Bab 4 NITIP DONG
Bab 4 NITIP DONG
28
29
4.3 Hasil Uji Aktifitas Ekstrak Daun Katuk Sebagai Antioksidan Dengan
Metode DPPH
larutan DPPH pada panjang gelombang 516 nm. Metode DPPH dipilih karena
bebas maka intensitas warna ungu akan berkurang dan bila senyawa peredam
radikal bebas yang bereaksi jumlahnya besar akan menetralkan radikal bebas dan
membentuk DPPH tereduksi, maka warna larutan berubah dari warna ungu tua
ekstrakyang berekasi dengan radikal bebas DPPH, maka ikatan rangkap diazo
yang terdapat pada DPPH akan berkurang dan menyebabkan penurunan nilai
absorbansi.
Dari hasil pengukuran DPPH di dapat absorbansi yang paling baik adalah
0,671 pada panjang gelombang 516 nm, setelah itu di lakukan pengukuran
gelombang 516 nm, dengan waktu selang 5 menit selama 0-30 menit, mengacu
konsentrasi. Dari data pengukuran nilai absorbansi pada panjang gelombang 516
30
100
80
% peredaman
60 y = 0.8819x + 21.777
R² = 0.9936
40
20
0 Konsentrasi (ppm)
0 20 40 60 80
menentukan nilai IC50 yang dihitung dari persamaan regresi linier y=bx + a
diketahui nilai x adalah konsentrasi efektif dari ekstrak dalam menghambat 50%
32,04 ppm yang artinya aktifitas antioksidan dari ekstrak daun katuk sangat kuat.
31
antioksidan yang sudah ada yaitu vitamin c, penggunaan vitamin c ini sebagai
pelindung senyawa aktif yang ada dalam sediaan serta untuk mengetahui
seberapa kuat potensi antioksidan yang ada pada ekstrak tanaman daun katuk
perlakuan yang sama seperti pada ekstrak yaitu dengan mereaksikan vitamin c
80 y = 10.529x + 41.151
R² = 0.9933
70
60
% Peredaman
50
40
30
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Konsentrasi (ppm)
32
semakin kecil absorbansi yang di peroleh. Hal ini disebabkan karena semakin
untuk meredam radikal bebas DPPH semakin besar. Dari hasil pengukuran
DPPH di dapat absorbansi yang paling baik adalah 0,665 pada panjang
gelombang 517 nm, Dari hasil pengukuran aktifitas antioksidan dari vitamin c
(IC50) yaitu sebesar 0,80 ppm yang berarti bahwa aktifitas antioksidan dari
vitamin C sangat kuat. Nilai IC50 dari vitamin C lebih tinggi di bandingkan
dengan nilai IC50 dari ekstrak daun katuk, lebih kecilnya nilai IC50 dari ekstrak
saponin, dan tanin sedangkan vitamin C merupakan senyawa sintetis murni yang
kemampuan antioksidan dari ekstrak daun katuk dan vitamin c menunjukan nilai
IC50 yang berada pada rentang nilai sangat kuat yaitu kurang dari 50%.
lemon dan aquadest dilakukan dengan ketentuan yang berlaku pada Handbook of
gunakan dalam pembuatan sediaan krim adalah setil alkohol yang berfungsi
emulsi a/m dan meningkatkan stabilitas sediaan pada sediaan krim dipilih pada
beberpa konentrasi yaitu mulai dari 7,5%-12% karena tercantum di hope yang
dapat digunakan sebagai basis rentang 2%-12% dan alasan pemilihan basis ini
karena setil alkhol tidak tercampurkan dengan oksidator kuat, natrium lauril
sulfat digunakan untuk surfaktan pada sediaan krim sebnayak 0,5% karena
air, digunakan sebnayak 10% karena di hope tercantum rentang yang dapat
digunakan 5%-80%, oleh karena itu digunakan 10% untuk melarutkan ekstrak
tidak terlaru encer metil paraben dan propil paraben berfungsi sebagai pengawet,
karena sediaan krim yang dipilih berupa tipe minyak dam air sehingga
keberadaan air dalam jumlah besar dapat membantu pertumbuhan jamur dan
antimikroba parafin cair berfungsi sebagai emolien dalam basis krim dan juga
sebagai pelarut, oleum lemon berfungsi sebagai bahan tambahan pewangi pada
antioksidan sedian yang berfungsi sebagai pelindung senyawa aktif dari ekstrak
menutupi bau khas daun katuk sehingga bau menarik dan digunakan
sediaan krim dimana krim ini menggunakan tipe emulsi minyak dalam air karena
krim dengan dasar emulsi minyak dalam air pemakaiannya bersifat lebih
nyaman karena relatif tidak beminyak dan mudah dicuci dengan air. Pembuatan
melakukan vareasi basis krim ini adalah untuk mendapatkan basis krim yang
paling baik. Alasan pemilihan setil alkohol sebagai basis karena berdasarkan
dengan oksidator kuat. Hasil dari pembuatan sediaan krim ini disesuaikan
dengan literatur dimana nilai HLB setil alkohol 15% ini sesuai dengan tipe
emulsi minyak dalam air yaitu dengan nilai HLB pada rentang 8-18%
warna dan bau. Pengamatan pada setiap formula menunjukan warna hijau muda,
dan berbau khas oleum lemon. segi warna stabil. Hasil pengamatan orgaoleptik
sediaan krim ekstrak daun katuk dapat di lihat pada tabel 4.4
pengamatan
1 3 7 11 14 21 28
simpan pada suhu kamar dengan keadaan tertutup selama 28 hari, hasil
dengan konsentrasi 12% tidak menunjukan perubahan terhadap warna bau, dan
dan formula yang paling baik adalah formula 3 di lihat dari warna bau dan
dalam krim yang diperiksa, dan didiamkan sampai menunjukan posisi tetap, pH
yang ditunjukan pada layar pH meter dicatat. Pengukuran ini dilakukan 3 kali
pada setiap formula pada hari ke 1, 3, 7, 11, 14, 21, dan 28. Hasil pemeriksaan
formula 1
6.5
formula 2
6.4
6.3 formula 3
pH
6.2
6.1
6 Hari ke-
1 3 7 11 14 21 28
diantara ketiga formula hanya formula 3 yang stabil selama waktu penyimpanan
yaitu pada pH 6,4. Hasil yang diperoleh masih berada pada rentang kulit yaitu
antara 4 - 6,8. Pengolahan data hasil pengukuran pH krim ekstrak daun katuk
yaitu >0,05 sehingga H0 diterima, yang artinya nilai pH pada setiap formula
(28 hari). Hasil pengamatan viskositas dapat dilihat pada tabel 4.5
10000
9000
8000
7000
6000
5000
viskositas
4000 formula 1
3000 formula 2
2000
1000 formula 3
0
1 3 7 11 14 21 28
Hari ke-
menggunakan statistik ANAVA. Nilai Asymp Sig yang didapatkan yaitu >0,05
39
sehingga H0 diterima, yang artinya nilai viskositas pada setiap formula tidak
Uji hedonik sediaan krim ekstrak daun katuk dilakukan terhadap formula
1,2 dan 3 yang paling baik setelah dilakukan pengujian organoleptik, pengujian
stabilitas, pengujian pH, dan pengujian viskositas. Uji hedonik dilakukan pada
20 panelis di STIkes BTH dengan cara dioleskan pada punggung tangan panelis.
Penilaian Formula
Panelis F1 F2 F3
Suka Tidak Suka Tidak Suka Tidak
Suka Suka Suka
Warna 20 15 5 9 11 10 10
Bau 20 10 10 16 4 7 13
Kelengketan 20 17 3 10 9 4 16
Kelembutan 20 18 2 11 9 18 2
Kemudahan diratakan 20 16 4 8 12 14 6
Kemudahan dibersihkan 20 13 7 9 11 15 5
Formula 2
Penilaian Formula
Panelis F1 F2 F3
Suka Tidak Suka Tidak Suka Tidak
Suka Suka Suka
Warna 20 16 4 19 1 13 7
Bau 20 12 8 14 6 19 1
Kelengketan 20 15 5 11 9 15 5
40
Kelembutan 20 19 1 10 10 12 8
Kemudahan diratakan 20 17 3 2 18 17 3
Kemudahan dibersihkan 20 13 7 16 4 10 10
Formula 3
Penilaian Formula
Panelis F1 F2 F3
Suka Tidak Suka Tidak Suka Tidak
Suka Suka Suka
Warna 20 10 10 6 14 13 7
Bau 20 13 7 13 7 19 1
Kelengketan 20 9 11 11 9 15 5
Kelembutan 20 12 8 10 10 12 8
Kemudahan diratakan 20 8 12 2 18 17 3
Kemudahan dibersihkan 20 4 16 16 4 10 10
Metode ini berdasarkan bahwa suatu emulsi minyak dalam air dapat
diencerkan dengan air dan tipe air dalam minyak dapat diencerkan dengan
minyak, Saat minyak ditambahkan tidak akan bercampur ke dalam emulsi dan
masukan ke dalam gelas kimia kemudian di encerkan dengan air, Hasil yang di
dapat sediaan krim yang dibuat dapat di encerkan maka sediaan krim adalah
tipe emulsi minyak dalam air sesuai dengan tipe emulsi dari formula yang
dibuat.
Metode ini berdasarkan bahwa suatu pewarna larut air akan larut dalam
fase luar dari emulsi sementara zat warna larut minyak akan di tarik oleh fase
41
metilen blue di campurkan kedalam krim, dari hasil pengujian yang dilakukan
seluruh warna metilen blue tercampur kedalam krim, maka emulsi krim yang di
buat mempunyai tipe minyak dalam air sesuai dengan tipe emulsi dari formula
yang dibuat.
Cara pengujian pada uji tipe emulsi dengan kertas saring ini dilakukan
dengan cara meneteskan emulsi krim ke atas kertas saring bersih. dari hasil
pengujian yang dilakukan tetesan itu menyebar dengan cepat di dalam kertas
saring maka emulsi krim yang dibuat mempunyai tipe minyak dalam air, karena
air cenderung menyebar lebih cepat dibandingkan dengan minyak. Hal ini sesuai
pada panjang gelombang 517 nm. Pengujian antioksidan dilakukan pada formula
hasil formula 3 yang paling stabil, Sampel yang dibuat larutan induk 1000 ppm
diencerkan dalam beberapa variasi konsentrasi yaitu 10, 20, 30, 40, 50, 60, dan
ml larutan DPPH 0,005%, inkubasi selama 30 menit pada tempat gelap agar
bereaksi sempurna. Hasil IC50 yang diperoleh pada sediaan krim ekstrak daun
katuk ini yaitu 51,86 ppm yang menunjukan bahwa aktifitas antioksidan kuat.
42