Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin banyak industri dan perusahaan-perusahaan makanan yang pesat di Indonesia


akan memberikan pula dampak negatif berupa meningkatnya tekanan terhadap lingkungan. Hal
ini terjadi karena pembangunan tempat usaha yang kurang memperhatikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan setempat, yang pada akhirnya meningkatkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan. Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup tersebut menjadi beban
sosial, yang pada akhirnya masyarakat dan pemerintah yang harus menanggung biaya
pemulihannya.

Apabila hal ini dibiarkan terus menerus akan berakibat pada masalah-masalah yang
semakin kompleks dan sulit penanganannya. Oleh karenanya pembangunan yang harus
dilakukan adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan yaitu pembangunan yang
memadukan lingkungan hidup dengan sumber daya alam, untuk mencapaikeberlanjutan
pembangunan yang menjadi jaminan bagi kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimasi dampak negatif yang
timbul dari suatu kegiatan maka dilakukan penyusunan kajian kelayakan lingkungan berupa
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) atau UKL & UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup). Kedua instrumen
lingkungan ini disatu sisi merupakan kajian kelayakan lingkungan bagi kegiatan yang akan
memulai usaha tetapi disisi lain juga merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan
izin memulai usaha. Sehingga melalui dokumen ini dapat diketahui dampak yang akan timbul
dari suatu kegiatan kemudian bagaimana dampak-dampak tersebut dikelola baik dampak negatif
maupun dampak positif.

1
1.2 RumusanMasalah

 Apaituaspeklingkunganhidup ?
 ApaituAMDAL ?
 Apasajadampak negativedarisuatuperencanaanpembangunanproyek ?
 Bagaimanacaramengatasidampak negative tersebut ?

1.3 Tujuan

 Mengetahuiapaituaspeklingkunganhidup.
 Mengetahuimengenai AMDAL.
 Mengetahuiapasajadampak negative darisuatuperencanaanpembangunanproyek.
 Mengetahuicaramengatasidampak negative darisuatuperencanaapembangunanproyek.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PengertianAspekLingkunganHidup

2
Aspeklingkunganhidupadalahcarauntukmengetahuidampak yang
ditimbulkanjikasuatuperencanaanproyektersebutjadiuntukdilakukan.
Baikitudarisegidampakpostifmaupundampak negative nya .Dampak yang
timbultersebutdapatterjadipadasaatproyektersebutsedangdilakukansekarang
,ataupundapatterjadipadasaat di masa yang akanmendatang .
Olehkarenaitusebelumusahadijalankanperludilakukanstuditentangdampaklingkunganhidupuntuk
mengetahuidampak yang
akantimbuldandicarijalankeluarnyauntukmengatasipermasalahantersebut
,dancarainidapatdilakukandengancarastudi AMDAL
(AnalisisMengenaiDampakLingkungan).

2.2 AMDAL (AnalisisMengenaiDampakLingkungan)

2.2.1Sejarah AMDAL

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai DAMPAK
suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang
diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang
dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek Abiotik, Biotik, dan Kultural.
Bermula dari Amerika Serikat, tahun 1969. The National Enviromental Policy Act of
1969 (NEPA 1969) diperkenalkan sebagai sebuah instrumen untuk mengendalikan dampak
segala macam kegiatan yang bisa merusak kelestarian lingkungan. Instrumen tersebut dalam
bentuk peraturan.Dalam perkembangan selanjutnya, peraturan ini diadopsi oleh banyak negara.
Tahun 1982, Indonesia mengeluarkan undang-undang (UU) lingkungan hidup. UU ini
diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 1986, yang kemudian
diganti PP Nomor 51 Tahun 1993, dan terakhir diganti lagi dalam PP Nomor 27 Tahun
1999.Pemerintah membentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (Bapedal)
melalui Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 1994 untuk melengkapi pelaksanaan peraturan
tersebut. Ada tingkat pusat dan daerah, meskipun keduanya tidak memiliki hubungan hierarki

3
struktural. Bapedal pusat kini berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup.Badan-badan
lingkungan tersebut menjadi lokomotif pelindung kepentingan ekologi. Pada kenyataannya
kepentingan lingkungan sering kalah oleh kepentingan praktis materialis yang disebut
kepentingan ekonomi. Studi amdal menjadi formalitas saja.

2.2.2 Pengertian AMDAL

AMDAL merupakankajiandampakbesardanpentingterhadaplingkunganhidup,
dibuatpadatahapperencanaan, dandigunakanuntukpengambilankeputusan. Hal-hal yang
dikajidalam proses AMDAL: aspekfisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya,
dankesehatanmasyarakatsebagaipelengkapstudikelayakansuaturencanausahadan/ataukegiatan.
AMDAL adalahkajianmengenaidampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan
Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentangAnalisisMengenaiDampakLingkungan).
Hal-hal Khusus dalam Pendugaan Dampak

Menurut Luna Leopold (1971) Hal-hal Khusus dalam Prakiraan Dampak :

1. Fisik dan Kimia

Hal–hal khusus tersebut dapat disusun sebagai berikut:

a. Dalam melakukan identifikasi bahan pencemaran, maka perlu diketahui sumber dan macam
pencemaran dari tiap aktiasi proyek.
b. Setiap macam bahan pencemaran yang dikeluarkan dari proyek harus dicari pada sumber-
sumber lain di luar proyek yang telah mengeluarkan bahan yang sama dan juga jumlahnya.
c. Menentukan keadaan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena bahan pencemar
tersebut.
d. Mempelajari pola penyebaran dari bahan pencemar yang dikeluarkan proyek untuk itu perlu
diketahui data meteorology, hidrologi, dan lainnya.
e. Membandingkan dan membahas hasil perhitungan dampak dengan baku mutu yang berlaku.
f. Menghitung besarnya dampak dengan menggunakan berbagai model matematika.
2. Keadaan biologi (ekologi)

Hal- hal khusus yang perlu diperhatikan adalah:

4
a. Dampak pada spesies langka, spesies pada ikan yang punah, dan yang dilindungi oleh
undang-undang.
b. Pada lingkungan buatan perlu diketahui pola pengelolaan yang dilakukan dan apabila
mungkin pola pengelolaan secara historis.
c. Karena tiap kehidupan di alam selalu membentuk masyarakat maka perludiketahui bentuk
ekosistem, tipe-tipe vegetasi dan suksesi alam yang sedang terjadi.
d. Dampak pada aspek biologis banyak terjadi melalui dampak tidak langsung dari proyek
samping dampak tidak langsung. Maka perlu diperhatikan timbulnya dampak tidak langsung.
Misalnya perubahan tata guna tanah, perubahan pemukiman, perubahan mata pencaharian
dan lain sebagainya.
e. Penggunaan model matematika untuk beberapa hal pun telah dapat dilakukan.
3. Sosial-budaya

Hal –hal yang perlu diperhatikan pada aspek ini adalah :

a. Melakukan identifikasi kebudayaan yang ada.


b. Menentukan nilai-nilai budaya yang mempunyai arti penting dari sudut pandang local,
nasional, dan internasional.
c. Nilai-nilai yang perlu dipertahankan dari sudut ekologi, geologi, ilmu pengetahuan, dan
lainnya.
d. Nilai-nilai yang unik dari sudut ekologi, geologi, ilmu pengetahuan, dan lainnya.
e. Ancaman pada nilai-nilai peninggalan tersebut biasanya karena dihancurkan, rusak,
kebanjiran, atau tenggelam.
f. Nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat yang tidak terlihat sering terkena dampak
pertama sebelum dampak lain terjadi, dank arena sulit untuk melihat dan menduga sering
anggota tim melupakan, misalnya adat istiadat, kepercayaan, hubungan di dalam keluarga
atau masyarakat dan perilaku lainnya.
g. Apabila ada saran dalam pengendalian dampak negatuf. Pada suatu peninggalan yang
mempunyainilai budaya sebaiknya diberikan penilaian mengenai besarnya biaya.

a.
4. Sosial-ekonomi

Hal- hal khusus yang diperlukan diperhatikan adalah:

a. Dalam masyarakat sering terdapat hal-hal yang merupakan masalah yang kritis dan sensitif
bagi masyarakat setempat dan hal-hal tersebut akan berbeda di tempat lain.

5
b. Komponen-komponen dalam aspek ini perlu dikategorikan keadaannya ke dalam keadaan
yang baik, marginal, kritis, dan sensitif.

2.2.3 Kegunaan AMDAL


AMDAL digunakan untuk:
 Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana
usaha dan/atau kegiatan.
 Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau
kegiatan.
 Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.
 Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha
dan atau kegiatan.

2.2.4 Pihak – Pihak yang Terlibatdalam AMDAL


 Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL .
 Pemerintah , untuk mengesahkan apakah proyek tersebut layak atau tidak layaknya bagi
lingkungan .
 Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
 Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan
dalam proses AMDAL.

2.2.5 Jenis – Jenis AMDAL


 AMDAL tunggal adalah hanya satu jenis usaha dan/atau kegiatan yang kewenangan
pembinaannya di bawah satu instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan.
 AMDAL terpadu/multisektoral adalah hasil kajian mengenai dampakbesar dan penting
usaha/kegiatan terpadu yang direncanakan terhadap LH dan melibatkan lebih dari 1
instansi yang membidangi kegiatan tersebut.

6
2.2.6 Proses AMDAL
 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta kedalaman
kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan dampak-dampak
penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL dan batas-batas studi
ANDAL. Sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan penentuan metodologi yang akan
digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian ini
merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa Kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL
melalui proses yang disebut dengan proses pelingkupan.
 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak penting
dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah diindetifikasi di dalam
dokumen KA-ANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan menggunakan
metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan untuk menentukan besaran
dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan sifat
penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak terhadap kriteria dampak
penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi
terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini
bertujuan untuk menentukan dasar-dasar pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif.
 Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta
memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-upaya
tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan dampak yang
dihasilkan dari kajian ANDAL.
 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk melihat
perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana
kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-upaya
pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan
lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak
yang digunakan dalam kajian ANDAL.

7
 Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas hasil
kajian ANDAL. Hal hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan eksekutif biasanya
adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak dan sifat penting dampak yang
dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan pemantuan lingkungan hidup
yang akan dilakukan untuk mengelola dampak-dampak tersebut .

2.2.7 PenentuanDampakPenting AMDAL

Yang dimaksud dengan dampak adalah perubahan lingkungan dengan adanyaproyek


ataupun tanpa adanyaproyek untuk masa yang mendatang. Untuk masa yang akan datang,
lingkungan itu akan berubah walaupun kita tidak melaksanakan proyek atau kegiatan.
Contoh :
Dampak pembangunan industri terhadap pertumbuhan penduduk di suatu tempat. Apabila tidak
ada pembangunan industri, maka penduduk di suatu tempat tersebutpada masa 10 tahun yang
akan datang misalnya 5.000.000 jiwa. Dengan adanya pembangunan industri maka jumlah
penduduk di tempat tersebut untuk 10 tahun yang akan datang misalnya 6.000.000. Maka
dampak pembangunan industri tersebut adalah pertambahan penduduk sebanyak 1.000.000 jiwa.

Dampak yang penting ditentukan antara lain oleh :

a. besar manusia yang terkena dampak;


b. luas wilayah penyebaran dampak;
c. lamanya dampak berlangsung;
d. intensitas dampak;
e. banyak komponen lainnya yang terkena dampa;
f. sifat kumulatif dampak;
g. berbalik (reversible) atau tidak terbalik (irreversible) dampak.
Pemerintah dapat membantu golongan ekonomi lemah untuk melaksanakan AMDAL, yang
bidang usahanya diperkirakan menimbulkan dampak penting.Yang dimaksud dampak penting

8
adalah perubahan yang sangat mendasar yang disebabkan oleh sustu kegiatan. Bila kita hanya
menggunakan penegrtian tersebut, masih dapat menimbulkan perbedaan pendapat untuk
memperkirakan terjadinya dampak penting, maka diperlukan pedoman ukuran dampak penting.
Hal-hal yang menentukan pentingnya dampak suatu kegiatan (pada penjelasan pasal 10 Undang-
undang No. 4 tahun 1982).

2.2.8 PedomanPenentuanDampakPenting

1.Jumlah manusia yang terkena dampak.

Setiap rencana kegiatan mempunyai sasaran atau target berapa manusia yang diperkirakan akan
menikmati manfaat yang akan dilaksanakan.Dalam setiap kegiatan akan ada dampak positif dan
dampak negatif. Baik dampak positif maupun dampak negatif yang timbul dari suatu kegiatan
akan dirasakan baik oleh sejumlah manusia yang menjadi sasaran, maupun ioleh sejumlah
manusia di luar sasaran. Oleh karena itu dampak lingkungan suatu kegiatan yang penentuannya
didasarkan pada jumlah manusia yang terkena dampak menjadi penting bila :1).Manusia yang
terkena dampak lingkungan tetapi tidak termasuk pada sasaran yang diperkirakan dapat
menikmati manfaat kegiatan yang direncanakan, jumlahnya sama atau bahkan lebih besar dari
jumlah manusia yang dapat menikmati manfaat dari kegiatan tersebut; atau2). Manusia yang
terkena dampak lingkungan, baik yang termasuk maupun yang tidak termasuk dalam sasaran
untuk menikmati rencana kegiatan, jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah manusia yang
tidak akan terkena dampak lingkungan dalam wilayah dampak yang telah ditentukan menurut
kerangka acuan bagi pembuatan analisis dampak lingkungan.

2. Luas wilayah persebaran dampak


Perbandingan luas wilayah persebaran dampak dengan luas wilayah rencana kegiatan akan
menentukan pentingnya dampak lingkungan. Dampak lingkungan dari suatu kegiatan itu penting
dilihat dari perbandingan luas wilayah apabila :

1). Luas wilayah persebaran dampak paling sedikit dua kali lebih besar dari luas wilayah rencana
kegiatan;2). Luas wilayah persebaran dampak melampaui batas wilayah administrasi pada
tingkat kabupaten ke atas dari tempat rencana kegiatan;3). Luas wilayah persebaran dampak
melampaui wilayah Negara Republik Indonesia sehingga mengancam keserasian hubungan
dengan negara tetangga.

9
3. Lamanya dampak berlangsung

Suatu kegiatan dapat menimbulkan dampak lingkungan pada suatu tahap tertentu atau pada
berbagai tahap dari daur kegiatannya (pra-konstruksi, konstruksi dan pasca-kontruksi). Karena
itu dampak lingkungan suatu rencana kegiatan menjadi penting apabila :

1). Dampak lingkungan berlangsung pada seluruh tahap pra-kontruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi;2). Dampak lingkungan berlangsung selama minimal separuh dari umur kegiatan.

4. Intensitas dampak

Dampak lingkungan suatu kegiatan itu mempunyai intensitas yang bervariasi mulai dari yang
sangat ringan sampai yang sangat berat. Karena itu penentuan pentingnya dampak lingkungan
juga dapat dilakukan berdasarkan intensitasnya dengan cara mengukur berat ringannya dampak
yang dirasakan oleh yang terkena dampak dalam ruang lingkup populasinya dan/atau mengukur
besarnya penyimpangan dari baku mutu lingkungan yang telah ditentukan dan/atau
disepakati.Dampak lingkungan menjadi penting apabila :1). Dampak negatif menyebabkan
kemerosotan daya toleransi secara drastis dalam waktu yang relatif singkat dalam ruang yang
relatif luas;2). Dampak positif menyebabkan peningkatan daya toleransi secara drastis dalam
waktu yang relatif singkat dalm ruang yang relatif luas.

5. Komponen lingkungan dalam AMDAL

Dalam AMDAL komponen lingkungan dibedakan menjadi 3 yaitu komponen fisik, biotis dan
sosekbudkesmas (sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat).Ketiga komponen tersebut
dapat terkena dampak, hal ini tergantung dari kegiatan suatu proyek.Dampak lingkungan menjadi
penting apabila komponen lingkungan yang terkena dampak jumlahnya besar dalam waktu yang
relatif singkat dalam ruang yang relatif luas.

6. Sifat kumulatif dampak

Dampak lingkungan dari suatu kegiatan dapat bersifat sementara yang muncul pada suatu tahap
da;am daur kegiatan, kemudian berkurang dan akhirnya hilang; tetapi sebaliknya dampak
lingkungan juga dapat bersifat kumulatif. Dampak lingkungan yang bersifat kumulatif diartikan
bahwa semula tidak menimbulkan dampak, tetapi sumber dampaknya tertimbun perlahan-lahan

10
dalam lingkungan, sehingga pada tahap akumulasi tertentu merupakan dampak penting. Di
samping itu suatu dampak lingkungan dapat menjadi lebih berat bila berakumulasi dengan
dampak lingkungan yang lain dalam wilayah persebarab dampak. Fenomena ini disebut kumulasi
sinergitik. Sebaliknya kumulasi beberapa dampak lingkungan justru bahayanya dapat berkurang,
fenomena ini disebut kumulatif antagonistik. Karena itu dampak lingkungan menjadi penting
atas dasar sifat kumulatifnya apabila :1). akumulasi dampak terjadi dalam waktu yang relatif
singkat dan ruang yang relatif luas sehingga bobot dampaknya bertambahbesar;2). Terjadi
fenomena sinegitik dan antogonistik dalam wilayah persebaran dampak.

7. Berbalik (reversible) atau tak berbalik (irreversible)

Dampak lingkungan dapat menimbulkan perubahan yang tak berbalik. Misalnya dampak
lingkungan menyebabkan orang menjadi cacat seumur hidup, hewan langka menjadi punah, dan
tanah kritis. Karena itu dampak lingkungan menjadi penting bila ada konponen lingkungan yang
terkena sehingga dampaknya tak berbalik.Makin banyak komponen lingkungan yang terkena
dampak oleh suatu rencana kegiatan (yang mungkin diperlukan kembali), makin penting dampak
lingkungan tersebut.

2.3 Dampak NegativedariPerencanaaan Pembangunan Proyek

Di contohkansebagaiperencanaanpembangunanpabriksemen .Proses pengolahan ataupun


pembungkusan semen, akan menyebakterjadinya berbagai dampak bagi lingkungan maupun
masyarakat. Adapun dampak tersebut dapat bersifat positif maupun negatif.

A. Dampak positif yang dapat dihasilkan pabrik semen tersebut yaitu :

1. Menghasilkan devisa atau pendapatan bagi Negara, Pemerintah daerah, dan pemilik saham.
2. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

B. Dampak negatif yang dapat dihasilkan pabrik semen tersebut yaitu :

11
Salah satu dampak negatif dari industri semen adalah pencemaran udara oleh debu. Debu
yang dihasilkan oleh kegiatan industri semen terdiri dari debu yang dihasilkan pada waktu
pengadaan bahan baku, debu selama proses pembakaran, dan debu yang dihasilkan selama
pengangkutan bahan baku ke pabrik serta bahan jadi ke luar pabrik, termasuk pengantongannya.
Selain itu, pabrik semen juga meningkatkan suhu udara dan suara yang ditimbulkan mesin-mesin
dalam pabrik juga menimbulkan kebisingan.
Debu semen memiliki banyak dampak negatif bagi kesehatan maupun lingkungan hidup.
Selain debu,berikut contoh dampak negatif dari pabrik semen bagi lingkungan.
a. Lahan
Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat. Perubahan ini dari
segi waktu akan meluas ke arah menurunnya kapasitas penampungan air yang pada akhirnya
akan berpengaruh juga terhadap kuantitas air sungai. Sedangkan dari segi ruang akan
mempengaruhi keseimbangan atau keselarasan lingkungan setempat.
b. Air
Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air
dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi, yang
akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan
masalah banjir pada musim hujan.

c. Flora dan Fauna


Berkurangnya keanekaragaman flora karena berubahnya pola vegetasi dan jenis endemic, dan
pembentukkan klorofil serta proses fotosintesis, Sedangkan berkurangnya keanekaragaman fauna
(burung, hewan tanah dan hewan langka) disebabkan karena berubahnya habitat air dan habitat
tanah tempat hidup hewan-hewan tersebut.
d.Pencemaran dan Penyakit yang Timbul
Dampak negatif dari industri semen utamanya adalah pencemaran udara oleh debu.Selain itu,
pabrik semen juga meningkatkan suhu udara dan suara yang ditimbulkan mesin-mesin dalam
pabrik juga menimbulkan kebisingan. Berikut ini adalah dampak negatif bagi kesehatan.

12
a. Iritasi pada kulit, hal ini dapat terjadi akibat sifat semen yang abrasive kontak dengan kulit.
Prosesnya pun bisa secara langsung maupun tidak langsung (terlindung maupun oleh keringat).
b. Alergi, hal ini dapat terjadi bergantung pada tingkat kesensitifan seseorang, alergi yang dapat
timbul akibat debu semen diantaranya: bersin-bersin, susah bernafas bagi penderita asthma,
gatal-gatal.
c. Iritasi pada mata, hal ini dapat terjadi tergantung pada banyaknya paparan debu, iritasi yang
timbul mulai gangguan mata merah sampai cidera mata serius.
d.Gangguan pernafasan, hal-hal yang bisa menjadi faktor penyebab diantaranya saat
mengosongkan kantong semen sehingga debu semen terhirup. Saat megaduk, menghaluskan atau
memotong material campuran semen juga dapat melepaskan sejumlah debu semen. Untuk jangka
pendek dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, sedangkan untuk jangka panjang
dapat menyebabkan gangguan pernafasan.

2.4 Cara MengatasiDampak Negative dariPerencanaanSuatuProyek


Hal yang perlu dilakukan untuk menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas
pabrik semen yaitu adanya kesadran dari masyarakat itu sendiri dan upaya pemilik industry serta
pemerintah dalam mengatasi dampak akibat aktivitas industri semen. Dalam mengatasi limbah
hasil industry, kita harus mengetahui jenis limbah yang akan kita tangani. Untuk limbah dari
industry pabrik semen limbahnya berupa limbah gas. Limbah seperti ini dapat ditanggulangi
dengan cara diminimalisasi. Artinya pihak perusahaan atau pabrik lebih memberlakukan bahan-
bahan yang berpotensi menghasilkan limbah non ekonomis dengan meminimalisasi
penggunaannya atau memberikan zat yang mampu menetralisasi munculnya limbah yang

13
melimpah ruah. Selain itu, kesadaran manusia untuk menanggulangi limbah hasil industry sangat
penting. Para pemilik serta pengolah industry adalah pihak pertama yang seharusnya memiliki
kesadaran tersebut tanpa kesadaran dari mereka limbah hasil industri tidak akan berkurang begitu
saja. Berbagai tindakan dan upaya perlu dilakukan agar pabrik-pabrik di Negara kita bisa
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tanpa menimbulkan limbah yang berbahaya bagi
masyarakat serta lingkungan sekitar.

RencanaPengelolaan Lingkungan :

1.Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting


a.Uraikan secara singkat dan jelas komponen atau parameter lingkungan yang diprakirakan
mengalami perubahan mendasar.
b. Uraikan secara singkat sumber penyebab timbulnya dampak penting:
Apabila dampak penting timbul sebagai akibat langsung dari rencana usaha atau kegiatan, maka
uraikan secara singkat jenis usaha atau kegiatan yang merupakan penyebab atau timbulnya
dampak penting.

2.Tolok Ukur Dampak


Jelaskan tolok ukur dampak yang akan digunakan untuk mengukur komponen lingkungan yang
akan terkena dampak akibat rencana usaha atau kegiatan berdsasarkan baku mutu standar
(ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan);Keputusan para ahli yang dapat diterima secara
ilmiah, lazim digunakan, dan atau lebih ditetapkan oleh instansi yang bersangkutan.
3.Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Sebagai misal , dampak yang secara strategis harus dikelola untuk suatu rencana industri pulp
(bubur kertas) dan kertas adalah kualitas air limbah ,maka tujuan upaya pengelolaan lingkungan
secara spesifik adalah : “Mengendalikan mutu limbah cair yang dibuang ke sungai xyz,
khususnya parameter BOD5, COD< Padatan Tersuspensi total, dan PH; agar tidak melampaui
baku mutu limbah cair sebagaimana yang ditetapkan pemerintah, tentang Baku Mutu Limbah
Cair bagi kegiatan yang sudah Beroperasi”

14
4. Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan yang di utarakan juga mencakup upaya pengoperasian unit atau
sarana pengendalian dampak (misal unit pengelolaan limbah),bila unit atau sarana yang
dimaksud dinyatakan sebagai aktivitas dari rencana usaha atau kegiatan.

5.Lokasi Pengelolaan Lingkungan


Utarakan rencana lokasi kegiatan pengelolaan lingkungan dengan memperhatikan sifat dampak
penting yang dikelola. Sedapat mungkin lengkap pula dengan peta /sketsa/ gambar.

6.Periode Pengelolaan Lingkungan


Pengelolaan lingkungan dilaksanakan dengan memperhatikan sifat dampak penting yang
dikelola (lama berlangsung sifat kumulatif, dan berbalik tidaknya dampak ),serta kemampuan
pemprakarsa (tenaga, dana).

7.Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan


Pembiayaan untuk melaksanakan RKL merupakan tuygas dan tanggung jawab dari pemprakarsa
rencana usaha atau kegiatan yang bersangkutan.
Pembiayaan tersebut mencakup :
a. Biaya investasi misalnya pembelian peralatan pengelolaan lingkungan serta biaya untuk
kegiatan teknis lainnya.
b. Biaya personal dan biaya operasional.
c. Biaya pendidikan serta latihan keterampilan operasional.
8.Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pada setiap rencana pengelolaan lingkungan cantumkan institusi atau kelembagaan yang akan
berurusan, berkepentingan, dan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan lingkungan, sesuai
dengan peraturan perundang –undangan yang berlaku baik ditingkat nasional maupun daerah.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan sebagaimana
diatur dalam pasal 18 UU Nomor 4 Tahun 1982 meliputi :
(1). Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.
(2) Peraturan perundangan-undangan yang dikeluarkan oleh Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan.

15
(3). Peraturan Perundangan-undangan yang dikeluarkan oleh sektor terkait.
(4). Keputusan Gubernur, Bupati / Walikota.
(5). Peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan pembentukan institusi pengelolaan
lingkungan.

16
2

17

Anda mungkin juga menyukai