengering. Sebagian air yang terkandung di
dalam lumpur akan mengalir melalui pori – pori bed dan sebagian lagi akan menguap.
Untuk menampung air yang mengalir ke bawah ini dibuat susatu sistem drainase lateral
dengan menggunakan pipa berpori (berlubang). Lumpur yang telah mengering pada
bagian atas bed disisihkan dan dapat dibuang ke landfill ataupun dapat juga digunakan
sebagai soil conditioner.

Page |9
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
BAB 3
GAMBARAN UMUM
WILAYAH PERENCANAAN

3.1. Profil Singkat Kota


Kota Batu
merupakan salah satu
kota yang baru terbentuk
pada tahun 2001 sebagai
pecahan dari Kabupaten
Malang. Sebelumnya
wilayah kota batu
merupakan bagian dari
Sub Satuan Wilayah
Pengembangan 1 (SSWP
1) Malang Utara. Kota
ini sedang mempersiapkan diri untuk mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan
serta mengevaluasian proyek-proyek pembangunan secara mandiri sehingga
masyarakat di wilayah ini semakin rneningkat kesejahterannya Kota Batu yang terletak
800 meter diatas permukaan air laut ini dikarunia keindahan alam yang memikat.
Potensi ini tercermin dari kekayaan produksi pertanian, buah dan sayuran, serta
panorama pegunungan dan perbukitan. Sehingga dijuluki the real tourism city of
Indonesia oleh Bappenas. Kota Batu memiliki 3 (tiga) buah gunung yang telah dikenal
dan telah diakui secara nasional. Gunung-gunung tersebut adalah Gunung Pandennan
(2010 m),Gunung Welirang (3156 m), Gunung Arjuno (3339 m) dan masih banyak lagi
lainnya dengan kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut menjadikan kota
Batu terkenal sebagai daerah dingin. Temperatur rata-rata kota Batu 2l,5°C, dengan
temperatur tertinggi 27,2°C dan terendah 14,9°C.Rata-rata kelembaban nisbi udara 86'
% dan kecepatan angin 10,73 km/jam. Curah hujan tertinggi di kecamatan Bumiaji
sebesar 2471 mm dan hari hujan 134 hari.
Page |10
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Tabel 1 . LUAS WILAYAH KOTA BATU 2001
Luas
No. Kecamatan
(km²)
1. Bumiaji 130,189
2. Batu 46,777
3. Junrejo 26,234
Total 202,800
Secara astronomis terletak di 112°17'10,90"-122°57'11" Bujur Timur dan 7°44'55,11"-
8°26'35,45 Lintang Selatan. Sedangkan batas adminstratif wilayahnya dapat
digambarkan sebagai berikut:
• Batas wilayah utara :Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan
• Batas wilayah selatan : Kabupaten Malang
• Batas wilayah Barat : Kabupaten Malang
• Batas wilayah Timur : Kabupaten Malang
Kota Batu merupakan ibu kota Batu, Jawa Timur. Memiliki wilayah seluas 197,087
km² yang dibagi dalam 3 wilayah kecamatan (Bumiaji, Batu, Junrejo), 4 kelurahan, dan
19 desa, dengan jumlah penduduk 168.155 jiwa (2001).

3.2. Profil Wilayah

Julukan kota apel telah lama melekat pada kota yang secara resmi baru berdiri
dua tahun lalu. Apel merupakan produk khas yang menjadi andalan daerah yang
atarannya berada di ketingggian tak kurang dari 600 m diatas permukaan laut serta
dikelilingi banyak gunung (Gunung Panderman, Gunung Banyak, Gunung Welirang,
dan Gunung Bokong). Jenis tanah yang berada di kota Batu sebagian besar merupakan
andosol, selanjutnya secara berurutan kambisol, latosol dan aluvial. Tanahnya berupa
tanah mekanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung
berapi, sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi. Banyak

Page |11
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
potensi wisata alam yang bisa dikembangkan dari Kota Batu ini. Tinggal bagaimana
cara mengemas semua keindahan panorama alam tersebut. Sebagai contoh adanya
pemandian air panas Cangar, wisata olahraga paralayang yang mengambil lokasi di
Gunungbanyak, Kecamatan Bumiaji dan membentang hingga Kecamatan Batu dan
Junrejo. Konon, menurut atlet dan para pengunjung, pemandangannya adalah yang
paling bagus se-Asia. Potensi lain yang segera akan dikembangkan adalah akan
dibangun wisata bunga yang rencananya akan mengambil lokasi di Desa Sidomulyo,
Kecamatan Batu. Konsepnya, seluruh desa akan dipenuhi para penjual bunga, dan
pengunjung dapt datang untuk sekedar berjalan-jalan sambil melihat-lihat
pemandangan aneka bunga. Rencana lai adalah dengan menggarap puluhan goa
peninggalan Jepang yang terletak di tiga lokasi, yaitu Cangar (Kecamatan Bumiaji),
Tlekung (Kecamatan Juntrejo) dan Songgokerto (Kecamatan Batu). Hasil perkebunan
andalan yang menjadi komoditi utama dari Kota Batu adalah buah apel.
Apel batu ini memiliki empat varietas yaitu manalagi, rome beauty, anna, dan
wangling. Namun beberapa tahun belakangan ini, apel batu tidak lagi dapat
diunggulkan karena selain terjadi penurunan produksi antara 0,8-2,1%, apel batu juga
harus bersaing dengan apel-apel impordari Amerika, Australia, dan New Zealand.
Selain apel batu, Batu juga menghasilkan berbagai jenis buah lain seperti jeruk alpukat,
nangka, dan pisang. Seperti Kecamatan Bumiaji yang produktif menghasilkan
bermaca-macam buah-buahan, juga menjadi sentra produksi jeruk keprok batu, jeruk
keprok punten, dan jeruk manis. Dengan nilai produksi mencapai 23.152 ton dari
24.205 pohon, jeruk-jeruk batu tersebut didistribusikan ke Surabaya, Bali, dan Jakarta.
Sektor pertanian juga mulai digiatkan setelah masa kejayaan apel berlalu. Kota Batu
sedang mencoba meneliti pengembangan kedelai Jepang Edamamae di Batu. Hasilnya
sangat potensial unutk dipasok ke Jepang sebagai alternatif peningkatan pendapatan
petani. Setelah diuji coba, kualitasnya termasuk grade 9, diatas Jember atau Lumajang
yang meraih grade 6-7. Untuk mendukung ekspor kedelai, diperlukan industri
pengepakan yang membutuhkan dana sekitar Rp 15 milyar. Diharapkan, dari ekspor
satu kontainer, Batu meraup untung sekitar 40%.

Page |12
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
3.3. Jumlah Penduduk
Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Jawa Timur jumlah kota Batu
selama tahun 2011 – 2015 tercatat sebagai berikut:

Tahun Total
2011 192813
2012 194700
2013 196189
2014 198608
2015 200485
Sumber: http://jatim.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/323

3.4.Fasilitas Umum

Fasilitas Pendidikan
TABEL 3 . JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA BATU
Jenis Juml
No. Keterangan
Fasilitas ah
SD 90 536 ruang
1.
sederajat unit belajar
SLTP 24 189 ruang
2.
sederajat unit belajar
SMU 17 121 ruang
3.
sederajat unit belajar

Fasilitas Kesehatan
Dari beberapa fasilitas kesehatan yang ada di Kota Batu, proporsi terbesar adalah
posyandu yaitu sebanyak 182 lokasi. Fasilitas yang lain antara lain puskesmas 3
buah yang tersebar di 3 kecamatan di Kota Batu, RSU Baptis yang berada di

Page |13
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Kecamatan Junrej, Rumah Sakit Bersalin 17 buah. Sedangkan untuk tenaga madis
di Puskesmas terdiri dari 8 dokter, 17 perawat, 25 bidan, 2 ahli gizi dan 10 tenaga
lainnya. Dengan karakteristik penduduk Kota Batu yang memiliki struktur umur
penduduk yang berusia muda, maka perlu adanya pengendalian kelahirann melalui
gerakan KB Nasional. Pada tahun 2002, jumlah pasangan usia subur di Kota Batu
sebanyak 31.745 orang atau meningkat sebanyak 4,96%.

Page |14
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
BAB 4
PERHITUNGAN UNIT IPAL

1. PROYEKSI PENDUDUK
247191,76 jiwa x 80% = 197.753 jiwa
Dari 197.753 jiwa yang terlayani tersebut:
Penduduk yang terlayani sambungan rumah
80% x 197.753 jiwa = 158.203 jiwa
Kebutuhan air bersih tiap orang untuk yang terlayani sambungan rumah adalah 150
L/org/hari (kategori kota sedang)
= (150 L/orang/hari x 158.203 jiwa)/86400 =274, 66 L/dt
Jumlah penduduk yang terlayani hidran umum
=20% x 197.753 jiwa =39.551 jiwa
Berdasarkan tabel dari PU Cipta Karya kebutuhan air bersih untuk yang terlayani
hidran umum adalah 30 l/orang/hari, maka:
Kebutuhan air bersih = (30 l/orang/hari x 39.551 jiwa)/86400 = 13,73 L/dt
Jadi, total kebutuhan air bersih = 274, 66 L/dt + 13,73 L/dt = 288,39 L/dt
Air buangan diasumsikan sebesar 70% dari air bersih maka
70% x 288,39 L/dt = 201,87 L/dt
Air Limbah dari Fasilitas
Perhitungan air limbah dari fasilitas yang memiliki air buangan domestik dapat
dilihat sebagai berikut :
Contoh perhitungan :
Fasilitas : Kantor
Jumlah : 50 buah
Kapasitas : 100 orang
Kebutuhan Air Bersih: 20 Liter/org/hari
Q air bersih = 50 x 100 org x 20 L/org/hari
= 100.000 L/hari
= 2,75 L/detik
Page |15
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 2,75 L/detik
= 1,92 L/detik

Fasilitas : Pasar
Jumlah : 20 buah
Kapasitas : 300 orang
Kebutuhan Air Bersih: 10 Liter/org/hari
Q air bersih = 20 x 300 org x 10 L/org/hari
= 60.000 L/hari
= 1.65 L/detik
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 1,65 L/detik
= 1,15 L/detik

Fasilitas : Masjid
Jumlah : 25 buah
Kapasitas : 200 orang
Kebutuhan Air Bersih: 20 Liter/org/hari
Q air bersih = 25 x 200 org x 20 L/org/hari
= 100.000 L/hari
= 2,75 L/detik
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 2,75 L/detik
= 1,92 L/detik

Fasilitas : Sekolah
Jumlah : 250 buah
Kapasitas : 498 orang
Kebutuhan Air Bersih: 20 Liter/org/hari
Page |16
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Q air bersih = 250 x 498 org x 10 L/org/hari
= 1245000 L/hari
= 34,20 L/detik
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 34,2 L/detik
= 23,94 L/detik

Fasilitas : Stasiun
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 500 orang
Kebutuhan Air Bersih: 20 Liter/org/hari
Q air bersih = 1 x 500 org x 20 L/org/hari
= 10.000 L/hari
= 0,27 L/detik
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 0,27 L/detik
= 0,19 L/detik
Jumlah Q air Limbah 5 Fasilitas Umum
0,19 L/detik + 23,94 L/detik + 1,92 L/detik + 1,92 L/detik +1,15 L/detik = 29,12
L/detik
Debit air limbah rata – rata (average) diperoleh dengan menjumlahkan Q air
limbah penduduk dengan Q air limbah fasilitas :
Q Total = Q limbah penduduk + Q limbah fasilitas
(Q Average) = 201,87 L/dt L/dt + 29,12 L/detik
= 230.99 L/detik
= 0,23 m3/detik
Debit puncak (Q peak) didapatkan dengan mengalikan Q average dengan faktor
puncak (fp) yang didapatkan dengan mengeplotkan nilai Q average pada grafik
Peaking factor for domestic waste water flow. Nilai fp didapatkan sebesar 3.4.
Q peak = Q average x fp
Page |17
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
= 0,23 m3/detik x 3,4
= 0,78 m3/detik
Debit hari maksimum (Qmax) didapatkan dengan mengalikan Q average dengan f
max (Faktor hari maksimum) yang didapatkan sebesar 1.5.
Q max = 0,23 m3/detik x 1.5
= 0, 345 m3/detik

2. PPRELIMINARY SIZING
Preliminary sizing digunakan untuk memperkirakan besar/luas lahan yang
dibutuhkan dalam perencanaan IPAL. Data – data yang digunakan dalam
preliminary sizing ini antara lain:
Q average =0,23 m3/detik
Q peak = 0,78 m3/detik
Q max = 0,345 m3/detik
Q min = 0,043 m3/detik
A. SALURAN PEMBAWA DAN BAR SCREEN
Bar screen dipasan pada saluran pembawa air limbah sebelum masuk ke bak
ekualisasi.
Direncanakan:
• Saluran terbuat dari beton, kekasaran (n) = 0,015
• Panjang saluran (P) = 3 m
• Saluran segiempat L:H = 2:1 Penampang ekonomis
Perhitungan
Luas Basah Saluran (A)
𝑄 0,345
(A) = 𝑣 = =0,575 m2/dt
0.6

Dimensi Saluran
A = B.H
Karena B = 2H, maka bisa ditentukan
A = 2H2

Page |18
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
H = = 0,54 m
B = A/H = 1.07 m
Dimensi yang digunakan adalah:
Panjang (L) = 4m
Tinggi (H) = 0.52 m + 0.3 m (free board) = 0.82 m
Lebar (B) = 1.04 m ≈ 2 m

B. COMMINUTOR
Comminutor dipasang pada saluran pembawa menuju bak equalisasi setelah melewati
bar screen. Dipasang 1 buah Comminutor.
Diketahui:
Qpeak = 0,78 m3/detik= 780 L/dt
=17,8 m.g.d
Maka ditentukan
Diameter Comminutor = 1,2 m
Luas untuk 1 Comminutor
1 1
A=4 𝜋 .d2 = 4 𝜋 .1,22 = 1,13 m2

C. BAK EKUAILISASI
Direncanakan:
Bentuk bak persegi p=l
Kedalaman bak (H)= 3 m
Q yang digunakan Qmax = 0,345 m3/det
Waktu tinggal (td)= 7 menit
Kecepatan aliran pada inlet (v) = 0,6 m/dt
Perhitungan:
Volume bak
V= Qmax x td
= 0,345 m3/dt x 7 menit x 60 dt/menit

Page |19
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
=144,9 m2
𝑉 144,9
Luas Permukaan A =𝐻= = 48,3 𝑚
3

Karena P=L maka,


A = p x p = P2
P= √𝐴 =√48,3 = 6,9 m
Dimensi bak :
Panjang (p)= 6,9 m
Lebar (L) =6,9 m
Kedalaman= 3 m
Luas lahan yang dibutuhkan:
=P bak x L bak
= 6,9 m x 6,9 m = 47,61 m2
D. GRIT CHAMBER
Direncanakan:
Menggunakan Grit Chamber horizontal flow
Debit adalah Q average = 0,23 m3/dt
Diameter partikel yang diendapkan 0,21 mm
Waktu detensi (td) 60 detik
Kecepatan Horizontal Vh = 0,3 m/detik
Kecepatan Mengendap Vs = 1,12 m/menit = 0,0187 m/det
Kedalaman bak (H) = 1 m
Perhitungan :
Luas penampang melintang ( Across)
𝑄 0,23 𝑚3/𝑑𝑡
Across = 𝑉ℎ=0,0187 𝑚/𝑑𝑡 =0,32

Luas Permukaan (As)


𝑄 0,23 𝑚3/𝑑𝑡
As= 𝑉ℎ=0,0187 𝑚/𝑑𝑡 =0,32

Dimensi bak:
𝐴𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 0,32
Lebar (L) = = 0.75 = 0,43 𝑚 = 0,5 𝑚
𝐻

Page |20
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
𝐴𝑠 5,13
Panjang (P)= = = 10, 26 𝑚
𝐿 0,5

Luas lahan yang dibutuhkan:


=PxL
=10,26 m x 0,5 m = 5,13 m2
E. BAK PENGENDAP 1
Direncanakan:
Bak Pengendap berbentuk segiempat
Q average = 0,23 m3/dt
Waktu detensi (td) = 2,2 jam
Kedalaman (H) = 3 m
Rasio P:L = 4:1
Perhitungan
Qtiap bak:
Qaverage/2 = 0,23/2 = 0,115 m3/det
Volume bak:
V= Q x td
=0,115 x 2,2 jam x 3600 dt/ jam
= 380, 16 m3
A Surface
ASurface = V/H
= 380, 16/3
=126,72 m2
Dimensi bak Pengendap 1:
P = 2L ; A = 2L x L
𝐴 126𝐴
A= 2L2 ; L = √2 =√ =8m
2

P = 2L = 2 x 8m = 16 m
Luas lahan yang dibutuhkan
= 2 x (Luas Bak Pengendap)

Page |21
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
= 2 x (22,4 m x 5,6 m)
=250,88 m2
F. TANGKI AERASI
Diketahui:
BOD dari BP1 (So) = 120 mg/L
BOD Effluent dari tangki aerasi (S) = 45% x So = 54 mg/L
Qaverage = 0,23 m3/det
Direncanakan :
Jumlah Tangki 2 Buah, sehingga Q masing – masing tangki:
= 0,23 m3/dt / 2
= 0,115 m3/dt
= 9936 m3/hr
Kedalaman (H) = 3 m
Mean Cell Rentetion Time (Oc) = 10 hari
Y = 0,5 kgVSS/KgBOD5
Kd= 0,05/hari
MLSS (x) = 2000 mg/L = 2 kg/m3
Rasio P:L = 1 : 1
Perhitungan:
𝑂𝑐 𝑥 Q 𝑥 𝑌 (𝑆𝑜 –𝑆)
V = 𝑋 (1+𝑘𝑑 𝑥 𝑂𝑐)
m3
10 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 9936 𝑥 0,5 (120 –54)𝑚𝑔/𝐿
hr
V = 𝑚𝑔
2000 (1+0,05 𝑥 10 ℎ𝑎𝑟𝑖)
𝐿

V = 241,3 m3
Luas Permukaan (Asurface)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 241,3 𝑚3
= = = 80,43𝑚 2
𝐻 3𝑚

