Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PENDAHULUAN B. Gangguan
Studi hubung singkat dilakukan untuk menentukan besarnya Gangguan simetris, merupakan gangguan yang terjadi
arus yang mengalir melalui sistem tenaga listrik pada berbagai pada semua fasanya sehingga arus maupun tegangan
jarak setelah gangguan berubah menurut waktu sampai setiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan terjadi.
mencapai kondisi tetap. (Yelfianhar, 2009 : 70).
Gangguan ini terdiri dari:
1. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa, yakni
gangguan yang terjadi ketika ketiga fasa saling
terhubung singkat. Dimana :
2. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ke Tanah, 𝑉𝑓 : Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya
yakni gangguan yang terjadi ketika ketiga fasa gangguan (V)
terhubung singkat ke tanah. 𝑍1 : Impedansi urutan positif dilihatdari titik gangguan (Ω)
Semua gangguan hubung singkat diatas, arus gangguannya Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah
dihitung dengan menggunakan rumus dasar yaitu :
V=IZ
Dimana :
I = Arus (A)
V = Tegangan sumber (V)
Z =Impedansi jaringan, nilai ekivalen dari seluruh impedansi Dimana :
di dalam jaringan dari sumber tegangan sampai titik gangguan
𝑉𝑓 : Tegangan di titik gangguan sesaat sebelum terjadinya
(Ohm)
gangguan (V)
𝑍0 : Impedansi urutan nol dilihat dari titik gangguan (Ω)
Yang membedakan antara gangguan hubung singkat tiga
𝑍1 : Impedansi urutan positif dilihatdari titik gangguan (Ω)
fasa, dua fasa dan satu fasa ke tanah adalah impedansi yang
terbentuk sesuai dengan macam gangguan itu sendiri, dan
tegangan yang memasok arus ke titik gangguan. Impedansi Hubung Singkat 1 Fasa ke Tanah
yang terbentuk dapat ditunjukkan seperti berikut ini :
Dimana :
Z1 = Impedansi urutan positif (Ohm)
Z2 = Impedansi urutan negatif (Ohm)
Dimana :
Z0 = Impedansi urutan nol (Ohm)
𝑉𝑝ℎ = tegangan fasa-netral sistem (V)
C. Perhitungan Arus Hubung Singkat 𝑍1𝑒𝑞 = Impedansi urutan positif (Ω)
𝑍0𝑒𝑞 = Impedansi urutan nol (Ω)
Gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik
merupakan gangguan asimetris sehingga memerlukan metode
komponen simetris untuk menganalisa tegangan dan arus pada III. HASIL DAN ANALISIS
saat terjadi gangguan. Gangguan yang terjadi dapat dianalisa
dengan menghubung-singkatkan semua sumber tegangan yang A. Kondisi Awal
ada pada sistem dan mengganti titik (node) gangguan dengan
sebuah sumber tegangan yang besarnya sama dengan tegangan Pada kondisi awal, rangkaian belum memiliki tambahan
sesaat sebelum terjadinya gangguan di titik gangguan tersebut. komponen (menggunakan rangkaian praktikum modul 2). Data
Sehingga gangguan asimetris dapat direpresentasikan dengan dari kondisi awal tersebut terdapat pada Gambar 1 di lembar
menggunakan teori komponen simetris yaitu berdasarkan lampiran.
komponen urutan positif, komponen urutan negatif, dan
komponen urutan nol. Untuk menentukan apakah rangkaian tersebut dalam kondisi
undervoltage, overvoltage atau overload dapat dilihat dari nilai
Sedangkan gangguan hubung singkat tiga fasa termasuk dalam tegangan busbar. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa nilai
klasifikasi gangguan simetris, dimana arus maupun tegangan tegangan busbar pada beban 1 dan beban 2 yaitu :
stiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan terjadi. 𝑉1 = 0,8453 pu
Sehingga pada sistem seperti ini dapat dianalisa hanya dengan 𝑉2 = 0,8177 pu
menggunakan urutan positif saja. Lalu kita dapat menentukan nilai tegangan busbar dengan
menghitung manual secara matematis sebagai berikut :
Hubung Singkat Tiga Fasa Vact = Vpu x Vbase
Dapat disimpulkan bahwa penambahan Capacitor Bank dapat D. Penambahan Line Transmission
meningkatkan nilai tegangan pada beban, sehingga dapat
menanggulangi kondisi undervoltage pada sistem tenaga listrik. Pada percobaan ini, praktikan menambahkan Line
Hal ini dapat terjadi karena Capacitor Bank dapat berfungsi Transmission (Pi Line) sebanyak 2 buah di setiap Line yang
sebagai penyerap daya reaktif negatif, sehingga Capacitor Bank sudah ada dengan cara memparalelkannya. Percobaan pertama
akan melawan daya reaktif positif yang ditimbulkan oleh beban dilakukan penambahan 2 Pi Line secara paralel pada Line 1.
induktif. Secara tidak langsung Capacitor Bank berfungsi Output yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 7. Dari
sebagai penyuplai daya reaktif sehingga akan memperbaiki gambar tersebut, perubahan nilai tegangan pada beban 1 dan
nilai tegangan pada beban 2 sangat kecil yaitu sekitar 0,001. Hal
ini dikarenakan posisi Line 1 tidak terhubung secara langsung
dengan beban ataupun generator sehingga peningkatan E. Cara Menanggulangi Ketika Busbar Beban
tegangan sangat kecil. Undervoltage
Kondisi ketika ditambahkan paralel Pi Line pada Line 1 : Ketika busbar beban dalam kondisi undervoltage, maka dapat
𝑉1 = 0,8452 pu dilakukan beberapa cara guna menanggulangi kondisi tersebut
𝑉2 = 0,8176 pu sebagai berikut :
1. Penambahan komponen Capacitor Bank pada beban
Percobaan kedua dilakukan penambahan 2 Pi Line secara yang mengalami undervoltage.
paralel pada Line 1, 2 dan 3. Output yang dihasilkan dapat 2. Penambahan Line Transmission yang dihubungkan
dilihat pada Gambar 8. Dari gambar tersebut, perubahan nilai secara paralel pada Line.
tegangan pada beban 1 dan tegangan pada beban 2 cukup besar
yaitu 0,0842 dan 0,091. Hal ini dikarenakan posisi Line 2 dan
Line 3 terhubung secara langsung dengan beban sehingga F. Cara Menanggulangi Ketika Busbar Beban
peningkatan tegangan cukup besar. Overvoltage
Kondisi ketika ditambahkan paralel Pi Line pada Line 1, 2 dan Ketika busbar beban dalam kondisi overvoltage, maka dapat
3: dilakukan dengan cara penambahan komponen Reactor Shunt
𝑉1 = 0,9293 pu pada beban yang mengalami overvoltage.
𝑉2 = 0,9076 pu
Percobaan ketiga dilakukan penambahan 2 Pi Line secara G. Cara Mendapatkan Nilai Kapasitansi yang
paralel pada Line 1, 2, 3 dan 4. Output yang dihasilkan dapat Dibutuhkan Capacitor Bank Apabila Beban dalam
dilihat pada Gambar 9. Dari gambar tersebut, perubahan nilai Kondisi Undervoltage
tegangan pada beban 1 dan tegangan pada beban 2 semakin
besar dibandingkan dengan sebelumnya, yaitu 0,0982 dan Ketika beban dalam kondisi undervoltage, maka dapat
0,1174. Hal ini dikarenakan posisi Line 2, Line 3 dan Line 4 dilakukan dengan penambahan komponen Capacitor Bank pada
terhubung secara langsung dengan beban sehingga peningkatan beban yang mengalami undervoltage. Cara mendapatkan nilai
tegangan cukup besar. kapasitansi yang dibutuhkan yaitu dengan cara mengatur nilai
Capacitive Reactive Power (QC) yang sesuai.
Kondisi ketika ditambahkan paralel Pi Line pada Line 1, 2, 3
dan 4 : Capacitor Bank melawan daya reaktif positif yang ditimbulkan
𝑉1 = 0,9435 pu oleh beban induktif, secara tidak langsung Capacitor Bank
𝑉2 = 0,9351 pu berfungsi sebagai penyuplai daya reaktif sehingga akan
memperbaiki nilai faktor daya (cos phi) sistem tersebut yang
Dari semua data tersebut dapat disimpulkan bahwa akan berpengaruh pada kenaikan tegangan pada beban. Besar
penambahan Line Transmission pada sistem tenaga listrik akan kapasitansi pada Capacitor Bank berbanding lurus dengan besar
meningkatkan nilai tegangan pada beban. Hal ini terjadi karena tegangan pada beban. Semakin besar nilai kapasitansi akan
impedansi yang dihubungkan secara paralel menghasilkan semakin besar juga nilai tegangan pada beban.
impedansi yang nilainya setengah dari nilai impedansi awalnya
(sesuai teorema seri-paralel resistor). Penurunan nilai
impedansi akan berpengaruh terhadap drop tegangan sehingga IV. SIMPULAN
akan menaikan nilai tegangan pada beban. Semakin banyak
penambahan Transmission Line secara seri, maka impedansi Dari praktikum modul 3 ini, didapatkan beberapa kesimpulan
akan semakin besar sehingga drop tegangan juga akan semakin sebagai berikut :
besar yang mengakibatkan nilai tegangan beban akan semakin Capacitor Bank berfungsi untuk menanggulangi kondisi
kecil. Namun semakin banyak penambahan Transmission Line undervoltage pada sistem tenaga listrik dengan cara
secara paralel, maka impedansi akan semakin kecil sehingga menyuplai daya reaktif bus.
drop tegangan juga akan semakin kecil yang mengakibatkan Reactor Shunt berfungsi untuk menanggulangi kondisi
nilai tegangan beban akan semakin besar. overvoltage pada sistem tenaga listrik dengan cara
menyerap daya reaktif bus.
Jadi penambahan jalur transmisi secara paralel dimaksudkan Penambahan Line Transmission secara paralel berfungsi
agar drop tegangan yang terjadi semakin kecil dan tegangan untuk menanggulangi kondisi drop voltage sehingga
beban semakin besar, sehingga dengan penambahan jalur meningkatkan nilai tegangan pada beban.
transmisi secara paralel dapat menanggulangi kondisi
undervoltage pada sistem tenaga listrik.
REFERENSI
[1] Modul Praktikum Sistem Tenaga Elektrik, Laboratorium Sistem
Kendali dan Komputer Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2014.
[2] Grainger, John J dkk, Power System Analysis, International
Edition, Singapore, 1994.