Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH SUHU PADA REAKSI EKSOTERMIS DAN


ENDOTERMIS
MATA KULIAH KIMIA FISIK

Disusun oleh:
Ayash Azka 17.01.941.005

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
SUMBAWA BESAR
2018
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam Hukum Pertama Termodinamika, dinyatakan bahwa energi tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Pernyataan ini dikenal juga
dengan sebutan Hukum Kekekalan Energi. Energi hanya dapat berubah dari
suatu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam mempelajari perubahan energy,
dikenal sistem dan lingkungan. Sistem adalah bagian dari alam semesta yang
menjadi pusat perhatian. Lingkungan adalah bagian dari alam semesta diluar
system yang berinteraksi dengan sistem.
Reaksi-reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi. Reaksi
kimia atau zat-zat yang bereaksi merupakan sistem. Tebung, wadah, atau
reaktor tempat berlangsungnya reaksi , dan segala yang ada disekitanya
merupakan lingkungan. Ada reaksi yang melepaskan energi ke lingkungan. Ada
pula yang sebaliknya, reaksi yang menyerap energy dari lingkungan. Pada
sebagian besar reaksi kimia, energi yang dilepas atau energi yang diserap itu
berupa panas atau kalor. Oleh karena itu, ilmu kimia yang membahas khusus
masalah ini disebut termokimia.
Reaksi yang melepaskan panas atau kalor dari sistem ke lingkungan
disebut reaksi eksoterm. Sebaliknya, reaksi yang menyerap panas atau kalor dari
lingkungan ke sistem disebut reaksi endoterm.

b. Landasan Teori
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor. Contoh
eksoterm: membakar minyak tanah di kompor minyak dan nyala api unggun.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Contoh endoterm: asimilasi
dan fotosintesis.

Pada reaksi eksoterm, kalor mengalir dari sistem ke lingkungan sehingga


entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk (Hp) lebih kecil dari pada
entalpi pereaksi (Hr). Oleh karena itu perubahan entalpinya (ΔH) bertanda negatif.
Reaksi Eksoterm: ΔH = Hp – Hr < 0 (negatif)
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi
sistem akan bertambah, artinya entalpi produk (Hp) lebih besar dari pada entalpi
pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpinya (ΔH) bertanda positif.
Reaksi Endoterm: ΔH = Hp – Hr > 0 (positif)
Perubahan entalpi reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan
diagram tingkat energi seperti berikut ini:

c. Tujuan
Untuk mengetahui reaksi eksotermis dan endotermis

II. METODE PELAKSANAAN


a. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu 6 Juni 2015 di Laboratorium
Pangan Terpadu Fateta, Universitas Teknologi Sumbawa
b. Alat dan bahan
Alat
- Neraca Analitik
- Gelas kimia 100 mL
- Pengaduk
- Stopwatch
- Pemanas
- Thermometer

Bahan
- Akuades
- Detergen
- Pupuk urea

c. Prosedur Kerja
Penentuan reaksi eksotermis dan endotermis
- Timbang 50 g pupuk urea dan 50 g detergen
- Siapkan 2 gelas kimia 100 mL yang telah diisi 50 g dengan pupuk dan detergen
- Hidupkan stopwatch sambil menambahkan 50 ml akuades ke dalam gelas kimia
- Aduk hingga homogen, sambil melalukan pengecekan suhu dengan thermometer.
- Catat perubahan suhu
- Lakukan percobaan tersebut pada garam, gula, dan pupuk urea.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil

No Larutan Hasil Pengamatan


1 Pupuk urea T awal = 25 °C, T akhir = 20 °C
2 Detergen T awal = 25 °C, T akhir = 30 °C
b. Analisis Data
No Zat yang dicampur Suhu (oC) Kesimpulan
T0 T1 ɅT
1 Aquades+pupuk urea 25 20 -5 Endoterm

2 Aquades+Detergen 25 30 -5 Eksoterm

c. Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu aquades dengan pupuk urea menunjukan
adanya perubahan suhu yang mula-mula larutan pupuk urea sebesar 25 oC
setelah dicampur aquades suhunya menurun menjadi 20 oC. Reaksi tersebut
merupakan reaksi endoterm karena reaksi tersebut menyerap kalor dari
lingkungan ke sistem yang menyebabkan menurunnya suhu campuran
(lingkungan).
Pada percobaan kedua yaitu aquades dengan detergen menunjukan suhu
yang mula-mula larutan pupuk urea sebesar 25 oC setelah dicampur dengan
aquades suhunya naik menjadi 30 oC. Reaksi tersebut merupakan reaksi
eksoterm karena reaksi tersebut melepas kalor dari sistem ke lingkungan yang
menyebabkan naiknya suhu campuran (lingkungan)

IV. PENUTUP
a. Simpulan

Berdasarkan data yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa campuran antara


aquades dengan detergen merupakan reaksi eksoterm yang artinya reaksi ini
melepaskan kalo dari sistem ke lingkungan. Sedangkan campuran antara aquades
dengan pupuk urea merupakan reaksi endoterm karena reaksi ini menyerap kalor
dari lingkungan ke sistem.

DAFTAR PUSTAKA
Sugiawati, V. A. 2013. “Penggunaan strategi Konflik Kognitif dalam Pembelajaran TPS
untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa pada Materi Termokimia” [Jurnal Nalar
Pendidikan]. Vol 1. Hal: 26. Universitas Negeri Makasar (ID)

Anda mungkin juga menyukai