Dimensi Tangki:
P x L = Asurface, karena P = L; maka
L2 = Asurface
L =√80,43 = 8,97 m
Page |22
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
P = 8,97 m
Luas lahan yang dibutuhkan
= 2 x ( 8,97 x 8,97 )
=160,92,m2
G. BAK PENGENDAP 2
Direncanakan:
Bak berbentuk circular
Jumlah bak 2 buah
Q menggunankan Qmax = 0,345 m3/dt
Solid loading (SL) = 5kg/m2.jam
Dari tangki aerasi MLSS(x) = 2kg/ m3
Perhitungan:
Qtiap bak:
=0,345 m3/dt/ 2 = 0,1725 m3/dt
=621 m3/jam
Luas Permukaan (Asurface)
𝑚3
𝑄𝑥𝑋 621 𝑥 2 𝑘𝑔/𝑚3
𝑗𝑎𝑚
Asurface(As)= = = 248,4 m2
𝑆𝐿 5 𝑘𝑔/𝑚2 𝑥𝑗𝑎𝑚

Diameter Bak:
As = ¼ x 𝜋 x D2
4 𝑥 𝐴𝑠 4 𝑥 248,4
D =√ =√ = 17,8 m
𝜋 3,14

Luas lahan yang dibutuhkan:


=2 x (Luas bak pengendap)
=2x(1/4 x 𝜋 x (22,96)2)
= 497, 44 m2

H. DESINFEKSI
▪ Dibutuhkan :
Kaporit yang mengandung klor = 60%
Page |23
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Konsentrasi yang diinginkan = 5%
Dosis klor = 1,3 mg/L
Berat jenis = 1,2 kg/L
Q = 230 L/detik
▪ Kebutuhan klor = 230 L/detik × 1,3 mg/ L
= 1167,4 mg/detik = 1,07 kg/jam
▪ Periode pelarutan direncanakan setiap sehari sekali, sehingga kebutuhan klor per
hari
= 24 jam × 1,07 kg/jam = 27,63 kg
▪ Kebutuhan klor per bulan = 30 hari × 100,86 kg/hari = 828,8 kg
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑜𝑟 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
▪ Volume klor = = 27,63 kg/(1,2 kg/L) = 23,025L=
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑙𝑜𝑟

1,6 m3
Dimensi bak
Dimensi =P:L:T =1:1:1
Volume =PxLxT
1,6 m3 = P3
P = (1,6)1/3
= 1,17 m =1,2 m
H = 1,2 m + Fb
= 1,2 m + 0,3 m
= 1,5 m

▪ Waktu pembuatan larutan (Td) = 24 jam = 86400 detik


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐾ℎ𝑙𝑜𝑟
▪ Debit pembubuhan = =1,6 m3/86400 = 0,0185 l/hari
𝑇𝑑

I. SLUDGE DRYING BED


Diketahui:
QL = 92,71 m3/hari
Vd =0,7 m3/harI
Page |24
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Kandungan solid digester = 10%
Dari analisa td = 10 hari
Tebal lapisan kerikil (h kerikil) = 45 cm
Tebal lapisan pasir (h pasir) =25 cm
Tebal lapisan lumpur (h lumpur) = 60 cm
Direncanakan bak pengering sebanyak 2 buah
Perhitungan:
H total =45 + 25 + 60 = 130 cm
=0,13 m
Volume = Q x td
=92,71 x 10 hari
=927,1 m3
Luas Area
A = volume /0,13
=7137,54 m2
3. ENGINEERING DESIGN

1. SALURAN PEMBAWA
Direncanakan :
Saluran terbuat dari beton, kekasaran (n) = 0.015
Panjang saluran (L) = 5 m
Saluran segiempat B : H = 2 :1 (penampang ekonomis)
Kecepatan aliran dalam saluran (v) = 0,3 m/dt
Perhitungan :
𝑄 0,345
Luas Basah Saluran (A) = 𝑣 = =1,15 m2/dt
0.3

Dimensi Saluran
A = B.H
Karena B = 2H, maka bisa ditentukan
A = 2H2

Page |25
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
H = = 0.75 m
B = A/H = 1,53 m
Dimensi yang digunakan adalah:
Panjang (L) = 5m
Tinggi (H) = 0,75 m + 0,5 m (free board) = 1,25 m
Lebar (B) = 1,53 m
Jari-jari hidrolis saluran
𝐵𝑥𝐻
R = (𝐵+2𝐻)
1 𝑥 0.82
=(1+2𝑥0,82)

= 1,31 m
Kemiringan saluran (s)
𝑣𝑥𝑛 2
S =[ 2 ]
𝑅3

v = kecepatan di saluran
n = kekasaran saluran
R = Jari – jari hidrolis saluran
𝑣𝑥𝑛 2
S =[ 2 ]
𝑅3
0,6 𝑥 0,015 2
=[ ]
1,312/3

=0,087
Kehilangan tekanan(Hf)
HLsaluran =sxL
=0,087 x 15 m
=1,305
Kecepatan aliran dalam pipa
V = Q/A
= 0, 345 m3/detik : 0,575 m2
= 0,6 m/detik
2. BAR SCREEN

Page |26
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Bar Screen dipasang pada saluran pembawa yang telah dihitung pada perhitungan
sebelumnya. Bar screen ini menggunakan tipe pembersihan secara manual.
Diketahui :
Lebar saluran (B) = 1 m
Q max = 0, 345 m3/detik
7
1
Q min = 𝑥𝑃 6 𝑥 𝑄𝑚𝑑
5

Keterangan:
P = populasi penduduk/1000
Qmd =Debit limbah max (m3/detik)
7
1
Q min = 𝑥𝑃6 𝑥 𝑄𝑚𝑑/1000
5
7
1 𝑚3
=5 𝑥247,192 6 𝑥 0,345 𝑑𝑒𝑡 /1000

=0,043 m3/detik
Direncanakan :
Kemiringan batang terhadap horisontal = 90°
Jarak antar batang (b) = 0,05 m
Diameter batang (w) = 0,01 m
Faktor bentuk batang (β) = 1.79 (circular)
Perhitungan :
- Jumlah batang (n) :
Dari rumus 3.10
B = (n – 1).b + n . w
1 = (n – 1).0.05 + n.0.01
1 = 0,05n – 0,05 + 0,01n
1,05 =0,06n
n =17,5 buah
- Lebar bukaan antar batang (S)
Dari rumus 3.11
S = n + 1

Page |27
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
= 17 + 1 = 18 buah celah
- Lebar bukaan antar batang total (Wc)
Dari rumus 3.12
Wc = B - n.w
= 1 - (17 . 0.01)
= 0,83 m = 83 cm
- Panjang kisi – kisi yang terendam (Hs) :
Dari rumus 3.13
Saat Q max
Hs = H max / sin θ
H max =√𝑄/(𝑣𝑥2

=√0,345/(0,6𝑥2)

=√0,345/(0,6𝑥2)
=0,536 m
Hs = H max / sin θ
= 0,536 / sin 60°
= 0,536 m
Saat Q min
Hs = H min / sin θ
H min =√𝑄/(𝑣𝑥2

=√0,043/(0,6𝑥2)

=√0,345/(0,6𝑥2)
=0,189 m
Hs = H max / sin θ
= 0,189 / sin 60°
= 0,189 m

- Kecepatan aliran melalui kisi

Page |28
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Dari rumus 3.14
Dalam keadaan tidak tersumbat
Saat max : V = Q max / (Wc x Hs)
= 0.345/ (0,83 x 0.536)
= 0.58 m/dt (< 0.6 ; OK!)
Saat min : V = Q min / (Wc x Hs)
= 0.049 / (0.83 x 0.189)
= 0.31 m/dt (OK!)
Dalam keadaan clogging (50% tersumbat)
Wc1 = 0,5 Wc
= 0,5 x 0,83 = 0,415 m
Vi (Saat Qmax) = 2 x V max
= 2 x 0,58 m/det
= 1,16 m/det
Vi (Saat Qmin) = 2 x V max
= 2 x 0,31 m/det
= 0,62 m/det
Kehilangan Tekanan (Hf):
Dari rumus 3.1
Dalam keadaan tidak tersumbat
𝑤 4/3
Hf = 𝛽 [𝑏] hv sin ἀ

Dari rumus 3.9


Hv = (V max)2/2g
=(0,58)2 / 2 x 9.81 = 0,017 m
𝑤 4/3
Hf = 𝛽 [𝑏] hv sin ἀ

0,01 4/3
= 1,79 [0,05] 𝑥 0,017 𝑚 . sin 60

= 0,004 m
Dalam keadaan clogging
Page |29
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
[𝑣 𝑚𝑎𝑥]2 −[𝑉 𝑠𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑤𝑎]2 1
Hf = 𝑥 0,7
2𝑔

[1,16]2 −[0,6]2 1
= 𝑥 0,7
2 𝑥 9,81

= 0,072 m
3. COMMINUTOR
Comminutor dipasang pada saluran pembawa menuju bak equalisasi setelah
melewati bar screen. Dipasang 2 buat Comminutor, salah satu digunakan sebagai
cadangan bila yang lain tidak beroperasi.
Diketahui:
Qpeak = 0,78 m3/detik= 780 L/dt
=17,8 m.g.d
Berdasarkan debit tersebut, dapat dilihat kapasitas Comminutor yang sesuai pada
tabel berikut ini:

Dari tabel tersebut maka dipilih Comminutor 36A


4. BAK EQUALISASI
Q average=v/t
T=3600
Periode jam ke Average Flowrate Volume Kumulatif
0-1 0,009 32.4 32.4
1-2 0,008 28.8 61.2

Page |30
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
2-3 0,0087 31.32 92.52
3-4 0,004 14.4 106.92
4-5 0,01 36 142.92
5-6 0,003 10.8 153.72
6-7 0,008 28.8 182.52
7-8 0,005 18 200.52
8-9 0,004 14.4 214.92
9-10 0,008 28.8 243.72
10-11 0,0032 11.52 255.24
11-12 0,007 25.2 280.44
12-13 0,005 18 298.44
13-14 0,012 43.2 341.64
14-15 0,013 46.8 388.44
15-16 0,01 36 424.44
16-17 0,009 32.4 456.84
17-18 0,0089 32.04 488.88
18-19 0,009 32.4 521.28
19-20 0,009 32.4 553.68
20-21 0,0089 32.04 585.72
21-22 0,008 28.8 614.52
22-23 0,0079 28.44 642.96
23-24 0,0514 185.04 828
0,23 m3/detik

Page |31
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Volume kumulatif
900
Kumulatif Volume 800
700
600
500
400
300
200
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Periode Jam

Volume kumulatif

Dari tabel tersebut hasil kumulatif volume diplotkan pada grafik:


Langkah selanjutnya adalah membuat garis rata-rata aliran yang menghubungkan
nilai awal dengan nilai akhir.
Direncanakan:
Bak Persegi (B=L)
Kedalaman bak (H) =3m
Maka Volume bak =LxBxH
800 m3 = 3 x L2
L = 16,33 m
B = 16,33m
Pintu air:
Pintu air ini dipasang pada bagian bak
1. Pintu air inlet
Direncanakan:
-Lebar pintu rencana (B) = 0,5 m
-Q pintu air = Q Peak =0,78 m3/detik
-Tinggi muka air sebelum pintu (h) =0,52 m
Perhitungan:

Page |32
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Bukaan pintu air (a)
Q = k . µ.a.b (2gh)0,5
0,78 m3/detik = 1. 1.a.1 (2 x 9,81 x 0,52)0,5
a = 0,24 m
- Headloss di pintu air
1
HL saluran berpintu = 3 𝑥 ℎ𝑓 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛
1
=3 𝑥 1,305

= 0,435 m
HL pintu air =Headloss Saluran Berpintu / (1-β2)
=0,435 / (1 – 0,992)
= 21,8 m
Pompa
Pompa yang digunakan dalam perencanaan ini adalah pompa sentrifugal
submersible (tertanam air) sebanyak 1 buah.
Perhitungan:
Q pompa = Q Average= 0,23 m3/det
Efisiensi pompa = 80%
1. Pipa suction :
L Suction =3m
V rencana =1,5 m/det
Diameter pipa
A= Q /v = (0,23 m3/det)/1,5 m/det = 0,153 m2
4 𝐴 1/2 4 𝑥 0,153 1/2
D=[ 𝜋 ] =[ ] = 0,44 m = 441 mm
𝜋

Mayor Losses HF
𝑄 1,85
HF =[0,2785 .𝑐 .𝐷2,63 ] xL

0,23 1,85
=[0,2785 .110 .(0,44)2,63 ] x3

= 0,019 m

Page |33
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Minor Losses (hm)
Strainer 1 buah, k = 0,7
Valve 1 buah , k =0,8
𝑣2 1,52
Hm 1 = k . 2𝑔 = 0,7 2 𝑥 9,81 = 0,08 𝑚
𝑣2 1,52
Hm 2 = k . 2𝑔 = 0,8 2 𝑥 9,81 = 0,88 𝑚

Head kecepatan (hv)


𝑣2 1,52
Hv =2𝑔 =2 𝑥 9,81 = 0,11 m

Headloss total pipa suction = hf + hm1 + hm 2 + hv


= 0,019 m + 0,08 m + 0,088 + 0,11 m
= 0,297 m
Pipa Discharge
L discharge = 5,5 m
V rencana = 1,5 m/det
Diameter pipa
A= Q/v = 0,23 m3/det/ 1,5 m/det = 0,153 m2
4 𝐴 1/2 4 𝑥 0,153 1/2
D=[ 𝜋 ] =[ ] = 0,44 m = 441 mm
𝜋

Mayor Losses (Hf)


𝑄 1,85 0,096 1,85
Hf =[0,2785 .𝑐 .𝐷2,63 ] x L = [0,2785 .110 .0,442,63] x 5,5 m

= 0,03 m
Minor Loses (hm)
Belokan 2 buah k = 0,4
Valve 1 buah, k = 0,8
𝑣2 1,52
Hm 1 = k . 2𝑔 = 2 x 0,7 2 𝑥 9,81 = 0,16 𝑚
𝑣2 1,52
Hm 2 = k . 2𝑔 = 0,8 2 𝑥 9,81 = 0,88 𝑚

Head Kecepatan (hv):


𝑣2 1,52
Hv =2𝑔= 2 𝑥 9,81 = 0,11 m
Page |34
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Headloss total pipa discharge
Hf + hm1 + hm2 + hv
0,03m + 0,16m + 0,088 + 0,11m = 0,4 m
Head Statis
Head statis dianggap sama dengan panjang vertical pipa discharge = 2 m
Headloss Total
HL Total =Hf total suction + Hf total discharge + H Statis
= 0,297 + 0,4 + 2 = 2,697 = 2,7
Power Pompa yang Dibutuhkan
𝛾𝑄.𝐻𝐹 9,8 𝑥 0,096 𝑥 2,7
P= = =3,18 kW
𝜂 0,8

Jenis Pompa
Dari diagram pompa (pada lampiran) dapat dicari jens pompa yang tepat dengan
kapasitas pompa = Q pompa = 0,096m3/dt dan Head Total = 2,7 m
Didapatkan spesifikasi pompa sebagai berikut:
4 pole 1500 rpm
100 x 80FS3H53.7
Output=3,7 kW

5. GRIT CHAMBER
1. Saluran 1
a. Saluran berbentuk segi empat terbuat dari beton dengan n = 0,015
b. Debit saluran sama dengan debit rata-rata = 0,23 m3/detik
c. Panjang saluran (L) = 5 meter
d. Keceptan (v) = 0,3 meter/detik
Dimensi saluran pembawa:

Luas saluran (A) =Q/V


= 0,23 m3/detik / 0, 3 m/detik
= 0,77 m2
A =BxH
Page |35
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
A = 2H x H
0,77 m2 = 2H2
H = 0,64 meter
B = 1,24 meter
Sehingga dimensi saluran pembawa yaitu panjang saluran 5 meter, tinggi
saluran 0,64 meter + 0,3 freeboard menjadi 1 meter, dan lebar saluran 1,24
meter.
Headloss di Saluran 1:
Mayor Losses
1 𝑏 𝑥 ℎ 2/3 ℎ𝑓 1/2
V = 𝑛 [𝑏+2ℎ] [𝐿]

1 1,24 𝑥 0,64 2/3 ℎ𝑓 1/2


0,3 = 0,015 [1,24+2(0,64)] [5]

Hf = 0,0024 meter
Slope
Slope = Hf / L
= 0,0024 meter / 5 meter
= 0,00047
Head kecepatan (hv)
𝑉2
hv = 2 𝑥 𝑔
0,32
= 2 𝑥 9,81

= 0,004 meter
Headloss total saluran 1
Headloss total = hf + hv
= 0,0024 m + 0,004 m
= 0,0064 meter
2. Saluran 2
a. Saluran berbentuk segi empat terbuat dari beton dengan n = 0,015
b. Debit saluran = debit rata-rata / 2 = 0,115 m3/detik
c. Panjang saluran (L) = 2 meter
Page |36
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
d. Keceptan (v) = 0,3 meter/detik
Dimensi saluran pembawa 2:
Luas saluran (A) =Q/V
= 0,115 m3/detik / 0, 3 m/detik
= 0,38 m2
A =BxH
A = 2H x H
0,38 = 2H2
H = 0,44 meter
B = 0,88 meter
Sehingga dimensi saluran pembawa yaitu panjang saluran 2 meter, tinggi
saluran 0,44 meter + 0,3 freeboard menjadi 0,74 meter, dan lebar saluran
0,88 meter.
Headloss di Saluran 2:
Mayor Losses
1 𝑏 𝑥 ℎ 2/3 ℎ𝑓 1/2
V = 𝑛 [𝑏+2ℎ] [𝐿]

1 0,88 𝑥 0,44 2/3 ℎ𝑓 1/2


0,3 = 0,015 [1,18+2(0,44)] [2]

Hf = 0,000376 meter
Slope
Slope = Hf / L
= 0,000376 meter / 2 meter
= 0,000188
Head kecepatan (hv)
𝑉2
hv = 2 𝑥 𝑔
0,32
= 2 𝑥 9,81

= 0,004 meter
Headloss total saluran 2
Headloss total = hf + hv
Page |37
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
= 0,000376 m + 0,004 m
= 0,0044 meter
3. Horizontal Flow Grit Chamber
Direncanakan menggunakan horizontal flow grit chamber dengan
parshal flume dengan perencanaan sebagai berikut:
a. Q rata-rata = 0,23 m3/detik
b. Waktu detensi (td) = 60 detik
c. Partikel terkecil yang diendapkan (d) = 0,15 mm
d. Kecepatan pengendapan (Vs) = 0,75 meter/menit
e. Kecepatan horizontal (Vh) = 0,3 meter
f. Jumlah bak = 2 buah
g. Q tiap bak = 0,115 m3/detik
h. Kedalaman bak (h) = 1,5 meter
i. Panjang ( L) : Lebar (B) =2:1
A cross bak (Ac) = Q tiap bak / Vh
= 0,115 / 0,3
= 0,38 m2
Volume bak (V) = Q x td
= 0,115 x 60
= 6,9 m3
Luas permukaan (A) = Volume / h
= 6,9 / 1,5
= 4,6 m2
Luas permukaan (A) =LxB
= 2B x B
= 2B2
𝐴
B = √2

4,6
=√
2

Page |38
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
= 1,52 meter
L = 4,6 meter
Mengecek waktu detensi, jika dua bak beroperasi maka:
td = Volume / Q tiap bak
= 6,9 / 0,115
= 60 detik
Mengecek td jika satu bak beroperasi maka:
td = Volume / Q 2 bak
= 6,9 / 0,23
= 30 detik
Mengecek kecepatan horizontal (Vh) = Q tiap bak / Ac
= 0,115 / 0,38
= 0,3 meter/detik
Mengecek Q overflow rate (OFR) = Q tiap bak / luas permukaan (A)
= 0,115/ 6,9
= 0,02 m/detik
Mengecek OFR saat 1 bak beroperasi = 2 x (Q tiap bak / A)
= 2 x (0,02)
= 0,04 m/detik
Dimensi masing-masing bak Grit Chamber, yaitu dengan panjang 4,06
meter, lebar 2,03 meter dan kedalaman 1,5 meter + freeboard 0,3 meter
menjadi 1,8 meter.
4. Zona Inlet
a. Lebar pintu rencana (B) = 0,5 meter
b. Q pintu air = Q bak = 0,23 m3/detik
c. Tinggi muka air (h) = 0,3 meter
Bukaan pintu air (a)
𝑄 = 𝑘 𝑥 𝜇 𝑥 𝑎 𝑥 𝑏 (2𝑔ℎ)0,5
0,23 = 1 𝑥 1 𝑥 𝑎 𝑥 0,5 (2𝑥9,81𝑥0,3)0,5

Page |39
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
𝑎 = 0,6 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Headloss di pintu air
a. HL berpintu = 1/3 x hf total saluran sebelum pintu
= 1/3 x 0,0044 meter
= 0,0015 meter
b. HL pintu air = Headloss berpintu / (1-β2)
= 0,0015 meter / (1-0,992)
= 0,075 meter
5. Grit Storage
Dari hasil analisa laboratorium, didapatkan:
a. Ss pasir = 2,65
Dari hasil Analisa pengendapan sampel limbah di laboratorium
didapatkan kandungan pasir air limbah (Vp) = 30 m3/ 106 m3 air limbah
= 0,00003 m3/m3
Pembersihan dilakukan secara manual setiap 2 hari sekali.
Direncanakan
Grit storage berbentuk trapezium
Kemiringan pada sisi parit 0,0003
Lebar Parit bawah (Lp) = 0,2 m
Panjang parit = Panjang bak 2,84 m
Volume Grit Storage
Vp x Q average
=0,00003 m3/m3 x 0,23 m3/dt x 86400 dt/hari
=59,62 m3
Karena waktu pengurasan 2 hri sekali maka volumenya yang harus
disediakan
=2 x 59,62 m3=119,23 m3
Dimensi Storage

L (a) = 1,52 meter


Page |40
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
Lebar bawah =30% x 1,52 = 0,5
P = 4,6 meter

Volume = ½ x [9a xp) + (bxp)] x h


=1/2 x (9 x 1,52 x 4,6) + (0,5 x 4,6) x 1,5
=5,75
5,75 m3= 1,3 x h h = 4,4

6. Zona Outlet
Q max = 0,345 m3/det
Qmin 0,049 m3/det
a. Lebar pintu rencana (B) = 0,5 meter
b. Q pintu air = Q bak = 0,23 m3/detik
c. Tinggi muka air (h) = 0,3 meter

J. ACTIVATED SLUDGE
Diketahui :
Qpeak = 0,78 m3/det
Qaverage = 0,23 m3/det
Qmax = 0,345 m3/det
BOD influen = 120 mg/l
TSS influen =100 mg/l
BOD solid = 65% biodegradable
1 gr biodegradable = 1,42 gr BOD5
MLSS/MLVSS = 0,8
BOD5 = 0,68 BOD5
Direncanakan
BOD efluen = 54 mg/l
Page |41
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
TSS efluen = 45 mg/l
Perhitungan
1. Biological solid yang terbiodegradasi
= 0,65 x 45 mg/l = 29,25 mg/l
BOD ultimate = 0,65 x 45 mg/l x 1,42 mg O2
= 41,54 mg/l
BOD5 solid = 41,54 mg/l x 0,68
= 28,25 mg/l
BOD terlarut yang lolos = 54 mg/l – 28,25 mg/l
= 25,75 mg/l

2. Efisiensi
(120−25,75)𝑚𝑔/𝑙
= 𝑥 100% = 78,5 %
120 𝑚𝑔/𝑙

Efisiensi total
(120−54)𝑚𝑔/𝑙
= x 100% =55%
120 𝑚𝑔/𝑙

3. Volume Reactor
Direncanakan
𝜃𝑐 = 10 hari
𝑄 𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 0,23 m3/det = 19872 m3/hari
Y = 0,5
So = 120 mg/l
S = 25,75 mg/l
X (MLVSS) =2500 mg/l
MLSS = 3000 mg/l
X resirkulasi =10000 mg/l
Kd = 0,06 per hari
Perhitungan:
Volume tangka aerasi
Page |42
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
𝜃𝑐.𝑄.𝑌.(𝑆𝑜−𝑠)
V = 𝑋(1+𝐾𝑑.𝜃𝑐
𝑚3
10 ℎ𝑎𝑟𝑖 .19872 .0,5.(120−25,75)𝑚𝑔/𝑙
ℎ𝑎𝑟𝑖
= 0.6
2500(1+( .10ℎ𝑎𝑟𝑖))
ℎ𝑎𝑟𝑖

=624,31 m3
Direncanakan terdiri dari 2 tangki aerasi
V tiap tangki = 624,31 m3: 2
= 312,16 m3
Dimensi tangki aerasi
- Kedalaman (H) = 3 m
- L:W = 2:1
- V =LxWxH
2W x W x H
312,16 m3 = 2W2 x 3 m
W = 7,21 m
L = 14,42 m
Freeboard = 0,5 m
4. Kuantitas Sludge yang Dihasilkan
• Konstanta Yield Observe (Yobs)
𝑌
Yobs =1+𝐾𝑑.𝜃𝑐
0,5
= 0,06
1+ .10 ℎ𝑎𝑟𝑖
ℎ𝑎𝑟𝑖

= 0,3125
• Penambahan masa MLVSS
P x (MLVSS)= Yobs . Q . (So – S)
=0,3125 . 8294,4 m3/hari . (120 – 25,75) mg/l . 10-3
= 244,3kg/hari
• Penambahan masa MLSS
P x(MLSS) = 244,3 kg/hari : 0,8
= 305,37 kg/hari

Page |43
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
• Masa Lumpur yang harus dibuang
P x (SS) = P x(MLSS) – SS removed
=305,37g/hari – (45 mg/l x 8294,4 m3/hari x 10-3)
=67,88 kg/hari
• Debit lumpur yang harus dibuang (Qw)
Qw = P x(SS) : MLSS
=67,88 kg/hari : 3000 mg/l
=0, 22m3/hari
5. Rasio Reserkulasi Lumpur
Konsentrasi VSS tangki aerasi = 2500 mg/l
Konsentrasi return VSS = 10000 mg/l
X ( Qr + Q) =(Q. Xr) + (Qin . Xin)
2500 Qr + 2500 Q = 10000 Qr + 0
2500 Q = 7500 Qr
𝑄𝑟
= 0,33
𝑄

R = 0,33
QR = 0,33 x 1244,6
= 4105,73 m3/hari
6. Hydraulic retention Time untuk Reaktor
𝑉
Td =𝑄
312,16 𝑚3
= 8294,4 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖

= 0,04 hari = 0,9 jam


7. Check F/M ratio
𝑆𝑜
F/M = 𝜃𝑥𝑋
𝑚𝑔
120
𝑙
= 𝑚𝑔
0.07 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 2500
𝑙

= 0,69/hari

Page |44
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
8. Kontrol organic loading rate (OLR)
𝑄 𝑥 𝑆𝑜
OLR = 𝑉𝑟
𝑚3
8294,4 𝑥120 𝑚𝑔.𝑙 𝑥 10−3
ℎ𝑎𝑟𝑖
= 312,16 𝑚3

=3,19 kgBOD5/m3.hari
9. Kebutuhan O2 berdasarkan BODu
• Masa BODu dari air buangan yang masuk dan diubah dalam proses
𝑄(𝑆𝑜−𝑠)
= 0,68

8294,4 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖(120−25,75)𝑚𝑔/𝑙 𝑥10−3


= 0,68

=1149,63 kg/hari

• Kebutuhan O2
O2 digunakan sebagai bahan organic karbon dan konversi nitrogen dari
ammonium menjadi nitrat
Kebutuhan O2 = BODu – (1,42 . P x (MLSS))
=1149,63 kg/hari – (1,42 x 305,37 kg/hari)
=716 kg/hari

10. Volume Udara yang Dibutuhkan


Koefisien oksigen transfer = 8%
Faktor keamanan =2
Udara mengandung = 23,2 % O2
Berat Udara =1201 kg/m3
Perhitungan:
716 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Kebutuhan udara teoritis = 𝑘𝑔 𝑂2
1,201 𝑥 0,232 𝑘𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝑚 𝑘𝑔

=2569,8 m3/hari
2569,8 m3/hari
Kebutuhan udara actual = 0,08

Page |45
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
=32121,22 m3/hari
=22,31 m3/menit
Kebutuhan udara desain = 2 x 22,31 m3/menit
=44,61m3/menit

11. Kontrol Volume Udara dengan nilai actual


32121,22 m3/hari
• Air volume/unit volume = 𝑚3
8294 /2
ℎ𝑎𝑟𝑖

= 3,9 m3/m3
32121,22 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖
• Kebutuhan udara/kgBOD removed= 8294,4
𝑚3
( ℎ𝑎𝑟𝑖)𝑥 (120−25,75)𝑚𝑔𝑙 𝑥 10−3
2

= 82,18 m3/kg BOD5 removed


12. Desain aerator yang digunakan
Direncanakan:
Digunakan aerator dengan jenis surface aerator
• Transfer O2, No = 1,7 kg O2/KWh
α = 0,85
β =1
O2 saturated Cs pada suhu 280C = 7,92 mg/l
O2 pada saat operasi CL = 2 mg/l
Power= 10 KW
Perhitungan:
Transfer O2 (N)
𝛽 .𝐶𝑠−𝐶𝐿
N = No x α x (1,024)T-20 x[ ]
9,17
1 .7,92−2
= 1,7 x 0,85 x (1,024)28-20 x[ ]
9,17

= 1,13 kg O2/KWh
• Tenaga Aerator
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑂2
D = 𝑁

Page |46
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur
716
𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
24
= 𝑂2
1,13 𝑘𝑔 .ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐾𝑊ℎ

=26,4 = 26 kWh
• Jumlah aerator (n)
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑎𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
n = 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟
26 𝐾𝑊
=10 𝐾𝑊 = 2,6 𝑢𝑛𝑖𝑡

∴ aerator type 1800 TA power 44


Pintu air dipasang di bagian inlet bak activated sludge
Direncanakan :
Lebar pintu (B) = 0,4 m
Q pintu air = Q bak = 0,23 m3/detik
Tinggi muka air sebelum pintu (h) = 0,3 m
Perhitungan:
Bukaan pintu air (a)
Q = k . 𝜇 . a . b(2gh)0,5
0,23 = 1 . 1 . a. 1(2 . 9,81 . 0,3) 0,5
a = 0,09 m
Headloss pintu air
• HL saluran di pintu air
= 1/3 x (hf total saluran sebelum pintu)
=1/3 x 0,005 m
=1.67 x 10-3 m
• HL pintu air
=Headloss sal Berpintu/(1-β2)
=1,67 . 10-3 m / (1-0,992)
= 0,084 m

Page |47
Perencanaan Lingkungan 5
IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah)
Kota Batu Provinsi Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai