Anda di halaman 1dari 6

Permasalahan Paragraf 1:

Suatu ketika di Indonesia, terjadi endemi infeksi HIV di kota Asal Muasal. Melihat hal
tersebut, bupati dan para pejabat terkait bingung harus berbuat apa. Mereka lalu
mengeluarkan peraturan bahwa semua masyarakat di daerah tersebut harus melakukan
pemeriksaan screening HIV. Daerah tersebut membuat kartu dengan dua warna, yaitu warna
merah untuk mereka yang hasil screening HIV-nya positif dan hijau bagi mereka dengan hasil
screening negatif. Bupati daerah tersebut juga lalu mengeluarkan peraturan bahwa semua
orang yang akan keluar maupun masuk wilayah tersebut harus menunjukan kartu hijau untuk
dapat keluar dari wilayah tersebut. Selain itu, tidak ada satu orang pun yang boleh masuk ke
daerah tersebut, sedangkan yang sudah masuk minimal harus tinggal selama 3 hari.

Pro :

Permenkes No. 512 tahun 2007 Bab V tentang pembinaan dan pengawasan Pasal 21 ayat 1

(1) Menteri, Konsil Kedokteran Indonesia, Pemerintah Daerah, dan organisasi profesi melakukan
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan peraturan ini sesuai dengan fungsi, tugas dan
wewenang masing-masing.

Permenkes No. 1787 tentang iklan dan publikasi pelayanan kesehatan Bab I ketentuan umum
pasal 1 ayat 4

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat termasuk swasta.

Permenkes No. 1787 tentang iklan dan publikasi pelayanan kesehatan Bab I ketentuan umum
pasal 1 ayat 6

Pelayanan kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang meliputi
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, kuratif, dan rehabilitatif.

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab IV tanggung jawab pemerintah pasal 14 ayat 1
dan 2:

(1)Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan


mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

(2)Tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikhususkan pada
pelayanan publik.

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab IV tanggung jawab pemerintah pasal 18

Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam
segala bentuk upaya kesehatan.

Permenkes No. 512 tahun 2007 bab II izin praktik pasal 4 ayat 4
Keseimbangan antara kebutuhan pelayanan dengan kemampuan dokter atau dokter gigi yang
harus dipertimbangkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab III Hak dan Kewajiban pasal 6:
Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

Kontra:

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab III Hak dan Kewajiban pasal 5 ayat 3:

Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan
kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab III Hak dan Kewajiban pasal 19:

Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu,
aman, efisien, dan terjangkau.

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan 2009 Bab VI Upaya Kesehatan pasal 54:

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu,


serta merata, dan nondiskriminatif

Permasalahan paragraf 2:

Tersebutlah nyonya Tuna yang sedang mengalami peritonitis akut ec perforasi gaster. Rumah
sakit di kota Asal Muasal tidak dapat melakukan operasi laparatomi untuk mengatasi penyakit
yang diderita nyonya Tuna sehingga ia harus dirujuk ke kota Sumber Sehat. Sayangnya
dengan diberlakukannya peraturan di kota Asal Muasal , nyonya Tuna harus menunggu hasil
dari screening HIV padahal penyakit yang diderita adalah penyakit yang memerlukan
tindakan operasi yang cepat. Saat menunggu hasil pemeriksaan itu, nyonya tuna meninggal
dunia sebelum sempat dilakukan kegiatan apa-apa.

Pro:

Kode Etik Kedokteran Indonesia (S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002) Pasal 9:

Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan
dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan XVIII pembinaan dan pengawasan pasal 178:

Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan terhadap
setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya kesehatan di bidang
kesehatan dan upaya kesehatan.

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab XI kesehatan lingkungan pasal 162:

Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

Kontra:

Kode Etik Kedokteran Indonesia (S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002) Pasal 3:

Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Kode Etik Kedokteran Indonesia (S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002) Pasal 7a:

Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang
kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Kode Etik Kedokteran Indonesia (S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002) Pasal 13:

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali
bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan lebih mampu memberikan.
Kode Etik Kedokteran Indonesia (S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002) Pasal 8:

Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus mengutamakan kepentingan masyarakat


dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif) serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenarnya.

Permenkes No. 512 tahun 2007 BAB III tentang pelaksanaan praktik Pasal 14 ayat 1 dan 2:

(1) Praktik kedokteran dilaksanakan berdasarkan pada kesepakatan berdasarkan hubungan


kepercayaan antara dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan
pemulihan kesehatan.

(2) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan upaya maksimal pengabdian
profesi kedokteran yang harus dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penyembuhan dan
pemulihan kesehatan pasien sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur
operasional dan kebutuhan medis pasien.

Peritonitis akut adalah peradangan yang tiba-tiba pada peritoneum.

Peritonitis adalah suatu kondisi medis yang di tandai dengan peradangan pada peritoneum.

Peritoneum adalah lapisan tipis dari jaringan yang melapisi organ-organ perut dan terletak di
dalam dinding perut. Disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur pada membran.

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab X penyakit tidak menular pasal 161 ayat 1, 2, dan
3:

Manajemen pelayanan kesehatan penyakit tidak menular meliputi keseluruhan spektrum


pelayanan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Manajemen pelayanan sebagaima dimaksud pada ayat (1)di kelola secara profesional
sehingga pelayanan kesehatan penyakit tidak menular tersedia, dapat diterima, mudah
dicapai, berkualitas, dan terjangkau oleh masyarakat.

Manajemen pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dititikberatkan pada deteksi dini
dan pengobatan penyakit tidak menular

Permasalahan Paragraf 3:

Pada saat yang sama, kebetulan di kota Asal Muasal akan diselenggarakan pertemuan ilmiah
dokter-dokter bedah. Tuan Salmon yang telah lama didiagnosis menderita gagal ginjal sedang
bergembira karena mendapat kesempatan menjalani transplantasi ginjal secara gratis saat
pertemuan ilmiah tersebut. Saat itu ginjal donor untuknya telah tiba di rumah sakit di kota
Asal Muasal, peralatan medis pinjaman dari kota Sumber Sehat sudah tiba di rumah sakit
kota Asal Muasal dan siap digunakan namun terjadi masalah pada saat akan dilakukan
transplantasi ginjal tersebut. Dengan peraturan yang baru ini, dokter Patin yang akan
mengoperasi tuan Salmon tidak dapat masuk ke kota asal muasal, tuan Salmon juga tidak
dapat keluar ke kota Sumber Sehat sedangkan ginjal donor yang telah tiba di rumah sakit
hanya dapat bertahan selama 1 hari mengingat keterbatasan peralatan di kota Sumber Sehat.
Alhasil ginjal donor tersebut rusak dan tidak dapat digunakan, tuan Salmon pun batal
dioperasi.

Pro:

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab V Sumber Daya Kesehatan pasal 35 ayat 2:

Penentuan jumlah dan jenis fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh pemerintah daerah dengan mempertimbangan:

a. luas wilayah;

b. kebutuhan kesehatan;

c. jumlah dan persebaran penduduk;

d. pola penyakit;

e. pemanfaatannya;

f. fungsi sosial; dan

g. kemampuan dalam memanfaatkan teknologi

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab VI upaya kesehatan Kesehatan pasal 46 :

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan


upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan
dan upaya kesehatan masyarakat.

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab VI upaya kesehatan Kesehatan pasal 47 :

Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,


preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan.

Kontra:

Kode Etik Kedokteran Indonesia (S.K. P.B. IDI No:221/PB/A.4/04/2002) Pasal 7d:

Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.
UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab V Sumber Daya Kesehatan pasal 26 ayat 3:

Pengadaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dengan memperhatikan :

a. jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat;

b. jumlah sarana pelayanan kesehatan; dan

c. jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan beban kerja pelayanan kesehatan yang ada.

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab VI upaya kesehatan pasal 53 ayat 1 dan 3:

(1) Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan


memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.

(2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendahulukan
pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai